Anda di halaman 1dari 17

“PARTISIPASI APARAT PENEGAK HUKUM DALAM

PENANGANAN KENAKALAN REMAJA”


Gresik, 18 Maret 2019
CURRICULUM VITAE :
 NAMA : R. BAYU PROBO SUTOPO, SH.
 TEMPAT TGL LAHIR : SURAKARTA , 30 /03/ 1986
 AGAMA : ISLAM
 PENGALAMAN PENDIDIKAN :1. SD NEGERI CEMARA DUA NOMOR 13 SOLO.
2. SLTP NEGERI 4 SOLO.
3. SMA NEGERI 3 SOLO.
4. FAKULTAS HUKUM UNS SEBELAS MARET SOLO.
 PENGALAMAN KERJA : 1. CALON JAKSA DI KEJARI MINAHASA UTARA SULAWESI UTARA
2. JAKSA FUNGSIONAL KEJARI MARISA DI GORONTALO
3. SATGAS TP3K TIPIDSUS KEJATI GORONTALO
4. KEPALA SEKSI TINDAK PIDANA KHUSUS KEJARI LAMANDAU-
KALIMANTAN TENGAH
5. KEPALA SEKSI INTELIJEN KEJARI GRESIK-JAWA TIMUR
SEKOLAH EFEKTIF YANG BERINTEGRITAS

PENDIDIKAN YG MEMUNGKINKAN PESERTA DIDIK DAPAT


PENDIDIKAN BELAJAR DG MUDAH, MENYENANGKAN, DAN DAPAT
YANG EFEKTIF TERCAPAI TUJUAN SESUAI DG YANG DIHARAPKAN.

PENDIDIK DAPAT
MENINGKATKAN
KEEFEKTIFAN
dalam
PEMBELAJARAN
“KENAKALAN REMAJA”
DEFINISI KENAKALAN REMAJA ..........

Pengertian kenakalan remaja oleh beberapa ahli diantaranya :


Semua perilaku yang menyimpang dari
norma-norma hukum pidana dan sosial 1.Mussen dkk (1994), mendefinisikan kenakalan remaja sebagai perilaku
yang dilakukan oleh remaja dan atas yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak
perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang di sekitarnya. remaja  yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang

dewasa maka  akan mendapat sangsi hukum.

2.Sarwono (2002)  mengungkapkan kenakalan remaja sebagai tingkah laku

yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana.


Faktor penyebab “KENAKALAN REMAJA” ada 2 yaitu :
Faktor penyebab “KENAKALAN REMAJA” ada 2 yaitu :
Bentuk-bentuk “KENAKALAN REMAJA” di SEKOLAH / LUAR
SEKOLAH:

1. TAWURAN ANTAR PELAJAR


- Kenakalan remaja ini dilakukan atas motif saling ejek antar siswa dari dua sekolah yang berbeda.
- Merugikan karena Remaja yang terlibat dalam tawuran tidak mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan
dari perilaku mereka.
- Lingkungan sekitar juga akan merasa sangat terganggu , aksi pengrusakan fasilitas umum dan fasilitas yg
terdapat di sekolah.

2. MENCORET-CORET DINDING SEKOLAH


- remaja disekolah tidak ikut serta dalam memelihara fasilitas milik sekolah.
- Perilaku ini sangat sulit diketahui pelakunya apabila dilakukan diluar jam sekolah ataupun tidak adanya saksi
mata yang melihat. Perilaku ini sebenarnya mengindikasikan minat siswa dalam bidang seni tinggi dan alangkah
baiknya apabila diarahkan dalam bentuk yang lebih baik.

3. MENCURI
Kenakalan remaja ini sangat merugikan pribadi remaja itu sendiri. Kebutuhan atau keinginan seperti teman lain biasanya
menjadi factor kenakalan remaja ini timbul. Akibat yang ditimbulkan pun juga sangat luas, anak akan sangat rentan dijauhi
teman-temannya.
Bentuk-bentuk “KENAKALAN REMAJA” di SEKOLAH / LUAR
SEKOLAH:

4. MEMBOLOS SEKOLAH
Membolos sekolah adalah bentuk tidak disiplinya siswa terhadap peraturan sekolah. Banyak factor yang mendasari
kenakalan remaja ini timbul, seperti tidak ada motivasi untuk belajar, tidak mengerjakan PR, ada pengaruh dari teman yang
suka membolos, dll.

5. MERUSAK FASILITAS SEKOLAH


Perusakan fasilitas sekolah sangat merugikan sekolah dan siswa itu sendiri. Siswa yang diketahui melakukan perusakan akan
diberikan sanksi oleh pihak sekolah. Pihak sekolah sendiri akan merasa sangat rugi, karena perusakan fasilitas sekolah
merupakan perusakan fasilitas pendukung pembelajaran disekolah. Perilaku ini tampak dengan adanya perbuatan mencorat-
coret dinding sekolah atau kelas, merusak tanaman, dan membuang sampah seenaknya.

6. MENYONTEK
Kenakalan remaja ini sangat sering dijumpai disekolah-sekolah. Menyotek bisa menjadi suatu kebiasaan yang sulit
dihilangkan dari pribadi siswa. Rasa tidak percaya terhadap kemampuan diri sendiri dan merasa aman dengan jawaban dari
mencontek menjadi factor kenakalan remaja ini timbul.
7. TIDUR DIDALAM KELAS
Ketika proses pembelajaran berlangsung, kadang-kadang ditemui siswa yang tertidur. Perilaku ini muncul disebabkan oleh
banyak factor seperti, siswa yang kelelahan, konten pembelajaran yang kurang menarik, dll.
Bentuk-bentuk “KENAKALAN REMAJA” di SEKOLAH / LUAR
SEKOLAH:

8. KURANG HORMAT KEPADA GURU DAN KARYAWAN


Perilaku ini tampak dalam hubungan siswa dengan guru atau karyawan di mana siswa sering acuh tak acuh terhadap
keberadaan guru dan karyawan sekolah.

9. KURANG DISIPLIN TERHADAP WAKTU DAN TIDAK MENGINDAHKAN PERATURAN.


Perilaku ini tampak dengan adanya siswa masih sering terlambat masuk kelas, Tidak mengerjakan PR dan tugas sekolah,
membolos, tidak memakai seragam dengan lengkap, dan menggunakan model baju yang tidak sesuai ketentuan sekolah
dan membawa senjata tajam.

10. MEROKOK DAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA


Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya.
Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula
dengan remaja non perokok. Dimulai dari yang kecil seperti merokok di sekolah, lalu berujung ke obat-obatan terlarang.
Sekolah dijadikan tempat peredaran barang terlarang seperti narkoba trsebut. Sebagai contoh saat ini yang beredar
narkotika di kalangan pelajar adalah penyalahgunaan PCC yang di jual di kalangan umum anak-anak sekolah.
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA PEMERINTAH YANG MELAKSANAKAN KEKUASAAN NEGARA DI BIDANG
PENUNTUTAN DAN KEWENANGAN LAIN BERDASARKAN KETENTUAN PERUNDANG-
UNDANGAN.

( UU NO 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN RI)


TUGAS DAN WEWENANG KEJAKSAAN RI
DI BIDANG KETERTIBAN DAN KETENTRAMAN UMUM
1) PENINGKATAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT;
2) PENGAMANAN KEBIJAKAN PENEGAKAN HUKUM;
3) PENGAWASAN PEREDARAN BARANG CETAKAN;
4) PENGAWASAN ALIRAN KEPERCAYAAN YANG DAPAT MEMBAHAYAKAN MASYARAKAT DAN NEGARA;
5) PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN DAN/ATAU PENODAAN AGAMA;
6) PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM SERTA STATISTIK KRIMINAL

(Pasal 30 ayat (3) UU NO 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN RI)


UPAYA PEMERINTAH DALAM PENANGANAN KENAKALAN REMAJA

-REGULASI PELAYANAN PENDIDIKAN YANG TERUS


DIUPDATE OLEH KEMENTRIAN PENDIDIKAN melalui
RAKERNAS
-PENGUATAN PENDIDIKAN MORAL KEAGAMAAN MELALUI
PROGRAM KURIKULUM YG DIAJARKAN DALAM
PENDIDIKAN REGULER MAUPUN TAMBAHAN
-PENERAPAN UU PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 11 TAHUN
2012 BESERTA PERUBAHANNYA DALAM PENANGANANNYA
TERMASUK BERACARANYA (UU NOMOR 23 TAHUN 2002)
-PERHATIAN PEMERINTAH TERKAIT DENGAN ANAK
BERHADAPAN DENGAN HUKUM (SISTEM ABH) – POLA
DIVERSI
1. TINDAKAN PREVENTIF
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara berikut :
a. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
b. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana yang
biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dengan dua pendekatan :
a. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui
percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
b. Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil
tersebut.
2. TINDAKAN REPRESIF
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman
terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan
agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi.

3. TINDAKAN KURATIF DAN REHABILITASI


Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah
laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara
khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
REKOMENDASI KEJAKSAAN SELAKU APH THD KENAKALAN
REMAJA:
Semoga

Anda mungkin juga menyukai