Anda di halaman 1dari 11

Machine Translated by Google

Perbuatan Perawat yang Melakukan Kesalahan dalam Tindakan Medis


Nabbilah Amir* dan Dian Purnama
Universitas Surabaya
*Nabila.amir@staff.ubaya.ac.id
Diterbitkan: 30/01/2021
Cara Mengutip:

Amir, N., Purnama, D. (2021). Perbuatan Perawat yang Melakukan Kesalahan dalam Tindakan Medis. KERTHA
WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa. 15 (1). Hal 26 - 36. https://doi.org/10.22225/
kw.14.2.1863.77-86

Abstrak

Rumah sakit merupakan organ yang didalamnya terdapat Tenaga Kesehatan yang turut membantu dalam pelaksanaan
pemberian fasilitas pengobatan terhadap pasien. Dalam Hukum Kesehatan juga menjelaskan bahwa terdapat Tenaga
Kesehatan merupakan setiap orang yang tergabung sebagai para medis, yang bersedia mengabdikan dirinya khusus untuk
menangani kesehatan. Orang tersebut tidak hanya mau mengabdikan dirinya saja melainkan mereka juga harus memiliki
pengetahuan yang mumpuni beserta keterampilan yang fokusnya dalam bidang kesehatan. Para medis yang dimaksudkan di
atas adalah Dokter, Perawat serta para medis lainnya. Dokter dalam melakukan pekerjaannya akan dibantu oleh perawat
sehingga perawat disini juga harus memiliki keahlian dan keahlian. Perawat memperoleh kewenangan ini berdasarkan
pelimpahan wewenang dari dokter, jika tidak menerima pelimpahan wewenang maka perawat tidak dapat melakukan tindakan
apapun atas pasien. Saat ini banyak ditemukan perawat belum mendapatkan instruksi/pelimpahan berwenang dari dokter
tetapi mereka sudah melakukan tindakan medis, sehingga tindakan diatas terkadang menyebabkan keadaan dari pasien
mengalami penurunan. Atas tindakan perawat ini maka tidak dibenarkan, sehingga diperlukan suatu aturan untuk mengatur
tindakan perawat.

Kata Kunci: Kelalaian Perawat; Perawat; Tindakan Medis,

Abstrak

Di rumah sakit terdapat Tenaga Kesehatan yang membantu dalam penyediaan fasilitas pengobatan bagi pasien. UU Kesehatan
juga menjelaskan bahwa Tenaga Kesehatan adalah semua orang yang tergabung dalam komunitas kedokteran, yang bersedia
mengabdikan dirinya secara khusus untuk menangani kesehatan. Orang-orang ini tidak hanya mau mengabdikan diri tetapi
juga perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni. Tenaga medis terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga medis
lainnya. Dokter dalam melakukan pekerjaannya akan dibantu oleh perawat, sehingga perawat juga harus memiliki pengalaman
dan wibawa. Perawat memperoleh wewenang ini berdasarkan delegasi dari dokter. Jika perawat tidak menerima pendelegasian,
berarti perawat tidak dapat melakukan tindakan apapun terhadap pasien. Dalam bahasa Indonesia terkadang ditemukan
perawat yang belum mendapat instruksi/ pendelegasian dari dokter, tetapi sudah melakukan tindakan medis, sehingga tindakan
tersebut terkadang membuat kondisi pasien menjadi bermasalah. Untuk tindakan perawat ini tidak dibenarkan, sehingga
diperlukan aturan untuk mengatur tindakan perawat.

Kata kunci: Kelalaian Perawat; perawat; Tindakan Medis

I.PENDAHULUAN tumkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar


Republik Indonesia Tahun 1945 menjelaskan pa
Indonesia sebagai salah satu negara berkem da intinya bahwa tiap-tiap orang memiliki hal
bang masih mempunyai berbagai macam masalah untuk hidup sejahtera baik secara lahir maupun
kesehatan (Amalia, 2013). Kesehatan merupakan batin, memiliki hak untuk bertempat tinggal serta
hal yang terpenting bagi setiap manusia sehingga mem iliki hak untuk mendapatkan pelayanan
hal ini masuk dalam kategori Hak Asasi Manusia Kesehatan (Pasal 28H ayat 1 ) UUD 1945). Lihat
yang harus dihormati, dilindungi dan dijamin juga dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 36
pemenuhannya. Hal ini sesuai dengan yang dican Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa

KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 15, Nomor 1 2021 — Lisensi CC-BY-SA 4.0 Halaman 26
Machine Translated by Google

Perbuatan Perawat yang Melakukan Kesalahan dalam Tindakan Medis

setiap orang berhak atas kesehatan. Melihat dari rasa kekeluargaan. Terkadang muncul juga masa
ketentuan yang telah disebutkan sebelumnya lah dalam etik seperti adanya ketidakpuasan dari
maka dapat disimpulkan tiap-tiap individu memilik pasien atas pelayanan dari perawat dikarenakan
hak untuk memperoleh perlindungan atas pasien merasa bahwa kebutuhannya tidak di
kesehatan yang dimilikinya. Dalam hal ini, negara penuhi oleh perawat dalam melakukan pelayanan.
memiliki tanggung jawab untuk menyediakan Atas masalah etik ini muncul konflik antara
fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan umum perawat dengan pasien sehingga penyelesaian
bagi semua warga negara (Affandi, 2019). masalah tersebut hanya bisa diselesaikan dalam
Selain itu Negara bertanggung jawab untuk ranah hukum. Kode etik yang ada dalam perawat
menjamin hak yang dimiliki setiap individu dapat ini adalah sebagai pedoman untuk menghindari
terpenuhi dan Negara wajib memberikan timbulnya masalah dalam menjalankan pekerjaannya.
perlindungan agar tidak sampai terjadi yang na
Perawat dalam mengerjakan pekerjaan sehari
manya Malpraktek Medis.
hari mereka berhubungan secara langsung
Pendapat dari A. Gede Muninjaya mengutip dengan tenaga medis lainnya dan pasien yang
penjelasan dari Henrik. L Blum yang menyatakan menanganinya . Terdapat tuntutan untuk
bahwa pelayanan kesehatan ini sebagai faktor memberikan pela yanan kesehatan secara
penentu salah satu faktor penentu derajat bertanggungjawab dengan menerapkan
kesehatan masyarakat selain keturunan, ling pengobatan yang sesuai prosedur & pendidikan
kungan dan perilaku. Pelayanan kesehatan yang yang telah diterimanya. Terkait pena gobatan
dimaksud meliputi SDM dan sumer daya non yang dilakukan oleh perawat ini adalah sebagai
manusia (Muninjaya, 2004). bentuk pengimplementasian praktek penerapan
yang diberikan kepada pasien baik kepada pasien
Mengingat kesehatan sebagai hal yang sangat
tersebut, keluarga pasien dan masyarakat yang
penting maka perlu dilakukan upaya agar
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan
pemenuhan kesehatan masing-masing individu
memelihara kesehatan sampai kansembuh pasien terseembuh diny
dapat terselenggara dengan baik, dimana con
tohnya yaitu dilakukannya pelayanan kesehatan Perawat didalam mengerjakan praktek
tanpa adanya perawatan dan tidak memberikan pembuatannya tidak memiliki kewenangan untuk
pelayanan secara sembarangan/yang tidak sesuai melakukan tindakan medis terhadap pasien
urnese tidak sesuai . Pihak yang berwenang melainkan hanya memiliki kompetensi untuk
memberikan pelayanan dalam kesehatan disebut melakukan perawatan kesehatan terhadap pasien.
sebagai Tenaga Kesehatan. Perawat dalam melakukan tindakan medis seperti
Penyelenggaraan kesehatan untuk masing-masing itu adalah tugasnya sebagai orang yang membantu
individu ini dilakukan oleh tenaga kesehatan, dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Perawat
salah satunya adalah perawat. Undang-Undang diperbolehkan untuk melakukan tindakan apabila
No mor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan mem sang dokter memberikan pelim pahan kewenangan
berikan pengertian mengenai perawat yang laki- baik secara lisan dan tertulis ataupun karena
laki menjelaskan bahwa Perawat adalah seorang keadaan yang tidak mendukung akibat kekurangan
yang te lah selesai dalam menempuh pendidikan dokter dalam suatu daerah hingga disini perawat
tinggi serta lulus pada perguruan tinggi didalam dapat melakukan kewenangan yang dimiliki
negeri maupun diluar negeri di bidang pembinaan seorang dokter terkait dalam pena. Tetapi apabila
yang standarnya diakui oleh diakui peraturan di daerah tersebut sudah mengalami perkembangan
yang berlaku. yang cukup maka tindakan perawat yang
mengambil alih kewenangan dari seorang dokter
Perawat dalam menjalankan profesinya harus
ini dapat mendikte gorikan sebagai pelanggaran
menjujung tinggi sebagai profesional dan etik
sehingga dapat menerapkan sanksi atas
yang dimilikinya. Asas etik ini penting dikarenakan
pelanggaran tersebut.
sebagai dasar dalam membangun hubungan
yang baik dengan seluruh pihak dalam memberikan Yulianita menjelaskan pula terkait perawat
pelayanan. Apabila sudah terjalin hubungan baik memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan
maka hal ini menimbulkan kemudahan bagi medis bahwa “Seorang perawat memiliki
perawat untuk menjaga tujuannya yaitu pada kompetensi dalam melakukan asuhan keperawatan
pemeriksaan seorang pasien. Hubungan antara profesional kepada pasien, bukan melakukan
perawat dengan pasien ini sangat dibutuhkan tindakan medis tertentu. Tindakan medis tertentu
dalam kaitannya pemberian bantuan kebutuhan hidup tersebut
demi tercapainya
merupakan kegiatan kolaborasi antara

Halaman 27 KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 15, Nomor 1 2021 — Lisensi CC-BY-SA 4.0
Machine Translated by Google

Perbuatan Perawat yang Melakukan Kesalahan dalam Tindakan Medis

dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Hal ini jelas yang bekerja di rumah sakit atas Tindakan salah suntik
bahwa tindakan medis hanya legal dilakukan oleh pasien.
dokter, bukan perawat. Apabila dokter tidak dapat
melakukan tindakan medis maka dokter boleh meminta II. METODA
bantuan perawat untuk melakukan hal tersebut, Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
dengan syarat dokter wajib mem berikan pelimpahan ini adalah Yuridis Normatif, yaitu penelitian yang
kewenangan yang jelas kepa da perawat secara dikhususkan untuk mengkaji pen erapan kaidah-kaidah
tertulis untuk melakukan tindakan medis tersebut atau norma-norma hukum positif. Selanjutnya penelitian
(Yulianita, 2011) ” ini menggunakan pendekatan perundang-undangan .
Pendekatan-undangan berlakuperaturan
keseluruhan untuk mengetahui
hukum
di positif
Praktik sarung terkadang ditemui bahwa terjadinya
Indonesia. Pendekatan ka sus digunakan untuk
kesalahan dalam tindakan medis yang dilakukan oleh
mengkaji penerapan norma norma kaidah-kaidah
dokter dan perawat sehingga menimbulkan kekuatiran
hukum yang dilakukan da lam praktek penerapan
kepada masyarakat un tuk berobat. Karena adanya
rekam medik elektronik di Indonesia.
kesalahan ataupun kelalaian yang terjadi di dalam
setiap tindakan dokter dan perawat maka ini
menyebabkan banyak rasa kepercayaan masyarakat
kepada mereka. Karena adanya kesalahan ataupun
kelalaian yang ditimbulkan oleh dokter dan perawat III.HASIL DAN PEMBAHASAN
maka didalam prakteknya ini merupakan hal yang Standar Operasional Prosedur Perawat dalam
berbahaya bagi keamanan seorang pasien. Penyuntikan Pasien Hak yang dimiliki oleh setiap
manusia adalah hak untuk menjamin setiap
Beberapa kesalahan/kelalaian yang sering dil manusia memperoleh pelayanan kesehatan. Untuk
akukan perawat dalam tindakan medis menurut menjamin terlaksananya hak Yang untuk memperoleh
Priharjo adalah “Keliru atau salah dalam mem berikan pelayanan kesehatan maka diperlukan peran Negara
obat atau salah dosis, salah membaca label, salah untuk menjamin adanya penyediaan fasilitas pelayanan
menangani pasien, dan yang lebih berat lagi adalah kesehatan dan pelayanan umum yang layak bagi
salah memberikan transfusi darah se hingga masyarakatnya sesuai dengan yang tercantum dalam
mengakibatkan hal yang fatal. Sebagian besar pasal 34 adanya penyediaan fasilitas pelayanan
kesalahan yang dilakukan perawat merupakan hasil kesehatan dan pelayanan umum yang layak bagi
dari ketidaksempurnaan dari proses berpikir yang masyarakatnya sesuai dengan yang yang tercantum
mempengaruhi pengambilan keputusan” (Priharjo, dalam pasal 5 yanan kesehatan adalah Rumah Sakit,
2005). Klinik, Puskemas, dan fasilitas pelayanan lainnya.
Pelaksanaan tugas yang diberikan oleh dokter Rumah Sakit yang merupakan salah satu fasili tas
maka perawat diwajibkan berada di samping pasien kesehatan adalah sebagai pendukung dalam upaya
untuk dapat memantau setiap perkembangan pasien. penyelenggaraan kesehatan. Rumah Sakit ini dapat
Tetapi kadang-kadang mun cul masalah, ketika suatu didirikan oleh pihak swasta maupun daerah dan tiap-
ketika pasien da lam keadaan daurat namun dokter tiap Rumah Sakit dalam melakukan penyelenggaran
belum memberikan instruksi apa-apa maka saat itulah kesehatan memiliki karakteristik yang berbeda-beda
saya nyebabkan perawat melakukan tindakan medis antara Rumah Sakit yang satu dengan yang lain dan
yang bukan merupakan kewenangan untuk saya dapat ditemukan dida lamnya terdapat susunan
nyelamatkan nyawa dari pasien tersebut . Tinda kan organisasi yang cukup rumit. Terkait susunan
yang dilakukan oleh perawat tersebut tanpa adanya organisasinya antara Ru mah sakit yang satu dengan
pendelegasian dari pihak dokter dan perawat yang lain dapat ditemukan kenyamanan karena terkait
melakukan tindakan tersebut berdasarkan pengalaman pengelolaan antara yang satu dan yang lain tidak akan
yang dimilikinya. Atas tindakan perawat tersebut dan jauh berbeda karena harus memenuhi standar Rumah
ternyata mengakibatkan hilangnya nyawa dari pasien Sa kit. Masing-masing Rumah Sakit memiliki kewajiban
maka tindakan singkat namun tidak dapat dianggap untuk melakukan pelayanan bagi masyarakat
sebagai malpraktik medis/kelalaian medis. khususnya masyarakat yang berada disekitarnya.

Berdasarkan uraian yang dijelaskan diatas maka Seperti halnya dengan Rumah Sakit yang berada
dalam artikel ini penulis akan membahas lebih lanjut di Aceh Barat yang salah satu pekerjaannya juga
mengenai tanggung jawab perawat

KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 15, Nomor 1 2021 — Lisensi CC-BY-SA 4.0 Halaman 28
Machine Translated by Google

Perbuatan Perawat yang Melakukan Kesalahan dalam Tindakan Medis

memberikan pelayanan kepada masyarakat Perawat didalam menjalankan kewajibannya


adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut melakukan secara profesional dikarenakan hanya
Nyak Dhien Meulaboh. Rumah sakit tersebut merupakan tenaga profesional di bidang pelayanan
didirikan oleh Pemerintah Daerah Aceh Barat kesehatan, sebagaimana dijelaskan oleh
dalam upaya pemenuhan penyaluran kesehatan Praptianingsih adalah sebagai salah satu tenaga
warga ya. Rumah sakit ini awalnya didirikan pada profesional, menjalankan dan melaksanakan
tahun 1968 sebagai Rumah Sakit dengan Kelas kegiatan praktik dengan menggunakan ilmu
D, lalu pada tahun 1971 naik peringkatnya menjadi pengetahuan dan teori keterlibatan yang dapat
Kelas C. Pada Tahun 2012, Rumah Sakit tersebut dipertanggung jawabkan.
mendapatkan kreditasi sebagai rumah sakit Di mana ciri sebagai profesi adalah mempunyai
dengan pelayanan di ARS tingkat dasar dengan body of knowledge yang dapat diuji kebena rannya
penerbitan sertifikat no-mor SERT /876/VI/2012. serta ilmunya dapat diimplementasikan kepada
masyarakat secara langsung (Praptianingsih,
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh merupakan
2006).
Rumah Sakit dalam SKN (Sistem Kesehatan
Nasional ). Dikarenakan menerapkan SKN maka Perawat juga memiliki fungsi dalam praktik:
se bagai suatu UKP (Upaya Kesehatan
Fungsi Independen Tindakan perawat tidak
Perorangan) dimana bertugas untuk meningkatkan
dan melihara kesehatan warganya serta melakukan memerlukan perintah dokter, tindakan perawat
pencegahan dan menyembuhkan berbagai kit bersifat mandiri, dasarkan ilmu dan kiat trik. Oleh
penyayang yang diderita sampai pada karena itu, perawat bertanggung jawab terhadap
pemulihannya kesehatan pasien. Dalam akibat yang timbul terhadap tindakan yang diambil.
menyelenggarakan program kesehatan yang
sesuai dalam visi dan misi dari pembangunan
Fungsi Interdependen
Rumah Sakit tersebut maka diperlukan dukungan
dari Sumber Daya Manusia yang berkompeten. Tindakan perawat berdasar pada kerja sama
Menurut Data Tahun 2014, jumlah SDM yang dengan tim perawatan atau tim kesehatan. Fungsi
dimiliki Rumah Sakit tersebut adalah sejumlah ini tampak ketika perawat bersama tenaga
656 orang. Jumlah SDM yang mencapai total 656 kesehatan lain berkolaborasi mencari kesembuhan
ini dapat dimasukkan sebaga Rumah Sakit yang pasien.
memiliki Sumber Daya Manusia terbesar di daerah
Fungsi Dependen perawat bertindak memban
Aceh Barat. Khusus untuk perawatnya di rumah
sakit tersebut berjumlah 230 orang. Melihat dari tu dokter dalam memberikan pelayanan medik.
banyaknya maka perawat ini bagian dari 1/3 Perawat membantu dokter memberikan pela
sumber daya manusia yang bekerja untuk Rumah yanan pengobatan dan tindakan khusus yang
Sakit tersebut seh ga disini perawat memiliki peran menjadi wewenang dokter dan seharusnya dil
yang penting dalam hak memberikan pelayanan akukan dokter, seperti pemasangan infus,
kesehatan di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh. pemberian obat, melakukan pemulihan. Oleh
Mengingat pemegang jabatan yang penting karena itu, setiap kegagalan tindakan medis
maka Perawat dalam melakukan pekerjaannya menjadi tanggung jawab dokter karena setiap
harus dikenakan secara profesional yaitu mereka tindakan perawat berdasarkan perintah dokter.
harus memahami batasan kewenangan dan dalam Terkait tugas perawat dalam memberikan
pelaksanaan kewenangan yang dimilikin ya dalam pelayanan kesehatan kepada pasien yang berada
praktik mereka. Bersikap secara profesional disini di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh terkadang
yang dimaksud juga harus menjalankan ada pekerjaan dalam bidang pelayanan kesehatan
kewajibannya sesuai dengan yang ditentukan oleh meliputi pekerjaan yang diarahkan oleh dokter
Undang-Undang. Sebelum menjalankan tu gasnya untuk dilakukan kepada seorang pasien seperti
terdapat beberapa kewajiban yang harus dipenuhi contohnya petermasangan perbanate,
oleh seorang perawat sebelum dia benar-benar petermasangan perbanate -hal lainnya yang dapat
bekerja menjadi perawat. Di dalam Pasal 3 dan membantu tugas seorang dokter. Tugas terkait
12 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/ yang telah disebutkan diatas ini merupakan tugas
Menkes/148/2010 mengatur mengenai kewajiban pendelegasian dari dokter kepada perawat.
dari perawat dimana didalam Pasal 13 disebutkan Terkait ke profesionalan dari perawat maka dida
bahwa, “setiap perawat wajib mem iliki SIPP.” lamnya terdapat 7 nilai yang terkandung yaitu
diantaranya :

Halaman 29 KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 15, Nomor 1 2021 — Lisensi CC-BY-SA 4.0
Machine Translated by Google

Perbuatan Perawat yang Melakukan Kesalahan dalam Tindakan Medis

Estetika, dimana perawat wajib memberikan panti asuhan. Asuhan diakui menurut Peraturan
kepuasan bagi atasan, pasien dan lingkungan sekitar. Menteri Kesehatan Nomor 148 Tahun 2010
Dalam menjalankan nilai ini maka dilihat dari sikap (Selanjutnya disebut dengan Permenkes No.148/2010)
pencerminan seperti kreatif dan berintegritas. pendidikan tersebut diakui oleh pemerintah.

Altruism, dimana perawat wajib memiliki rasa


peduli terhadap kesejahteraan pasien. Dalam
menjalankan nilai ini maka dilihat dari sikap pencermi
nan seperti tekun, bekerja keras, penuh kasih sayang
dan sabar dalam menghadapi berbagai tindakan. Agar dapat dilaksanakan dengan baik maka di
perlukan suatu standar untuk menilai apakah dakan
tersebut sudah sesuai dengan kode etik kemitraan
Kesetaraan, dimana antara perawat satu dengan
maupun standar yang digunakan dalam suatu Rumah
lainnya memiliki hak kedudukan dan status yang
sama Sakit. Kode etik dibeberkan merupakan salah satu
pegangan seorang perawat untuk mencegah terjadinya
Kebebasan, dalam menerapkan nilai ini sikap pencurian dan konflik yang terjadi. Apabila perawat
perawat dapat berupa adanya rasa percaya diri, dan tidak erapkan dan mengerti secara benar terkait kode
mandiri. etik keterlibatan maka dalam menjalankan pekerjaannya
perawat tidak akan berhati-hati dalam menerapkan
Martabat manusia, dimana sikap dari perawat
pelayanan kesehatan yang akan menjadi akibat
harus menghargai harga diri dari pasien sebagai
timbulnya pelanggaran kode etik.
ciptaan Tuhan.
Keadilan, dimana disini perawat harus menjaga
prinsip-prinsip etik dan hukum.
Kode etik perawat (juga biasa disebut etik
Truth, artinya terkait dengan kesesuaian antara persekutuan) sebagai bagian dari pengetahuan dasar
fakta dan realitas. Sikap yang dicerminkan oleh etik berisi bagaimana perawat seharusnya berperilaku
seorang perawat dalam menerapkan nilai ini ada lah etik sebagai sebuah profesi, bagaima na seharusnya
jujur dan rasional. membuat keputusan saat mengala mi hambatan,
bagaimana mencegah terjadinya permasalahan
Perawat sebagai penerima pendelegasian tugas
proaike ha meuhina menuswajimana meuban
dari dokter ini yang juga merupakan rekan dari dokter,
menuional, serta bagai bagai profesi, nilai, dan standar
maka dalam melakukan tindakan medis harus
persekutuan (Numminen et al.
didasarkan pada pendidikan, pelatihan, kur sus yang
Etika Perawat, 2009). Kode Etik Keperawatan
telah diterimanya sebelum menjadi perawat. Perawat
mengandung unsur-unsur pengorbanan, dedikasi,
disini dapat memulai peker jaannya apabila menerima
pengabdian, dan hubungan antara perawat dengan
permintaan secara tertulis maupun lisan dari dokter
klien, dokter, sejawat perawat, diri sendiri, keluarga
dan apabila dokter kewalahan melakukan pekerjaannya
klien, dan pengunjung. Etik keterlibatan ini merupakan
dalam kai tannya melakukan tindakan medis maka
hal yang sangat berharga dalam pelaksanaan
dapat meminta bantuan perawat untuk melakukan
pelayanan kesehatan.
tinda kan tersebut dimana artinya dimilke dokter telah
Selain bermanfaat bagi perawat, etik juga bermanfaat
mem berikan yangian pelimpa mem berikan yang .
bagi tim kesehatan lainnya dan bagi pen erima
pelayanan kesehatan.
Tidak hanya harus menerapkan Kode Etik
Perawat dalam menjalankan pekerjaannya harus
Keperawatan dalam menjalankan pekerjaannya seperti
memiliki tujuan yaitu dalam meningkatkan kesejahtraan
perawat melainkan juga harus memenuhi Standar
dan kemandirian dalam pasien agar dirinya dapat
Operasional Prosedur Perawat yang telah ditetapkan
lekas sembuh. Agar dapat menjalankan tujuan tersebut
oleh Pihak Rumah Sakit. Mengenai Prosedur Standar
maka diperlukan suatu aturan yang dapat dijadikan
Operasional yang ditetapkan oleh Rumah Sakit ini
pedoman oleh seorang perawat dalam menjalankan maka antara Rumah Sakit satu dengan Rumah Sakit
kegiatannya sehari-hari sehingga jangan sampai
lainnya berbeda-beda tergantung kebijakan dari
timbul persepsi bah wa pasien dianggap sebagai
masing-masing Rumah Sakit tetapi didalam Standar
beban bagi mereka. Untuk perawat yang bekerja
Operasional Prosedur Perawat pasti didalam ditemukan
dirumah sakit ini masuk dalam kategori perawat yang
melaksanakan

KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 15, Nomor 1 2021 — Lisensi CC-BY-SA 4.0 Halaman 30
Machine Translated by Google

Perbuatan Perawat yang Melakukan Kesalahan dalam Tindakan Medis

Standar Operasional Prosedur mengenai penyun tikan tikan obat ke badan Reza sehingga atas tinda nya ini
obat terhadap pasien. menyebabkan Reza meninggal dunia.

Ditemukan terdapat perawat yang tidak melakukan Penerapan Sanksi yang dapat Diberikan kepada
Prosedur Standar Operasional dengan benar sehingga Perawat atas Tindakan yang Tidak Sesuai dengan
ditemukan adanya kejadian salah suntik obat oleh perawat. Standar Prosedur Operasional Perawat Reza sebagai
Kejadian salah suntikan ini bermula pada hari Jumat korban atas kelalaian dari dua perawat tersebut maka
tanggal 19 Oktober 2018 dimana pada hari itu seorang atas kesalahan yang telah dilakukan ini dapat menerapkan
anak bernama Alfa Reza dibawa ke rumah sakit umum sanksi hukum dalam administrasi, pidana dan perdata.
daerah tersebut karena adanya luka akibat tertusuk kayu
Terkait hal tersebut dakan dari dua perawat yang
yang menimbulkan luka di paha kirinya hingga ke bagian melakukan pelanggaran han dengan salah menyuntikkan
bokong. Satu jam kemudian, dokter yang bertugas saat itu obat ini maka dapat dikenai sanksi sanksi administrasi
memutuskan untuk melakukan operasi dan setelah operasi sesuai dengan ketentuan Pasal 58 Undang-Undang
pasien tersebut dipin dahkan ke ruang perawatan yang penandatanganan, berupa : Teguran secara lisan;
khusus untuk anak. Peringatan tertulis;

Dokter kemudian memberikan perintah kepada Desri,


Erwanty serta perawat lainnya yang bertu gas saat itu Denda administratorratif; dan/atau
untuk memberikan obat kepada pasien sehingga pada
Izin pencabutan.
malam harinya Desri membuka catatan rekam medis milik
pasien tersebut untuk melihat obat apa yang harus Terkait penerapan sanksi pencabutan izin maka dapat
diberikan kepada Reza. Ketika dia melihat ketersediaan dilakukan pencabutan izin-izin yang telah diterimanya.
obat tern yata ditemukan hanya tersisa satu obat saja dari Dalam melakukan
anggotakewenangannya maka
memerlukan izin. seorang
Izin-izin yangperawat
beberapa obat yang akan disuntikkan sehingga dia diperoleh Perawat berdasarkan Peraturan Menteri
memberikan informasi kepada Erwanty terkait hal tersebut. Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/2010
mengkategorikan beberapa izin yang dimiliki oleh perawat,
Kemudian Erwanty memerintahkan kepada Desri untuk antara lain:
meresepkan obat yang saat itu tidak terselip dia ke dalam
Kartu Obat Pasien (KOP) agar dapat digunakan
pengambilan obat di depo obat. Selan jutnya Desri Desri
meminta kepada orang tua Re za untuk melakukan Surat Izin Kerja selanjutnya disebut SIK ada lah bukti
pengambilan obat di depo obat yang telah diarahkan dan secara tertulis yang diberikan kepada seluruh perawat di
petugas di depo tersebut juga sempat menanyakan Indonesia dalam hal melakukan praktik keterlibatan
keberadaan pasien kepada ayah dari pasien. Namun ayah
dari pasien tidak dapat menjawab karena tidak dapat Surat Izin Perawat selanjutnya disebut SIP adalah
berbicara sehingga akhirnya obat diserahkan setelah bukti secara tertulis dimana atas bukti tersebut memberikan
melihat data dari pasien tersebut. wewenang kepada seluruh perawat di seluruh Indonesia
untuk menjalankan pekerjaannya sebagai perawat
Petugas yang melihat dari data pasien langsung
mengira bahwa pasien masih berada di ruang operasi Surat Izin Praktik Perawat selanjutnya disebut
sehingga memberikan obat yang berbeda dari Resep obat. SIPP adalah bukti tertulis yang diberikan kepada perawat
Setelah obat diterima oleh kedua perawat maka mereka untuk melakukan praktik kepemilikan secara pribadi dan/
menyuntikan kepada Reza. Reza kemudian mendapatkan atau berkelompok
sunti kan beberapa obat beberapa menit. Lalu esoknya
sekitar pukul 00.05 WIB, Desri memanggil Erwanty untuk STR (Surat Tanda Registrasi) adalah bukti tertulis dari
mengabarkan kondisi Reza yang mengalami penurunan. pemerintah kepadaenaga kesehatan yang telah memiliki
Erwanty mengecek keadaannya dan mendapati bahwa sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-
nadi serta pernapasan melemah sehingga pada akhirnya undangan
Re za meninggal dunia. Seorang perawat memberita Terkait penerapan sanksi tanggung jawab ini maka
hukan kepada kedua perawat tersebut bahwa mereka atas dua perawat tersebut dapat dicabut izin -izin yang
telah melakukan tindakan salah menyun telah disebutkan diatas dengan berpedoman pada
Peraturan Internal yang dimiliki oleh
RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dan yang

Halaman 31 KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 15, Nomor 1 2021 — Lisensi CC-BY-SA 4.0
Machine Translated by Google

Perbuatan Perawat yang Melakukan Kesalahan dalam Tindakan Medis

memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi suami atau teman sejawat;


adalah Pemerintah bersama Pemerintah Daerah.
Menyalahgunakan uang perawatan atau pen
Terkait pencabutan izin apabila perawat gobatan pasien untuk kepentingan pribadi atau
terselenggara namun berpraktik secara mandiri kelompok;
dimana artinya tid ak bekerja dirumah sakit maka
yang dimaksud adalah Pencabutan atas Surat Izin dimaksud dan berjudi di lingkungan rumah sakit
saat memakai seragam perawat;
Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP.
Pengertian mengenai SIPP ini dapat dilihat dalam Menceritakan aib teman seprofesi atau menjel
pasal 1 angka 3 Peraturan Menteri Kesehatan ekkan profesi perawat dihadapan profesi lain; dan
Nomor HK.02.02/MenKes/148/1/2010 tentang izin
Melakukan pelanggaran etik ringan minimal 3 kali
dan penyelenggaraan praktik Perawat adalah bukti
secara tertulis yang diberikan untuk perawat da lam
hal melangakutan tinda ke praktik atau berkelompok . Pelanggaran berat, meliputi:
Melakukan tindakan pertolongan tanpa mengikuti
Dapat dilihat apabila aturan perawat bran yang prosedur sehingga penderitaan pasien bertambah
telah ditetapkan maka tenaga kesehatan yang parah bahkan meninggal;
melakukan pelanggaran dapat dimasukkan sebagai
Salah memberikan obat sehingga berakibat fatal
pelanggar hukum administra si. Pelanggaran atas
bagi pasien;
administrasi apabila perawat telah melanggar hukum
dalam khususnya admin istrasi. Yang masuk kategori Membiarkan pasien dalam keadaan sakit parah
dalam pelanggaran hukum administrasi antara lain atau sakratul maut tanpa memberikan pertolon gan;
seperti perawat dalam pekerjaan tidak memiliki surat
izin kerja, atau melanggar batas wewenang dari
perawat (Yulianto, 2017). Tindakan yang dilakukan Berjudi atau meminum minuman beralkohol
oleh dua perawat tersebut dapat dimasukkan juga sampai mabuk diruangan perawatan;
sebagai pelanggaran kode etik keterlibatan. Dalam Menodai kehormatan pasien;
Buku Standar Kode Etik Keperawatan disebutkan
beberapa jenis pelanggaran etik termasuk diantaranya: Memukul atau melakukan kekerasan pada pasien
dengan sengaja sampai terjad cacat fisik;
Menyalahgunakan obat pasien untuk kepent
Pelanggaran ringan, meliputi: ingan pribadi atau kelompok; dan

melalaikan tugas; Menjelekkan dan/atau membuat cerita hoax


mengenai profesinya pada profesi lain dalam forum,
Berperilaku tidak menyenangkan penderita atau media cetak, maupun media online yang
keluarga; mengakibatkan adanya tuntutan hukum.
Tidak menyesal sopan saat berada di ruang Sanksi yang dapat diterapkan dalam pelonggaran
perawatan; kode etik termasuk adalah:
Tidak berpenampilan rapi; Sanksi pelanggaran ringan, yaitu dengan:
Menjawab telepon tanpa menyebutkan identitas Berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya
tas; dan lagi; dan
Berbicara kasar dan mendiskreditkan teman maaf terhadap pihak yang dirugikan.
sejawat dihadapan umum/forum.
Sanksi pelanggaran sedang, yaitu dengan:
Pelanggaran sedang, meliputi:
Harus mengembalikan barang atau uang yang
ketidakseimbangan berupa uang atau barang diminta kepada pasien atau keluarganya;
kepada pasien atau keluarganya untuk kepent ingan
pribadi atau kelompok; maaf terhadap pihak yang dirugikan; dan

Memukul pasien dengan sengaja;


Membuat surat kuasa diatas kertas segel
Bagi perawat yang sudah menikah dilarang bermaterai tidak akan terulang lagi.
menjalin cinta dengan pasien dan keluarganya,

KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 15, Nomor 1 2021 — Lisensi CC-BY-SA 4.0 Halaman 32
Machine Translated by Google

Perbuatan Perawat yang Melakukan Kesalahan dalam Tindakan Medis

Sanksi pelanggaran berat, yaitu dengan: ditetapkan oleh Undang-Undang. Kelalaian ini
menimbulkan dugaan malpraktik medis Kelalaian
Harus meminta maaf terhadap pihak yang
atau malpraktik ini meliputi seperti tidak memeriksa
dirugikan;
kembali obat yang diterimanya apakah sudah
Membuat surat kuasa diatas kertas segel sesuai dengan yang diresepkan sehingga
bermaterai tidak akan berulang lagi; menyebabkan kematian bagi pasien.
Perawat seharusnya menuntut profesional dalam
Dilaporkan kepada pihak kepolisian; dan
memahami batasan hukum yang memengaruhi
Diberhentikan dari kedinasaan praktik kesehariannya. Dalam hal memahami bagian
ini maka dikaitkan dengan penghakiman yang baik
dengan tidak hormat. dan menyarankan keputusan pembuatan yang
Atas tindakan dari dua perawat yang telah menjamin kebutuhan jiwa yang aman dan sesuai.
melakukan tindakan salah menyuntikkan ini
termasuk dalam kategori pelanggaran berat
Perawat juga harus melakukan segala tindakan
sehingga akan dikenai sanksi pelanggaran berat
secara prosedur yang telah ada dan mereka juga
seperti yang telah disebutkan diatas. menggunakan penilaian profesional saat meneri ma
Terkait pelanggaran kode etik pihak yang pelimpahan wewenang dari dokter. Apabila perawat
bertanggung jawab dalam me nangani masalah etik tidak memenuhi prosedur standar operasional
adalah: Direktur Rumah Sakit; Kepala Bidang dalam hal praktik dan melakukan perawatan kepada
pasien sehingga mereka melakukan pekerjaannya
Pelayanan Keperawatan; Kepala Ruangan;
dengan ceroboh maka atas tindakan tersebut
Ketua Komite Keperawatan melalui Sub Komite dianggap lalai. Atas ke lalaian yang dibuat oleh
kedua perawat tersebut menimbulkan dugaan
Etik Komite Keperawatan (Prayogo, 2013). malpraktik dalam melakukan pekerjaannya.

Apabila terbukti melakukan tindakan Malprak


tek maka dapat dikenakan sanksi secara hukum
Untuk mekanisme penyelesaian masalah da perdata. Berkaitan dengan gugatan secara
lam etik, meliputi: keperdataan ini dapat diajukan apabila didalam
pelanggaran tersebut ditemukan adanya perbuatan
Membuat kronologis kejadian; melawan hukum (dasarnya Pasal 1365 Kitab
Menilai bobot masalah (pelanggaran ringan, Undang-Undang Hukum Perdata) dan perbuatan
sedang, atau berat); Penyelesaian masalah secara wanprestasi (dasarnya Pasal 1239 Kitab Undang
Undang Hukum Perdata).
berjenjang yaitu Kepala Ruangan, Kepala Bidang
Pelayanan Keperawatan, Direktur Rumah Sakit Agar dapat dipertanggungjawabkan terkait orang
dengan meli batkan Sub Komite Etik Komite yang melakukan perbuatan wanprestasi, maka
Keperawatan dan organisasi profesi (PPNI dan IBI). dapat dilihat dari unsur-unsur yang dapat di
wanprestasi, antara lain:

Selain dapat dikenakan sanksi secara admin Perawat dalam menjalankan kewajibannya
istrasi maka juga dapat dikenakan sanksi secara ternyata ditemukan bahwa tidak menjalankan
hukum perdata dimana muncul gugatan secara kewajiban yang dimilikinya sama sekali.
keperdataan untuk kedua perawat tersebut. Dalam hal ini perawat dapat masuk sebagai
Menurut hukum perdata, dasar pertanggungjawa salah satu unsur wanprestasi apabila perawat tidak
ban dilakukan pembagian menjadi dua macam yaitu mengerjakan tugas dan kewenangan yang
per tanggung jawab atas dasar kesalahan (lilability dimilikinya sesuai dengan fungsi dan peran yang
without based on fault) dan atas dasar resiko atau dimilikinya.
tanpa kesalahan (lilability without fault) atau dikenal
dengan tanggung jawab mutlak (strick liability) Mengerjakan kewajiban tetapi terdapat
(Poernomo , 1994 ) . . keterlambatan

Berdasarkan Kelalaian yang dilakukan oleh Perawat termasuk melawan unsur ini apabila
seorang perawat ini merupakan perilaku yang tidak dia dalam menjalankan kewajibannya ini dilakukan
sesuai dengan standar perawatan yang telah tidak tepat waktu di atas

Halaman 33 KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 15, Nomor 1 2021 — Lisensi CC-BY-SA 4.0
Machine Translated by Google

Perbuatan Perawat yang Melakukan Kesalahan dalam Tindakan Medis

keterlambatan tersebut menyebabkan kerugian harus ada hubungan kausal.


bagi pasien. Contohnya adalah perawat yang tid ak
Dari perbuatannya yang lalai ini dengan tidak
mengganti jarum infuse secara rutin sehingga
memeriksa kembali obat yang diterimannya ini
menyebabkan bengkak pada area yang tertancap
menimbulkan kerugian dimana pasien meninggal
jarum menjerumuskan dan berujung pada infeksi.
dunia (Djojodihardjo, 1979).
Mengerjakan kewajiban yang dimilikinya teta pi
Terkait tindakan kedua perawat tersebut maka
tidak sesuai dengan prosedur Yang dimaksud
dapat dilihat bahwa terdapat tindakan perbuatan
disini adalah perawat dalam mengerjakan tugas melawan hukum dimana atas tindakannya ini
tidak sesuai melainkan hanya megerjakannya merupakan kesalahan yang diperbuatnya dan atas
secara sembrono. Con tohnya yaitu seorang tindakannya menimbulkan kerugian hingga
perawat mengganti jarum tidak secara hati-hati meninggalnya anak tersebut.
sehingga saya nyebabkan jarum patah didalam
Pertanggungjawaban oleh Perawat yang tim
tubuh pasien.
bul melihat dari 2 ketentuan yang telah disebut
Mengerjakan suatu hal yang seharusnya dil kan, maka pertanggungjawaban ini terbagi menjadi
arang 4 (empat), antara lain:
Yang dimaksud disini adalah perawat melakukan Pertanggungjawaban secara mandiri dan lang
tindakan tanpa adanya pelimpahan kewenangan sung.
dari dokter. Contohnya adalah perawat menyuntik
Pertanggungjawaban ini timbul berdasarkan
pasien tanpa menerima perintah dari dokter, bisa
ketentuan Pasal 1365 dan 1366 BW. Berdasar
juga perawat melakukan infus terhadap pasien
ketentuan tersebut maka perawat yang melakukan
padahal mereka sebagai perawat yang baru kesalahan dan menimbulkan keru gian disini maka
sehingga belum ada kemahiran untuk melakukan
itu. dia bertanggung jawab secara pribadi.

Apabila seorang perawat terbukti memenuhi


Pertanggungjawaban berdasarkan asas
unsur wanprestasi, maka pertanggungjawaban itu
repondeat superior or vicarious liability. Pertanggung
akan dipikul langsung oleh perawat yang
jawaban ini berpedoman pada ketentuan Pasal
bersangkutan tanpa melibatkan pihak rumah sakit
1367 BW. Asas ini mengatur mengenai ata san
dikarenakan disini tidak menerapkan asas vicarious
yang bertanggungjawab atas tindakan dari
liability melainkan menerapkan asas liability personal.
bawahannya. Dapat diterapkannya asas ini dalam
perawat yang melakukan kesalahan ketika
Untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada melakukan pekerjaannya di suatu rumah sakit
orang yang melakukan perbuatan melawan hukum, dikare nakan perawat tersebut bekerja di bawah
menurut pasal 1365 Kitab Undang-Undang naungan rumah sakit dan dia bekerja atas nama
Hukum Perdata yaitu: rumah sakit kit, dalam artis perawat rumah sakit
Perbuatan itu harus melawan hukum merupakan bawahan dari atasan rumah sakit
perawat perpakan abila sakit perawat alias
(onrechtmatig); Perbuatan itu harus menimbulkan
kesalahan maka kesalahan tersebut tidak hanya
kerugian; Kerugian yang ditimbulkan atas ditanggung olehnya melainkan juga harus
ditanggung juga oleh pihak rumah sakit
perbuatan dua perawat tersebut yaitu hilangnya
nyawa seseorang. Pertanggungjawaban dengan menerapkan asas
zaakwarneming.
Perbuatan itu harus dilakukan dengan kesala Dalam menerapkan asas ini untuk
han (kelalaian); Perbuatan yang dilakukan oleh pertanggungjawaban dari perawat yang telah
melakukan kesalahan maka berpedoman pada
perawat ter sebtu murni karena kelalaian
dimana mereka lalai tidak memeriksa kembali atas ketentuan pasal 1354 BW. Asas zaakwarming
merupakan perwakilan dari seorang perawat.
obat yang diterimanya yang ternyata obat yang
Pengertian dari asas ini bahwa suatu per buatan
diterimanya tidak sesuai dengan yang diresepkan.
dimana seseorang secara sukarela menyediakan
dirinya dengan maksud mengurus kepent ingan
Antara perbuatan dan kerugian yang timbul orang lain. Dalam menerapkan asas ini maka
pertanggungjawaban muncul secara tiba-tiba

KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 15, Nomor 1 2021 — Lisensi CC-BY-SA 4.0 Halaman 34
Machine Translated by Google

Perbuatan Perawat yang Melakukan Kesalahan dalam Tindakan Medis

tiba ketika perawat berada dalam possi tidak bisa Ketentuan pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum
melakukan apa-apa yang diakibatkan saat itu tidak Pidana jucto pasal 84 ayat (2) UU No.
ada orang lain yang bisa menangani sehingga 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dimana
disini perawat melakukan bantuan secara sukarela melihat ketentuan Pasal 359 Kitab Undang Undang
untuk menyelamatkan nyawa korban. Atas hal Hukum Pidana yang menyatakan bahwa
tersebut kan dari perawat tersebut mendapatkan “Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan
perlin dungan hukum dimana disebutkan dalam matinya orang lain, diancam dengan pidana
Pasal 10 Permenkes Nomor HK.02.02/Menkes/148/2010.penjara paling lama lima tahun atau kurungan
Disini berlaku sebaliknya ketika perawat tidak paling lama satu tahun”. Sedangkan melihat dalam
melakukan tindakan apa-apa dalam kondisi da Pasal 84 ayat (2) UU No. 36 Tahun 2014 tentang
rurat seorang pasien dan ternyata menimbulkan Tena ga Kesehatan yang intinya menyatakan
kerugian pada pasien maka perawat dapat dimin bahwa kegagalan berat yang dilakukan oleh
mengambil tanggung jawab. tenaga kesehatan ini mengakibatkan kematian
maka Tenaga Kesehatan akan dipidana dengan
Pertanggungjawaban seorang perawat ini bisa
pidana penjara paling lama lima tahun. Melihat
sampai ke ranah hukum pidana apabila memen
uhi unsur-unsur: dari kemungkinan 2 pasal tersebut maka
diputuskan bahwa atas kesalahan dua perawat
Perbuatan yang ditimbulkan ini bersifat mela tersebut dikenakan pidana penjara selama 2 tahun.
wan hukum
IV.SIMPULAN
Yang dimaksud disini adalah perawat mem Berdasarkan kasus diatas maka dapat disim
berikan pelayanan kesehatan tidak sesuai dengan pulkan dengan bahwa Perawat dalam menjalan
yang dicantumkan dalam Pasal 8 Peraturan kan pekerjaannya harus sebelumnya memiliki izin
Menteri Kesehatan yang telah ditetapkan pada terlebih dahulu sesuai dengan yang diatur didalam
Tahun 2010.
Peraturan Menteri Kesehatan. Apabila perawat
Pelaku tersebut sudah mampu untuk ber dalam melakukan pelayanan tidak memiliki izin
tanggung jawab atas tindakan yang dilakukan maka atas tindakan tersebut tidak dibenarkan oleh
peraturan dan dapat dikenakan sanksi. Selanjutnya,
Yang dimaksud disini adalah bahwa perawat perawat dalam menjalankan tugasnya harus
tersebut benar-benar memahami atas konsekuensi
sesuai dengan batasan kewenangannya, dimana
dan resiko yang timbul dari setiap tindakan yang perawat hanya dapat menjalankan tugas sesuai
dilakukan, dalam artian seorang perawat ini sadar arahan dari dokter. Dari sini bearti ketika dokter
bahwa ketika dia melakukan tindakan tersebut
memberikan arahan maka terjadi pelimpahan/
dapat merugikan diri seorang pasien pendelegasian kewenangan dari dokter kepada
Ditemukan bahwa terdapat kesalahan berupa perawat, disini perawat dianggap sebagai partner/
kesengajaan atau karena kealpaan rekan kerja dari dokter.
Tidak ditemukan alasan pembenar atau pemaaf Perawat dalam menjalankan pekerjaannya
harus secara profesional dan menerapkan kehati-
hatian agar jangan sampai terjadi lagi seperti
Pengertian sanksi dalam hukum pidana ini kasus perawat yang salah menyuntikkan obat
merupakan reaksi atas suatu pelanggaran kepada pasiennya dikarenakan perawat tidak hati-
terhadap hukum yang telah ditentukan dalam hati dan tidak mengecek ulang apakah obat yang
Undang Undang. Hal ini tersingkir, penuntutan diterimanya ini sudah diterimanya ini sudah tidak
sampai pada penjatuhan hukuman yang diputus dengan yang . Atas tindakan perawat ini
kan oleh hakim. Bagian terpenting dari setiap dang- mengakibatkan seorang anak meninggal dunia.
undang adalah menentukan sistem hukum yang Apabila ditemukan pelanggaran maka tidak hanya
dianutnya dimana ini merupakan pernyataan dari dapat dikenai sanksi administrasi melainkan sanksi
Simon. Terkait masalah kebijakan untuk hukum perdata dan hukum pidana. Terkait kasus
menetapkan sanksi mengenai apa yang dapat diatas maka dua perawat yang telah melakukan
diterapkan dalam hukum pidana mana ini juga tindakan salah menyuntikkan obat maka izin yang
tidak terlepas dari tujuan pemidanaan (ST Kansil, dimilikinya dapat dicabut. Terkait penerapan
2010). hukum perdatanya maka ini termasuk dalam
Atas tindakan dari dua perawat tersebut juga pebuatan melawan hukum sehingga berpedoman
dapat dikenakan sanksi pidana dimana terlihat dari pada ketentuan Pasal 1365 Kitab Undang

Halaman 35 KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 15, Nomor 1 2021 — Lisensi CC-BY-SA 4.0
Machine Translated by Google

Perbuatan Perawat yang Melakukan Kesalahan dalam Tindakan Medis

Undang Hukum Perdata dan terkait penerapan hukum


pidananya yang dimana atas kesalahan dari dua perawat
tersebut menyebabkan kematian dari seorang anak maka
hukuman yang diterapkan berpedoman pada pasal 359 Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana. Tidak hanya dapat dikenai
sanksi sanksi melainkan juga dapat dikenai sanksi
pelanggaran kode etik pelanggaran dan atas tindakannya
yang salah menyuntikkan obat ini masuk dalam kategori
pelanggaran berat sehingga dapat dikenakan sanksi
pelanggaran menjadi

tikus.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, H. (2019). Implementasi Hak atas Kesehatan


Menurut Undang-Undang Dasar 1945: antara
Pengaturan dan Realisasi Tanggung Jawab Negara.
Jurnal Hukum POSITUM, 4(1), 36–56.
Diambil dari https://journal.unsika.ac.id/ index.php/
positum/article/ download/3006/1764#:~:text=Salah
satu jenis HAM yang,berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.”

Amalia, IS (2013). Evaluasi Media Poster Hipertensi Pada


Pengunjung Puskesmas Talaga Kabupaten
Majalengka. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9 (1), 1–
8. Diambil dari https://
journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/
download/2823/2879
Djjodihardjo, M. (1979). Perbuatan Melawan Hukum.
Muninjaya, G. (2004). Manajemen Kesehatan. Buku
Kedokteran EGC.
Poernomo, B. (1994). Asas-asas Hukum Pidana.
Ghalia Indonesia.
Praptianingsih, S. (2006). Kedudukan Hukum Perawat dalam
Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. Raja
Grafindo Persada.
Prayogo, B. (2013). Konsep Etika dan Hukum Pela yanan
Keperawatan.
Priharjo, R. (2005). Pengantar Etika Keperawatan.
Kanisius.
ST Kansil, C. (2010). Kamus Istilah Hukum. Jala Permata
Aksara.
Yulianita, H. (2011). Legalitas Perawat dalam Tinda kan
Medis. Buku Kedokteran EGC.
Yulianto, R. (2017). Analisa Terhadap Tindakan Perawat
dalam Melakukan Tindakan Khitan.
Numminen et al. Etika Perawat. CINAHL Lengkap.
Perspektif Pendidik Perawat dan Mahasiswa
Keperawatan tentang Kode Etik Pengajaran. 2009.

KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa Volume 15, Nomor 1 2021 — Lisensi CC-BY-SA 4.0 Halaman 36

Anda mungkin juga menyukai