Anda di halaman 1dari 58

Seorang Anak Laki-laki 3 tahun

dengan kejang demam kompleks


Oleh :
Aisyah Retno (G992003017)

Pembimbing:
Siti Ma'rufah,M.Sc.,Apt.
1
PRESENTASI
KASUS
IDENTITAS
PASIEN
Nama Pasien : An. A
Usia : 3 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Boyolali
Tanggal Masuk : 16 Agustus 2021
No.RM : 0007XXXX
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Demam dan kejang
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG

Pasien datang ke IGD RS UNS dengan keluhan demam sejak


1 hari SMRS. Keluhan disertai kejang 2x. Pasien kejang pertama
jam 17.00 (15 Agustus 2021) kemudian dibawa ke bidan. Jam
02.00 (16 Agustus 2021) pasien kejang lagi dan dibawa ke RS
Banyubening diberikan Paracetamol puyer. Kejang pada
seluruh tubuh, saat kejang sadar, setelah kejang sadar. Lama
masing-masing kejang kurang dari 5 menit.
Keluhan lain seperti batuk, pilek disangkal. Keluhan serupa
sebelumnya disangkal. BAK dan BAB dalam batas normal.
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Riwayat Keluhan Serupa : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Peny. Jantung : disangkal
Riwayat Diabetes : disangkal
Riwayat Mondok : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA
Riwayat Keluhan Serupa : (+) kakak
Riwayat Hipertensi : (+) bapak ibu
Riwayat Alergi : (+) ibu seafood
Riwayat Peny. Jantung : (+) ibu, dan nenek
Riwayat Diabetes : disangkal
RIWAYAT SOSIAL
• Pasien berobat menggunakan BPJS. EKONOMI
RIWAYAT PERINATAL
Lama Kehamilan : 9 bulan/ minggu
Komplikasi kehamilan : tidak ada
Persalinan : sectio caesarea
Penyulit persalinan : tidak ada
Riwayat tumbuh kembang dan
imunisasi

Imunisasi 1 2 3 4 5 6 Imunisasi 1 2 3 4 5 6 9
BB saat lahir : 3100 gram
Hepatitis ⅴ ⅴ ⅴ ⅴ Influenza
ASI sampai : 2 tahun
B
Susu formula mulai :-
Polio ⅴ ⅴ ⅴ ⅴ Campak ⅴ
Makanan tambahan : 6 bulan
BCG ⅴ MMR
Tengkurap : 4 bulan
DPT ⅴ ⅴ ⅴ Thypoid
Duduk : 6 bulan
Hib ⅴ ⅴ ⅴ Hepatitis
Merangkak : 9 bulan
A
Berdiri : 10 bulan PCV ⅴ ⅴ Varicella
Berjalan : 12 bulan Rotavirus ⅴ ⅴ HPV
Masalah Neonatus : tidak ada
PEMERIKSAAN
FISIK
KU : Tampak sakit sedang
GCS : E4V5M6
Composmentis

Vital Sign
Berat badan : 13 kg
RR : 25x/menit
HR : 130 x/menit regular
Suhu : 39.2oC
SpO2 : 96%
Kepala : Bentuk
mesocephal, rambut warna hitam
Mata : konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), mata cowong (-/-), refleks
cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-)
Hidung : NCH (-), deformitas (-), secret (-/-) Epistaksis (-)
Mulut : Bibir pucat (-), Sianosis (-), Mukosa bibir kering (-), tonsil T1-T1, stomatitis (-),
gigi goyang (-), perdarahan gusi (-)
Lidah : lidah simetris, lidah kotor (-), Leukoplakia (-)
Leher: JVP 5+2 cmH2O, hepatojugular reflux (-), pembesaran KGB (-), Benjolan pada daerah
tiroid (-), nyeri tekan (-), Bising karotis (-)
Thorax : simetris kanan kiri, retraksi (-), ginekomastia (-)
Kulit : Warna kuning langsat, massa (-), hiperemis (-) eritema (-), petekie (-)

Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : S1-S2 I-II regular, intensitas normal, suara jantung tambahan (-), bising (-)
Pulmo
I : Pengembangan dada kanan = kiri
P: Fremitus raba dada kanan = kiri
P: sonor/ sonor
A: SDV (+/+), RBH (-/-), Wheezing (-/-), Egofoni (-/-)

Abdomen
Inspeksi : Dinding perut > thorax, sikatriks (-), massa (-), distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) 18x/min, bising daerah epigastric (-)
Perkusi : timpani, liver span normal (pada linea midklavikula 10 cm dan linea midsternal 7 cm)
Palpasi : nyeri tekan (-) , pembesaran hepar (-), pembesaran lien(-)

Ekstremitas : CRT <2 detik, akral hangat, oedema (-), clubbing finger (-), sianosis (-)
Integumen : palmar pucat (-), palmar eritem (-), ikterik (-), ekimosis (-), turgor kulit kembali cepat, spider
nevi (-)
RESUME
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Pasien dengan Pemeriksaan
keluhan kejang Fisik :Hasil
demam 1 hari pemeriksaan : suhu
SMRS, dengan 2 RR : 25 x/menit
kali kejang dalam .SpO2 : 96% Suhu :
24 jam, dengan 39,20C
kejang didahului
demam.
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Normal

Pemeriksaan Hemoglobin
Hematokrit
10.4
30
L
L
g/dL
%
11.5 – 13.5
34-40

Laboratorium Trombosit

Leukosit
159

5.49 L
10^3/uL

10^3/uL
150-450

5.50 – 17.00

Eritrosit 3.8 L 10^6/uL 3.90 – 5.30


Darah Lengkap 16/08/2021
MCV 80 /UM 80.0-96.0
MCH 27.4 L Pg 28.0-33.0
MCHC 34.2 g/dl 33.0-36.0
RDW-CV 12.4 % 11.6-14.6
MPV 9.2   Fl 7.2-11.1
PDW 9   % 9-13
Neutrophyl 4.33
Lymphocyte Ratio
HFLC 0.4 % 0-1.4
Absolute 900 ABNORMAL >1500.00
Lymphocyte Ratio
Limfosit 16.8 L % 60-66
Monosit 11.8 H % 2-8
Neutrofil 71.4 % 55-80
Eosinofil 0.0 % 0-4
Basofil 0.0 % 0-2
Pemeriksaan Hasil satuan Nilai

Pemeriksaan ANALISA FESES


Normal

makroskopis
Laboratorium Warna
Konsistensi
Coklat
Lembek
 
 
 
 
 
 
Darah Negatif - Negatif
16/08/2021 Lendir Negatif - Negatif
Lemak Negatif - Negatif
Makanan tidak Negatif - Negatif
tercerna
Parasit Negatif - Negatif
Pus Negatif - Negatif
Mikroskopis
Sel epitel Negatif - Negatif
Lekosit 0-2   Negatif
eritrosit 0-1 Negatif
Makanan tidak positif + Negatif
tercerna
Kista Negatif   - Negatif
Telur cacing Negatif   - Negatif
Bakteri positif   + Negatif
Pemeriksaan Urinalisa
Pemeriksaan Hasil satuan Nilai Pemeriksaan Hasil satuan Nilai
Normal Normal
URINALISA URINALISA
makroskopis mikroskopis
Warna Kuning    - Kuning Eritrosit 0-2      0-1
Kejernihan Jernih     Jernih Lekosit 3-5      0-3
pH 6.0 4.8 – 7.8 Skuamosa 1-3 - Negatif
Berat jenis 1.010 1.005 – Transisional
1.030 Negatif - Negatif
Urobilinogen Normal - Normal Bulat Negatif - Negatif
Protein Urin Negatif - Negatif Silinder

Nitrit Negatif - Negatif Hyalin 0 - Negatif


Keton urin +1 - Negatif Granuler Negatif - Negatif
Glukosa urin Negatif  - Negatif Lekosit Negatif   Negatif
Darah Negatif - Negatif
Eritrosit Negatif Negatif
Bilirubin urin Negatif - Negatif
Kristal Negatif + Negatif
Lekosit Negatif   - Negatif
bakteri Negatif   - Negatif
DIAGNOSA
• Kejang demam kompleks ec infeksi bakteri
• Anemia
TATALAKSANA
1 MEDIKAMENTOSA (16 Agustus 2021 -
IGD)
- Infus asering loading 500 cc
dalam 3 jam
- Injeksi antrain 100 mg

2 NON
- Bed rest
MEDIKAMENTOS
- Diet nasi lauk 1200
A kkal
TATALAKSANA
1 MEDIKAMENTOSA (16 Agustus – 20 Agustus
2021)
- Infus D ½ NS 60 cc / jam
- Injeksi ceftriaxone 350 mg/ 8 jam
- Injeksi Paracetamol
(apabila suhu > 37,5 0)
150 mg
2 NON
- Bed rest
MEDIKAMENTOS
- Diet nasi lauk 1200
- Injeksi antrain 150 mg (apabila
A kkal
suhu > 38,50C)
- Injeksi diazepam 5 mg IV (apabila
kejang)
TATALAKSANA
Obat pulang
- Curvit syr 1 x 1C
- Paracetmol syrup 3x1C (kalau perlu)
- Stesolid suppositoria 10 mg (apabila kejang)
- Cefixime syrup 2 x ½ C
16 Agustus 2021 - IGD
16 Agustus 2021
17 agustus – 20 Agustus 2021
OBAT PULANG
1. 16 Agustus 2021 (IGD)
FOLLOW UP Pasien mengeluhkan kejang disertai demam berulang, kejang 2 kali
a.Swab antigen
2. 1 7 Agutus 2021
Pasien sudah tidak demam
a. Observasi KUVS
b. Planning EEG tanggal 20 Agustus 2021
3. 18 Agustus 2021
Pasien sudah tidak ada keluhan
c. Observasi KUVS
4. 19 Agustus 2021
Pasien sudah tidak ada keluhan
d. Observasi KUVS
4. 20 Agustus
Pasien sudah tidak ada keluhan
e. EEG
f. BLPL
g. Kontrol poli anak tanggal 31 Agustus 2021
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad malam

Quo ad functionam : Malam


2
TINJAUAN
PUSTAKA
KEJANG
DEMAM
DEFINISI
• Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal di atas 38℃) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium.

EPIDEMIOLOGI
• 2-5% anak-anak pada usia diantara 6 bulan - 5 tahun di Amerika Serikat dan
Eropa barat dengan insidensi tertinggi yaitu pada usia 12-18 bulan.
• Laki laki : Wanita = 1,6 : 1
• Sosioekonomi rendah dan akses kurang terhadap kesehatan
ETIOLOGI
Multifaktorial GENETIK
Kerentanan dalam • 1/3 anak dengan kejang demam ->
perkembangan sistem memiliki riwayat keluarga yang +
saraf pusat terhadap risiko kejang demam 20% saudara
suatu efek demam kandung +, 33% dengan orang tua +
35-69% pada kembar monozigot

ETIOLOGI
• VirusLAIN
: Roseola infantum, influenza A. Bakteri : faringitis,
otitis media, gastroenteritis
kelahiran prematur
KLASIFIKASI
Menurut ILAE (international league against epilepsy, 1993):

KEJANG DEMAM KEJANG DEMAM


SEDERHANA KOMPLEKS
• Berlangsung singkat < 15 Minimal salah satu dari:
• Kejang lama > 15 menit
menit
• Kejang fokal atau parsial
• Kejang umum tonik dan
atau klonik (tanpa Gerakan satu sisi, atau kejang
fokal) umum yang didahului
• Tidak berulang dalam parsial
• Kejang berulang > 1x
waktu 24 jam
dalam 24 jam
PATOFISIOLOGI
Infeksi -> demam -> kejang
TATALAKSANA
ANTIPIRE ANTIKONVUL
TIK SAN

• Parasetamol 10-15 • diazepam oral dosis 0,3


mg/kg/kali diberikan 4 kali mg/kg setiap 8 jam
sehari • diazepam rektal dosis 0,5
• ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, mg/kg setiap 8 jam pada
3-4 kali sehari suhu > 38,5℃
Prognosis
Kemungkinan mengalami kecacatan atau kelainan neurologis

Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah:


• Riwayat kejang demam dalam keluarga
• Usia kurang dari 12 bulan
• Temperatur yang rendah saat kejang
• Cepatnya kejang setelah demam
Bila ada seluruh faktor tersebut kemungkinan berulang kejang demam adalah 80%, sedangkan bila tidak terdapat
faktor-faktor tersebut kemungkinan berulangnya kejang demam hanya 10-15%. Kemungkinan berulangnya kejang
demam paling besar pada tahun pertama
Prognosis
Kemungkinan terjadi epilepsi

1.Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum


kejang demam pertama
2.Kejang demam kompleks
3.Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
3
TERAPI
ASERING
Larutan infus yang mengandung natrium, kalium, kalsium, klorida, laktat, dan digunakan untuk
menggantikan cairan ekstraseluler yang hilang.
Indikasi dan Dosis:
 Kehilangan darah
 Dehidrasi
 Tidak dapat dilakukan rehidrasi oral.
Dosis RL tergantung usia, berat badan, manifestasi klinis, dan keparahan dehidrasi

Farmakodinamik:
Tujuan pemberiannya adalah untuk mengisi kembali volume intravaskular untuk memungkinkan
perfusi organ yang adekuat. Cairan isotonik yang digunakan untuk menggantikan cairan
ekstraseluler yang hilang. Mengandung natrium, kalium, kalsium, klorida, dan laktat
ASERING
Larutan infus yang mengandung natrium, kalium, kalsium, klorida, laktat, dan digunakan untuk
menggantikan cairan ekstraseluler yang hilang.
Indikasi dan Dosis:
 Kehilangan darah
 Dehidrasi
 Tidak dapat dilakukan rehidrasi oral.
Dosis RL tergantung usia, berat badan, manifestasi klinis, dan keparahan dehidrasi

Farmakodinamik:
Tujuan pemberiannya adalah untuk mengisi kembali volume intravaskular untuk memungkinkan
perfusi organ yang adekuat. Cairan isotonik yang digunakan untuk menggantikan cairan
ekstraseluler yang hilang. Mengandung natrium, kalium, kalsium, klorida, dan laktat
D5 ½ NS
Larutan infus yang mengandung elektrolit per 1 L: sodium (Na+) 77 mEq, klorida (Cl-) 77 mEq.
Dengan osmolaritas 406 mOsmol/L, yang bersifat hipertonik dengan jumlah kalori 170 kcal/L,
dengan pH 4.3
Indikasi dan Dosis:
 Penggantian cairan dan kebutuhan elektrolit dengan kalori namun rendah
 Mempertahankan level gula darah dan menyuplai kalori
Dosis pada anak : tidak melebihin 5 mg/kgBB/menit
Farmakokinetik
Cairan hipertonik digunakan untuk mempertahankan cairan intravaskular dengan
memprioritaskan perfusi ke organ-organ penting.
Farmakodinamik:
Hasil pencernaan karbohidrat adalah glukosa fruktosa dan galaktosa yang akan dikonversi di hepar
menjadi glukosa, kemudian glukosa akan disimpan dalam bentuk glikogen
D5 ½ NS
Kontraindikasi:
• Sindrom malabsorbsi glukosa-galaktosa, koma diabetik
• Teratogen pada wanita hamil
Efek samping:
- Hipernatremia
- Phlebitis extending from injection area
CEFTRIAXONE
Ceftriaxone adalah kelompok antibiotic sefalosporin generasi ketiga spektrum luas.
umum digunakan karena aktivitasnya yang baik terhadap Enterobacteriaceae yang resisten terhadap
banyak obat,
profil efek sampingnya yang relatif aman, dan waktu paruhnya yang panjang.

Dosis:
a. 1 g/hari dalam dosis tunggal.
b. Infeksi berat: 2-4 g/hari dosis tunggal ; dosis lebih dari 1 g diberikan pada dua tempat atau lebih.
c. Anak < 15 hari 20-50 mg/kg sekali dengan IV selama 60 menit, 15 hari -12 tahun dengan berat < 50 kg :
50-80 mg/kg/hari, bisa dinaikan sampai 100 mg/kg dengan infeksi derajat berat dalam infus selama 30
menit. Dengan dosis maksimal sehari 4 g
d. Profilaksis bedah: 1 g dosis tunggal.
e. Profilaksis bedah kolorektal: 2 g
CEFTRIAXONE
Farmakodinamik

menghambat sintesis mukopeptida di dinding sel bakteri. Bagian beta-laktam dari seftriakson berikatan
dengan karboksipeptidase, endopeptidase, dan transpeptidase di membran sitoplasma bakteri. Enzim ini
terlibat dalam sintesis dinding sel dan pembelahan sel.

Farmakokinetik

Absorbsi : pemberian secara IM akan diabsorbsi menyeluruh


Distribusi : 95% berikatan dengan protein. Ceftriaxone memiliki penetrasi cairan serebrospinal yang
cukup baik sebagai pengobatan yang efektif untuk meningitis bakteri. Waktu paruh eliminasi ceftriaxone
adalah 5,8-8,7 jam. Waktu paruh ceftriaxone dalam cairan telinga tengah diperkirakan 25 jam. Klirens
plasma adalah 0,58-1,45 L/jam dan klirens ginjal adalah 0,32-0,73 L/jam
Metabolisme : dimetabolisme di hepar
Ekskresi : 33-67% dieliminasi melalui urin. Sisanya melalui sekresi di empedu kemudian dikeluarkan
melalui feses.
CEFTRIAXONE
Bentuk Sediaan

Serbuk injeksi 1000 mg

Kontraindikasi
Alergi terhadap antibiotic golongan sefalosporin, bayi usia di bawah 6 bulan

Efek Samping
Hipersensitivitas (anafilatik, bronkospasme, dan urtikaria), ikterik neonatorum pada bayi,
pseudolitiasis bilier
ANTRAIN (metamizole /
dipirone)
Antrain injeksi merupakan obat yang mengandung natrium metamizole. Metamizole adalah obat
analgetik (pereda nyeri), antispasmodik (meredakan kram) dan antipiretik (penurun demam)
dan untuk meringankan rasa sakit : nyeri sendi, nyeri otot, dismenore, nyeri sendi, nyeri kepala dan
lain-lain.
Selain itu sebagai antipiretik antrain bekerja dengan cara menghambat prostaglandin dengan
menginhibisi pada cox 1 dan 2, selain itu dapat menstimulasi sekresi beta endorfin oleh
hipotalamus, dan menurunkan pirogen endogen.

Indikasi dan Dosis


a. Dewasa : 1 g sampai 4 kali sehari atau 2.5 g terbagi 2 dosis diberikan dengan injeksi IV dalam 5
menit atau dengan IM. Dosis maksimal yaitu 5 g sehari
b. Anak-anak : anak-anak hingga usia 14 tahun, dosis metamizole yang direkomendasikan adalah
8-16 mg/kgBB setiap 6-8 jam.
ANTRAIN
Farmakodinamik

• Mekanisme analgesik metamizole berkaitan dengan inhibisi siklooksigenase-3 (COX-3)


• aktivasi sistem opioidergik dan kanabinoid.
• mekanisme spasmolitik reduksi sintesis inositol fosfat, yang mengakibatkan inhibisi pelepasan Ca2+
intraseluler
Farmakokinetik
a. Absorbsi
terhidrolisis di dalam traktus gastrointestinal dan mengaktifkan metabolit 4-methyl-amino-antipyrine
(MAA). Bioavailibilitas : hampir 90% . Puncak konsentrasi di dalam plasma yaitu 1-2 jam.
b. Distribusi: melewati plasenta dan masuk dalam air susu. Berikatan dengan protein dalam bentuk 58%
(MAA), 48% [4-amino-antipyrine (AA)], 14% [4-acetylamino-antipyrine (AAA)] and 18% [formyl-amino-
antipyrine (FAA)
ANTRAIN
c. Metabolisme
metabolisme di hepar membentuk 4-formyl-amino-antipyrine (FAA) dan metabolit lain
d. Ekskresi
diekskresikan 90% di urin sebagai metabolit, di feses 10%. Waktu paruh eliminasi dari plasma sekitar
14 menit (IV)
Kontraindikasi :Alergi NSAID, anemia aplastik, leukopenia, masalah pada hati dan ginjal, anak-anak
kurang dari 3 bulan dan berat kurang
Efek Samping : Mual, muntah, sakit perut vertigo, sakit tenggorokan ruam, urine berwarna merah.
PARACETAMOL
Paracetamol atau acetaminophen adalah obat yang mempunyai efek mengurangi nyeri (analgesik)
dan menurunkan demam (antipiretik).

Indikasi dan Dosis


a. analgesik dan antipiretik
b. Dewasa : parenteral bb 33-50 kg= 15 mg/kg setiap 4-6 jam, dengan dosis maksimal 3 g. >50 kg
= 1 gr setiap 4-6 jam,de ngan dosis maksimal 4 gr, dengan infus selama 15 menit
Oral dewasa: 0.5-1 gr setiap 4-6 jam, maksimal 4 g/hari
c. Anak-anak : parenteral
< 10 kg = 7.5 mg/kg single dose selama 4 jam, dosis maksimal 2 g
10-33 kg = 15 mg/kg single dose selama 4 jam, dosis maksimal 3 g
 50 kg = sama dengan dosis dewasa
PARACETAMOL
Farmakodinamik

• mekanisme antipiretik dengan menghambat sintesis prostaglandin di SSP


Onset : oral < 1 jam, IV: 5-10 menit (analgesia), 30 menit (antipiretik)
Durasi: oral dan IV : 4-6 jam (analgesia), IV > 6 jam (antipiretik)
Farmakokinetik
a. Absorbsi
Terabsorbsi dengan baik lewat oral dan rektal. Puncak konsentrasi di dalam plasma: oral 10-60 menit,
Iv 15 menit, 2-3 jam rektal.
b. Distribusi: ke semua jaringan tubuh, melewati plasenta dan masuk ke dalam ASI. 10-25% terikat dengan
d=protein
PARACETAMOL
c. Metabolisme
metabolisme di hepar via konjugasi asam glukoronat dan sulfurat dan Sebagian kecil di metabolisme
di ginjal
d. Ekskresi
Diekskresikan paling banyak lewat urin (< 5% sebagai obat yg tidak berubah, 60-80% metabolit
glukoronid, 20-30% metabolit sulfat. Eliminasi waktu paruh : 1-3 jam

Kontraindikasi :Hipersensitifitas, kerusakan hepar


Efek Samping : trombositopenia, leukopenia, pansitopenia, hepatotoxicity
DIAZEPAM
obat esensial golongan benzodiazepin yang tercantum dalam WHO essential list of medicines edisi 19 (WHO, 2015)
Indikasi dan Dosis
a. anti anxietas, anestesi, spasme otot, sindrom penarikan alkohol
b. Parenteral :
• dewasa 10-20 mg via IM atau dengan injeksi IV perlahan (1 mL/menit) dapat diulang 30-60 menit. Dapat diikuti
dengan infus perlahan IV, dengan dosis maksimal 3 mg/kg dalam 24 jam.
• anak-anak 1 bulan - < 5 tahun 0.2-0.5 mg via IM atau dengan injeksi perlahan IV setiap 2-5 menit, maksimal 5
mg; lebih dari 5 tahun 0.2 – 0.5 mg via IM atau dengan infus perlahan IV setiap 2-5 menit maksimal 10 mg.
Dapat diulang dalam 2-4 jam
a. Rektal :
• dewasa 0.5 mg/kg, dapat diulang setiap 12 jam, maksimal 30 mg.
• anak-anak : 2-5 tahun 0.5 mg/kg, 6-11 tahun 0.3 mg/kg, lebih dari 12 tahun 0.2 mg/kg. Semua dosis dapat
diulang setiap 4-12 jam apabila perlu
DIAZEPAM
Farmakodinamik

berikatan dengan reseptor gamma-aminobutyric acid (GABA) dan meningkatkan kemampuan inhibisi dari
GABA. GABA merupakan neurotransmitter inhibisi utama pada SSP. Ikatan diazepam pada reseptor GABA
dalam sistem limbik dan hipotalamus akan meningkatkan laju ion klorida kedalam neuron. Kemudian
menimbulkan hiperpolarisasi dari membran sehingga menurunkan eksitabilitas saraf

Farmakokinetik
a. Absorbsi : traktus gastrointestinal atau setelah penggunaan rektal. Bioavailibiltas > 90%. Waktu untuk
mencapai konsentrasi plasma puncak : kira-kira 30-90 menit (oral); 10-30 menit (rektal), 1 menit (IV),
dan 0,25 sampai 2 jam IM
b. Distribusi: melintasi BBB dan sawar plasenta, didistribusikan kembali dalam depot lemak dan jaringan,
dapat masuk ASI. Volume distribusi: 1,1 L/kg (oral); 1,2 L/kg (IV); 1 L/kg (rektal). Ikatan protein plasma:
98% (oral); 95-98% (rektal).
DIAZEPAM
c. Metabolisme
Dimetabolisme di hati melalui N-demetilasi oleh CYP3A4
dan CYP2C19 menjadi N¬-desmethyldiazepam, hidroksilasi
oleh CYP3A4 menjadi temazepam dan selanjutnya
dimetabolisme menjadi oxazepam
d. Ekskresi
Melalui urin (terutama sebagai konjugat glukuronida).
Waktu paruh eliminasi: 44-48 jam (oral); 33-45 jam
(IV); kira-kira 60-72 jam (IM); 45-46 jam (rektal).
Kontraindikasi :Hipersensitifitas, kerusakan hepar
Efek Samping : trombositopenia, leukopenia,
pansitopenia, hepatotoxicity
Bentuk sediaan : tablet, sirup, injeksi, klisma
CURVIT
Curcuma merupakan suplemen makanan yang berasal dari ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza) yang digunakan untuk menambah atau meningkatkan nafsu makan serta
memperbaiki fungsi hati.
1. Indikasi
Untuk membantu memelihara kesehatan fungsi hati, serta membantu memperbaiki nafsu
makan
2. Dosis
Dewasa : 3x sehari 1 sendok teh (5 ml)
Anak- anak : 6-12 tahun : 2 x 1 sendok teh (5 ml)
Anak 1-6 tahun : 1 x 1 sendok teh (5 ml)
3. Bentuk sediaan : tablet selaput, Sirup
CEFIXIME
antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga. Cefixime adalah antibiotik yang memiliki spektrum luas, aktif
terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif.
Indikasi dan Dosis
a. ISK non komplikata, otitis media, faringitis dan tonsilitis, bronkitis akut dan kronis
b. dewasa 200-400 mg perhari dengan dosis tunggal atau dibagi 2 dosis dalam 7 hari, dapat diteruskan sampai 14
hari, tergantung derajat keparahan infeksi.
c. Untuk anak-anak > 6 bulan sampai < 10 tahun dengan berat < 50 kg : 8 mg/kg perhari sebagai dosis tunggal
atau terbagi 2 dosis, pada anak > 10 tahun dengan berat > 50 kg : sama dengan dosis dewasa.
Farmakodinamik

• Cefixime bersifat bakterisid dan berspektrum luas terhadap mikroorganisme gram-positif dan gram-negatif
• menghambat sintesis dinding sel
• Cefixime stabil terhadap β-laktamase yang dihasilkan oleh beberapa organisme, dan mempunyai aktivitas yang
baik terhadap organisme penghasil β-laktamase
CEFIXIME
Farmakokinetik
Konsentrasi dalam serum : pemberian cefixime dosis 100, dan 200 mg, kadar puncak serum yang dilewati
setelah 4 jam pemberian yaitu masing-masing 0.69, 1.13, dan 1.95 mikrogram/ml. Waktu paruh serum
adalah 2,3 – 2,5 jam.
Distribusi:(penetrasi ke dalam jaringan) penetrasi ke dalam sputum, tonsil, jaringan mukosa, sinus maksila,
otore, cairan empedu dan jaringan kantung empedu baik.
Metabolisme: tidak adanya metabolit aktif sebagai antibakteri di dalam serum utin.
Eliminasi: cefixime terutama diekskresikan melalui urin. Jumlah ekskresi urin (sampai 12 jam) setelah
pemberian oral 50, 100, atau 200 mg kurang lebih 20-25% dari dosis yang diberikan

Efek samping : konstipasi


Kontraindikasi : riwayat shock atau hipersensitif terhadap beberapa bahan dari obat ini.
TERIMA
KASIH
1. Antrain bekerja 3-4x lebih baik dibanding dengan paracetamol, paracetamol juga tidak bisa menurunkan
inflamasi jaringan, antrain bekerja sebagai spasmolitik pada otot
2. Ceftriaxon : golongan cephalosporin gen 3 ->mengcover (liat catetan),
Co-trimoxazole and metronidazole are to be considered for oral administration. Azithromycin and rifaximin
may also be used, based on local consideration or if signs of colitis are observed. Ceftriaxone, metronidazole,
and ciprofloxacin may be considered in children with systemic and invasive diseases

Anda mungkin juga menyukai