Anda di halaman 1dari 30

PENGEMBANGAN DAN TELAAH

KURIKULUM SEKOLAH
“Perubahan Kurikulum di Indonesia”

TRI NOVITA IRAWATI, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
A.PENGERTIAN KURIKULUM

Kurikulum adalah perangkat rencana pembelajaran yang


diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang
berisi rancangan pembelajaran yang akan diberikan kepada
peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan.
B.PERUBAHAN KURIKULUM


Kurikulum diubah bila tekanan dalam tujuan mengalami pergeseran.

Kurikulum dapat pula mengalami perubahan bila terdapat pendirian baru
mengenai proses belajar, perubahan dalam masyarakat, eksplosi ilmu
pengetahuan, dan lain-lain yang mengharuskan adanya perubahan kurikulum.

Mengapa Kurikulum Harus Dirubah?


PERJALAN
PERJALAN
AN
AN
KURIKULU
KURIKULU
KURI-
KURI- M
M
KULUM
KULUM
2013
2013
REVISI
REVISI

KURI- KURIKULUM
KURIKULUM
1968
1968 DAN
DAN
KULUM SEBELUMNY
SEBELUMNY
2013 A
A

KBK
KURIKULU
KURIKULU
VERSI M
M 1975
1975
KTSP

KBK
KBK VERSI
VERSI
TAHUN
TAHUN KURIKULU
KURIKULU
2002
2002 DAN
DAN M
M 1984
1984
2004
2004 KURIKULU
KURIKULU
M
M 1994
1994
Kurikulum 1968 dan sebelumnya

Rentjan
Rentjan Rentjan
a
a a Kurikul
Pelajara
Pelajar Pendidi um
n
an kan 1968
Terurai
1947 1964.
1952.
Rencana Pelajaran 1947

Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan


memakai istilah leer plan, (Belanda), artinya
rencana pelajaran. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan
pada 1950.

Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran, yang


diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian
sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan
jasmani.
Rencana Pelajaran Terurai 1952

Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut


Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya
jelas sekali.Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem
pendidikan nasional.

Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952


ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi
pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Kurikulum Tahun 1964

Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 ini adalah bahwa


pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD,

Sehingga pembelajaran difokusnya pada pengembangan


Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu : daya cipta, rasa,
karsa, karya, dan moral. Sedangkan Mata pelajaran
diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral,
kecerdasan, emosional/artistic, keprigelan (keterampilan),
dan jasmaniah.
Kurikulum Tahun 1968

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu


dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
 Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya
untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
E. Kurikulum Tahun 1975

Kurikulum 1975 merupakan pengganti dari kurikulum 1968


yang menggunakan prinsip-prinsip di antaranya berikut :
1) Berorientasi pada tujuan,
2) Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap
pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang
kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif,
3) Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal
daya dan waktu.
4) Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal
dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI).
5) Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan
kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan
(drill).
Kurikulum Tahun 1984

Kurikulum 1984 tampil sebagai perbaikan atau revisi terhadap


kurikulum 1975. Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri berikut:
1) Berorientasi kepada tujuan instruksional.
2) Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik
melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).
3) Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan
pendekatan spiral.
4) Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum
diberikan latihan.
5) Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau
kematangan siswa.
6) Menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Kurikulum 1984 dilaksanakan secara bertahap dari kelas
Rendah berturut tahun berikutnya di kelas yang lebih tinggi.
Kurikulum Tahun 1994

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984


dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2
tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,
yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem
caturwulan.
Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu
tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi
kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi
pelajaran cukup banyak.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum
1994, di antaranya sebagai berikut :
1) Pembagian pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan,
2) Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran
yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi),
3) Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan
satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh
Indonesia.
4) Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan
menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam
belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
5) Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya
disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan
perkembangan berpikir siswa,
6) Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari
hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang
sederhana ke hal yang komplek.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa
permasalahan :
1) Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya
mata pelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap
mata pelajaran,
2) Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang
relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa,
dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi kehidupan sehari-hari.
H. Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan suatu


konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan
dan penguasaan kompetensi bagi pesert didik melalui
Kegiatan dan pengalaman sesuai standar nasional yang
telah ditetapkan.
Pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang
mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah
ditentukan.
Sejalan dengan visi pendidikan yang mengarahkan pada dua
pengembangan, yaitu untuk memenuhi kebutuhan masa
kini dan kebutuhan masa datang, maka pendidikan di
sekolah dititipi seperangkat misi dalam bentuk paket-paket
kompetensi.
Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada:
 Hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri
peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar
yang bermakna.
 Keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai
dengan kebutuhannya (Puskur, 2002a).

Depdiknas (2002) menjelaskan ciri-ciri KBK adalah :


1) Menekankan pada ketercapaian kompetensis siswa baik
individual maupun klasikal,
2) Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman,
3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan metode
dan pendekatan yang bervariasi,
4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber
lainnya yang mengandung unsur edukatif,
5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
usaha penguasaan suatu kompetensi.
I. Kurikulum Sekolah/KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional


yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
Jadi, penyusunannya dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan
standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sekolah diberi kewenangan penuh
menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang
telah ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum,
beban belajar, kalender pendidikan, hingga pengembangan silabusnya.
Secara substansial, pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan
regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi
isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih
bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi
(dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter).
Kurikulum Tahun 2013

Pemikiran dikembangkannya kurikulum 2013 atas dasar taksonomi-taksonomi


yang diterima secara luas, kajian KBK 2004 dan KTSP 2006, dan tantangan abad
ke-21 serta penyiapan Generasi 2045.
Kompetensi inti pada kurikulum 2013 bukan untuk diajarkan,melainkan untuk
dibentuk melalui pembelajaran mata pelajaran yang relevan. Semua mata
pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi
terhadap pembentukan kompetensi inti.

Anda mungkin juga menyukai