Pernyataan manakah yang benar tentang waktu yang tepat untuk mengawali RRT?
Cont.
A. Pada uji klinik kontrol acak, memulai RRT dini (BUN, 60 mg/dl) terkait
dengan 25 % penguranganjumlah kematian.
B. Pada uji klinik kontrol acak mengenai memulai tindakan RRT pada saat yang
dini vs pada saat yanglebih lanjut, memulai RRT secara dini tidak
menghasilkan perubahan pada jumlah kematian.
C. Dalam sebuah analisis retrospektif pasien‐pasien ARF, memulai RRT secara
dini tidak merubahjumlah kematian.
D. Dalam sebuah analisis retrospektif pasien‐pasien ARF, memulai RRT secara
dini mengurangi jumlahkematian 25%
E. Dalam sebuah analisis retrospektif pasien‐pasien ARF, memulai RRT secara
dini mengurangi jumlahkematian 50%
27
Seorang laki-laki 10 tahun mengeluh air kencingnya berwarna gelap dan wajahnya sembab.
Penderita mengeluh nyeri waktu menelan, demam serta tenggorokkan terasa sakit 2 minggu yang
lalu, tapi sekarang semua gejala tersebut sudah hilang. Dari hasil pemeriksaan fisik sekarang
tekanan darahnya meningkat 150/90, oedem di wajah dan kaki. Dari hasil pemeriksaan kimia
darah,terjadi peningkatan kreatinin dan urea darah serta penurunan albumin plasma. Pada
pemeriksaan urine didapatkan proteinuria dan gross hematuria. Berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik serta laboratorium tersebut, pasien patut diduga menderita :
A. Glomerulonephritis
B. Nekrosis tubuler akut
C. Uretritis akut
D. Sistitis akut
E. Appendisitis
28
Patogenesis dasar dari penyakit yang diderita anak tersebut adalah…
A. Autoimun
B. Aterosklerosis
C. Neuropati
D. Gangguan metabolism
E. Keganasan
29
Wajah sembab atau edema pada penderita tersebut dapat
dihubungkan dengan…
A. Hipertensi
B. Hipoalbumin
C. Gross hematuria
D. Keluhan nyeri telan
E. Peningkatan urea darah
30
Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang dengan keluhan
buang air kecil kurang. Ia mempunyai riwayat diare dan muntah-
muntah ±3 hari yang lalu. Ayahnya kemudian mempuasakan anak dari
makan dan minum. Hari ini anaknya minum air lebih dari 7 liter, tetapi
urinnya tetap sedikit. Diagnosis keadaan ini adalah
a. gagal ginjal akut
b. gagal ginjal kronis
c. gagal ginjal akut on kronis
d. glomerulonefritis akut
e. glomerulonefritis kronis.
31
Seorang wanita berusia 54 tahun, sulit menahan buang air kecil,
badannya agak kurus, sering merasa haus, dan penglihatannya kabur.
Hasil pemeriksaan oftalmologi menunjukan ada kekeruhan lensa mata
kiri. Nilai gula darah sewaktu (GDS) adalah 380 mg/dl. Zat apa yang di
jumpai pada urin?
a. Glukosa
b. Leukosit
c. Protein
d. Eritrosit
e. Kristal Ca oksalat
32
Seorang wanita berusia 30 tahun, dengan berat badan 60 kg, mempunyai keluhan
sesak dan muntah. Tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi pernapasan 28
kali/menit. Didapatkan edema pada kedua kaki dan didapatkan rales pada kedua
basal paru. Pemeriksaan darah menunjukan kadar hemoglobin 7,3 g/dl, MCV dan
MCHC normal, ureum 421 mg/dl, kreatinin 32 mg/dl. Pada pemeriksaan
ultrasonografi didapatkan ukuran kedua ginjal mengecil, densitas korteks meningkat,
dan batas korteks medula kabur. Diagnosis fungsional ginjal untuk pasien ini adalah ?
A. Nefrotoksik Efavirenz
B. Nefropati HIV
C. Nefritis interstitial alergi disebabkab oleh trimethoprim‐ sulphamethoxazole
D. Toksisitas lamivudine (toksisitas mitokondria)
E. Nefrotoksis
39
Seorang anak perempuan berumur 6 tahun dirawat karena mengalami
peningkatan asites. Kreatinin serum pada saat masuk 1,4 mg/dl. Setealah
parasentesis dengan volume yang besar, pengeluran urinnya menurun dengan
cepat sampai kurang dari 100 ml/hari, dan kreatinin serumnya meningkat sampai
2,7 mg/dl. Kultur cairan asitesnya steril. Sodium urin 8 mEq/l. Setelah infus 1500
ml 0,9 % saline, pengeluaran urinnya tidak meningkat.
Pengobatan manakah di bawah ini yang menghasilkan rasio terbaik antara
peningkatan fungsi ginjal dan efek samping?
A. Octreotide
B. Dopamin
C. Terlipressin
D. Ornipressin
E. Spironolakton
40
Manakah dari pernyataan di bawah ini yang benar untuk penanganan
anemia?
A. Penggunaan rekombinan eritropoietin manusia pada pasien kritis
berkaitan dengan berkurangnya kemungkinan perlunya transfusi.
B. Penggunaan rekombinan eritropoietin untuk menjaga hemoglobin tetap
antara 11‐12 g/dl berkaitan dengan berkurangnya resiko kematian.
C. Strategi transfusi sel darah merah untuk menjaga hemoglobin >10 g/dl
berkaitan dengan berkurangnya resiko kematian.
D. Strategi transfurasi restriktif sel darah merah‐hanya memberikan
transfusi jika hemoglobin kurang dari 7 g/dl‐ berkaitan dengan
meningkatnya kematian pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler.
E. Tidak satupun di atas