Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Perawat adalah orang yang mengasuh dan merawat orang lain yang
mengalami masalah kesehatan. Namun pada perkembangannya, pengertian
perawat semakin meluas. Pada saat ini, Menurut Undang - Undang Republik
Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 menyatakan bahwa perawat adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang - Undangan. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit
(Kementerian Sekretariat Negara RI, 2014). Dari beberapa definisi di atas
maka dapat disimpulkan bahwa perawat adalah tenaga profesional yang
mempunyai kemampuan, tanggungjawab dan kewenangan dalam
melaksanakan dan memberikan perawatan kepada pasien yang mengalami
masalah kesehatan. Fungsi perawat yang utama adalah membantu pasien atau
klien dalam kondisi sakit maupun sehat, untuk meningkatkan derajat
kesehatan melalui layanan keperawatan (Nisya,2013). Dalam menjalankan
perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi yaitu :
a) Fungsi Independen Perawat
Fungsi independen ialah fungsi mandiri dan tidak tergantung pada
orang lain, dimana perawat dalam menjalankan tugasnya dilakukan
secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.
b) Fungsi Dependen Perawat
Fungsi dependen ialah fungsi perawat dalam melaksanakan
kegiatannya atas atau instruksi dari perawat lain.
c) Fungsi Interdependen Perawat
Fungsi Interdependen ialah fungsi yang dilakukan dalam kelompok tim
yang bersifat saling ketergantungan di antara satu dengan yang lain.
Dalam menjalankan peranannya profesionalitas harus diutamakan oleh
perawat ketika bekerja, yang di mana dengan pekerjaannya itu diharapkan
perawat dapat memeroleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja mencerminkan
tingkat di mana seseorang menyukai pekerjaannya. Diartikan secara formal,
kepuasan kerja adalah sebuah tanggapan afektif atau perasaan emosional
terhadap berbagai segi pekerjaan seseorang, Kreitner dalam (Wolo,Trisnawati
& Wiyadi, 2017). Ada beberapa faktor yang memengaruhi kepuasan dalam
bekerja, seperti yang diungkapkan oleh Sopiah dalam (Wolo,Trisnawati &
Wiyadi, 2017), ia mengatakan bahwa aspek kerja, gaji, manajemen
perusahaan, pengawasan, faktor - faktor intrinsik pekerjaan, kondisi kerja,
aspek sosial dalam pekerjaan, komunikasi dan rekan kerja. Terpenuhinya
segala kebutuhan baik sandang, pangan dan papan.
Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau
seluruh lapisan masyarakat. Adapun batasan mengenai Rumah Sakit, adalah
sebagai berikut : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2020 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit Dengan Rahmat
Tuhan Yang Maha Esa Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Memutuskan :
Menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Klasifikasi Dan Perizinan
Rumah Sakit. Dalam BAB I Ketentuan Umum
1. Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
a) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat.
b) Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online
Single Submission yang selanjutnya disingkat OSS adalah perizinan
berusaha yang diterbitkan oleh lembaga OSS untuk dan atas nama
menteri, gubernur, atau bupati/wali kota kepada pemilik dan
pengelola Rumah Sakit melalui sistem elektronik yang terintegrasi.
c) Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS yang selanjutnya
disebut Lembaga OSS adalah lembaga pemerintah non kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koordinasi
penanaman modal.
d) Izin Mendirikan Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Izin
Mendirikan adalah izin usaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS
untuk dan atas nama menteri, gubernur, atau bupati/wali kota setelah
pemilik Rumah Sakit melakukan pendaftaran sampai sebelum
pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan memenuhi persyaratan
dan/atau komitmen.
e) Izin Operasional Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Izin
Operasional adalah izin komersial atau operasional yang diterbitkan
oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, gubernur, atau
bupati/wali kota setelah pemilik Rumah Sakit mendapatkan Izin
Mendirikan.
f) Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana
dimaksud dalam Undang - Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
g) Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
h) Kementerian Kesehatan adalah kementerian yang mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesehatan.
i) Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
j) Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian
Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pelayanan
kesehatan.
2. Pasal 2
Rumah Sakit dapat didirikan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, atau swasta.
3. Pasal 3
Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus berbentuk Unit
Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, atau
Instansi tertentu dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau
Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang - undangan.
4. Pasal 4
a) Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 harus berbentuk badan hukum yang kegiatan
usahanya hanya bergerak di bidang Perumah sakitan.
b) Badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. Badan hukum yang bersifat nirlaba; dan
b. Badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk
perseroan terbatas atau persero, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang - undangan.
c) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi
Rumah Sakit yang diselenggarakan oleh badan hukum yang
bersifat nirlaba. Memperoleh penghidupan yang layak, upah kerja,
jaminan kesehatan dan jamninan kerja merupakan bagian dari
kesejahteraan sosial. Tenaga kesehatan yang salah satunya adalah
perawat merupakan bagian yang berupaya mengabdikan diri dalam
memberikan asuhan keperawatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Dari hal tersebut, tentunya perawat mendapatkan kesejahteraan dari
segala dedikasi yang telah diberikan, akan tetapi nyatanya, upah jasa yang
diperoleh tidaklah sebanding dengan beban kerja yang didapat. Disamping itu,
setiap tahunya banyak lulusan perawat yang saling berebut tempat kerja.
Banyak pula yang bekerja tidak sesuai dengan pendidikannya, misalnya saja
menjadi pedagang karena sulit mendapatkan pekerjaan yang linier dengan
pendidikan yang telah ditempuh serta lebih parah lagi tak sedikit pula yang
menganggur karena persaingan global yang ketat di fasilitas pelayanan
kesehatan (Santoso et al. 2021).
Seperti yang disampaikan oleh kanal berita SURYAMALANG.com
dikatakan bawah setiap tahun, sekitar 22.000 - 40.000 lulusan perawat harus
menganggur setiap tahun, sebab dari seluruh lulusan, hanya sekitar 20% saja
yang terserap.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua DPW PPNI Jawa Timur, sekaligus
Ketua Prodi S3 Keperawatan Unair, Prof Dr Nursalam, M.Nurs (Hons saat di
Tulung Agung pada tanggal 19 Desember 2021). Terkhusus untuk perawat
yang sudah bekerja, idelanya sudah mendapatkan upah standar yang
ditetapkan oleh provinsi, dan ini bisa disebut dengan UMP atau upah
minimum provinsi. Kebijakan UMP sendiri merupakan sistem pengupahan
yang telah banyak diterapkan di beberapa negara. Pada dasarnya, bisa dilihat
dari dua sisi. Pertama, upah minimum merupakan alat proteksi bagi pekerja
untuk memertahankan agar nilai upah yang diterima tidak menurun dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari. Kedua, sebagai alat proteksi bagi
perusahaan untuk mempertahankan produktivitas pekerja. Namun kebijakan
tersebut masih belum sepenuhnya diterapkan oleh pengusaha/pemberi kerja
(Santoso et al., 2021).
Nyatanya hingga saat ini, UMP tersebut belum sepenuhnya terlaksana
di Indonesia dan perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang seharusnya
mendapatkannya, tetapi yang terjadi masih jauh dari kata sejahtera. Seperti
hasil pengolahan data dari kementrian kesehatan RI melalui program Risnakes
pada tahun 2017 menunjukkan bahwa dari 65.646 perawat di seluruh Rumah
sakit di Indonesia, ternyata 28,4% gajinya masih di bawah Upah Minimum
Provinsi (UMP) didaerahnya masing - masing.
Hal ini membuktikan bahwa 1 dari 4 perawat gajinya tidak lebih dari
para buruh dengan gaji UMP di daerahnya. Selain itu, ditemukan bahwa DKI
Jakarta adalah tempat paling layak bagi tenaga puskesmas, mengingat hanya
0,3% yang digaji di bawah UMP. Lalu di daerah Sulawesi Barat didapatkan
sekitar 61,8% dari pegawai puskesmasnya yang digaji di bawah UMP
(Santoso et al., 2021).
Hasil surve Risnakes dari 65.646 perawat yang tersebar di Aceh, Riau,
Sumatera Selatan, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat, didapatkan bahwa gaji minimal yang
didapatkan yaitu Rp 50.000 per Bulan. Dari data tersebut, nampaknya
fenomena ini menjadi sangat miris karena seperti pembahasan sebelumnya
bahwa pekerjaan perawat sangatlah banyak yang tentu idealnya harus
dibarengi dengan gaji yang sesuai pula. Maka dari itu, kami dari KASTRAD
ILMIKI, akan mengulas terkait dengan UMP yang seharusnya didapatkan oleh
perawat, dan selanjutnya akan dipaparkan lebih eksklusif mengenai kajian
UMP. Pemerintah memastikan menghapus status tenaga honorer mulai tahun
2023. Tenaga honorer yang saat ini masih bekerja di lingkungan instansi
pemerintah bisa diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) atau Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Namun, pengangkatan tenaga honorer menjadi PNS atau PPPK harus
dilakukan sesuai aturan yang berlaku. Hal ini tertuang dalam surat Menteri
PANRB Nomor B/185/M.SM.02.03/2022 tentang Status Kepegawaian di
Lingkungan Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang
ditandatangani Tjahjo pada 31 Mei 2022. Dalam surat tersebut, Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo
Kumolo mengimbau para Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) instansi
pemerintah baik kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah (K/L/D)
untuk menentukan status kepegawaian pegawai non-Aparatur Sipil Negara
(ASN) paling lambat 28 November 2023.
Adapun pegawai non-ASN yang dimaksud adalah pegawai non-
Pegawai Negeri Sipil (PNS), non-Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK), dan eks-Tenaga Honorer Kategori (THK) II. “Agar para
Pejabat Pembina Kepegawaian menyusun langkah strategis penyelesaian
pegawai non-ASN yang tidak memenuhi syarat atau tidak lulus seleksi Calon
PNS maupun Calon PPPK sesuai ketentuan peraturan perundang - undangan
sebelum batas waktu tanggal 28 November 2023,” ujar Tjahjo, dalam rilis
Kementerian PANRB, Jumat (03/06/2022).
Tjahjo menambahkan, instansi pemerintah yang membutuhkan tenaga
lain seperti pengemudi, tenaga kebersihan, dan satuan pengamanan dapat
dilakukan melalui tenaga alih daya (outsourcing) oleh pihak ketiga. “Jadi PPK
pada K/L/D tetap bisa mempekerjakan outsourcing sesuai kebutuhannya,
bukan dihapus serta merta,” ujarnya. Pengangkatan pegawai melalui pola
outsourcing sesuai kebutuhan diharapkan dilakukan dengan
mempertimbangkan keuangan dan sesuai dengan karakteristik masing -
masing K/L/D.
Menteri PANRB menerangkan, penyelesaian pegawai non-ASN (non-
PNS, non-PPPK, dan THK-II) ini merupakan amanat dari Undang - Undang
(UU) Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Pasal 96 ayat (1)
Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja pun menyebutkan bahwa Pegawai non-
ASN yang bertugas di instansi pemerintah dapat diangkat menjadi PPPK
apabila memenuhi persyaratan, dalam jangka waktu paling lama lima tahun
sejak PP tersebut diundangkan. “PP No. 49/2018 diundangkan pada 28
November 2018, maka pemberlakuan lima tahun tersebut jatuh pada tanggal
28 November 2023 yang mengamanatkan status kepegawaian di lingkungan
instansi pemerintah terdiri dari dua jenis, yaitu PNS dan PPPK,” Tjahjo
menegaskan.
Berkaitan dengan hal - hal tersebut, dalam rangka penataan ASN
sesuai ketentuan peraturan perundang - undangan, Menteri PANRB meminta
PPK untuk melakukan pemetaan pegawai non-ASN di lingkungan instansi
masing - masing. “Dan bagi (pegawai non-ASN) yang memenuhi syarat dapat
diikutsertakan atau diberikan kesempatan mengikuti seleksi calon PNS
maupun PPPK,” ujarnya. PP Manajemen PPPK mengamanatkan, PPK dan
pejabat lain di instansi pemerintah dilarang mengangkat pegawai non-ASN
untuk mengisi jabatan ASN. Dengan demikian, PPK diamanatkan
menghapuskan jenis kepegawaian selain PNS dan PPPK di lingkungan
instansi masing - masing dan tidak melakukan perekrutan pegawai non-ASN.
Tjahjo menegaskan bahwa amanat PP ini justru akan memberikan
kepastian status kepada pegawai non-ASN untuk menjadi ASN karena ASN
sudah memiliki standar penghasilan/kompensasi.
Sedangkan dengan menjadi tenaga alih daya (outsourcing) di perusahaan,
sistem pengupahan tunduk kepada UU Ketenagakerjaan, di mana ada upah
minimum regional/upah minimum provinsi (UMR/UMP). “Kalau statusnya
honorer, tidak jelas standar pengupahan yang mereka peroleh,” jelas Tjahjo.

B. Standing Point
1. Untuk mengawasi implementasi dari kebijakan upah minimum tenaga honorer
keperawatan di Indonesia
2. Menuntut untuk menindak lanjuti institusi yang memberikan upah minimum
institusi yang di bawah standar
3. Menuntut untuk menyamakan remunerasi tenaga honorer keperawatan dengan
Upah Minimum Regional
4. Menuntut adanya dukungan afirmasi untuk Nakes dalam seleksi PPPK
berdasarkan tiga prioritas, yakni masa kerja, usia, dan sertifikat keahlian
5. Menuntut untuk membuka kuota yang besar atau bertahap untuk rekrutmen
PPPK nakes untuk tahun 2022 dan seterusnya, dan selesai sesuai data di
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SI-SDMK) di bawah
Kementerian Kesehatan
6. Menuntut untuk nakes yang tervalidasi dalam SI-SDMK sangat penting bagi
nakes honorer untuk mengikuti seleksi PPPK
7. Menuntut untuk nakes yang sudah SI-SDMK mudah diakses dan dilihat secara
pribadi
8. Menuntut kepada Kementerian Keuangan untuk mengalokasikan anggaran
khusus lewat Dana Alokasi Umum (DAU) untuk rekrutmen PPPK nakes.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Menurut UU Keperawatan No 38 Tahun 2014 Pasal 1 Keperawatan adalah


kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Perawat adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang - undangan. Menurut Florence Nightingale Keperawatan
adalah ilmu kesehatan dan menguraikan keperawatan yang mengarah pada
peningkatan serta pengelolaan lingkunan fisik maupun alam untuk
menyembuhkan pasien. Menurut Dorothy E. Johnson Keperawatan adalah
suatu pendekatan sistem perilaku, dimana individu yang selalu ingin mencapai
keseimbangan dan stabilitas dalam lingkungan internal maupun eksternal,
sistem ini dikenal dengan Behavioral System Theory (Teori Sistem Perilaku).
Menurut Martha Roger Keperawatan adalah ilmu humanisti atau humanitarian
yang menggambarkan bahwa manusia dalam strategi utuh dan perkembangan
hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip - prinsip dasar ilmu
pengetahuan praktis. Menurut Dorothea Orem Keperawatan adalah pelayanan
terhada pasien yang berpusat pada kebutuhan untuk mengurus diri, bagaimana
mengaturnya secara terus - menerus demi menunjang kehidupan dan
kesehatan, sembuh dari kecelakaan atau penyakit serta menanggulangi
berbagai akibatnya. Menurut Callista Roy Keperawatan adalah suatu model
agar bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatanya dengan
mempertahankan perilku adaptif dan mampu merubah perilaku mal adaptif
atau memandang klien sebagai suatu sistem adaptasi secara menyeluruh.
Menurut Myra E Levine Keperawatan adalah suatu yang menggambarkan
klien sebagai makhluk hidup terintegrasi, saling berinterasi dan beradaptasi
dengan lingkunganya.
Menurut Virginia Henderson Keperawatan adalah kegiatan untuk membantu
individu baik dalam sehat atau sakit lewat upaya melaksanakan beragam
aktivitas guna mendukung kesembuhan dan kesehatan atau proses meninggal
dengan damai yang dilakukan secara mandiri oleh individu ketika memiliki
pengetahuan, kemauan, kekuatan dan kemampuan untuk itu. Menurut Loka
karya Keperawatan Nasional merupakan bentuk layanan kesehatan profesional
yang termasuk bagian dari integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu, kiat
keperawatan dan berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif untuk
ditujukan kepada individu, kelompok, keluarga dan masyarakat secara umum
bagi sehat atau sakit dengan mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Menurut Jean Watson Keperawatan adalah sains tentang human care,
didasarkan pada asumsi bahwa human science dan human care termasuk
domain utama untuk menyatukan tujuan proses keperawatan. Sebagai human
science, berupaya untuk mengitegrasikan antara pengetahuan empiris dengan
estetika, humanisti dan kiat - kiat.
B. Menurut Betty Neuman sebagai tindakan yang membantu individu, keluarga
dan kelompok untuk mempertahankan tingkat maksimum kesehatan, dan
tujuan utama adalah stabilitas pasien/sistem klien melalui intervensi
keperawatan untuk mengurangi stres. Menurut Imogene M King Keperawatan
adalah proses dimana terjadi interaksi antar manusai yang akan mempengaruhi
tindakan manusia, lalu menghasilkan transaksi antara individu serta
menghasilkan pencapaian sebuah tujuan. Keperawatan Menurut Organisasi
INC adalah hal yang mencakup perawatan otonom dan kolaboratif individu
untuk segala usia, kelompok, keluarga dan komunitas, sehat atau sakit dan
dalam semua pengaturan. Termasuk di dalamnya, pencegahan penyakit,
promosi kesehatan, perawatan orang sakit, orang cacat dan kondisi kritis.
Advokasi, manajemen pasien, sistem kesehatan dan pendidikan juga menjadi
kunci utama dalam keperawatan. Keperawatan Menurut Organisasi ANA
adalah perlindungan, promosi, optimalisasi kesehatan dan kemampuan untuk
mencegah penyakit, cidera, pengentasan penderitaan melalui diagnosis dan
proses perawatan serta advokasi perawatan kesehatan untuk individu,
keluarga, komunitas dan populasi.
Fungsi perawat terdiri dari tiga yaitu independen, dependen, dan
interdependen. Fungsi perawat ini dijalankan sesuai dengan perannya dalam
memberikan pelayanan keperawatan dan disesuaikan dengan kondisi riil dari
pasien. Berikut ini penjelasan mengenai fungsi perawat yang lebih detail.
Fungsi perawat yang pertama yaitu fungsi independen. Dalam hal ini perawat
memiliki hak independen dalam mengambil keputusan dan melakukan
tindakan yang terbaik yang didasarkan dari ilmu keperawatan. Tindakan
independen yang diambil ini haruslah berdasarkan pada ilmu keperawatan.
Selain itu, keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh perawat akan menjadi
tanggungjawab penuh perawat tanpa melibatkan pihak lain. Fungsi perawat
yang selanjutnya yaitu fungsi dependen yang membuat perawat dapat
menjalankan perintah dari dokter seperti pemasangan infus, pemberian obat,
pengambilan sampel darah, penyuntikan dan sebagainya. Berbeda dari fungsi
sebelumnya yang menjadi tanggungjawab penuh perawat, maka dalam fungsi
ini yang bertanggungjawab secara penuh adalah dokter. Fungsi perawatan
yang terakhir yaitu fungsi interdependen. Dalam fungsi ini, perawat dapat
melakukan kerja sama dengan berbagai pihak lain yang terlibat dalam usaha
memberikan pelayanan kesehatan terbaik, seperti dokter, ahli gizi, fisioterapi,
dan para ahli untuk memberikan tindakan keperawatan terhadap pasien.
Sebagai contoh, dalam menangani pasien yang menderita diabetes, perawat
akan bekerja sama dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan asupan
makanan pasien.
C. Tugas perawat menurut Undang - Undang No 38 Tahun 2004 BAB V Pasal 29
dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, Perawat bertugas sebagai :
a) Pemberi Asuhan Keperawatan.
Perawat melakukan kegiatan yang ditujukan pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia
untuk pencapaian derajat kesehatan yang optimal dengan menggunakan
proses keperawatan dan melibatkan pasien/klien sebagai mitra kerja dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.
b) Penyuluh dan konselor bagi klien.
Perawat melakukan kegiatan membimbing dan mendidik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan
klien tentang kebiasaan hidup sehat, gejala penyakit, tindakan yang
diberikan, mengatasi tekanan atau masalah psikososial klien, serta
memberikan dukungan emosional dan intelektual sesuai kondisi klien
sehingga terjadi perubahan perilaku sehat dari klien untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatannya.
c) Pengelola Pelayanan Keperawatan.
Perawat melaksanakan fungsi – fungsi manajeman dalam
menyelenggarakan praktik keperawatan. Lingkup pengelolaan mencakup
pengelolaan terhadap kasus, unit ruang rawat dan institusi pemberi
pelayanan keperawatan.
d) Peneliti Keperawatan.
Perawat melakukan kegiatan dalam mengembangkan ilmu dan teknologi
keperawatan, mengidentifikasi terhadap fenomena yang terjadi di
masyarakat yang dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan bahkan
mengancam kesehatan dengan cara mencari fakta/bukti baru secara
empiris untuk diaplikasikan dalam praktik keperawatan serta untuk
memperdalam dan memperluas ilmu keperawatan.
e) Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang.
Perawat profesi atau vokasi terlatih melaksanakan tindakan medis
berdasarkan pelimpahan tugas secara tertulis dari tenaga medis baik
secara delegatif maupun mendata sesuai kompetensi yang dimiliki
perawat.
f) Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
Perawat melaksanakan tugas dengan pertimbangan keterbatasan kondisi
geografis dan atau keterbatasan sumber daya tenaga yaitu tidak adanya
tenaga medis dan atau tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat
perawat bertugas dengan memperhatikan kompetensi perawat.
D. Tugas perawat merupakan aktivitas yang dilakukan oleh perawat atas dasar
pemberian atau adanya kewenangan dalam rangka memenuhi kebutuhan klien
sesuai dengan area praktik. Seseorang yang memiliki tugas dan kewenangan
harus bebas membuat keputusan tentang aktivitas yang tercakup dalam tugas -
tugasnya. Setiap melaksanakan tugas, seorang perawat harus jelas terhadap
tanggungjawabnya. Tanggungjawab merupakan kesediaan seseorang untuk
menyiapkan diri dalam menghadapi resiko terburuk sekalipun, memberikan
kompensasi atau informasi terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan
(Ali,2002). Tingkat pendidikan menurut Undang - Undang No 38 Tahun 2014,
BAB III tentang pendidikan keperawatan, yaitu Pendidikan Tinggi
Keperawatan terdiri atas :
a) Pendidikan vokasi
b) Pendidikan akademik dan
c) Pendidikan profesi.
Pendidikan vokasi merupakan program Diploma Keperawatan. Pendidikan
vokasi merupakan pendidikan paling rendah yaitu program Diploma Tiga
Keperawatan. Pendidikan akademik keperawatan yaitu program Sarjana
Keperawatan, program Magister Keperawatan, dan program Doktor
Keperawatan. Pendidikan Profesi Keperawatan yaitu program Profesi
Keperawatan (Ners) , dan program spesialis Keperawatan (Ners Spesialis).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Tidak dapat dipungkiri bahwa kepuasan kerja merupakan salah satu indikasi
tercapainya sumber daya manusia yang berkualitas, karena dengan kepuasan
kerja, seorang karyawan dapat menjalankan tugasnya dengan perasaan senang
sehingga perusahaan juga dapat mencapai hasil yang maksimal. Salah satu
yang mempengaruhi kepuasan kerja yakni gaji. Namun pada dasarnya
kepuasan kerja merupakan sesuatu yang bersifat individual, Karena setiap
individu memliliki tingkat kepuasan yang berbeda - beda. Tingkat kepuasan
yang berbeda - beda tersebut bisa terjadi karena persepsi masing - masing yang
dialami oleh karyawan, termasuk persepsi karyawan terhadap gaji, karena bisa
jadi gaji menurut satu karyawan sudah cukup memuaskan namun untuk
karyawan lain kurang memuaskan. (Antari & Amir, 2013). Berdasarkan hal
tersebut jika dilihat gaji perawat saat ini yaitu mengutip dari nurse.co.id, gaji
perawat di Indonesia disesuaikan dengan Upah Minimum Provinsi (UMP).
Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Ketenaga Kerjaan (Kemenaker)
Nomor M/11/HK.04/2020, menjelaskan tentang UMP pada masa pandemi
Covid-19.
B. Self assesment Tim Nusantara, besaran gaji perawat di Puskesmas ini sekitar
Rp 2.250.148 per bulan. Meski besaran gaji perawat di Puskesmas lebih kecil
dari gaji perawat di rumah sakit, namun perawat di puskesmas mendapatkan
tunjangan di luar gaji pokoknya tersebut. Tunjangannya berupa tunjangan
daerah, insentif khusus tenaga kesehatan, kapitasi, Biaya Operasional
Kesehatan (BOK), perjalanan dinas atau transportasi lokal, biaya transportasi,
dan uang makan. Besaran tunjangan tersebut berbeda - beda tergantung status
kepegawaian dan wilayah dinas perawat.
a. Berikut jumlah tunjangan perawat di puskesmas berdasarkan
wilayahnya :
1. Terpencil Rp 979.894
2. Sangat terpencil Rp 718.682
3. Biasa Rp 1.241.077
b. Sementara, tunjangan perawat puskesmas berdasarkan status
kepegawaiannya, yaitu:
1. Status kepegawaian di area terpencil
2. PNS/CPNS Rp 2.021.035
3. Honorer/Kontrak Rp 681.022
4. PTT pusat/daerah Rp 3.021.359
5. Sukarelawan Rp 617.453
6. Magang Rp 500.000 sampai Rp 400.000
c. Status kepegawaian di area sangat terpencil
1. PNS/CPNS Rp 1.382.335
2. Honorer/Kontrak Rp 555.000
Sejumlah tenaga kesehatan di Indonesia mengkhawatirkan adanya
rencana penghapusan tenaga honorer di lingkungan instansi pemerintah pada
tahun 2023. Mengingat fasilitas kesehatan di Indonesia sangat tergantung dari
Nakes honorer. Hal tersebut disampaikan oleh sejumlah perhimpunan Nakes
dalam rapat dengar pendapat umum bersama Komisi IX DPR RI, Senin 23
Mei 2022.
Beberapa perhimpunan yang turut hadir dalam rapat tersebut
diantaranya adalah Pengurus Persatuan Dokter Puskesmas Indonesia,
Pengurus Forum Bidan PTT se-Indonesia, Pengurus Forum Tenaga Kesehatan
Honorer, Pengurus Asosiasi Puskesmas se-indonesia, Pengurus Perhimpunan
Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), dan Pengurus Asosiasi Rumah Sakit
Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA), dalam rapat tersebut, Ketua Forum
Tenaga Kesehatan Honorer Bambang Utomo mengatakan bahwa tenaga
kesehatan mengharapkan adanya afirmasi dari pemerintah sebagaimana yang
diberikan kepada tenaga pendidik, tenaga kesehatan menginginkan PPPK,
Bukan hanya nilai tes saja yang menjadi indikator nilai kelulusan. Namun ada
sebuah nilai yang sudah tenaga kesehata jalani belasan tahun di fasilitas
layanan kesehatan atau nilai afirmasi masa kerja usia, dan sertifikat keahlian.
Bambang mengatakan tes seleksi PPPK tenaga kesehatan tidak seperti di
tenaga pendidik yang melakukan tes tiga tahap. Ketika melakukan tes tahap
satu tak lulus, masih punya kesempatan tahap ke-2 dan ke-3.
Untuk nakes hanya satu tahap, dan ketika tidak lulus, selesai. Nakes
honorer yang sudah bekerja belasan tahun juga harus bersaing dengan siswa -
siswi yang baru lulus dari sekolah formal. Pun lewat Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun
2021, belum ada afirmasi untuk Nakes. Bambang mengatakan untuk seleksi
PPPK tenaga pendidik, dapat perhatian khusus dari pemerintah lewat beleid
yang sama. Di situ dijelaskan ada nilai afirmasi untuk tenaga pendidik.
Masalah anggaran juga tak luput dari persoalan para Nakes honorer di banyak
daerah di Indonesia. Bambang menjelaskan Kenapa kok PPPK masih sangat
sedikit ? karena masalah penggajian. APBD tidak mencukupi, karena dasar
PEMDA (Pemerintah Daerah) adalah Permendagri Nomor 27/2021, kalau
tidak salah untuk belanja pegawai tidak boleh melebihi 30% dari APBD.
Kalau ini tidak ada dana alokasi umum dari pemerintah pusat, masalah
honorer akan sulit diselesaikan.
Karena setelah mereka, audiensi dari berbagai PEMDA di Jawa
Tengah dan seluruh Indonesia, permasalahan sama, yakni penggajian,
makanya PEMDA gak berani buka formasi yang banyak untuk Nakes. Kalau
tidak ada formasi yang banyak akan susah untuk selesai masalah honorer ini.
Sementara Nakes yang tervalidasi dalam SI-SDMK sangat penting bagi nakes
honorer untuk mengikuti seleksi PPPK. Sementara data SI-SDMK hingga saat
ini, kata Bambang, sulit diakses dan dilihat secara pribadi. Ia mencatat
sebanyak 213.249 Nakes di Indonesia tidak bisa mengakses SI-SDMK dan
kesulitan untuk mengetahui, apakah mereka sudah tervalidasi atau belum.
Bambang mengatakan laporan temen - temen Nakes di Indonesia, masih
banyak yang baru terverifikasi dan belum divalidasi. Karena rekrutmen PPPK
ini berbasis data di SI-SDMK dan ini sangat vital buat tenaga kesehatan.
Apabila tahun 2023 pemerintah tidak dapat menyelesaikan persoalan pegawai
honorer di instansi pemerintah, para Nakes berhadap agar rekrutmen PPPK
diperpanjang dalam tiga tahun ke depan. Karena 2018 - 2020 tidak dibuka
rekrutmen PPPK sesuai PP 49/2018, bahkan ada moratorium juga. Seperti
kami usia 35 tahun ke atas, karena sebelum 2018 ada moratorium CPNS dan
kami tidak berkesempatan mendaftarkan diri menjadi CPNS.
Tak kalah penting, Nakes juga meminta kepada Kementerian
Keuangan untuk mengalokasikan anggaran khusus lewat Dana Alokasi Umum
(DAU) untuk rekrutmen PPPK Nakes. Bambang mengatakan tanpa kebijakan
khusus dari Kemenaker, PEMDA selalu mengeluh tidak ada dana untuk
mengangkat tenaga honorer nakes.
C. ANALISIS SWOT
1. Strenght
a) Adanya pemberian gaji honorer bagi perawat sebagai hak yang
dimilikinya
b) Adanya jasa pelayanan sesuai haknya
2. Weakness
a) Adanya ketidakpuasan dari gaji honorer yang diterima
3. Opportunity
a) Pengeluaran ruangan dibiayai oleh rumah sakit
b) Pendaftaran tenaga kesehatan perawat menjadi PPPK dibiayai oleh
pemerintah
4. Threat
a) Tenaga Kesehatan perawat susah menjadi anggota PPPK karena
beberapa faktor salah satunya tidak terverifikasinya data
BAB IV
KESIMPULAN
Perawat adalah orang yang mengasuh dan merawat orang lain yang
mengalami masalah kesehatan. Namun pada perkembangannya, pengertian
perawat semakin meluas. Pada saat ini, pengertian perawat merujuk pada
posisinya sebagai bagian dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara profesional. UU RI No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan
kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki
diperoleh melalui pendidikan keperawatan.

Terdapat tiga fungsi perawat dalam menjalankan perannya yaitu,


fungsi independen perawat, fungsi dependen perawat dan fungsi
interdependen perawat. Profesionalitas harus diutamakan oleh perawat ketika
bekerja, yang di mana dengan pekerjaannya itu diharapkan perawat dapat
memeroleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja mencerminkan tingkat di mana
seseorang menyukai pekerjaannya.

Faktor yang memengaruhi kepuasan dalam bekerja, seperti yang


diungkapkan oleh Sopiah, ia mengatakan bahwa aspek kerja, gaji, manajemen
perusahaan, pengawasan, faktor - faktor intrinsik pekerjaan, kondisi kerja,
aspek sosial dalam pekerjaan, komunikasi dan rekan sekerja. Terpenuhinya
segala kebutuhan baik sandang, pangan dan papan. Terkhusus perihal gaji, gaji
merupakan suatu hal yang penting dalam memenuhi kepuasan kerja perawat.
Seperti penelitian dari Jafari et al., dalam, didapatkan hasil bahwa tingkat
kepuasan staf di Rumah Sakit Tehran’s Teching berada pada kategori rendah
diantaranya faktor gaji atau tunjangan dan manajemen kebijakan. Di perkuat
oleh penelitian dari Noor et al., dalam, dikatakan bahwa imbalan atau gaji
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja.

Berdasarkan hal tersebut jika dilihat gaji perawat saat ini yaitu
Mengutip dari nurse.co.id, gaji perawat di Indonesia disesuaikan dengan Upah
Minimum Provinsi . Self Assesment Tim Nusantara, besaran gaji perawat di
Puskesmas ini sekitar Rp 2.250.148 per bulan.
Meski besaran gaji perawat di Puskesmas lebih kecil dari gaji perawat
di rumah sakit, namun perawat di Puskesmas mendapatkan tunjangan di luar
gaji pokoknya tersebut. Besaran tunjangan tersebut berbeda - beda tergantung
status kepegawaian dan wilayah dinas perawat.

Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia


Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK), maka terbukalah kesempatan kepada seluruh Warga
Negara Indonesia (WNI) untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Berdasarkan Undang - Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN,
dinyatakan bahwa ASN tidak hanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja namun
juga meliputi PPPK. PPPK sendiri ialah WNI yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

PPPK tentu saja berbeda dengan PNS. PPPK tidak dapat diangkat
secara otomatis menjadi PNS. Untuk menjadi PNS, PPPK harus mengikuti
proses seleksi yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang -
undangan. PPPK bukan pegawai pemerintah yang berstatus tetap layaknya
seorang PNS, melainkan berstatus kontrak dengan masa perjanjian kerja
minimal setahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan, serta berdasarkan
penilaian kinerja dengan hanya diberikan gaji dan tunjangan saja tanpa ada
jaminan pensiun dan jaminan hari tua setelah berakhirnya masa kerja. Namun,
PPPK juga bukan bagian dari peningkatan level tenaga honorer sesuai dengan
terbitnya PP No. 49 Tahun 2018.
DAFTAR PUSTAKA

Yulianto Andri. 2017. Kinerja Perawat: Pengalaman Dan Pendapatan Gaji Dalam
Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan,
Volume 6 NO 2. STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

Ayubi. R. 2020. Pengaruh Gaji Dan Lingkungan Keja Terhadap Kepuasan Kerja
Perawat Non PNS Di Gedung Paviliun RSUP.H. Adam Malik ,Medan Sumatra
Utara. Skripsi. Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.

Fajri Latifatul. D. 2022. Daftar Gaji Perawat Di Rumah Sakit Dan Puskesmas.
katadata.co.id

Maulud Iqbal. M. 2022. Gaji Perawat Tak Sebanding Dengan Perjuangannya, Setara
Cleaning Service. www.pikiran-rakyat.com

Nurhadi. M. 2022. Daftar Lengkap Gaji Dan Tunjangan Perawat RS Non-PNS Di


Semua Provinsi Di Indonesia. amp.suara.com

Rifka Isna. 2022. Berjasa Tangani Pasien, Berapa Gaji Perawat. money.kompas.com

Aipassa Jeanny. 2022. Daftar Gaji Perawat Di Indonesia, Mana Paling Rendah.
www.inews.id

Saktika Gadis. 2022. Gaji Perawat Indonesia D3 Dan S1 Berdasarkan Jenisnya.


Lengkap. www.99.co

Sofyan. 2022. Gaji Perawat Di Puskesmas 2022 PNS, Honorer Dan Sukarelawan.
www.biayatarif.com

Alfiana Tahta. A. 2019. Analisis Mutu Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Tingkat
IV Kota Madiun. Skripsi. SRIKes Bhakti Husada Mulia Madiun.

Wikanto Adi. 2022. Tenaga Honorer Bisa Diangkat PNS atau PPPK Tahun 2023, Cek
Ketentuannya. Amp.kontan.co.id

Putri Adinda Cntika. 2022. Mau Dihapus, Begini Curahan Hati Tenaga Kesehatan
Honorer. https://www.cnbcindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai