Anda di halaman 1dari 27

Gambaran Foto Polos dan Barium

Meal pada Duodenal Web


PEMBIMBING :
dr. Evo Elizar, Sp.Rad(k)

DI SUSUN OLEH :
Jimbris Kristianto Mombilia
Liqva Nurul Fadhilah
Definisi

• Kelainan kongenital pada lumen


duodenum berupa adanya membran
diafragma tipis yang terdiri dari
mukosa dan submukosa tanpa
Duodenal lapisan muskular yang disebabkan
Web oleh karena kegagalan rekanalisasi
pada masa embriologi minggu ke 7
ANATOMI DUODENUM

 Berbentuk seperti huruf C


yang menghubungkan antara
gaster dengan jejunum.
 Duodenum melengkung di
sekitar caput pancreas.
 Duodenum merupakan bagian
terminal atau muara dari
sistem apparatus biliaris dari
hepar maupun dari pancreas.
Anatomi Duodenum…

 Duodenum terbagi menjadi 4


bagian:
1. Duodenum pars superior
2. Duodenum pars decendens
3. Duodenum pars horizontal
4. Duodenum pars ascendens
Epidemiologi

 Insiden duodenal web sebagai salah satu penyebab obstruksi


intestinal sekitar 1:10.000 – 1:40.000.

 Obtruksi duodenal disebabkan :


 atresia duodenal 42%,
 pankreas anular 39%,
 duodenal web 19%.

 Obstruksi duodenal juga dikaitkan dengan prematuritas dan berat


badan lahir rendah.
Etiologi

 Penyebab yang mendasari masih belum diketahui,


 Kelainan ini disebabkan oleh gangguan perkembangan pada masa
awal kehamilan.
 Tidak ada faktor resiko maternal sebagai predisposisi yang
ditemukan hingga saat ini.
 Sepertiga pasien dengan atresia duodenum menderita trisomi 21
(sindrom Down), namun bukanlah faktor resiko independen.
Patofisiologi

 Duodenal web atau duodenal diafragma sering ditemukan pada bayi.


Bentuk web tersebut tipis, yang terdiri dari mukosa dan submukosa
tanpa disertai lapisan muskular.
 Gerakan peristaltik  mengembungkan bagian distal sehingga
tampakan klinis terdapat tumpukan udara.
 Duodenal web diduga akibat dari kegagalan rekanalisasi lumen
duodenum selama perkeembangan janin.
Patofisiologi

Atresia duodenum dibagi menjadi tiga 3 jenis :


1. Mukosa web utuh atau intak yang terbentuk dari
mukosa dan submukosa tanpa lapisan muskularis.
Lapisan ini dapat sangat tipis mulai dari satu
hingga beberapa millimeter. Dari luar tampak
perbedaan diameter proksimal dan distal. Lambung
dan duodenum proksimal atresia mengalami
dilatasi (Mucosal web Type I atresia).
Patofisiologi

2. Ujung buntu duodenum dihubungkan oleh pita


jaringan ikat (Fibrous cord Type II atresia).
3. Dua ujung buntu duodenum terpisah tanpa
dihubungkan pita jaringan ikat (Complete
separation Type III atresia).
Klasifikasi obstruksi duodenal.
A; atresia dengan membran intraluminal yang intak ditandai dengan perbedaan ukuran
antara segmen proksimal dan distal duodenum
B; duodenum dipisahkan oleh fibrous cord dan mesentrium tetap intak
C; duodenum terpisah dan tidak terdapat mesentrium pada bagian yang hilang tersebut
D; windsock anomaly,
E; membran intraluminal dengan perforasi,
F; pankreas anular
Gejala klinis

 Bayi sering muntah bewarna hijau yang proyektil


segera setelah lahir.
 Berat badan menurun dan sukar bertambah.
 Perut kembung didaerah epigastrium.
 Adanya gelombang peristaltik pada proses awal
penyakit ini.
 Adanya riwayat polihidramnion pada pertengahan
kehamilan.
 Ikterik pada 1/3 bayi.
 Anamnesis
Menanyakan kepada keluarga pasien, biasanya di
dapatkan :
1. Muntah dalam beberapa jam setelah lahir
2. Dehidrasi, penurunan berat badan dan
ketidakseimbangan elektrolit
3. pada ibu adanya riwayat polihidroamnion

 Pemeriksaan Fisik :
1. Perut kembung di daerah epigastrium
2. Biasanya terjadi ikterik pada bayi
Pemeriksaan Penunjang Barium
Meal
 Barium meal atau maag duodenografi adalah pemeriksaan secara
radiografi dengan menggunaka media kontras (positif dan
negativ) yang di minum (barium meal) untuk menempatkan
kelainan pada lambung dan duodenum.
Indikasi dan Kontra Indikasi
Barium Meal
Indikasi Kontraindikasi
 Atresi Duodeni  Persangkaan perforasi tidak
 Spasme Duodeni(pada Foto Ro boleh menggunakan BaSO4
entgen Tampak Double Bubbl)  tetapi menggunakan water
soluble kontras (urografin,
 Tumor Jinak (Diverticle)  iopamiro )
 Tumor Ganas Pada Duodeni  Obstruksi usus besar
 Gastritis
 Divertikula
 Hematemesis
 Hernia Hiatal
 Stenosis Pylorus
PERSIAPAN PASIEN
 Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
( kooperatif )
 2 hari sebelum pemeriksaan pasien diet rendah serat untuk mencegah
pembentukan gas akibat fermentasi
 Lambung harus dalam kondisi kosong dari makanan dan air, pasien
puasa 8-9 jam sebelum pemeriksaan
 Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat – obatan yang
mengandung substansi radioopaque seperti steroid, pil kontrasepsi,dll.
 Sebaiknya colon bebas dari fecal material dan udara bila perlu
diberikan zat laxative.
 Tidak boleh merokok ( nicotine merangsang sekresi saliva )
 Pasien diminta mengisi informed concent.
PERSIAPAN ALAT
 Pesawat X-Ray + Fluoroscopy
 Baju PasieN
 Sarung tangan Pb
 Kaset + film ukuran 30 x 40 cm, 24 x 30 cm.
 Bengkok

 X-Ray marker
 Tissue / Kertas pembersih
 Bahan kontras barium sulfat
 Barium meal encer dengan air hangat (1 : 4)
 Obat emergency : dexametason, delladryl,dll)
 Air Masak Sendok / Straw ( pipet ) dan gelas
PERSIAPAN BAHAN
1. Persiapan barium sulfat
Pemeriksaan Maag Duodenography menggunakan jenis kontras Barium
Meal dengan cara meminum media kontras.

2. Cara pemberian media kontras


Kontras positif yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan radiologi
saluran pencernaan adalah barium sulfat. Bahan ini merupakan garam
bewarna putih dan tidak larut didalam air. Bahan diaduk dengan air
sehingga menjadi suspensi. Suspensi tersebut harus diminum oleh
pasien .
Setelah pasien di beri suspensi barium ± 200ml kemudian pasien disuruh
berbaring diatas meja pemeriksa dan memutar badan kekiri dan kekana
sebanyak 2-3 kali dengan maksud agar bariu sulfat dapat melapisi
lambung dan duodenum secara merata. Setelah itu lakukan pengambilan
radiograf kurang lebih 2-3 menit post medial kontras
PROYEKSI PEMOTRETAN
 PA erect ( film 30 x 40 ) untuk melihat type dan posisi lambung
 Lateral erect untuk melihat space retrogastric kiri
 PA recumbent untuk melihat gastroduodenal surface
 PA Obliq ( RAO ) untuk melihat pyloric canal dan duodenal bulb
 Right Lateral Decubitus utk melihat duodenal loop, duodenojujunal junction dan
retrogastric space
 AP Recumbent utk melihat bagian fundus terutama pada teknik double kontras,
rotasi lateral untuk melihat lesi pada dinding anterior dan posterior, retrogastric
portion dari jejunum dan illium
 Variasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah 250 – 300 untuk melihat hernia
hiatal dan 10 – 15 derajat dan rotasi pasien ke depan ( sisi kanan dekat meja ) untuk
melihat gastroesophageal junction juga untuk melihat regurgitasi.
Duodenal web dapat muncul saat masa kanak-kanak
ataupun dewasa
Duodenal web juga dapat ditemukan
Duodenal web pada anak 1 tahun pada dewasa

Gambaran radiografi dengan Gambaran radiologi dengan barium


barium duodenal tampak dilatasi non-obstruksi duodenal diaphragm
lambung dan proksimal tampak transverse filling defect pada
duodenum duodenum
 Menggunakan Bahan Kontra Barium Meal
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
FOTO POLOS
 Pemeriksaan foto polos abdomen dan khususnya pemeriksaan barium
meal merupakan pemeriksaan diagnostik terpenting untuk mendeteksi
penyakit
 Pada foto polos abdomen dapat dijumpai gambaran obstruksi usus letak
rendah, meski pada bayi masih sulit untuk membedakan usus halus dan
usus besar.
Posisi Lateral

Posisi PA

Posisi AP

Posisi LAO
Pemeriksaan Penunjang
Foto Polos Abdomen

Foto polos abdomen posisi AP dan lateral yang


memperlihatkan gambaran “the double-bubble sign”
A-B : Pada gambaran radiografi abdomen kuadran kanan atas ditemukan
“Double-bubble sign” di duodenum proksimal dan lambung. Udara ditemukan
di daerah distal usus halus yang menunjukkan adanya obstruksi parsial di
duodenum.
PENATALAKSANAAN

1. Persiapan Prabedah
Tindakan dekompresi dengan pemasangan sonde
lambung (NGT) dan lakukan pengisapan cairan dan
udara.Tindakan ini untuk mencegah muntah dan aspirasi.
2. Pembedahan
Prosedur operatif standar saat ini berupa
duodenoduodenostomi melalui insisi pada kuadran kanan atas,
meskipun dengan perkembangan yang ada telah dimungkinkan
untuk melakukan koreksi atresia duodenum dengan cara yang
minimal invasif tindakan lain yang dapat dilakukan yaitu
pembedahan anastomosis duodenoyeyunostomi.
Terdapat dua bentuk anastomosis duodenduodenostomy yang
dapat dilakukan yaitu bentuk :
1. Side to side duodenostomy dan
2. proximal tranverse to distal longitudinal (Diamond Shaped
Duodenoduodenostomy)

Anda mungkin juga menyukai