Anda di halaman 1dari 24

PERDARAHAN

HAMIL MUDA
• ABORTUS
• KET
• MOLA
Abortus dan Masalahnya
Penapisan dan Penatalaksanaan Abortus secara
adekuat dan Berkualitas
LATAR BELAKANG
Abortus merupakan salah satu penyulit pada awal
kehamilan
Menimbulkan dampak psikologis dan biologis bagi
wanita yang mengalaminya
Dampak tersebut sangat ditentukan jenis, derajat dan
komplikasi yang terjadi
ETIOLOGI ABORTUS
Kelainan perkembangan zigote
Faktor Maternal :
Infeksi
Penyakit sistemik yang kronis
Gangguan hormonal
Alkohol dan merokok
Faktor imunologis
Abnormalitas organ reproduksi
Trauma fisik dan psikis
Faktor Paternalistik
Jenis Dan Derajat Abortus Spontan
Abortus Iminens
Abortus Insipiens
Abortus Inkomplit
Abortus Komplit
Retensi Embrio (Missed Abortion)
Indikasi Abortus Medisinalis
Gangguan kesehatan yang sangat mengancam
keselamatan ibu
Kehamilan akibat perkosaaan atau incest
Dipastikan terjadi cacat berat pada janin (severe
physical deformities) atau retardasi mental
Indikasi dan Frekuensi Abortus Buatan
Abortus Terapetik

Atas permintaan (40%)


Gawat darurat (25%)
Aspek soaial (23%)
Alasan medis (12%)

Sumber: Van Look & Von Hertzen


Pikirkan Terjadinya Abortus
Bila seorang wanita usia reproduksi datang dengan
gejala sebagai berikut:
Terlambat haid
Perdarahan per vaginam
Spasme atau nyeri perut bawah
Keluarnya massa kehamilan/konsepsi
Penatalaksanaan Kasus Keguguran
Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan serta
Kepatuhan pada Standar Pelayanan menjadi Kunci
Keberhasilan Asuhan APK
Prosedur Klinik Evakuasi Sisa Konsepsi
Penilaian awal
Stabilisasi, evaluasi medik dan determinasi jenis abortus
Konseling pra-tindakan dan persetujuan tindakan medik
Persiapan peralatan:
 Pasien
 Penolong

Pemeriksaan bimanual
Tindakan AVM
Evaluasi hasil tindakan
Pemeriksaan jaringan
Pemeriksaan bimanual pasca-tindakan
Konseling pasca tindakan
Rekam medik dan (asuhan mandiri) instruksi tertulis
Konsep Kerja Peralatan AVM
Menggunakan tekanan negatif sikitar 1 atmosfer
(26inches/660mmHg)
Tekanan negatif akan menghisap sisa konsepsi dari
dalam kavum uteri
Tekanan negatif disalurkan melali kanula yang
kemudian dirotasikan dan digerakkan maju mundur
sehingga mencakup semua dinding dalam kavum uteri
Komplikasi Selama Prosedur
Perforasi uterus
Robekan serviks
Syok, perdarahan lanjutan yang hebat dan infeksi
pascatindakan
Emboli udara
Asuhan Pascatindakan
Pastikan bahwa prosedur evakuasi telah
membersihkan seluruh sisa konsepsi
Observasi keadaan umum dan tanda vital klien
minimal 2 jam pascatindakan
Bacakan, jelaskan dan berikan Asuhan Mandiri atau
Instruksi Tertulis untuk klien dan pastikan
klien/keluarganya mengerti isinya, kapan melakukan
kunjungan ulang atau mencari klinik atau fasilitas
kesehatan untuk pertolongan segera
KEHAMILAN EKTOPIK
Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik ialah kehamilan yang terjadi di
luar kavum uteri
Insidens kehamilan ektopik ialah 4,5-19,7/1000
kehaamilan
Lokasi kehamilan ektopik pada umumnya di tuba
falopii (82%), ampula (8%), ovarium (6%) usus (4%)
Selain ruptura tuba, dapat pula terjadi abortus tuba ke
saluran cerna
Lokasi Kehamilan Tuba
Faktor Predisposisi
Radang pelvik
Hamil ektopik sebelumnya
Operasi pelvik
Anomali tuba
Endometriosis
Perokok berat
Gejala Klinis
Trias Klasik
Amenore
Nyeri Perut Bawah
Peradangan Pervaginam
Diagnosis
Bila Belum Terganggu
Temuan adanya kantong kehamilan diluar uterus
dengan USG
Massa adneksa yang disertai amenore
Uji kehamilan yang positif tanpa disertai kantong
gestasi intrauterin
Reaksi Arias Stella dari spesimen endometrium yang
terlepas keluar
Kehamilan Ektopik Terganggu
Amenore, perdarahan dan nyeri perut bawah
Gangguan hemodinamik yang tidak sesuai dengan
jumlah perdarahan pervaginan
Shifting dullness
Darah kehitaman, cair dan disertai bekuan daerah dari
hasil kuldosentesis
Kuldosentesis
Penatalaksanaan
Kehamilan Ektopik
Bila kondisi hemodinamik stabil, besar massa < 4cm dan
tidak terdapat perdarahan intraabdominal  50mg
Methotrexate (tingkat keberhasilan 80%)
Observasi penurunan kadar hCG pada hari ketiga pasca-
injeksi
Bila setelah 7 hari tak terlihat pengisutan kantong gestasi
dan terdeteksi pulsasi internal  berikan dosis kedua
Terapi dianggap gagal bila kantong gestasi membesar atau
β-hCG meningkat > 2 kali dalam 3 hari
Bila KET dan pasien masuk dalam keadaan syok,
stabilisasi dengan restorasi cairan
Lanjutkan dengan laparotomi (salfingotomi atau
eksisi parsial) segera setelah tekanan sistolik > 90
mmHg dan nadi < 120 / mnt.
Transfusi darah bila Hb < 8 g%
Bila ditemukan banyak darah intraabdomen,
pertimbangkan untuk autologus transfusi
Thank You

Anda mungkin juga menyukai