Anda di halaman 1dari 16

COVID 19

ANITA
MUHAMMAD DZAKWAN
PENDAHULUAN

• Terdapat infeksi betacoronavirus jenis baru yang diberi nama 2019 novel coronavirus
(2019-nCoV), dilaporkan di Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019.
• WHO menetapkan Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2)
sebagai nama virus dan Coronavirus disease 2019 (COVID-19) sebagai nama penyakit
pada tanggal 11 Februari 2020.
• Dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO pada tanggal 11 Maret 2020.
DEFINISI

• Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-


2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini
disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
DEFINISI KASUS

• Orang Tanpa Gejala (OTG)


• Orang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang positif COVID-19
• Orang tanpa gejala merupakan kontak erat* dengan kasus positif COVID-19

• Orang Dalam Pemantauan (ODP)


• Orang yang mengalami demam (≥38 oC) atau riwayat demam; atau gejala gangguan sistem
pernapasan (pilek / sakit tenggorokan / batuk)
• Pada foto toraks tidak ditemukan gambaran pneumonia
DEFINISI KASUS

• Pasien Dalam Pengawasan (PDP)


• Orang demam (≥38 °C) atau riwayat demam; disertai salah satu gejala / tanda penyakit
pernapasan (batuk / sesak nafas / sakit tenggorokan / pilek / pneumonia ringan hingga berat)
• Pada foto toraks ditemukan adanya gambaran pneumonia

• Pasien Terkonfirmasi
Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan tes positif melalui pemeriksaan
PCR.
ETIOLOGI

 Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong


dalam family coronavirus.
 Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal
positif, berkapsul dan tidak bersegmen.
 Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus,
umumnya berbentuk bundar dengan beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm.
 SARS-COV-2 sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Efektif dapat dinonaktifkan
dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol, disinfektan yang
mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan khloroform (kecuali khlorheksidin).
GEJALA

• • Demam (83 – 99%)


• • Batuk (59 – 82%)
• • Kelelahan (44 – 70%)
• • Anorexia (40 – 84%)
• • Sesak napas (31 – 40%)
• • Produksi sputum (28 – 33%)
• • Myalgia (11 – 35%)
• • Sakit kepala, kebingungan, rhinorea, nyeri tenggorokan, batuk darah, muntah dan diare.

CDC Interim Clinical Guidance for Management of Patients with Confirmed Coronavirus Disease (COVID-19).
Updated March 30, 2020
• Catatan:
• Pasien lansia serta pasien dengan komorbid dapat menunjukkan gejala demam dan gejala
pernapasan yang terlambat
• Beberapa studi melaporkan gejala pada anak sama dengan orang dewasa dan umumnya
lebih ringan
PENULARAN

• 1. Droplet Transmission
• Terkena percikan droplet (5 – 10 µm) yang terinfeksi dalam jarak 1 meter dari batuk / bersin
• Resiko mukosa (mulut/hidung) atau konjungtiva (mata) terpapar droplet

• 2. Contact Transmission
• Kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi
• Kontak tidak langsung dengan permukaan / benda yang digunakan pada pasien yang terinfeksi
(stetoskop / termometer)
DIAGNOSIS

• • Anamnesis
• Gejala klinis
• Riwayat perjalanan
• Riwayat kontak dengan penderita COVID-19
• Riwayat bekerja / berkunjung di area terjangkit COVID-19

• • Pemeriksaan fisik
• • Pemeriksaan penunjang
• Foto toraks (gambaran pneumonia)
• CT scan toraks (gambaran opasitas ground-glass)
• RT-PCR (swab tenggorok / sputum / aspirat saluran napas bawah)
• Darah perifer lengkap (leukopenia / normal / limfopenia)
• Kimia darah (fungsi hepar, fungsi ginjal, prokalsitonin, asam laktat, dll.)
GAMBARAN UMUM FOTO THORAX
PASIEN COVID-19
KOMPLIKASI

• Pneumonia (infeksi paru-paru)
• Infeksi sekunder pada organ lain
• Gagal ginjal
• Acute cardiac injury
• Acute respiratory distress syndrome
• Kematian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai