Pembimbing:
Siti Ma'rufah,M.Sc.,Apt.
1
PRESENTASI
KASUS
IDENTITAS
PASIEN
Nama Pasien : An. A
Usia : 3 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Boyolali
Tanggal Masuk : 16 Agustus 2021
No.RM : 0007XXXX
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Demam dan kejang
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Imunisasi 1 2 3 4 5 6 Imunisasi 1 2 3 4 5 6 9
BB saat lahir : 3100 gram
Hepatitis ⅴ ⅴ ⅴ ⅴ Influenza
ASI sampai : 2 tahun
B
Susu formula mulai :-
Polio ⅴ ⅴ ⅴ ⅴ Campak ⅴ
Makanan tambahan : 6 bulan
BCG ⅴ MMR
Tengkurap : 4 bulan
DPT ⅴ ⅴ ⅴ Thypoid
Duduk : 6 bulan
Hib ⅴ ⅴ ⅴ Hepatitis
Merangkak : 9 bulan
A
Berdiri : 10 bulan PCV ⅴ ⅴ Varicella
Berjalan : 12 bulan Rotavirus ⅴ ⅴ HPV
Masalah Neonatus : tidak ada
PEMERIKSAAN
FISIK
KU : Tampak sakit sedang
GCS : E4V5M6
Composmentis
Vital Sign
Berat badan : 13 kg
RR : 25x/menit
HR : 130 x/menit regular
Suhu : 39.2oC
SpO2 : 96%
Kepala : Bentuk
mesocephal, rambut warna hitam
Mata : konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), mata cowong (-/-), refleks
cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-)
Hidung : NCH (-), deformitas (-), secret (-/-) Epistaksis (-)
Mulut : Bibir pucat (-), Sianosis (-), Mukosa bibir kering (-), tonsil T1-T1, stomatitis (-),
gigi goyang (-), perdarahan gusi (-)
Lidah : lidah simetris, lidah kotor (-), Leukoplakia (-)
Leher: JVP 5+2 cmH2O, hepatojugular reflux (-), pembesaran KGB (-), Benjolan pada daerah
tiroid (-), nyeri tekan (-), Bising karotis (-)
Thorax : simetris kanan kiri, retraksi (-), ginekomastia (-)
Kulit : Warna kuning langsat, massa (-), hiperemis (-) eritema (-), petekie (-)
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : S1-S2 I-II regular, intensitas normal, suara jantung tambahan (-), bising (-)
Pulmo
I : Pengembangan dada kanan = kiri
P: Fremitus raba dada kanan = kiri
P: sonor/ sonor
A: SDV (+/+), RBH (-/-), Wheezing (-/-), Egofoni (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Dinding perut > thorax, sikatriks (-), massa (-), distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) 18x/min, bising daerah epigastric (-)
Perkusi : timpani, liver span normal (pada linea midklavikula 10 cm dan linea midsternal 7 cm)
Palpasi : nyeri tekan (-) , pembesaran hepar (-), pembesaran lien(-)
Ekstremitas : CRT <2 detik, akral hangat, oedema (-), clubbing finger (-), sianosis (-)
Integumen : palmar pucat (-), palmar eritem (-), ikterik (-), ekimosis (-), turgor kulit kembali cepat, spider
nevi (-)
RESUME
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Pasien dengan Pemeriksaan
keluhan kejang Fisik :Hasil
demam 1 hari pemeriksaan : suhu
SMRS, dengan 2 RR : 25 x/menit
kali kejang dalam .SpO2 : 96% Suhu :
24 jam, dengan 39,20C
kejang didahului
demam.
Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Normal
Pemeriksaan Hemoglobin
Hematokrit
10.4
30
L
L
g/dL
%
11.5 – 13.5
34-40
Laboratorium Trombosit
Leukosit
159
5.49 L
10^3/uL
10^3/uL
150-450
5.50 – 17.00
makroskopis
Laboratorium Warna
Konsistensi
Coklat
Lembek
Darah Negatif - Negatif
16/08/2021 Lendir Negatif - Negatif
Lemak Negatif - Negatif
Makanan tidak Negatif - Negatif
tercerna
Parasit Negatif - Negatif
Pus Negatif - Negatif
Mikroskopis
Sel epitel Negatif - Negatif
Lekosit 0-2 Negatif
eritrosit 0-1 Negatif
Makanan tidak positif + Negatif
tercerna
Kista Negatif - Negatif
Telur cacing Negatif - Negatif
Bakteri positif + Negatif
Pemeriksaan Urinalisa
Pemeriksaan Hasil satuan Nilai Pemeriksaan Hasil satuan Nilai
Normal Normal
URINALISA URINALISA
makroskopis mikroskopis
Warna Kuning - Kuning Eritrosit 0-2 0-1
Kejernihan Jernih Jernih Lekosit 3-5 0-3
pH 6.0 4.8 – 7.8 Skuamosa 1-3 - Negatif
Berat jenis 1.010 1.005 – Transisional
1.030 Negatif - Negatif
Urobilinogen Normal - Normal Bulat Negatif - Negatif
Protein Urin Negatif - Negatif Silinder
2 NON
- Bed rest
MEDIKAMENTOS
- Diet nasi lauk 1200
A kkal
TATALAKSANA
1 MEDIKAMENTOSA (16 Agustus – 20 Agustus
2021)
- Infus D ½ NS 60 cc / jam
- Injeksi ceftriaxone 350 mg/ 8 jam
- Injeksi Paracetamol
(apabila suhu > 37,5 0)
150 mg
2 NON
- Bed rest
MEDIKAMENTOS
- Diet nasi lauk 1200
- Injeksi antrain 150 mg (apabila
A kkal
suhu > 38,50C)
- Injeksi diazepam 5 mg IV (apabila
kejang)
TATALAKSANA
Obat pulang
- Curvit syr 1 x 1C
- Paracetmol syrup 3x1C (kalau perlu)
- Stesolid suppositoria 10 mg (apabila kejang)
- Cefixime syrup 2 x ½ C
16 Agustus 2021 - IGD
16 Agustus 2021
17 agustus – 20 Agustus 2021
OBAT PULANG
1. 16 Agustus 2021 (IGD)
FOLLOW UP Pasien mengeluhkan kejang disertai demam berulang, kejang 2 kali
a.Swab antigen
2. 1 7 Agutus 2021
Pasien sudah tidak demam
a. Observasi KUVS
b. Planning EEG tanggal 20 Agustus 2021
3. 18 Agustus 2021
Pasien sudah tidak ada keluhan
c. Observasi KUVS
4. 19 Agustus 2021
Pasien sudah tidak ada keluhan
d. Observasi KUVS
4. 20 Agustus
Pasien sudah tidak ada keluhan
e. EEG
f. BLPL
g. Kontrol poli anak tanggal 31 Agustus 2021
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad malam
EPIDEMIOLOGI
• 2-5% anak-anak pada usia diantara 6 bulan - 5 tahun di Amerika Serikat dan
Eropa barat dengan insidensi tertinggi yaitu pada usia 12-18 bulan.
• Laki laki : Wanita = 1,6 : 1
• Sosioekonomi rendah dan akses kurang terhadap kesehatan
ETIOLOGI
Multifaktorial GENETIK
Kerentanan dalam • 1/3 anak dengan kejang demam ->
perkembangan sistem memiliki riwayat keluarga yang +
saraf pusat terhadap risiko kejang demam 20% saudara
suatu efek demam kandung +, 33% dengan orang tua +
35-69% pada kembar monozigot
ETIOLOGI
• VirusLAIN
: Roseola infantum, influenza A. Bakteri : faringitis,
otitis media, gastroenteritis
kelahiran prematur
KLASIFIKASI
Menurut ILAE (international league against epilepsy, 1993):
Farmakodinamik:
Tujuan pemberiannya adalah untuk mengisi kembali volume intravaskular untuk memungkinkan
perfusi organ yang adekuat. Cairan isotonik yang digunakan untuk menggantikan cairan
ekstraseluler yang hilang. Mengandung natrium, kalium, kalsium, klorida, dan laktat
ASERING
Larutan infus yang mengandung natrium, kalium, kalsium, klorida, laktat, dan digunakan untuk
menggantikan cairan ekstraseluler yang hilang.
Indikasi dan Dosis:
Kehilangan darah
Dehidrasi
Tidak dapat dilakukan rehidrasi oral.
Dosis RL tergantung usia, berat badan, manifestasi klinis, dan keparahan dehidrasi
Farmakodinamik:
Tujuan pemberiannya adalah untuk mengisi kembali volume intravaskular untuk memungkinkan
perfusi organ yang adekuat. Cairan isotonik yang digunakan untuk menggantikan cairan
ekstraseluler yang hilang. Mengandung natrium, kalium, kalsium, klorida, dan laktat
D5 ½ NS
Larutan infus yang mengandung elektrolit per 1 L: sodium (Na+) 77 mEq, klorida (Cl-) 77 mEq.
Dengan osmolaritas 406 mOsmol/L, yang bersifat hipertonik dengan jumlah kalori 170 kcal/L,
dengan pH 4.3
Indikasi dan Dosis:
Penggantian cairan dan kebutuhan elektrolit dengan kalori namun rendah
Mempertahankan level gula darah dan menyuplai kalori
Dosis pada anak : tidak melebihin 5 mg/kgBB/menit
Farmakokinetik
Cairan hipertonik digunakan untuk mempertahankan cairan intravaskular dengan
memprioritaskan perfusi ke organ-organ penting.
Farmakodinamik:
Hasil pencernaan karbohidrat adalah glukosa fruktosa dan galaktosa yang akan dikonversi di hepar
menjadi glukosa, kemudian glukosa akan disimpan dalam bentuk glikogen
D5 ½ NS
Kontraindikasi:
• Sindrom malabsorbsi glukosa-galaktosa, koma diabetik
• Teratogen pada wanita hamil
Efek samping:
- Hipernatremia
- Phlebitis extending from injection area
CEFTRIAXONE
Ceftriaxone adalah kelompok antibiotic sefalosporin generasi ketiga spektrum luas.
umum digunakan karena aktivitasnya yang baik terhadap Enterobacteriaceae yang resisten terhadap
banyak obat,
profil efek sampingnya yang relatif aman, dan waktu paruhnya yang panjang.
Dosis:
a. 1 g/hari dalam dosis tunggal.
b. Infeksi berat: 2-4 g/hari dosis tunggal ; dosis lebih dari 1 g diberikan pada dua tempat atau lebih.
c. Anak < 15 hari 20-50 mg/kg sekali dengan IV selama 60 menit, 15 hari -12 tahun dengan berat < 50 kg :
50-80 mg/kg/hari, bisa dinaikan sampai 100 mg/kg dengan infeksi derajat berat dalam infus selama 30
menit. Dengan dosis maksimal sehari 4 g
d. Profilaksis bedah: 1 g dosis tunggal.
e. Profilaksis bedah kolorektal: 2 g
CEFTRIAXONE
Farmakodinamik
menghambat sintesis mukopeptida di dinding sel bakteri. Bagian beta-laktam dari seftriakson berikatan
dengan karboksipeptidase, endopeptidase, dan transpeptidase di membran sitoplasma bakteri. Enzim ini
terlibat dalam sintesis dinding sel dan pembelahan sel.
Farmakokinetik
Kontraindikasi
Alergi terhadap antibiotic golongan sefalosporin, bayi usia di bawah 6 bulan
Efek Samping
Hipersensitivitas (anafilatik, bronkospasme, dan urtikaria), ikterik neonatorum pada bayi,
pseudolitiasis bilier
ANTRAIN (metamizole /
dipirone)
Antrain injeksi merupakan obat yang mengandung natrium metamizole. Metamizole adalah obat
analgetik (pereda nyeri), antispasmodik (meredakan kram) dan antipiretik (penurun demam)
dan untuk meringankan rasa sakit : nyeri sendi, nyeri otot, dismenore, nyeri sendi, nyeri kepala dan
lain-lain.
Selain itu sebagai antipiretik antrain bekerja dengan cara menghambat prostaglandin dengan
menginhibisi pada cox 1 dan 2, selain itu dapat menstimulasi sekresi beta endorfin oleh
hipotalamus, dan menurunkan pirogen endogen.
berikatan dengan reseptor gamma-aminobutyric acid (GABA) dan meningkatkan kemampuan inhibisi dari
GABA. GABA merupakan neurotransmitter inhibisi utama pada SSP. Ikatan diazepam pada reseptor GABA
dalam sistem limbik dan hipotalamus akan meningkatkan laju ion klorida kedalam neuron. Kemudian
menimbulkan hiperpolarisasi dari membran sehingga menurunkan eksitabilitas saraf
Farmakokinetik
a. Absorbsi : traktus gastrointestinal atau setelah penggunaan rektal. Bioavailibiltas > 90%. Waktu untuk
mencapai konsentrasi plasma puncak : kira-kira 30-90 menit (oral); 10-30 menit (rektal), 1 menit (IV),
dan 0,25 sampai 2 jam IM
b. Distribusi: melintasi BBB dan sawar plasenta, didistribusikan kembali dalam depot lemak dan jaringan,
dapat masuk ASI. Volume distribusi: 1,1 L/kg (oral); 1,2 L/kg (IV); 1 L/kg (rektal). Ikatan protein plasma:
98% (oral); 95-98% (rektal).
DIAZEPAM
c. Metabolisme
Dimetabolisme di hati melalui N-demetilasi oleh CYP3A4
dan CYP2C19 menjadi N¬-desmethyldiazepam, hidroksilasi
oleh CYP3A4 menjadi temazepam dan selanjutnya
dimetabolisme menjadi oxazepam
d. Ekskresi
Melalui urin (terutama sebagai konjugat glukuronida).
Waktu paruh eliminasi: 44-48 jam (oral); 33-45 jam
(IV); kira-kira 60-72 jam (IM); 45-46 jam (rektal).
Kontraindikasi :Hipersensitifitas, kerusakan hepar
Efek Samping : trombositopenia, leukopenia,
pansitopenia, hepatotoxicity
Bentuk sediaan : tablet, sirup, injeksi, klisma
CURVIT
Curcuma merupakan suplemen makanan yang berasal dari ekstrak temulawak (Curcuma
xanthorrhiza) yang digunakan untuk menambah atau meningkatkan nafsu makan serta
memperbaiki fungsi hati.
1. Indikasi
Untuk membantu memelihara kesehatan fungsi hati, serta membantu memperbaiki nafsu
makan
2. Dosis
Dewasa : 3x sehari 1 sendok teh (5 ml)
Anak- anak : 6-12 tahun : 2 x 1 sendok teh (5 ml)
Anak 1-6 tahun : 1 x 1 sendok teh (5 ml)
3. Bentuk sediaan : tablet selaput, Sirup
CEFIXIME
antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga. Cefixime adalah antibiotik yang memiliki spektrum luas, aktif
terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif.
Indikasi dan Dosis
a. ISK non komplikata, otitis media, faringitis dan tonsilitis, bronkitis akut dan kronis
b. dewasa 200-400 mg perhari dengan dosis tunggal atau dibagi 2 dosis dalam 7 hari, dapat diteruskan sampai 14
hari, tergantung derajat keparahan infeksi.
c. Untuk anak-anak > 6 bulan sampai < 10 tahun dengan berat < 50 kg : 8 mg/kg perhari sebagai dosis tunggal
atau terbagi 2 dosis, pada anak > 10 tahun dengan berat > 50 kg : sama dengan dosis dewasa.
Farmakodinamik
• Cefixime bersifat bakterisid dan berspektrum luas terhadap mikroorganisme gram-positif dan gram-negatif
• menghambat sintesis dinding sel
• Cefixime stabil terhadap β-laktamase yang dihasilkan oleh beberapa organisme, dan mempunyai aktivitas yang
baik terhadap organisme penghasil β-laktamase
CEFIXIME
Farmakokinetik
Konsentrasi dalam serum : pemberian cefixime dosis 100, dan 200 mg, kadar puncak serum yang dilewati
setelah 4 jam pemberian yaitu masing-masing 0.69, 1.13, dan 1.95 mikrogram/ml. Waktu paruh serum
adalah 2,3 – 2,5 jam.
Distribusi:(penetrasi ke dalam jaringan) penetrasi ke dalam sputum, tonsil, jaringan mukosa, sinus maksila,
otore, cairan empedu dan jaringan kantung empedu baik.
Metabolisme: tidak adanya metabolit aktif sebagai antibakteri di dalam serum utin.
Eliminasi: cefixime terutama diekskresikan melalui urin. Jumlah ekskresi urin (sampai 12 jam) setelah
pemberian oral 50, 100, atau 200 mg kurang lebih 20-25% dari dosis yang diberikan