PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
sakit, yang ikut berperan dalam membangun sumber daya manusia yang
dalam bentuk pelayanan yang baik terhadap pasien, dimana hanya dapat
dapat tercapai.
1
Robert Priharjo, 1995. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta. Penerbit Kanisisus (Anggota
IKAPI). Hal 9.
2
Hermin Hadiati Koeswadji, 2002. Hukum untuk Perumahsakitan. Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti. Hal 6.
1
2
bentuk pelayanan profesional sesuai dengan standar dan kaidah etik serta moral
baik.3
jawab membantu pasien, baik dalam kondisi sehat maupun sakit. Pemberian
peranan strategis, dimana sebagian besar tenaga kesehatan adalah perawat yang
diperoleh salah satunya adalah tergantung dari jumlah yang seimbang antara
tenaga perawat yang ada dengan beban kerjanya di rumah sakit. Beban kerja
3
Sukma Nolo Widyawati. 2012. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Hal 1.
4
Ibid. Hal 176
3
kesehatan di rumah sakit, karena selama 24 jam secara terus menerus dituntut
untuk menjadi figur yang harus selalu fokus dan bersimpati, serta perhatian
kepada pasiennya. Beban kerja perawat terdiri dari kegiatan produktif dan non
produktif yang berlebih, hal itu disebabkan karena selain tugas keperawatan,
Dasar Negara RI Tahun 1945. Perlindungan hukum ini mengatur antara hak
dan kewajiban, dimana mengatur hubungan hukum atas hak dan kewajiban
dengan batasan kewenangan asisten perawat. Artinya, dalam hal ini mengatur
5
Intan Mayasari, 2016. Hubungan Beban Kerja Yang Dilaksanakan Perawat Dengan Kelengkapan
Dokumentasi Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta. Naskah Publikasi.
4
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, hal ini karena peran dan
perawat berhak mendapatkan penghidupan yang layak atas pekerjaan. Hal ini
Perlindungan hukum terhadap asisten perawat adalah suatu hal yang harus
mewujudkan suatu masyarakat dan negara yang adil, sejahtera, dan memajukan
hak atas pekerjaan, asisten perawat juga berhak mendapatkan suatu perlakuan
dalam Pasal 28 H ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 yang
mengatur bahwa:
“Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan”.
5
Asisten perawat juga sebagai tenaga kerja, sebagaimana telah diatur dalam
bahwa:
“Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk
memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan
yang layak di dalam atau di luar negeri”.
kewajiban, serta tanggung jawab kepada profesi asisten perawat dari pihak-
pihak yang terkait. Dengan hal itu, maka perlu adanya pengaturan mengenai
Seorang asisten perawat adalah salah satu bagian dari asisten tenaga
kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) BAB III Undang-
ataupun yang sekarang ini yang sedang banyak berkembang di Indonesia yaitu
keperawatan.
6
dapat diketahui bahwa yang dicari perawat atau asisten perawat. Jika anggaran
yang disediakan terbatas maka yang dimaksud adalah asisten perawat, atau
juga dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien. Adapun pasien yang
tidak menggunakan peralatan medis yang dicari adalah asisten perawat supaya
Tetapi karena rasio jumlah asisten perawat dengan pasien masih belum
menangani setiap keluhan kesehatan yang mereka alami. Adapun faktor yang
pelayanan yang ramah, dapat melayani pasien di rumah pasien dan juga harga
6
Clara Yunita Ina Ola, Khoirul Huda, Andika Persada Putera, 2017. Tanggung Jawab Pidana,
Perdata, dan Administrasi Asisten Perawat dalam Pelayanan Kesehatan Desa Swadaya.
Surabaya: Fakultas Hukum Universitas Hang Tuah Surabaya. Jurnal Wawasan Hukum. Vol. 25.
No. 2. Hal.134-146.
7
perawat. Memang tidak salah, karena calon pengguna jasa pelayanan sudah
tahu persis yang dibutuhkan apakah perawat atau asisten perawat. Tetapi ada
pro kontra mengenai hal ini, karena sebutan asisten perawat yang belum
familiar, maka jika ada masyarakat yang bertanya kepada pasien maka secara
tetapi banyak hal yang dimungkinkan dapat terjadi dalam pelayanan kesehatan,
batasan kewenangan antara perawat dan asisten perawat. Pada saat ini masalah
rumah sakit.
Rumah Sakit Harapan Kota Magelang adalah salah satu rumah sakit yang
yang tidak diinginkan tersebut dapat terjadi berupa melakukan tindakan yang
adanya supervisi dari perawat dan tidak sesuai dengan SOP yang berlaku. Oleh
karena itu, profesionalisme kerja merupakan sesuatu hal yang penting dalam
Sebagai contoh masih ada tindakan yang dilaksanakan oleh seorang asisten
perawat yang belum semuanya sesuai dengan SOP yang berlaku. Sebagai
contoh, masih ada asisten perawat yang melakukan tindakan pemberian obat
kepada asisten perawat. Hal ini menunjukkan bahwa batasan kewenangan dan
perlindungan hukum bagi praktik asisten perawat di rumah sakit masih belum
asisten perawat belum terlaksana dengan baik, maka dapat berpengaruh pada
B. PERUMUSAN MASALAH
Magelang?
Magelang?
10
C. TUJUAN PENELITIAN
Magelang
Kota Magelang
Magelang
D. MANFAAT PENELITIAN
berikut:
1. Manfaat Teoritis
hukum praktik asisten perawat di rumah sakit. Hal ini didapatkan melalui
2. Manfaat Praktis
pelayanan kesehatan.
12
c. Bagi Akademisi
Kesehatan.
13
E. KERANGKA PEMIKIRAN
1. KERANGKA KONSEP
2. KERANGKA TEORI
Asasi Manusia (HAM) yang dirugikan oleh orang lain dan perlindungan
hak yang diberikan oleh hukum. Dengan kata lain perlindungan hukum
adalah berbagai upaya hukum yang harus diberikan oleh aparat penegak
hukum untuk memberikan rasa aman, baik secara pikiran maupun fisik
secara nyata yang telah disebutkan dalam teori, juga dapat diartikan
orang/badan lain.
Diploma Tiga. Salah satu dari jenis asisten kesehatan tersebut adalah
asisten perawat.
7
Satjipto Rahardjo. 2014. Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hal. 54
15
F. METODE PENELITIAN
yang terjaga sehingga hasil penelitian yang dilakukan memiliki nilai ilmiah
dilalui dalam suatu proses penelitian, atau ilmu yang membahas metode ilmiah
menggunakan suatu metode yang dapat menuntun kepada arah yang dimaksud
8
Sri Praptianingsih, 2006. Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di
Rumah Sakit. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Hal.19
9
Johnny Ibrahim, 2007. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang: Bayumedia
Publishing. Hal. 26.
10
Rianto Adi, 2004. Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit. Hal 1.
16
1. Metode Pendekatan
hukum tertentu.11 Tujuan penelitian ini adalah studi yang bertujuan untuk
11
Endang Wahyati Yustina, dkk. 2015. Petunjuk Penulisan Ususlan Penelitian dan Tesis.
Semarang: Penerbit Univeritas Katolik Soegijapranata. Hal 7.
17
2. Spesifikasi Penelitian
yang diteliti.13
12
Soekidjo Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 138.
13
Rianto Adi, 2004. Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit. Hal. 27.
14
Ronny Hanitijo Soemitro. 1990. Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri. Jakarta: Ghalia
Indonesia. Hal. 34.
18
15
Ibid. Hal. 41
16
Satjipto Rahardjo. 2014. Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hal. 54
19
gawat darurat.
4. Jenis Data
sekunder.
17
Petrus Soerjowinoto. 2013. Ilmu Hukum Suatu Pengantar Buku Panduan Mahasiswa. Semarang:
Fakultas Hukum Unika Soeijapranata. Hal 36.
18
Peter Mahmud Marzuki. 2017. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Kencana. Hal 141.
19
Sri Praptianingsih, 2006. Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di
Rumah Sakit. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Hal.19
20
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data sekunder yakni data yang sudah dalam bentuk jadi, seperti
primer adalah:
20
Rianto Adi, 2004. Op.Cit. Hal. 57.
21
Ibid.
22
Ronny Hanitijo Soemitro, 1994. Op.cit. Hal 11.
21
adalah:
a) Kamus Hukum
b) Kamus Besar Bahasa Indonesia
c) Kamus Bahasa Inggris Indonesia
5. Metode Pengumpulan Data
23
Ibid. Hal 12.
24
Ibid.
22
primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objek yang diteliti,
sedangkan data sekunder yakni data yang sudah dalam bentuk jadi seperti
a. Studi kepustakaan
yaitu hasil penelitian, buku teks, dan bahan hukum tersier yaitu bahan
b. Studi lapangan
25
Rianto Adi. 2004. Op.Cit. Hal 57.
26
Ibid. Hal 61.
23
pewawancara.27
27
Rianto Adi. 2004. Op.Cit. Hal 72.
28
Ronny Hanitijo Soemitro. 1990. Op.Cit. Hal 50.
24
berjumlah 10 orang.
6. Metode Sampling
oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. 30
bawah Diploma Tiga yaitu lulusan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan) atau
29
Ibid. Hal 51.
30
Soekidjo Notoatmodjo, 2005. Op.Cit. Hal 88.
31
Ronny Hanitijo Soemitro. 1990. Op.Cit. Hal 51.
25
Dalam penelitian ini data dan semua informasi yang didapat dari
bentuk teks atau kalimat.32 Data yang satu dengan data yang lain harus
32
Soekidjo Notoatmodjo, 2005. Op.Cit. Hal. 194.
33
Rianto Adi. 2004. Op. Cit. Hal 117.
26
ini adalah metode analisis kualitatif, yaitu data yang telah diperoleh
G. PENYAJIAN TESIS
naratif agar dapat menggambarkan segala hal yang dilakukan oleh penulis
berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam BAB ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pembahasan dan
saran yang diharapkan dapat berguna bagi rumah sakit dan pihak-