Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

TOF PADA ANAK

KELOMPOK 4
I Wayan Adi Sucipta (201901053)
Wirdayanti (201901080)
Ni Nyoman Tina Dwi Susanti (201901062)
Sandy Claudio Labulu (201901072)
Moh Fahmi S Lamohamad (201901057)
Irmawati (201901054)
Yolin Meri Kristiani (201901081)
Apriani I Gesa (201901045)
Hasna (201801274)

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
VISI STIKES WN PALU:
Menjadikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Widya Nusantara Palu Menghasilkan Lulusan
yang Profesional Sesuai dengan Kompetensi
dan Bersaing secara Internasional ditahun 2026

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Anatomi dan Fisiologi Jantung

1. Jantung

Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot yang merupakan jaringan
istimewa karena bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tapi
cara kerjanya menyerupai otot polos. Bentuk jantung menyerupai jantung
pisang. Jantung merupakan bagian dari sistem vaskular yang sebagian ahli
mengatakan juga kalau jantung merupakan medifikasi dari pembuluh darah
besar yang sifat dan fungsinya sangat khusus,
VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Dalam tubuh manusia, jantung terletak sebelah kiri sedikit dari tengah
dada, dan di belakang tulang dada (sternum). Ia diselaputi oleh
kantung yang dikenali sebagai perikardium dan dikelilingi oleh peparu.

2. Fisiologi
Fungsi jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan
terhadap darah untuk menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan
agar darah dapat mengalir ke jaringan.Jantung memiliki empat ruang,
yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan dan ventrikel kiri.
Jantung memiliki empat katup yaitu, Katup Atrioventrikuler (katup
trikuspidalis dan mitral) yang berfungsi mencegah pengaliran balik
darah dari ventrikel ke atrium selama sistole atau kotraksi dan katup
seminularis (katup aorta dan pulmonal) yang berfungsi mencegah
aliran balik dari aorta dan arteria pulmonalis ke dalam ventrikel selama
diastolik.

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Definisi

Tetralogy of Fallot (TOF) merupakan kelainan jantung bawaan sianotik.


Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi
defek atau lubang dari bagian infundibulum septum intraventrikular
(sekat antara rongga ventrikel) dengan syarat defek tersebut paling
sedikit sama besar dengan lubang aorta (Yayan A.I, 2010). Sebagai
konsekuensinya, didapatkan adanya empat kelainan anatomi sebagai
berikut:
1. Defek Septum Ventrikel (VSD)
2. Stenosis pulmonal
3. Aorta overriding
4. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Epidemiologi

Tetralogy of fallot timbul pada +/- 3-6 per 10.000 kelahiran


danmenempati angka 5-7% dari kelainan jantung akibat congenital.
Sampai saat ini para dokter tidak dapat memastikan sebab terjadinya,
akan tetapi penyebabnya dapat berkaitan dengan factor lingkungan
dan juga factor genetic atau keduanya. Dapat juga berhubungan
dengan kromosom 22 deletions dan juga Digeorge Syndrome. Ia lebih
sering muncul pada laki-laki dari pada wanita.
Pengertian akanembryology dari pada penyakit ini adalah sebagai hasil
kegagalan dalam conalseptum bagian anterior, menghasilkan
kombinasi klinik berupa VSD, pulmonarystenosis, and overriding aorta.

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Etiologi
Kebanyakan penyebab dari kelainan jantung bawaan tidak diketahui,
biasanyamelibatkan berbagai faktor. Faktor prenatal yang berhubungan dengan
resikoterjadinya tetralogi Fallot adalah:
• Selama hamil, ibu menderita rubella (campak Jerman) atau infeksi
viruslainnya
• Gizi yang buruk selama
• Ibu yang alkoholik
• Usia ibu diatas 40 tahun
• Ibu menderita diabetes
• Tetralogi Fallot lebih sering ditemukan pada anak-anak yang menderita
sindroma Down
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan jugadiduga
karena adanya faktor endogen dan eksogen, antara lain :
• Faktor eksogen
• Faktor endogen

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Patofisiologi

Proses pembentukan jantung pada janin mulai terjadi pada hari ke-18
usia kehamilan. Pada minggu ke-3 jantung hanya berbentuk tabung
yang disebut fase tubing. Mulai akhir minggu ke-3 sampai minggu ke-4
usia kehamilan, terjadi fase looping dan septasi, yaitu fase dimana
terjadi proses pembentukan dan penyekatan ruang-ruang jantung serta
pemisahan antara aorta dan arteri pulmonalis. Pada minggu ke-5
sampai ke-8 pembagian dan penyekatan hampir sempurna.
Kesalahan dalam pembagian Trunkus dapat berakibat letak aorta yang
abnormal (overriding), timbulnya penyempitan pada arteri pulmonalis,
serta terdapatnya defek septum ventrikel.
Hubungan letak aorta dan arteri pulmonalis masih di tempat yang
normal, overriding aorta terjadi karena pangkal aorta berpindah ke arah
anterior mengarah ke septum.

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Karena pada TOF terdapat empat macam kelainan jantung yang
bersamaan, maka :
• Darah dari aorta sebagian berasal dari ventrikel kanan melalui
lubang pada septum interventrikuler dan sebagian lagi berasal dari
ventrikel kiri, sehingga terjadi percampuran darah yang sudah
teroksigenasi dan belum teroksigenasi
• Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir
dari ventrikel kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal.
• Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang
septum ventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta
• Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar
darah ke dalam aorta yg bertekanan tinggi
Tetralogi fallot di klasifikasikan sebagai kelainan jantung sianotik oleh
karena pada tetralogi falot oksigenasi darah yang tidak adekuat di
pompa ke tubuh. Pada saat lahir, bayi tidak menunjukkan tanda
sianosis, tetapi kemudian dapat berkembang menjadi episode
menakutkan, tiba-tiba kulit membiru setelah menangis atau setelah
pemberian makan.
VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Manifestasi Klinik
Anak dengan TOF umumnya akan mengalami keluhan :
1. Sesak yang biasanya terjadi ketika anak melakukan aktivitas
(misalnya menangis atau mengedan)
2. Berat badan bayi tidak bertambah
3. Pertumbuhan berlangsung lambat
4. Jari tangan seperti tabuh gendering/ gada (clubbing fingers)
5. Sianosis atau kebiruan sianosis akan muncul saat anak
beraktivitas, makan, menyusu, atau menangis dimana vasodilatasi
sistemik (pelebaran pembuluh darah di seluruh tubuh) muncul dan
menyebabkan peningkatan shunt dari kanan ke kiri (right to left
shunt).

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Klasifikasi

Untuk klasifikasi/ Derajat TOF dibagi dalam 4 derajat :


1. Derajat I : tak sianosis, kemampuan kerja normal
2. Derajat II : sianosis waktu kerja, kemampuan kerja kurang
3. Derajat III : sianosis waktu istirahat. kuku gelas arloji, waktu kerja
sianosis bertambah, ada dispneu.
4. Derjat IV : sianosis dan dispneu istirahat, ada jari tabuh.

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Pencegahan Primer, Sekunder, Dan
Tersier
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer ditunjukan untuk mencegah timbulnya penyakit
dengan mengendalikan faktor resiko. Tujuan dari penjegahan primer
pada steven jhonson adalah mencegah terjadinya penyakit steven
jhonson tersebut melalui penyuluhan kepada masyarakat. Tindakan:
mencakup Pendidikan kesehatan misalnya, tentang penceghan
terjadinya penyakit, pengenalan tentang gejala awalpenaganan
segerah setelah ditemukan tanda dan gejala untuk dibawah ke
pelayanan kesehatan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder mengacu pada upaya diagnosis dini dan
penyakit subklinis, tanpa gejala, untuk mencegah perkembangannya
menuju penyakit yang jelas secara klinis.

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Tujuan : tujuan utama pencegahan sekunder ini adalah mencegah
terjadinya komplikasi yang lebih berat dari penyakit steven jhonson
dengan perawatan intensif agar tidak memperburuk penyakit. Tindakan
: mempersiapkan kondisi fisik dan psikologis klien dalam menghadapi
terapi pengobatan.

3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier meliputi semua tindakan yang diambil setelah
terjadinya penyakit klinis untuk mencegah atau meminimalkan
komplikasi atau cacat. Tujuan : untuk mencegah terjadinya komplikasi
dan perbaikan kembali kearah stabilitas system klien secara optimal.

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Penatalaksaan
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi
ditujukanuntuk memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain
dengan cara :
• Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah
• Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau Iv untuk menekan pusat
pernafasandan mengatasi takipneu.
• Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis.
• Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu
tepat karena permasalahan bukan karena kekuranganoksigen,
tetapi karena aliran darah ke paru menurun.
• Propanolol 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan
denyut jantung sehingga seranga dapat diatasi.
• Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan.

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Komplikasi
1. Trombosis otak
Trombosis paling sering terjadi pada penderita di bawah usia 2tahun.
Penderita ini dapat menderita anemia defisiensi besi, sering kali
dengankadar hemoglobin dan hematokrit dalam batas-batas normal.
2. Endokarditis bakterialis
Terjadi pasca bedah rongga mulut dan tenggorokan seperti manipulasi
gigi,tonsilektomi.
3. Abses otak
Penderita sering di atas 2 tahun. Gejala berupa demam ringan, atau
perubahan perilaku sedikit demi sedikit.
Perdarahan
Pada polisitemia berat, trombosit dan fibrinogen menurun hingga dapat
terjadi ptekie, perdarahan gusi.
4. Anemia relatif

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Farmakologi

Adapun farmakologi dari TOF antara lain :


• Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau Iv untuk menekan pusat
pernafasandan mengatasi takipneu
• Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis.
• Propanolol 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan
denyut jantung sehingga seranga dapat diatasi
• Propanolol 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan
denyut jantung sehingga seranga dapat diatasi

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Terapi Komplementer

Adapun terapi komplementer dari TOF


antara lain :
• Knee Chest Positition
• Swedish Massage

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Proses Keperawatan
1. Pengkajian
• Keluhan utama / keadaan saat ini
• Riwayat Penyakit keluarga 
• Riwayat kehamilan
• Riwayat Tumbuh
• Riwayat perkembangan / psikososial
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Fisik ( head to toe )

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016) diagnosa
keperawatan tetralogy of fallot pada anak yaitu:
• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kctidakscimbangan
perfusi ventilasi.
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

3. Intervensi keperawatan
Diagnosa 1 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
kctidakscimbangan perfusi ventilasi
Tujuan : gangguan pertukaran gas teratasi
• Kriteria hasil
• Indikator tidak ada gangguan frekuensi pernafasan
• Tidak ada gangguan frekuensi dysnea saat istirahat
• Fungsi paru-paru dalam batas normal

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Intervensi Rasional
a. Kaji frekuensi, kecepatan dan a. Mengetahui keadaan pernafasan
kedalaman pernafasan. pasien
b. Catat kesimetrisan pergerakan b. Mengetahui adanya otot bantu
dada, otot penggunaan tambahan, nafas yang digunakan
dan retraksi otot intercostal. c. Mengatahui tingkat status mental
c. Observasi status mental atau pasien
tingkat kesadaran pasien.

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Diagnosa 2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Tujuan : klien dapat melakukan aktivitas
Kriteris Hasil
• klien menunjukan kemampuan beraktivitas tanpa gejala-gejala yang
berat, terutama mobilisasi di tempat tidur

Intervensi Rasional
a. Observasi keterbatasan klien a. Mengetahui batas kemampuan
dalam melakukan aktivitas. beraktifitas pasien
b. Kaji faktor yang menycbabkan b. mengetahui aktifitas yang
kelelahan. mempercepat kelelaha
c. Monitor respon kardiovaskuler c. Penurunan/ketidakmampuan
terhadap aktivitas (takikardi, miokardium untuk meningkatkan
sesak nafas, diaporesis, pucat). volume sekuncup selama
. aktivitas dapat menyebablkan
peningkatan segera frekuensi
jantung dan kebutuhan oksigen
juga peningkatan kelelahan dan
kelemahan.

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Discharge Planning
Adapun discharge planning dari TOF antara lain :
1. Krontrol sesuai waktu yang telah ditentukan
2. Jelaskan kebutuhan aktifitas yang dapat dilakukan anaksesuai
dengan usia dan kondisi penyakit
3. Mengajarkan keterampilan yang diperlukan dirumah
4. Kolaborasikan dengan tim farmasi untuk penggunaan obat
5. Teknik cuci tangan contoh dalam melakukan perawatan luka
keluarga mengerti dan dapat merekomendasikan tehnik mencuci
tangan
6. Tidakan untuk mengatasi jika terjadi hal-hal yang mencemaskan
dan tanda-tanda komplikasi.

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
SEKIAN DAN TERIMAKASIH…..

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026

Anda mungkin juga menyukai