Anda di halaman 1dari 18

ATRESIA

DUODENI

Disusun Oleh:
1. M TAUFIK UKHROWI
2. M HARMONO
3. RIFQI IHSAAN M.Y

Pembimbing: dr. Evo Elidar Harahap, Sp. Rad (K)


ANATOMI
DEFINISI
Atresia duodenum adalah kondisi
dimana duodenum tidak berkembang
baik. Pada kondisi ini deodenum bisa
mengalami penyempitan secara komplit
sehingga menghalangi jalannya
makanan dari lambung menuju usus
untuk mengalami proses absorbsi.
ETIOLOGI

Penyebab yang mendasari


terjadinya atresia duodenal sampai
saat ini belum diketahui. Atresia
duodenal sering ditemukan
bersamaan dengan malformasi pada
neonatus lainnya, yang
menunjukkan kemungkinan bahwa
anomali ini disebabkan karena
gangguan yang dialami pada awal
kehamilan.
PATOFISIOLOGI
Gangguan perkembangan duodenum
terjadi akibat proliferasi endodermal
yang tidak adekuat (elongasi saluran
cerna melebihi proliferasinya) atau
kegagalan rekanalisasi pita padat
epithelial (kegagalan proses
vakuolisasi).
KLASIFIKASI
Tanda dan Gejala
- Pembengkakan abdomen Pada
bagian atas.
- Feses jumlahnya lebih sedikit dan
konsestinnya lebih kering.
- Muntah banyak segera setelah
lahir & berwarna hijau.
- distensi terbatas pada epigastrium.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaaan Fisik
Inspeksi : tampak contour/ peristalsis
lambung atau usus di daerah
epigastrium
Palpasi : tampak distended pada
daerah epigastrium
disebabkan oleh duodenum
dan gaster yang berdilatasi
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
2. Radiografi
The Double Bubble Sign
Radiografi terlentang frontal perut menunjukkan tanda
gelembung ganda: perut yang membesar (S) dan duodenum
proksimal (D) pada neonatus dengan atresia duodenum.
Perhatikan tidak adanya gas distal
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
3. USG
The Double Bubble Sign
Dijumpai Polihidramnion
USG, menunjukkan 2 lesi anechoic (tanda gelembung ganda).
Gelembung pertama dibentuk oleh perut janin yang berisi cairan,
gelembung kedua dibentuk oleh duodenum janin yang distensi.
Obstruksi kemungkinan berada di bagian kedua duodenum.
USG prenatal pada bidang miring sagital ke janin menunjukkan tanda
gelembung ganda pada janin dengan atresia duodenum. Di dalam rahim,
lambung (S) dan duodenum (D) diisi dengan cairan.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
4. MRI
Foto(kanan) adalah MRI janin
dengan atresia duodenum.
Tanda "gelembung ganda".
Dan terjadinya polihidramnion
TATALAKSANA
1.Preoperatif
Setelah diagnosis ditegakkan, maka resusitasi
yang tepat diperlukan dengan melakukan
koreksi terhadap keseimbangan cairan dan
abnormalitas elektrolit serta melakukan
kompresi pada gastrik. Dilakukan pemasangan
orogastrik tube dan menjaga hidrasi IV.

2. Intraoperatif
Saat ini, prosedur yang banyak dipakai yakni
laparoskopi maupun open duodenostomi.
Teknik untuk anastomosisnya dilakukan pada
bagian proksimal secara melintang ke bagian
distal secara longitudinal atau diamond shape.
TATALAKSANA
3.Postoperatif
Pada periode postoperatif, maka infus
intravena tetap dilanjutkan. Pasien
menggunakan transanastomotic tube pada
jejunum, dan pasien dapat mulai menyusui
setelah 48 jam pasca operasi. Untuk
mendukung nutrisi jangka panjang, maka
dapat dipasang kateter intravena baik
sentral maupun perifer apabila
transanastomotic enteral tidak adekuat
untuk memberi suplai nutrisi serta tidak
ditoleransi oleh pasien.
PROGNOSA

Angka harapan hidup untuk bayi dengan


duodenal atresia yakni 90-95%. Mortalitas
yang tinggi disebabkan karena
prematuritas serta abnormalitas kongenital
yang multiple.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai