Anda di halaman 1dari 31

JURNAL

BASIC
ACCOUNTING
P E N G E RT I A N J U R N A L
• Jurnal diartikan sebagai buku harian yang digunakan untuk mencatat semua
transaksi yang terjadi berupa pendebetan dan pengkraditan secara kronologis
(menurut urutan tanggal) beserta penjelasan yang diperlukan.

• Menurut Joel J. Lerner, MS., Ph.D (2004:13), pengertian Jurnal adalah “The
journal, or day book, is the book of original entry for accounting data”.
P E N G E RT I A N J U R N A L
Jurnal merupakan pencatatan transaksi akuntansi berupa pendebitan
dan pengkraditan secara kronologis beserta penjelasan-penjelasan
yang diperlukan dari transaksi-transaksi tersebut. Peranan jurnal
adalah sebagai alat control penguji keseimbangan antara debet dan
kredit. Di dalam menjurnal setiap transaksi selalu memasukan
nominal uang di sebelah debet dan kredit dengan angka yang sama.
Tanggal Nomor Keterangan Kode Jumlah
(1) Bukti (3) Rekening (5)
(2) (4)
Debet Kredit

           
           
           
           
           
           
           

C O N T O H B E N T U K
PENGERTIAN JURNAL J U R N A L :
P E N G E RT I A N J U R N A L
Keterangan Kolom:
1. Untuk mencatat tanggal terjadinya transaksinya
2. Untuk mencatat nomor bukti transaksi
3. Untuk mencatat nama rekening yang didebet maupun yang dikredit
4. Untuk mencatat nomor kode rekening transaksi
5. Untuk mencatat jumlah nominal uang yang didebet
FUNGSI JURNAL
Fungsi jurnal (Dwi Harti, 2011) adalah sebagai berikut:

1. Fungsi historis

2. Fungsi pencatatan

3. Fungsi analisis

4. Fungsi informatif
FUNGSI JURNAL
Fungsi Historis

artinya pencatatan setiap transaksi dilakukan secara kronologis


berdasarkan tanggal terjadinya transaksinya. Jurnal menggambarkan
kegiatan perusahaan sehari-hari secara berurutan dan terus menerus.
Jika seseorang ingin mengetahui perkembangan dalam perusahaan,
dapat dilihat dalam jurnal.
FUNGSI JURNAL
Fungsi Pencatatan

artinya jurnal wajib mencatat setiap peristiwa finansial yang terjadi


dalam perusahaan. Tiap perubahan kekayaan, modal, biaya dan
pendapatan harus terlebih dahulu dicatat ke dalam jurnal, agar
pembuatan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan secara
lengkap.
FUNGSI JURNAL
Fungsi Analisis

artinya pencatatan dalam jurnal merupakan hasil analisis transaksi berupa pendebetan dan
pengkreditan akun yang terpengaruh, berikut jumlahnya. Analisis ini mengenai penggolongan
dan nama akun, pencatatan dalam pendebetan ataupun pengkreditan beserta jumlahnya dalam
perusahaan tetapi bersifat instruksi. Keterangan akun menjadi lebih jelas, dalam kolom jurnal
bagian akun diisi dengan nama akun, pada bagian Debet diisi dengan jumlah akun yang didebet
dan bagian kredit diisi dengan jumlah akun yang dikredit.
FUNGSI JURNAL
Fungsi Informatif

artinya catatan dalam jurnal memberikan


penjelasan mengenai transaksi yang terjadi.
BENTUK JURNAL
Bentuk jurnal standar yang biasa
digunakan untuk mencatat setiap
transaksi keuangan dalam perusahaan
disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tanggal
No. Bukti Keterangan Ref. Debet Kredit

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

C O N T O H B E N T U K
BENTUK JURNAL J U R N A L :
BENTUK JURNAL
Keterangan:

(a) : diisi dengan tahun dan bulan transaksi

(b) : Diisi dengan tanggal transaksi

(c) : Diisi untuk mencatat nomor bukti transaksi, misalnya faktur dan nomor cek

(d) : Diisi dengan akun yang akan didebet atau dikredit keterangan singkat. Biasanya akun yang dikredit ditulis menjorok ke dalam

(e) : Diisi dengan kode akun pada saat catatan jurnal ini dipindahbukukan ke buku besar (posting). Ref adalah singkatan dari reference. Isitilah lain yang digunakan untuk
ref, antara lain: P/P : Post Reference.

F=Fol : Folio buku besar

KP : Kode pindah buku

No.Rek: Nomor Rekening

(f) Diisi dengan jumlah akun yang akan didebet

(g) Diisi dengan jumlah akun yang akan dikredit


AT U R A N D E B E T D A N K R E D I T
Akuntansi menggunakan system pencatatan berpasangan (double entry system).
Maksudnya dari sistem pencatatan berpasangan adalah untuk setiap transaksi
akuntansi yang terjadi maka secara otomotis mempengerahi debet dan kredit, contoh
misalnya transaksi pengeluaran kas untuk membeli peralatan. Terhadap transaksi ini,
akuntansi mencatat tidak hanya pengeluaran kasnya (kas keluar), tetapi juga untuk
pertambahan peralatan yang dibeli. Sistem pencatatan berpasangan ini mengikuti
aturan Debit dan Kredit. Salah satu contoh bentuk aturan Debit dan Kredit pada
transaksi diatas dengan mengunakan aturan Debit dan Kredit menjadi kas berkurang
maka posisi kas berada di Kredit dan peralatan bertambah, maka posisi peralatan
berada posisi di Debet. Untuk dapat memahami aturan Debet dan Kredit ini, berikut ini
akan diberikan tabel aturan Debet dan Kredit, sebagai berikut:
Jenis Akun Penambahan Pengurangan Saldo Menurun
Aktiva Debet Kredit Debet
Kewajiban Kredit Debet Kredit
Modal Kredit Debet Kredit
Prive Debet Kredit Debet
Pendapatan Kredit Debet Kredit
Beban Debet Kredit Debet

AT U R A N D E B E T D A N
KREDIT
AT U R A N D E B E T D A N
KREDIT
Contoh:

Tuan Budi mendirikan perusahaan angkutan P.O. Budi, dengan melakukan


setoran modal sebesar Rp. 400.000.000,-
Contoh:

Tuan Budi meminjam uang kepada bank sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh
juta rupiah) untuk perusahaannya (P.O. Budi).
Contoh:

P.O. Budi melakukan pembelian mobil dan peralatan lain, total uang sebesar
Rp170.000.000,-
Contoh:

Selama bulan itu P.O. Budi membeli secara kredit dari berbagai leveransir, oli, minyak rem
dan bermacam-macam perlengkapan lainnya seharga Rp1.000.000,-
Contoh:

Selama bulan itu pula P.O. Budi membayar hutang sebesar Rp500.000,-
Contoh:

Pendapatan jasa angkutan P.O. Budi bulan itu sebesar Rp10.000.000,- (tunai)
Contoh:

Sementara sewa borongan selama sebulan itu secara non tunai sebesar Rp5.000.000,-
Contoh:

Selama bulan tersebut di atas, piutang-piutang yang telah diterima berjumlah Rp3.000.000,-
Contoh:

Biaya-biaya yang menjadi beban dan dibayar selama sebulan adalah sbb: Gaji sopir dan kernet Rp2.000.000,-;
bensin Rp1.000.000,-; makanan dan miniman sebesar Rp500.000,- dan serba-serbi Rp400.000,-
Contoh:

Pada akhir bulan, nilai perlengkapan yang masih tersisa adalah Rp300.000,-
Contoh:

Biaya penyusutan kendaraan adalah Rp200.000,-


Contoh:

Tuan Budi mengangsur pinjaman kepada bank sebesar Rp1.000.000,- ditambah dengan
bunga sebesar Rp100.000,-
Contoh:

Tuan Budi mengambil uang Rp1.000.000,- dari perusahaan, untuk keperluan


pribadinya
Contoh:
CONTOH:

Anda mungkin juga menyukai