KEPULAUAN RIAU
NAMA KELOMPOK:THIYAS AGUNG TR
STANISLAUS VIERI HALIM
VENUS STASYA
TERESIA ANESEA
Tambang
Kepulauan riau merupakan salah satu daerah di indonesia yang memiliki potensi
hasil tambang cukup berlimpah.misalnya daja sumber daya alam mineral dan
energi yang meliputi bahan galian A seperti minyak bumi dan gas alam yang
berada di kabupaten natuna,bahan galian B seperti timah di kabupaten
karimun,bauksit di kabupaten (binta,karimun,lingga,tanjung pinang),bahan
galian c seperti granit( kabupaten karimun,bintan,natuna,lingga),pasir dan
kuarsa(kabupaten karimun dan natuna)
Minyak Bumi dan Gas Alam (Kepulauan
Natuna)
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai
karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang
beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing.
Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan
perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya.
Hal ini juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan
minyak tersebut.
Timah(Kabupaten Karimun)
Timah (atau timah putih) adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki simbol Sn (bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50
Bauksit(Kabupaten Binta, Karimun,
Lingga, Tanjung Pinang)
Bauksit (bahasa Inggris: bauxite) adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous
aluminium oksida dan aluminium hidroksida yakni dari mineral gibbsite Al (OH) 3,
boehmite γ-ALO (OH), dan diaspore α-ALO (OH), bersama-sama dengan oksida
besi goethite dan bijih besi, mineral tanah liat kaolinit dan sejumlah kecil
anatase Tio 2
Granit(Kabupaten Karimun, Bintan,
Natuna, Lingga)
Granit alkali feldspar, Varian granit yang disebut juga 'granit merah', adalah
batuan beku felsik dan merupakan tipe dari granit yang kaya akan mineral K-
felspar (kalium felspar). Batuan ini padat dengan tekstur faneritik
.Melimpahnya K-felspar menyebabkan batuan ini berwarna merah muda
hingga rona kemerahan; serta dibumbui oleh sejumlah kecil mineral-mineral
hitam.
Pasir dan Kuarsa(Kabupaten Karimun
dan Natuna)
Kuarsa adalah salah satu mineral yang umum ditemukan di kerak kontinen
bumi. Mineral ini memiliki struktur kristal heksagonal yang terbuat dari silika
trigonal terkristalisasi (silikon dioksida, SiO2), dengan skala kekerasan Mohs 7
dan densitas 2,65 g/cm³. Bentuk umum kuarsa adalah prisma segienam yang
memiliki ujung piramida segienam.
Kelautan
Kerapu merupakan ikan yang hidup di perairan berkarang. Dengan rasa daging
yang lembut dan enak, kerapu merupakan salah satu ikan yang banyak
diminati masyarakat. Harganya yang cukup tinggi membuat ikan ini banyak di
budidayakan oleh masyarakat. Teknik budidaya yang cukup mudah membuat
ikan ini menjadi salah satu primadona oleh para pembudidaya.
Pariwisata
Pulau Abang adalah sebuah pulau kecil yang berada di sebelah selatan kota
Batam, provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berukuran kurang lebih 2.000 x
5.000 m, dan berjarak lebih kurang 50 km dari daerah Muka-kuning pulau
Batam. Pulau Abang ini dapat dituju dengan menggunakan perahu bot atau
lebih dikenal bot pompong dari jembatan 6 Barelang (kurang lebih 12 km dari
sini).
Pantai Nongsa
Di Batam ada satu pantai bernama Pantai Nongsa. Kawasan wisata pantai ini
terletak di Kelurahan Sambau, Kecamatan Batam Timur, Kota Batam,
Kepulauan Riau, Indonesia. Konon, kampung nongsa merupakan pemukiman
penduduk paling awal yang wujud di Batam
Hutan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan
dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-
wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida
(carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta
pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling
penting.
SM Bukit Rimbang Bukit Baling
SM Bukit Rimbang Bukit Baling pada awalnya ditunjuk melalui Keputusan
Gubernur KDH Tk. I Riau Nomor 149/V/1982 tanggal 21 Juni 1982 tentang
Penunjukan Areal Hutan di sekitar Bukit Rimbang Bukit Baling sebagai
kawasan Hutan Tutupan / Suaka Alam seluas 136.000 hektar. Bukit Rimbang
Bukit Baling ditunjuk sebagai kawasan suaka alam dikarenakan areal hutan di
sekitar Bukit Rimbang Bukit Baling memiliki fungsi suaka margasatwa dan
sumber mata air yang perlu dibina kelestariannya, untuk kepentingan
pengaturan tata air, pencegahan bahaya banjir, tanah longsor dan erosi.
SM Giam Siak Kecil
Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil ditunjuk pertama kali berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur KDH. Tk. I Riau Nomor Kpts.342/XI/1983 tanggal 3
November 1983 dengan luas ±50.000 hektar. Penunjukan kawasan Giam Siak
Kecil sebagai suaka margasatwa diperuntukkan bagi perlindungan hidupan liar
khususnya mamalia besar, yaitu Harimau Sumatera (Panthera tigris
sumatrae), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), Beruang madu
(Helarctos malayanus), Tapir (Tapirus indicus), serta untuk perlindungan
tumbuhan Giam (Cotylelobium malayanum)
TWA Buluh Cina
TWA Buluh Cina ditunjuk berdasarkan Keputusan Gubernur Riau Nomor
Kpts.468/IX/2006 tanggal 6 September 2006 dengan luas ±1000 hektar, yang
berasal dari lahan masyarakat Desa Buluh Cina yang dihibahkan menjadi TWA
Buluh Cina tanpa ganti rugi. Kemudian TWA Buluh Cina ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 3587/Menhut-VII/KUH/2014
tanggal 2 Mei 2014, dengan luas 963,33 hektar.
TWA Sungai Dumai
Kawasan hutan wisata sungai dumai ditunjuk berdasarkan SK.Gubernur KDH
Tk I Riau No.85/I/1985 Tanggal 23 Januari 1985 dengan luas kawasan 5.000
Ha dan penetapan kawasan berdasarkan SK.Menhut No.154/Kpts-II/1990
Tanggal 10 April 1990 dengan luas kawasan 4.712,50 Ha. Secara Geografis
terletak di 1 31’-1 38’LU dan 100 31’-101 28’BT.Kawasan ini terletak di
wilayah Administrasi Kota Dumai Prov Riau. Secara Administrasi Kehutanan
berada di bawah pengawasan Seksi Konservasi Wilayah III Bidang KSDA Wiayah
II Balai Besar KSDA Riau. Ditetapkan sebagai Hutan wisata karena memiliki
karakteristik yang sesuai dengan kriteria hutan wisata
Suaka Margasatwa Bukit Bungkuk
Cagar Alam Bukit Bungkuk Ditunjuk melalui Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor. 173/Kpts-II/1986 tanggal 6 Juni 1986. Luas kawasan 20.000
Ha, Kawasan Cagar Alam Bukit Bungkuk kemudian ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 3917/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 14
Mei 2014 tentang Penetapan Kawasan Hutan Cagar Alam Bukit Bungkuk seluas
12.828,88 Hektar di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. terletak di 0˚10’ LU –
0˚ 15’ LU dan 101˚ 50’ – 101˚ 55’ BT