Anda di halaman 1dari 23

ABORSI DIKOTA PADANG DAN

SUDUT PANDANGNYA DALAM


ETIKA ISLAM
Fadhil Raid 18032110
Ike Hanifa Dzakiyyah 18032058
Monicha Yhuyhen Safitri 18032064
Ratna Nila Sari 17032038
Sejarah Aborsi dan Perkembangannya
• Aborsi merupakan hasil dari propaganda pembatasan
jumlah penduduk dan pertumbuhan populasi manusia.
Propaganda ini telah lama muncul yaitu diakhir abad ke-
18 Masehi. Orang yang pertama kali mempropagandakan
ide ini yaitu ide untuk membatasi jumlah penduduk dan
pertumbuhan populasi manusia adalah “Malthus”. Ide ini
muncul ketika ia beranggapan bahwa banyaknya jumlah
penduduk akan mengakibatkan dampak yang berbahaya
bagi sumber daya alam, dimana jumlah penduduk akan
terus bertambah secara teknis dan
berkesinambungan. Padahal, pada mulanya timbul
banyak pertentangan mengenai aborsi baik dari
masyarakat maupun pemerintah.
Pengertian Aborsi
• Abortus secara bahasa berasal dari bahasa Inggris abortion, yang
berarti keguguran kandungan.
• Menurut istilah abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum
kehamilan berumur 16 minggu. Abortus merupakan suatu
perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan
mengeluarkan janin dari kandungan, sebelum janin itu dapat hidup
diluar kandungan seorang ibu.
• Aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah
tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus),
sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.Secara
harfiah menstruasi regulation artinya adalah pengaturan menstruasi
atau haid. Akan tetapi dalam prakteknya menstruasi regulation
dilakukan terhadap wanita yang terlambat waktu menstruasi dan
berdasarkan pemeriksaan laboratorium ternyata positif
mengandungdan dilakukan secara sengaja. Islam melarang
menstruasi regulation karena pada hakikatnya sama dengan abortus,
merusak atau menghancurkan jiwa yang dimuliakan oleh Allah SWT.
• Menurut istilah kedokteran, aborsi adalah megeluarkan isi rahim
sebelum mencapai 28 minggu, yang menjadikanya tidak dapat hidup.
Maka bila lahir setelah waktu tersebut tidak dinamakan sebagai
aborsi menurut kedokteran, tetapi ia dinamakan dengan kelahiran
sebelum waktunya.
• Menurut istilah undang-undang, aborsi adalah mengeluarkan janin
dengan unsur kesengajaan sebelum waktu kelahiran dan
dilakukan dengan segala cara yang tidak dihalalkan oleh undang-
undang.Maka diberlakukannya hukum bila terdapat tiga syarat
yang mengacu pada tindakan aborsi, yaitu:
• adanya kehamilan
• adanya praktek-praktek yang mengacu kepada tindakan
aborsi
• adanya maksud perbuatan kriminal.
• Menurut istilah Ulama Syar’i, aborsi adalah  berakhirnya suatu kehamilan
(oleh akibat – akibat tertentu ) sebelum buah kehamilan tersebut mampu
untuk hidup di luar kandungan yang tidak dikehendaki atau diinginkan.
• Aborsi menurut (Dorland, 2002) adalah pengeluaran hasil konsepsi
secara prematur dari uterus, embrio  yang belum dapat hidup. Dengan
kata lain, aborsi adalah berhentinya kehamilan sebelum usia kehamilan
20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
• Aborsi dalam istilah medis adalah berhentinya kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila janin
lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu,
maka istilahnya adalah kelahiran prematur. 
• Sedangkan dalam istilah syari’at, aborsi adalah kematian janin atau
keguguran sebelum sempurna walaupun janin belum mencapai usia
enam bulan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa aborsi secara syari’at
tidak melihat kepada usia kandungan, namun melihat kepada
kesempurnaan bentuk janin tersebut.
Macam macam Aborsi
• Aborsi itu sendiri dibagi menjadi tiga yaitu:
• Aborsi Spontan / Alami (Al-Ijhâdh at-Tilqâ’i atau al-‘Afwi)
• Merupakan aborsi yang berlangsung tanpa tindakan
apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya
kualitas sel telur dan sel sperma atau aborsi yang terjadi
secara alami tanpa adanya upaya - upaya dari luar
(buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut.
• Aborsi Terapeutik / Medis (Al-Ijhâdh al-‘Ilâji)
• Merupakan aborsi dengan pengguguran kandungan buatan
yang dilakukan atas indikasi medis. Sebagai contoh, calon ibu
yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi
menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat
membahayakan baik calon ibu maupun janin yang
dikandungnya.Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang
matang dan tidak tergesa-gesa.
• Aborsi Buatan / Sengaja (Al-Ijhâdh al-Ijtimâ–’i)
• Merupakan aborsi yang dilakukan dengan mengakhiri kehamilan
sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat
tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si
pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun
beranak).
Hukum Abortus
• Aborsi merupakan suatu pembunuhan terhadap hak hidup seorang manusia
dan merupakan suatu dosa besar. Merujuk pada ayat-ayat Al-Quran yaitu
pada Surat Al Maidah ayat 32, setiap muslim meyakini bahwa siapapun
membunuh manusia, hal ini merupakan membunuh semua umat manusia.
Selanjutnya Allah juga memperingatkan bahwa janganlah kamu membunuh
anakmu karena takut akan kemiskinan atau tidak mampu membesarkannya
secara layak. Bahwa kehidupan janin (anak dalam kandungan) menurut
pandangan syari’at Islam merupakan kehidupan yang harus dihormati,
dengan menganggapnya sebagai suatu wujud yang hidup yang wajib dijaga.
Sehingga Islam memperbolehkan seorang wanita hamil untuk buka puasa
(tidak puasa) pada bulan ramadhan. Bahkan kadang diwajibkan berbuka jika
ia khawatir akan kesehatan kandungannya. Karena itu syari’at Islam
mengharamkan tindakan yang melampaui batas terhadapnya. Meskipun yang
melakukan ayah atau ibunya sendiri yang telah mengandungnya dengan
susah payah. Bahkan terhadap kehamilan yang haram, yang dilakukan
dengan jalan perzinahan, janinnya tetap tidak boleh digugurkan, karena ia
merupakan manusia hidup yang tidak berdosa.
Sebab-Sebab Aborsi
• Karena takut miskin atau pengahasilan yang tidak memadai
• karena ibu khawatir anak yang tengah disusuinya terhenti
mendapatkan asi
• takut janin tertular penyakit yang diderita ibu atau ayahnya
• kekhawatiran akan kelangsungan hidup ibu apabila kehamilan
membahayakan kesehatannya
• niat menggugurkan janin pada kanndungan kehamilan yang tidak
di syariatkan akibat perzinahan
Resiko dan Dampak dari Aborsi
• Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
• Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
• Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
• Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
• Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya.
• Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).
• Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
• Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
• Kanker hati (Liver Cancer).
• Kelainan pada ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya dan pendarahan hebat pada kehamilan berikutnya.
• Menjadi mandul atau tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic
Pregnancy).
• Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
• Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
Dampak Aborsi
• Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan
merusak organ-organ didekatnya seperti kandung kemih  atau
usus.
• Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat
terjadi karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan
perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia menguncup
kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan
maka otot tersebut akan menjadi robek.
• Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke
dalam rahim.
• Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar,
tetapi beberapa hari kemudian atau beberapa minggu timbul
kembali. Menstruasi tidak normal lagi selama sisa produk
kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah
menjadi kanker.
Aborsi Menurut Hukum Positif Indonesia
• Menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP BAB XIX).
• Pasal 229 (1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita
atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau
ditimbulkan harapan, bahwa karenapengobatan itu hamilnya dapat
digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun
atau denda paling banyak tiga ribu rupiah. (2) Jika yang bersalah,
berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan
tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib,
bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga. (3) Jika yang
bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian
maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu. 
• Pasal 314 “Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan
anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan
sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak
sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
• Pasal 342 “Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang
ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan
anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian
merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan
pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana
penjara paling lama sembilan tahun.
•  Pasal 343 “Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan
342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta melakukan,
sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
•  Pasal 346 “Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun”.
• Pasal 347 (1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua
belas tahun. (2)Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.
•  Pasal 348 (1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama
lima tahun enam bulan. (2)Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,
dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
• Pasal 349 “Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan
dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan”.
•   Pasal 535 “Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta
menawarkan, ataupun secara terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa
diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian itu,
diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu
lima ratus rupiah”.
 Aborsi Menurut UU No. 36 Tahun 2009 Tentanng
Kesehatan
• Setiap orang dilarang melakukan aborsi. (Namun, menurut
pasal 75 ayat 2)
• UU Kesehatan, larangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dikecualikan berdasarkan:
• indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan,
baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita
penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak
dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar
kandungan; atau
• kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban perkosaan.
• Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan
diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor
yang kompeten dan berwenang.
• Menurut Pasal 76 UU Kesehatan menyatakan syarat-
syarat boleh dilakukannya aborsi.
• Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya
dapat dilakukan:
• Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari
pertama haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis.
• Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan
kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri.
• Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan
• Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan
• Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh Menteri.
EUTHANASIA
• Pengertian Euthanasia
• Euthanasia secara bahasa berasal dari bahasa
Yunani eu yang berarti “baik”, dan thanatosyang berarti
“kematian”. Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah
qatlu ar-rahma atau taysir al-maut. Menurut istilah
kedokteran, euthanasia berarti tindakan agar kesakitan
atau penderitaan yang dialami seseorang yang akan
meninggal diperingan. Juga berarti mempercepat
kematian seseorang yang ada dalam kesakitan dan
penderitaan hebat menjelang kematiannya.
Macam Macam Euthanasia
• Euthanasia aktif
• Euthanasia aktif adalah tindakan dokter mempercepat
kematian pasien dengan memberikan suntikan ke dalam
tubuh pasien tersebut. Suntikan diberikan pada saat
keadaan penyakit pasien sudah sangat parah atau sudah
sampai pada stadium akhir, yang menurut perhitungan
medis sudah tidak mungkin lagi bisa sembuh atau
bertahan lama. Alasan yang biasanya dikemukakan
dokter adalah bahwa pengobatan yang diberikan hanya
akan memperpanjang penderitaan pasien serta tidak akan
mengurangi sakit yang memang sudah parah.
• Euthanasia Pasif
• Euthanasia pasif adalah tindakan dokter menghentikan pengobatan
pasien yang menderita sakit keras, yang secara medis sudah tidak
mungkin lagi dapat disembuhkan. Penghentian pengobatan ini
berarti mempercepat kematian pasien. Alasan yang lazim
dikemukakan dokter adalah karena keadaan ekonomi pasien yang
terbatas, sementara dana yang dibutuhkan untuk pengobatan
sangat tinggi, sedangkan fungsi pengobatan menurut perhitungan
dokter sudah tidak efektif lagi. Terdapat tindakan lain yang bisa
digolongkan euthanasia pasif, yaitu tindakan dokter menghentikan
pengobatan terhadap pasien yang menurut penelitian medis masih
mungkin sembuh. Alasan yang dikemukakan dokter umumnya
adalah ketidakmampuan pasien dari segi ekonomi, yang tidak
mampu lagi membiayai dana pengobatan yang sangat tinggi.
Pandangan Hukum Positif Tentang Euthanasia
• Menurut Aspek Medis
• Dalam bidang kedokteran, euthanasia merupakan sebuah
dilema yang menempatkan seorang dokter dalam posisi
yang serba sulit. Euthanasia berarti kematian yang
membahagiakan atau mati cepat tanpa derita. Dalam
perkembangannya pengertian ini berkembang menjadi
pembunuhan atau pengakhiran hidup karena belas
kasihan (mercy killing) dan membiarkan seseorang untuk
mati secara menyenangkan (mercy death).
• Menurut Aspek Hukum
• Dari sudut hukum pidana KUHP mengatur masalah euthanasia
melalui beberapa pasal khususnya pasal 344 yang sering disebut
sebagai “pasal euthanasia”. Pasal ini berbunyi “barangsiapa
menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri,
yang disebutkannya dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh,
dihukum penjara selama-lamanya 12 tahun” . Jika dokter
membiarkan pasien meninggal atau tidak melakukan suatu tindakan
medis (euthanasia pasif), dokter dapat dituntut berdasarkan pasal
304 KUHP. Pasal tersebut berbunyi:
• “barang siapa dengan sengaja menempatkan atau membiarkan
seseorang dalam keadaan sengsara, padahal menurut hukum yang
berlaku baginya atau karena persetujuan ia wajib memberikan
kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang itu, diancam
dengan pidana penjara....”. 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai