Anda di halaman 1dari 19

PRANATA SOSIAL/

LEMBAGA SOSIAL
Masalah Pengistilahan
• Social Institution (English Version)
Soerjono Soekanto menggunakan istilah
Lembaga Kemasyarakatan dan/atau Lembaga
Sosial (Soekanto, 1990).

Koentjaraningrat menggunakan istilah Pranata


Sosial (Koentjaraningrat, 1964; 1994)
Kata “kelembagaan” menunjuk kepada:

• Sesuatu yang bersifat mantap (established), stabil dan


berpola yang hidup (constitued) di dalam masyarakat.
• Suatu pemantapan perilaku (ways) yang hidup pada suatu
kelompok orang.
• Berfungsi untuk tujuan-tujuan tertentu dalam masyarakat.
• Ditemukan dalam sistem sosial tradisional dan modern
• Berfungsi untuk mengefisienkan kehidupan sosial.
• Tiap kelembagaan dibangun untuk satu fungsi tertentu
(kelembagaan pendidikan, ekonomi, agama, dan lain-lain).
Beberapa Definisi
• Horton dan Hunt (1987)
Social Institution adalah suatu sistem norma
untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang
oleh masyarakat dianggap penting. Dengan kata
lain, pranata sosial adalah sistem hubungan
sosial yang terorganisir yang yang
mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur
umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan
pokok warga masyarakat.
• Robert Mac Iver dan Charles H. Page :
Tata-cara atau prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur
hubungan antar manusia yang berkelompok dalam suatu kelompok
kemasyarakatan yg dinamakannya asosiasi.
• Leopold von Wiese dan Howard Becker:
Jaringan Proses2 hubungan antar manusia dan antar kelompok yg
berfungsi untuk memelihara hubungan2 tsb serta pola2-nya.
• Koentjaraningrat:
Pranata Sosial adalah suatu sistem tata-kelakukan dan hubungan
yang berpusat pada aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks
kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
(Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, cetakan ke II,
Penerbit Universitas, Jkt, 1965, Hal. 113)
KOMPONEN-KOMPONEN PRANATA SOSIAL

Sistem
Norma

Pranata yg berpusat pd
suatu kelakukan berpola

Peralatan
Personel
Fisik

Sumber: Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan,


PT. Gramedia, Jkt, 1994, hal. 15
Proses Pembentukan
Pranata Sosial
SEKUMPULAN INDIVIDU
YANG SALING MEMBUTUHKAN

NORMA
(THE RULE OF GAME)
- Usage
- folkways - Internalisasi
- mores - sosialisasi
- costum - enkulturasi

PRANATA SOSIAL
(SOCIAL INSTITUTION)
Ciri – ciri Umum Pranata Sosial:

• Organisasi dari pola – pola pemikiran dan pola – pola perilaku yang
terwujud melalui aktivitas – aktivitas kemasyarakatan dan hasil –
hasilnya
• Terdiri atas custom, mores, folkways serta unsur – unsur
kebudayaan lainnya
• Memiliki tingkat kekekalan tertentu
• Mempunyai satu atau tujuan tertentu
• Mempunyai alat – alat perlengkapan yang digunakan untuk
mencapai tujuan
• Mempunyai lambang – lambang
• Mempunyai suatu tradisi yang tertulis ataupun tidak tertulis.

(Gillin, John. Lewis dan John Phillip Gillin, General Features of


Social Institutions, dalam Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi (ed), Setangkai Bunga Sosiologi, Yayasan BPFE-UI,
JKT, 1974, hal. 67)
Contoh Pranata Sosial
• Adanya Endemi Swine Flu
• Bentuk pranata sosial yg muncul:
- Karantina bagi penderita swine flu
- Penyuluhan thd peternak babi
- Penggunaan masker utk mencegah Penularan
- Lab. Penelitian swine flu
- “Membunuh” babi yg terserang virus.
- Pemberian simbol2 ttt bg wabah swine flu
Pembagian Pranata Sosial menurut Koentjaraningrat
(1994:16-17)), berdasarkan kebutuhan hidup manusia

1. domestic institutions = kelembagaan pelamaran, perkawinan,


poligami, pengasuhan anak-anak, perceraian.
2. economic institution = pertanian, peternakan, pemburuan,
feodalisme, industri, barter, koperasi, penjualan.
3. educational institutions = pengasuhan anak-anak, pendidikan,
perpustakaan, pers.
4. scientific institutions = metoda ilmiah, penelitian, pendidikan
ilmiah.
5. aesthetic and recreational institutions = seni rupa, seni suara, seni
gerak, kesusasteraan, olah raga.
6. religious institutions = gereja, doa, kenduri, upacara, pantangan,
ilmu gaib.
7. political institutions = sistem pemerintahan, demokrasi,
kehakiman, kepartaian, kepolisian.
8. somatic institutions = salon, kedokteran.
Gillin dan Gillin mengklasifikasikan
kelembagaan dalam lima sudut:
1. Berdasarkan perkembangannya: crescive
institutions vs enacted institutions
2. Dari sudut nilai-nilai yang diterima masyarakat:
basic institutions vs subsidiary institutions.
3. Dari sudut penerimaan masyarakat: approved
atau social sanctioned institutions vs
unsanctioned institutions.
4. Atas luas penyebarannya: general institutions
vs restricted institutions.
5. Berdasarkan fungsinya: operative institutions
vs regulative institutions.
• Crescive Institutions: Pranata sosial primer, bersifat alamiah. Mis.
Perkawinan, hak milik, agama, dst.
• Enacted Institutions: Pranata sosial yg sengaja dibentuk. mis. Bank,
Perguruan Tinggi, pasar, dsb
• Basic institutions: Pranata sosial yg sgt mendasar & dianggap
penting oleh masy. Mis. Sekolah, bank, negara, dsb
• Subsidiary Institutions: Pranata sosial yg dianggap kurang
penting. Mis. Sirkus, nonton TV, main PS
• Social sanctioned institutions: Pranata sosial yg diterima oleh masy.
Mis. Sekolah, kantor pemerintahan, dsb
• Unsanctioned institutions: Pranata sosial yg ditolak oleh masy. Mis.
Mafia, komunitas gay & lesbian, komunitas punk, dsb.
• General institutions : pranata sosial yang dikenal luas oleh
masy. Mis. Agama, demokrasi.
• Restricted Institutions : pranata sosial yang dikenal oleh masy
tertentu saja. Mis. Islam (Sunni, Syi’ah), Kristen (Bethany,
Pantekosta, GKJW, Advent), dsb
• Operative Institutions : Pranata sosial yg berfungsi sbg
pelaksana tata-kelakuan masy. Mis. DPR (Parlemen).
• Regulative Institutions : Pranata sosial yg berfungsi sbg
pengawas/social control bagi OI. Mis. Parliamentary Watch,
Badan Kehormatan (BK) DPR, KPK, dsb.
• Fungsi Pranata Sosial (Soerdjono Soekanto)

• Pedoman kepada masyarakat, bagaimana harus bersikap atau


bertingkah laku
• Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan
• Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan
sistem pengendalian sosial

Anda mungkin juga menyukai