Anda di halaman 1dari 23

PENYELIDIKAN (INVESTIGASI)

WABAH/KLB

OLEH

DRH. RASMALIAH, M.KES


KLB & WABAH
 KLB : Timbulnya atau kejadian kesakitan dan kematian yang
bermakna secara epidemiolgis pada kelompok penduduk dalam kurun
waktu dan tempat tertentu.

 Wabah : Berjangkitnya suatu penyakit menular di masyarakat yang


jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan
yang lazim pada waktu dan daerah tertentu, serta dapat menimbulkan
malapetaka. Menteri menetapkan dan mencabut daerah tertentu
dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabah sebagai daerah
wabah.

(Permenkes 949 tahun 2004)


KRITERIA KLB (1)

 Timbulnya penyakit yang tidak dikenal sebelumnya.


 Jumlah kasus baru dari penyakit di suatu wilayah
meningkat dalam 3 kurun waktu berturut-turut (jam,
hari, minggu…dst.).
 Jumlah penderita baru pada bulan tersebut meningkat
diatas rata-rata + 2 SD tahun sebelumnya.
 CFR meningkat 50% atau lebih dibanding CFR periode
sebelumnya (daerah endemis).
 Jumlah penderita baru pada bulan ini berada dalam
zona epidemik (kurva epidemic).
KRITERIA KLB (2)

 Ditemukannya satu penderita baru atau lebih, dimana


daerah tersebut telah dinyatakan bebas dari penyakit
tersebut.
 Keracunan yang dialami oleh satu atau lebih penderita dalam
waktu yang bersamaan akibat keracunan makanan atau
pestisida di suatu wilayah.
 Penyakit-penyakit yang menjadi komitment untuk direduksi,
eliminasi, eradikasi) --- Polio,Campak,TN
 Dll. Yaitu dalam penentuan kriterita KLB juga diperlukan
“common sense”
KLB DENGAN SKD KLB
DETEKSI TINDAKAN
DINI CEPAT

100

90

80 KASUS
70 POTENSIAL
YG DAPAT
60
DICEGAH
50

40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

No SKD SKD HARI


KLB DENGAN SISTEM KEWASPADAAN DINI

kasus 35 DATA ANALISIS


Tindakan lambat
30
Deteksi terlambat
25
EVALUASI TINDAKAN
20

15 Tindakan cepat
Dapat dicegah :
10 • Kesakitan &
Deteksi dini Kematian
5
• Biaya & Waktu
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
hari
Pasca KLB
Penanggulangan
Penyelidikan Surveilans ketat
PENYELIDIKAN (INVESTIGASI)

Kegiatan ini dilakukan apabila benar telah adanya


KLB

Tujuan untuk menemukan sumber penyebab KLB


dan mendapat kasus baru

7
KEGIATAN PENYELIDIKAN WABAH/KLB
Penyelidikan KLB dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :

1. Tahap Survei pendahuluan


Konfirmasi dan pastikan diagnosis atau keberadaan
masalah medis dan masalah kesehatan
Lakukan evaluasi medis
- pemeriksaan klinis dan atau
- pemeriksaan laboratorium
- pemeriksaan lain

8
a. Menegakkan diagnosa penyakit
- harus dilakukan pada awal kegiatan untuk membuat definisi
kasus.

- diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis


yaitu dari data sekunder tentang kasus-kasus terdahulu,
karena hasil laboratorium cukup lama bisa diperoleh,
sementara peneyelidikan harus segera
dilakukan.
Pemeriksaan ini dilakukan Untuk menentukan penyebab
dan menegakkan diagnosis

9
b. Memastikan adanya suatu KLB
- mengacu kepada kriteria KLB dan
NBKW

- peningkatan kasus, hal ini juga bisa terjadi karena adanya


suatu survei khusus, hasil pemeriksaan laboratorium adalah
positif palsu.
c. Membuat hipotesis
- Berdasarkan data , maka hipotesis tentang
sumber penyebab/penular, cara penyebaran dan
faktor yang mempengaruhinya dapat disusun,

penyelidikan KLB sudah lebih terarah dan tujuan


dapat dicapai dengan efektif dan efesien
 Contoh untuk KLB penyakit bawaan
makanan perlu dikembangkan :
Sumber infeksi, media infeksi, makanan
yang dicurigai, cara penularan, jenis
penyebab patogen, faktor orang, tempat
dan waktu, perjalanan penyakit, penularan
penyakit di luar populasi yang diteliti dan
kasus/individu yang terpapar dan tidak
terpapar, sakit dan tidak sakit
2. Tahap pengumpulan data, meliputi :

a. Mengumpulkan data primer maupun data sekunder


berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu

b. Identifikasi kasus, mengumpulkan data tentang


riwayat kasus baik lama maupun baru melalui
wawancara dengan menggunakan kuesioner

c. Menentukan agent penyebab, cara penularan dan


faktor yang mempengaruhinya. Hal ini dilakukan
karena ingin membuktikan hipotesis yang telah dibuat
sebelumnya
Pelacakan terhadap kasus yang terlewat
perlu dilakukan karena ada kasus yang :
- luput dari pengawasan
- tidak dilaporkan
- tidak dikenali karena masih ringan/asimptomatik

14
 Berdasarkan tempat
- memberi tanda lokasi paparan atau
kasus dengan menggunakan peta titik
(dot map atau spot map)
- pengkajian terhadap sumber penyakit,
iklim, dan topografi
- perhitungkan tempat tinggal atau tempat kerja dan
kemungkinan munculnya kembali kasus tersebut
- pastikan lokasi sumber zat kimia, polutan, media infeksi,
lingkungan, dsb.

15
 Berdasarkan waktu
- Pastikan setiap kasus berdasarkan waktu awitannya
(waktu munculnya sakit)
- Nyatakan dalam kurva epidemik
- Pastikan waktu paparan, waktu infeksi apakah
dalam waktu yang bersamaan atau berbeda
- Tetapkan masa inkubasi untuk menentukan
pengaruh waktu dalam perjalanan penyakit dan
puncak serta lembah pada kurva epidemik

16
- Semua kasus harus dikonfirmasi, dievaluasi dan dianalisis
untuk memperkuat diagnosis
- Mencari jumlah orang yang terpapar dan yang sakit
- Kasus asimptomatik harus dievaluasi secara medis
- Tentukan ukuran–ukuran epidemiologi Kurva epidemik untuk
menentukan :
- NBKW
- Jenis KLB,
- Masa KLB
- Masa paparan terhadap sumber penyakit
- Menentukan ukuran epidemiologi seperti :
- Angka kesakitan : Insidence , Prevalence
- Angka kematian : CDR, SDR, PMR,
CFR berdasar orang, tempat dan waktu
b. Membuat laporan hasil penyelidikan dengan
susunan sebagai berikut :
- Pendahuluan
- Latar belakang
- Metode penyelidikan
- Hasil
- Pembahasan
- Kesimpulan dan Saran

Laporan harus segera dibuat walaupun bersifat


sementara, sehingga tindakan dapat segera
dilakukan.
4. Menentukan tindakan penanggulangan
dan pencegahan

a. Melakukan penanganan KLB


- terhadap kasus, diberi pengobatan dan isolasi
kasus
- terhadap masyarakat, diberi penyuluhan,
perlindungan khusus dan pencarian kasus
- terhadap lingkungan, memperbaiki kondisi
lingkungan baik fisik, biologik maupun sosial

b. Mencegah terjadi KLB berikutnya dengan melakukan


monitoring dan surveilans secara cermat.
 Uji hipotesis
 Pengendalian dan pencegahan
 Susun laporan dan diseminasi
 Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan berikutnya

20
PENYAKIT MENIMBULKAN WABAH

 Enchepalitis
 Kholera  Meningitis
 Demam kuning
 Polio (AFP)
 Tifus Bercak Wabah
 Pertusis
 Pes
 Demam Bolak-Balik  Malaria
 DBD/DSS  Hepatitis
 Campak  Antrax
 Difteri  SARS
 Rabies  Avian Influenza
 Infulenza  Demam Cikungunya
 Tifus Perut
(Permenkes 560/MENKES/PER/VIII/1989)
ALUR LAPORAN KLB & INVESTIGASI

DEPKES RI

DINAS KESEHATAN PROPINSI

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

MASYARAKAT, DLL PUSKESMAS RUMAH SAKIT

LAPORAN
INVESTIGASI KLB
Tidak dilapor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai