FUNGSI KULIT
1. Secara langsung atau permanen menyamakan perubahan dalam bentuk dan volume organ atau jaringan adiposa yang terletak
dibawah kulit.
2. Memberikan perlindungan dalam agresi eksternal mekanis (friksi atau impaksi).
3. Memfasilitasi dalam memegang atau mencengkeram benda dengan tangan atau kaki.
Sumber : Agache P., Varchon D. (2015) Skin Mechanical Function. In: Humbert P., Maibach H., Fanian F., Agache P. (eds) Agache’s
Measuring the Skin. Springer, Cham. https://doi.org/10.1007/978-3-319-26594-0_129-1. Mitsui t. (1997) New Cosmetic Science.
Fungsi Protektif atau Sawar Kulit
Fiber elastis dermis dan jaringan lemak subkutan berperan untuk mencegah serangan mekanis eksternal kontak langsung dengan tubuh
bagian dalam. Kulit memiliki kapasitas untuk menetralkan alkali dan menjaga kondisi permukaan kulit pada pH asam lemah sebagai
perlindungan terhadap toksin kimiawi.
Bagian tubuh yang mendapat serangan mekanis kronis seperti: kaki, tempurung lutut dan tangan akan mengalami penebalan lapisan
tanduk sebagai perlindungan terhadap rangsangan eksternal. Lapisan tanduk terluar dan lemak pada permukaan kulit berperan sebagai
barrier (penghalang) terhadap penetrasi air, mencegah hilangnya cairan tubuh dan melindungi dari toksin eksternal.
Asam lemak tak jenuh dalam lipid kulit memiliki sifat bakterisidal dan mencegah pertumbuhan bakteri pada kulit. Selain itu, kulit
memiliki sel-sel yang berhubungan dengan kekebalan tubuh, yaitu memberikan reaksi pertahanan melalui respon imun. Contohnya
seperti respons tuberkulin, dengan memberikan informasi penting tentang sensitivitas manusia terhadap bakteri.
Pigmentasi melanin di kulit menyerap dan melindungi tubuh dari bahaya radiasi UV. Ketidakrataan permukaan kulit, lapisan tanduk,
keratohyalin, granule, dan lainnya berperan pada difraksi cahaya untuk melindungi tubuh dari cahaya berbahaya.
Hipotalamus merupakan pusat yang mengatur suhu tubuh dan keringat. Pada suhu dingin, pembuluh darah
pada kulit mengalami vasokonstriksi sehingga peredaran darah berkurang untuk mempertahankan suhu
tubuh. Pada suhu panas, pembuluh darah pada kulit berdilatasi sehingga peredaran darah meningkat dan
terjadi penguapan keringat dari kelenjar untuk menjaga suhu tubuh tidak terlalu panas.
Lapisan tanduk dan jaringan subkutan juga berperan dalam menjaga stabilitas suhu tubuh dengan
menghalangi transmisi dari perubahan suhu eksternal ke dalam tubuh. Otot arrector pili pada rambut yang
juga dikontrol oleh sistem saraf otonom dapat menjebak lapisan isolasi udara di permukaan kulit untuk
mengurangi hilangnya panas tubuh.
Kelenjar ekrin dikontrol oleh sistem saraf otonom, berperan utama dalam mengurangi suhu tubuh melalui
penguapan cairan dan menekan peningkatan suhu tubuh yang tiba-tiba akibat lingkungan yang panas,
olahraga berat, ataupun makan makanan pedas. Rata-rata jumlah kelenjar ekrin sekitar 2,3 juta yang dapat
menghasilkan keringat lebih dari 1 liter per jam dan lebih dari 10 liter per hari. Kelenjar ini terdapat di
seluruh tubuh dan banyak ditemukan di kepala, dahi, telapak tangan dan telapak kaki. Keringat yang
dihasilkan kelenjar ekrin mengandung NaCl sebagai komponen utama, disertai urea, asam laktat, sulfida,
ammonia, asam urat, kreatinin, asam amino, dan lain-lain. Cairan ini bersifat agak asam dan menekan
aktivitas bakteri.
Kelenjar apokrin sebagian besar dipengaruhi oleh hormon, hanya terdapat pada bagian tubuh tertentu seperti
aksila, daerah kemaluan dan anal, serta payudara. Keringat yang dihasilkan bersifat basa lemah dan mudah
terjadi infeksi bakteri. Ekskresi dari kelenjar apokrin dimulai ketika pubertas.
Penurunan temperatur oleh paparan stimulasi dingin pada kulit menyebabkan vasokonstriksi dan respons
lokal. Hipotalamus bagian posterior. Reaksi yang terjadi disebabkan oleh efek lokal temperatur langsung
pada pembuluh darah dan juga oleh refleks lokal cord yang di konduksi dari reseptor kulit ke medula
spinalis (saraf simpatis) dan kembali ke area kulit yang sama dan kelenjar keringat dan sistem saraf otonom
yang meregulasi kulit adalah saraf simpatis.
Fungsi Absorpsi
One benefit of this type of transdermal absorption has been the development of cutaneous drug delivery systems as a
method for supplying medications to the body.
- Melalui epidermis
- Melalui kelenjar sebaceous dari folikel rambut.
Steroid, hormon wanita atau pria dan adrenocorticosteroid, zat larut lemak seperti vitamin A; D; E; K di absorpsi melalui kulit, tetapi zat
larut air tidak mudah diserap karena adanya pertahanan terhadap air dan zat larut air yang terbentuk dari lapisan stratum corneum.
Kelarutan zat lemak yang diserap, umur, asupan peredaran darah kulit, suhu kulit, kandungan air pada lapisan stratum corneum, tingkat
kerusakan lapisan stratum corneum, suhu dan kelembapan merupakan faktor absorpsi transdermal. Keuntungan absorpsi transdermal ini
telah memberikan penemuan dalam mengembangkan obat yang dapat diserap kulit sebagai metode dalam memberikan obat ke tubuh.