Anda di halaman 1dari 57

BAB 12

PENILAIAN
KINERJA
K E S E H ATA N
BANK/BPR/KOPERAS
I S I M PA N P I N J A M
Reiska Ananda Ariputri
7211416122
1.1 Pengertian Kinerja

Kinerja adalah pencapaian suatu tujuan dari


suatu kegiatan atau pekerjaan tertentu untuk
mencapai tujuan perusahaan yang diukur
dengan standar
1.2
TUJUAN
PENILAIA
N
KERJA

untuk mengetahui
efektivitas operasional
perusahaan
1.3 PENGUKURAN KINERJA

• pengukuran kinerja non keuangan (non financial


performance measurement)
• dan pengukuran kinerja keuangan
PENILAIAN KINERJA
PERBANKAN
PERATURAN KINERJA PERBANKAN

1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011


tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
2. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
No.14/SEOJK.03/2017 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum
2.1 Aspek-aspek Penilaian

1. Capital
2. Asset Quality
3. Aspek Kualitas Manajemen (Management)
4. Earning & Efficiency
5. Liquidity
2.1.1
Capital
Permodalan (capital) adalah penilaian pendekatan kuantitatif dan
kualitatif factor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian
terhadap komponen-komponen sbb:

 Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal (KPMM)


terhadap ketentuan yang berlaku
 Komposisi permodalan
 Tren kedepan / proyeksi KPMM
 Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan modal Bank
 Kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang
berasal dari keuntungan (laba ditahan)
 Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha
 Akses kepada sumber permodalan
 Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan
2.1.2 Aspek Kualitas
Aset (Asets)
Kualitas Asset (Asset Quality) mengenai penilaian pendekatan kuantitatif
dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain dilakukan melalui penilaian
terhadap komponen-komponen sbb :

 Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan total aktiva


produktif
 Debitor inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan total kredit
 Perkembangan aktiva produktif bermasalah (nonperforming asset)
dibandingkan aktiva produktif
 Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva
produktif (PPAP)
 Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif
 Dokumentasi aktiva produktif
 Kinerja penaganan aktiva produktif bermasalah
2.1.3  Aspek Kualitas
Manajemen (Management)

Manajemen (Management) mengenai penilaian


terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan
melalui penilaian terhadap komponen-komponen sbb:

Manajemen umum
Penerapan sistem manajemen resiko
Kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku
serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau
pihak lainnya
2.1.4 Aspek
Earning
Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas terus
meningkat di atas standar yang telah ditetapkan. Rentabilitas (Earnings)
mengenai penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas
antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen
sbb:

 Pengembalian atas aktiva (Return on Assets-ROA)


 Pengembalian atas ekuitas (Return on equity-ROE)
 Margin bunga bersih (net interest margin-NIM)
 Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)
 Pertumbuhan laba operasional
 Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan
 Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya
 Prospek laba operasional
2.1.5 Aspek Likuiditas
(Likuidity)
Likuiditas (Liquidity) mengenai penilaian pendekatan kuantitatif dan
kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian
terhadap komponen-komponen sbb :

 Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan pasiva likuid kurang


dari 1 bulan
 Proyeksi arus kas 3 bulan mendatang
 Ketergantungan pada dana antarbank dan deposan inti
 Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities
management-ALMA)
 Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang,pasar
modal atau sumber-sumber pendanaan lainnya
 Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga ( loan to deposit ratio –
LDR )
Tingat
Kesehatan Bank
3.1 PENGERTIAN TINGKAT KESEHATAN
BANK

Kemampuan menghimpun dana masyarakat dari lembaga lain dan


dari modal sendiri

Kemampuan mengolah dana

Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat

Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan,


pemilik modal dan pihak lain
CONTOH
PENILAIAN KESEHATAN BANK DENGAN
METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT
INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE
2011-2013
Penilaian Kesehan Bank BRI Tahun
2011
Penilaian Kesehan Bank BRI Tahun 2012
Penilaian Kesehan Bank BRI Tahun 2013
Penilaian Kinerja BPR
PERATURAN KINERJA BPR
• Pengujian Tingkat Kesehatan PD BPR yang mengacu kepada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor:
30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat 
(BPR).
• Pengujian Targetdan realisasi RKAP, berupa evaluasi atasproses penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP), pencapaian target-target keuangan dan non keuangan dalam RKAP serta penyebab tercapainya
atau tidak tercapainya target tersebut
• Penilaian Sistem Pengendalian Intern, berupa evaluasi atas pelaksanaan pengendalian intern dan kelemahan-
kelemahan yang ada yang meliputi lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi serta pemantauan.
• Evaluasi Penerapan GCG, berupa evaluasi atas kondisi penerapan GCG di PD BPR termasuk kendala-kendala yang
dihadapi dalam menerapkan GCG dan permasalahan yang berpengaruh secara signifikan terhadap penerapan GCG.
• Evaluasi peranPD BPR dalam meningkatkan UMKM, berupa evaluasi peran aktif PD BPR dalam mendukung program
pemerintah untuk memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam menyediakan fasilitas
pembiayaan dalam bentuk kredit modal kerja.
Capaian kinerja yang dihasilkan oleh
suatu badan usaha membutuhkan pihak
ketiga untuk menilai apakah capaian
tersebut telah sesuai dengan sasaran
jangka pendek maupun sasaran jangka
panjang yang telah ditetapkan, sehingga
dapat diketahui seberapa jauh suatu badan
usaha tersebut bergerak mencapai
visi/misinya.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) sebagai pengawas intern pemerintah
menempatkan diri sebagai pihak yang
independen yang memberikan jasa profesional
sesuai dengan bidangnya untuk memberikan
penilaian dalam bentuk evaluasi kinerja atas
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh suatu
Badan Usaha.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh Direktorat
BUMD adalah penyusunan pedoman untuk melakukan
evaluasi kinerja Perusahaan Daerah Bank Perkreditan
Rakyat (PD BPR) sebagai salah satu komponen penting
dari pelaksanaan pengawasan atas perbankan di
Indonesia sehingga menjadi acuan, kriteria dan standar
yang dapat dipergunakan dalam Kegiatan pengawasan
PD BPR.
Pedoman Evaluasi Kinerja Perusahaan Daerah Bank
Perkreditan Rakyat (PD BPR) yang disusun oleh
Direktorat BUMD tersebut telah ditandatangani oleh
Deputi Akuntan Negara pada bulan Oktober 2009.
Dengan disahkannya pedoman tersebut diharapkan menjadi
acuan, kriteria dan standar yang dapat dipergunakan dalam
Kegiatan pengawasan PD BPR sehingga akan memudahkan para
Evaluator dalam melaksanakan tugas evaluasi kinerja dengan
sebaik-baiknya.
 
Tujuan penilaian/evaluasi kinerja PD BPR adalah memberikan
informasi yang relevan dan obyektif mengenai kinerja
perusahaan kepada pihak-pihak intern maupun ekstern
perusahaan yang berkepentingan. Sedangkan sasarannya adalah
penilaian atas pencapaian kinerja dan memberikan rekomendasi
perbaikan dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan.
CONTOH
Penilaian Kinerja BPR Di Jawa
Tengah
KINERJA BPR DI JAWA TENGAH
Penilaian Kinerja Koperasi
Simpan Pinjam
PERATURAN Kinerja Pada Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi sebagai organisasi yang memiliki karakter dan ciri


tersendiri dibandingkan dengan badan usaha lainnya
memiliki suatu metode evaluasi kinerja tersendiri antara lain
melalui penilaian kesehatan, sebagaimana diatur dalam :

Keputusan Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan


Menengah Republik Indonesia Nomor : 194/Kep/M/IX/1998
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam.
Penilaian Koperasi Simpan Pinjam
Penilaian Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
Koperasi(KSP/USP-Kop.) dilaksanakan dengan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif melalui penilaian berbagai aspek
yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan usaha
KSP/USP-Kop dimaksud.
Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
• Penilaian melalui pendekatan kualitatif dilakukan dengan menilai
aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen,
rentabilitas, likuiditas, sedangkan kuantitatif dilakukan dengan
melakukan analisa dan pengujian atas komponen yang tidak
dapat dikuantifikasikan tetapi mempunyai pengaruh yang
material terhadap tingkat kesehatan KSP/USP.
• Penilaian dilakukan dengan menggunakan sistem nilai kredit
atau reward system yang dinyatakan dalam angka dengan nilai
kredit 0 sampai dengan 100 pada setiap aspek yang dinilai.
Pendekatan Kualitatif
• Aspek Permodalan
• Kualitas Aktiva Produktif
• Manajemen
• Rentabilitas
• Likuiditas
1. Permodalan
• Rasio antara modal sendiri terhadap total asset
• Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
berisiko
Untuk memperoleh rasio antara modal sendiri
terhadap total asset ditetapkan sbb:
a. untuk rasio permodalan lebih kecil atau sama
dengan 0 diberikan nilai kredit 0.
b. untuk setiap kenaikan rasio modal 1% mulai
dari 0% nilai kredit ditambah 5 dengan
maksimum nilai 100.
c. nilai kredit dikalikan bobot sebesar 10%
diperoleh skor permodalan.
Untuk memperoleh rasio modal sendiri
terhadap pinjaman diberikan yang berisiko,
ditetapkan sebagai berikut :
a. untuk rasio permodalan lebih kecil atau sama
dengan 0 diberikan nilai kredit 0.
b. untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0%
nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.
c. nilai kredit dikalikan bobot sebesar 10%
diperoleh skor permodalan.
2. KUALITAS AKTIVA TETAP
• Rasio Volume Pinjaman pada Anggaran terhadap Total Volume
Pinjaman Diberikan
• Rasio Resiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman
Diberikan
• Rasio Cadangan Resiko terhadap Resiko Pinjaman Bermasalah
Rasio Antara Volume Pinjaman Kepada
Anggota Terhadap Total Volume Pinjaman Diberikan

Untuk mengukur rasio antara volume pinjaman kepada


anggota terhadap total volume pinjaman
diberikan ditetapkan sebagai berikut :
a. untuk rasio sama dengan atau lebih besar 60 % diberikan nilai
kredit 100;
b. untuk rasio Iebih kecil 60 % diberikan nilai kredit 0;
c. nilai kredit dikalikan bobot 10 % diperoleh skor.
Macam-Macam Pinjaman Bermasalah

• Pinjaman Kurang Lancar


• Pinjaman Yang Diragukan
• Pinjaman Yang Macet
Pinjaman Kurang Lancar
Pinjaman digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria di bawah ini :
a) Pengembangan pinjaman dilakukan dengan angsuran yaitu :
1) terdapat tunggakan angsuran pokok sebagai berikut :
¨ tunggakan melampaui 1 (satu) bulan dan belum melampaui 2 (dua) bulan bagi pinjaman dengan
masa angsuran kurang dari 1 (satu) bulan; atau
¨ melampaui 3 (tiga) bulan dan belum melampaui 6 (enam) bulan bagi pinjaman yang masa
angsurannya ditetapkan bulanan, 2 (dua) bulan atau 3 bulan; atau
¨ melampaui 6 (enam) bulan tetapi belum melampaui 12 (dua belas) bulan bagi pinjaman yang
masa angsurannya ditetapkan 6 (enam) bulan atau Iebih; atau
2) terdapat tunggakan bunga sebagai berikut :
¨ tunggakan melampaui 1 (satu) bulan tetapi belum melampaui 3 (tiga) bulan bagi pinjaman
dengan masa angsuran kurang dari 1 (satu) bulan; atau
¨ melampaui 3 (tiga) bulan, tetapi belum melampaui 6 (enam) bulan bagi pinjaman yang masa
angsurannya Iebih dari 1 (satu) bulan.
b) Pengembalian pinjaman tanpa angsuran yaitu :
1) Pinjaman belum jatuh tempo
terdapat tunggakan bunga yang melampaui 3 (tiga) bulan tetapi belum melampaui 6 (enam)
bulan.
2) Pinjaman telah jatuh tempo dan belum dibayar tetapi belum melampaui 3 (tiga) bulan
Pinjaman Yang Diragukan

Pinjaman digolongkan diragukan apabila pinjaman yang


bersangkutan tidak memenuhi kriteria kurang lancar tetapi
berdasarkan penilaian dapat disimpulkan bahwa :
a. pinjaman masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai
sekurang-kurangnya 75% dari hutang peminjam termasuk
bunganya; atau
b. pinjaman tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih
bernilai sekurang-kurangnya 100% dari hutang peminjam.
Pinjaman Yang Macet

Pinjaman digolongkan macet apabila :


a. tidak memenuhi kriteria kurang lancar dan diragukan atau
b. memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 21
(dua puluh satu) bulan sejak digolongkan diragukan belum ada
pelunasan atau usaha penyelamatan pinjaman;
c. pinjaman tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada
Pengadilan Negeri atau telah diajukan penggantian ganti rugi
kepada perusahaan asuransi kredit.
Rasio Antara Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman Yang
Diberikan

Untuk memperoleh rasio antara risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang


diberikan, ditetapkan sebagai berikut :
a. menghitung perkiraan besarnya risiko pinjaman bermasalah yaitu sebesar jumlah dari :
¨ 50% dari pinjaman diberikan yang kurang lancar.
¨ 75% dari pinjaman diberikan yang diragukan.
¨ 100% dari pinjaman diberikan yang macet.
b. hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan pinjaman yang diberikan.
c. Perhitungan penilaian
¨ untuk rasio 50% atau Iebih diberi nilai kredit 0.
¨ untuk penurunan rasio 1% nilai kredit ditambah 2 dengan maksimum nilai 100.
¨ nilai dikalikan dengan bobot 10% diperoleh skor.
Rasio Cadangan Risiko Terhadap Risiko Pinjaman Bermasalah

Rasio cadangan risiko terhadap risiko pinjaman bermasalah


dihitung dengan cara penilaian, sebagai berikut :
a. untuk rasio 0% tidak mempunyai cadangan penghapusan
diberinilai 0.
b. untuk setiap kenaikan 1% mulai dari 0%, maka nilai kredit
tersebut ditambah sampai dengan maksimum 100.
c. nilai dikalikan bobot sebesar 10% diperoleh skor
3. PENILAIAN MANAJEMEN
3.1. Penilaian manajemen meliputi beberapa komponen
yaituPermodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Pengelolaan,
Rentabilitas dan Likuiditas;
3.2. Perhitungan nilai kredit didasarkan kepada hasil penilaian atas
jawaban pertanyaan manajemen sebanyak 25 (dua puluh lima).
Selanjutnya dilakukan kuantifikasi dengan cara memberi nilai kredit
sebesar 4 (empat) tempat setiap aspek yang dinilai positif nilai
kredit dikalikan bobot sebesar 25% diperoleh skor manajemen.
4. PENILAIAN RENTABILITAS
• Penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas didasarkan pada 3
(tiga) rasio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan
operasional. SHU sebelum dikenakan pajak terhadap total
asset tersebut dan rasio beban operasional terhadap
pendapatan operasional.
• Rasio SHU sebelum Pajak terhadap Pendapatan Operasional
• Rasio SHU sebelum Pajak terhadap Total Asset
• Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Rasio SHU sebelum Pajak terhadap Pendapatan
Operasional

Cara perhitungan rasio SHU sebelum dikenakan pajak


terhadap pendapatan operasional ditetapkan sebagai berikut :
a. untuk rasio 0% atau negatif diberi nilai kredit 0.
b. untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0% nilai kredit
ditambah 20 dengan maksimum nilai 100.
c. nilai kredit dikalikan dengan bobot sebesar 5% diperoleh skor.
Rasio SHU sebelum Pajak terhadap Total
Asset
Perhitungan nilai rasio SHU sebelum dikenakan pajak
terhadap total asset ditetapkan sebagai berikut :
a. untuk rasio 0 atau negatif diberi nilai kredit 0.
b. untuk setiap kenaikan rasio SHU 1% mulai dari 0% nilai kredit
ditambah 10 sampai dengan maksimum 100.
c. nilai kredit dikalikan dengan bobot sebesar 5% diperoleh skor.
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional

Perhitungan nilai kredit dari rasio beban operasional


terhadap pendapatan operasional dalam periode satu tahun
buku, ditetapkan sebagai berikut :
a. untuk rasio 100 % atau lebih diberi nilai kredit 0.
b. untuk setiap penurunan rasio sebesar 1% mulai dari 100%
nilai kredit ditambah 10 sampai dengan maksimum 100.
c. nilai kredit dikalikan dengan bobot sebesar 5% diperoleh skor.
5. PENILAIAN LIKUIDITAS
Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas didasarkan rasio antara pinjaman yang diberikan terhadap
dana yang diterima.
Dana yang diterima terdiri dari :
a. modal sendiri;
b. modal pinjaman;
c. modal penyertaan;
d. simpanan anggota (Tabungan Koperasi dan Simpanan Berjangka)

Cara perhitungan nilai kredit dari likuiditas dilakukan sebagai berikut :


a. untuk rasio 90 % atau lebih, diberi nilai kredit 0;
b. untuk rasio dibawah 90 % diberi nilai kredit 100;
c. nilai kredit dikalikan bobot sebesar 10 % diperoleh skor likuiditas.
CONTOH
Penilaian Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam JASA Pekalongan
(Jawa Tengah)
Sesuai ketentuan penilaian kesehatan, setiap aspek yang dinilai diberi bobot
sesuai besarnya pengaruh terhadap kesehatan koperasi, diperoleh hasil
sebagai berikut :
a. Aspek Permodalan.
o Rasio modal sendiri terhadap total asset hanys mencapai5,16% yang berarti
bahwa kemampuan modal sendiri dalam mendukung pendanaan terhadap
total asset masih sangat rendah, sehingga nilai skor hanya mencapai
2,58 dari nilai maksimal 10 (sepuluh).
o Kemampuan modal sendiri untuk menutupi resiko atas pemberian pinjaman
yang tidak didukung dengan agunan mempunyai nilai skor baik yaitu
mempunyai nilai maksimal 10 (sepuluh).
b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif.
o Rasio volume pinjaman yang diberikan kepada anggota dibanding seluruh
volume pinjaman yang diberikan adalah 80,96% (termasuk perhitungan
pelayanan kepada anggota luar biasa), berarti pinjaman yang diberikan
kepada anggota diatas 60%, sehingga nilai skornya 10 (sepuluh).
o Rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang
diberikan mencapai 0,79%, berarti kualitas pemberian pinjaman semakin
baik, sehingga resiko pinjaman bermasalah semakin kecil. Nilai skor yang
diperoleh adalah 9,84 dari nilai maksimal 10 (sepuluh).
o Rasio pemupukan cadangan resiko dibanding pinjaman bermasalah adalah
114,49%, berarti cadangan yang dihimpun untuk menutup pinjaman
bermasalah, sehingga nilai skor 10 (sepuluh).
c. Aspek Manajemen.
Aspek manajemen terdiri dari komponen
permodalan; kualitas aktiva produktif;
pengelolaan; rentabilitas dan likuiditas, dengan
seluruh pertanyaan yang diajukan sebanyak
25. Hasil penilaiannya memperoleh nilai skor 24.
Terdapat 1 (satu) pertanyaan yang skornya
negative yaitu mengenai simpanan koperasi
(tabungan koperasi dan Simpanan berjangka
koperasi) karena peningkatannya hanya 8,83%
dari peningkatan minimal 10% bila
dibandingtahun sebelumnya.
d. Aspek Rentabilitas
o Kemampuan KSP JASA PKL (Jawa Tengah) dalam memperoleh
SHU sebelum dikenakan pajak dibanding pendapatan
operasional dalam satu Tahun Buku 2007 hanya mencapai 2,94%
atau jauh lebih rendah dari bunga normal, sehingga nilai skornya
hanya sebesar2,95 dari nilai skor maksimal 5.
o Kemampuan KSP JASA PKL (Jawa Tengah) untuk memperoleh
SHU sebelum pajak dibanding total Asset mencapai 0,41%,
artinya kemampuan koperasi dalam mengelola asset yang
dimiliki masih sangat rendah, sehingga nilai skornya
mencapai 0,21 dari nilai skor maksimal 5.
o Perbandingan antara beban operasional terhadap pendapatan
operasional hanya mencapai 97,22%, artinya sebagian besar
pendapatan operasional digunakan untuk menuntupi beban
operasional, sebagai akibatnya nilai skor hanya mencapai 1,39
dari nilai skor maksimal 5.
e. Aspek likuiditas.
Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana
yang diterima mencapai 78,80%, artinya
kebutuhan untuk pelayanan pinjaman
sepenuhnya dapat dipenuhi dari dana yang
tersedia, sehingga setiap saat anggota
membutuhkan pinjaman, koperasi siap
memberikan pelayanan. Adapun nilai skornya
mencapai nilai maksimal yaitu 10 (sepuluh).
Hasil Penilaian Kesehatan KSP PKL (Jawa Tengah)

Berdasarkan hasil perhitungan


penilaian kuantitatif terhadap 5
(lima) aspek tersebut diatas,
diperoleh skor secara keseluruhan
sebesar 80,97 (delapan puluh koma
sembilan puluh tujuh)dengan
predikat Cukup Sehat.
Sumber:
Sukardi. 2005. Akuntansi Manajemen. Semarang: UPT UNNES Press.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 9
    Bab 9
    Dokumen58 halaman
    Bab 9
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Catatan
    Catatan
    Dokumen1 halaman
    Catatan
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Bab 10
    Bab 10
    Dokumen82 halaman
    Bab 10
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Bab 9
    Bab 9
    Dokumen58 halaman
    Bab 9
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Bab 10
    Bab 10
    Dokumen82 halaman
    Bab 10
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Bab 13
    Bab 13
    Dokumen61 halaman
    Bab 13
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Bab 11
    Bab 11
    Dokumen66 halaman
    Bab 11
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Catatan
    Catatan
    Dokumen1 halaman
    Catatan
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 12
    Review Jurnal 12
    Dokumen15 halaman
    Review Jurnal 12
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 9
    Review Jurnal 9
    Dokumen16 halaman
    Review Jurnal 9
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 10
    Review Jurnal 10
    Dokumen13 halaman
    Review Jurnal 10
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 12
    Review Jurnal 12
    Dokumen15 halaman
    Review Jurnal 12
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 10
    Review Jurnal 10
    Dokumen13 halaman
    Review Jurnal 10
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 9
    Review Jurnal 9
    Dokumen16 halaman
    Review Jurnal 9
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 6
    Review Jurnal 6
    Dokumen11 halaman
    Review Jurnal 6
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 7
    Review Jurnal 7
    Dokumen7 halaman
    Review Jurnal 7
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 5
    Review Jurnal 5
    Dokumen12 halaman
    Review Jurnal 5
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 4
    Review Jurnal 4
    Dokumen10 halaman
    Review Jurnal 4
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 3
    Review Jurnal 3
    Dokumen10 halaman
    Review Jurnal 3
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 8
    Review Jurnal 8
    Dokumen11 halaman
    Review Jurnal 8
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 9
    Review Jurnal 9
    Dokumen16 halaman
    Review Jurnal 9
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 2
    Review Jurnal 2
    Dokumen12 halaman
    Review Jurnal 2
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Review Jurnal 1
    Review Jurnal 1
    Dokumen9 halaman
    Review Jurnal 1
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Enterprise Risk Management (ERM)
    Enterprise Risk Management (ERM)
    Dokumen20 halaman
    Enterprise Risk Management (ERM)
    anandareiska
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Strategik Pada PT ASTRA HONDA MOTOR
    Manajemen Strategik Pada PT ASTRA HONDA MOTOR
    Dokumen18 halaman
    Manajemen Strategik Pada PT ASTRA HONDA MOTOR
    anandareiska
    100% (3)
  • Kelompok 5
    Kelompok 5
    Dokumen15 halaman
    Kelompok 5
    anandareiska
    Belum ada peringkat