PENDAHULUAN
Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas meliputi upaya kesehatan wajib dan
upaya kesehatan pengembangan. Kinerja puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar yang
paling dekat dengan masyarakat sangat menentukan kinerja Kabupaten / Kota untuk mewujudkan
masyarakat sehat di wilayahnya. Prinsip penyelenggaraan upaya kesehatan yang menyeluruh,
terpadu, terjangkau dan bermutu merupakan prinsip yang seharusnya diterapkan di puskesmas
sehingga kinerja puskesmas lebih optimal.
Permasalahan kesehatan yang dihadapi sampai saat ini cukup kompleks, karena upaya
kesehatan belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan data riset kesehatan
dasar telah terjadi pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular, buruknya kualitas
nutrisi / gizi anak balita 4,9%, pelayanan kesehatan sangat mahal, angka kematian ibu melahirkan
228 per 1000 kelahiran hidup, angka kelahiran 250 juta jiwa (1,49% pertahun), ketidakmampuan
masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas, TB paru melebihi angka
kematian ibu. Pencapaian SPM belum maksimal.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu terus ditingkatkan upaya-upaya untuk memperluas
jangkauan dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu pelayanan yang
baik, berkelanjutan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama keluarga miskin
rawan kesehatan / risiko tinggi. Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya
kesehatan wajib dan pengembangan. Salah satu upaya kesehatan pengembangan adalah perawatan
kesehatan masyarakat (Perkesmas). Perkesmas dilakukan dengan penekanan pada upaya pelayanan
kesehatan dasar.
Pelayanan perawat dalam masyarakat sangat erat hubungannya dengan pelayanan yang
dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Upaya pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat melalui upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.
Salah satu upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh puskesmas adalah program
perawatan kesehatan masyarakat ( Perkesmas). Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan RI No:
128/Menkes/SK/II/Tahun 2004 tentang kebijakan dasar Puskesmas. Upaya perawatan kesehatan
masyarakat merupakan upaya program pengembangan yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 Tahun 1960, Bab I Pasal 2, adalah
keadaan yang meliputi kesehatan badan ( jasmani ), rohani ( mental ), dan sosial, serta bukan hanya
keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Pengertian sehat tersebut sejalan dengan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan
Dunia ( WHO ) tahun 1975, yaitu sebagai berikut: Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari
segala jenis penyakit, baik fisik, mental dan sosial.
Batasan kesehatan tersebut di atas sekarang telah diperbaharui. Bila batasan kesehatan
terdahulu hanya mencakup tiga dimensi atau aspek fisik, mental dan sosial, maka dalam Undang –
undang No. 23 tahun 1992, kesehatan mencakup 4 aspek, yakni fisik ( badan ), mental ( jiwa ), sosial
dan ekonomi. Batasan kesehatan tersebut diilhami oleh batasan kesehatan menurut WHO yang baru.
Pengertian kesehatan saat ini memang lebih luas dan dinamis, dibandingkan dengan batasan
sebelumnya. Hal ini berarti bahwa, kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental
dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya, dalam arti mempunyai pekerjaan atau
menghasilkan sesuatu secara ekonomi.
Pada tahun 1986, WHO dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, menyatakan bahwa
kesehatan adalah “ Sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bahkan tujuan hidup kesehatan adalah
konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi serta kemampuan fisik “. Klasifikasi
sistem seperti WHO, Keluarga Klasifikasi Internasional (WHO-FIC), yang terdiri dari penyakit
(ICD) juga menentukan kesehatan.
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. ( Pasal 1 butir 1 UU
No. 36 Tahun 2009 ).
Peran Perawat pada masyarakat yang tidak tahu, tidak mampu dan tidak mau menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan.
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kadudukannya dalam suatu sistem.
Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.
Peran adalah bentuk dan perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.
( Kuzier Barbara, 1995: 21 ).
Peran Perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik,
dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh
pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab secara professional sesuai dengan
kode etik professional, dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk
kejelasan.
2. Educator
Mengajar adalah merujuk pada aktifitas dimana seseorang guru membantu murid untuk
belajar. Belajar adalah sebuah proses interaksi antara guru dengan satu atau banyak pelajar
dimana pembelajaran objek khusus atau keinginan untuk mengubah perilaku adalah
tujuannya. (Redman, 1998:8). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan
baru atau keterampilan secara teknis.
Peran perawat secara educator dapat membantu klien yang tidak tahu dan tidak mau menjadi
terpenuhi kebutuhan pengetahuannya sehingga termotivasi untuk mau memecahkan
masalahnya.
3. Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis
atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk
meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberi dukungan emosional dan
intelektual.
Peran Perawat :
Peran perawat sebagai konselor bagi pasien yang tidak mau dan tidak mampu sehingga
pasien menyadari adanya suatu masalah dan terjalin kerjasama yang baik dan membuat
klien mau dan mampu mengatasi masalahnya.
4. Care Giver
b. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit
dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat
adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan
perawat harus mampu membela hak-hak klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di
dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.
Peran ini dapat diberikan untuk melindungi klien yang tidak tahu dan tidak mau, agar
terlindungi hak-haknya dan tidak menimbulkan masalah baru.
Ruang lingkup perkesmas terdiri dari : promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, resosialitatif.
Sasaran perkesmas yaitu : individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau
sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan karena ketidaktahuan, ketidakmauan serta
ketidakmampuan.
- Individu : khususnya individu beresiko tinggi, menderita penyakit, balita, lansia, masalah
penyakit jiwa termasuk calon haji.
- Keluarga : khususnya yang beresiko tinggi ( ibu hamil, balita, lansia, menderita penyakit
masalah mental/jiwa)
- Kelompok / masyarakat beresiko tinggi termasuk daerah kumuh, terisolasi, konflik, tidak
terjangkau oleh pelayanan kesehatan.
BAB III
HASIL KEGIATAN
UPTD Puskesmas curug terletak di desa curug kecamatan klari yang berjarak dari
karawang,dengan jarak tempuh sekitar 40 menit menggunakan roda empat.UPTD Puskesmas curug
mempunyai wilayah kerja terdiri dari 3 desa,20 RW,20 Dusun dan 94 RT.Desa yang ada di
puskesmas curug adalah desa Curug,Cimahi dan Karang Anyar.Jumlah penduduk yang ada di
wilayah puskesmas curug berjumlah 28.657 jiwa.
Dari hasil pendataan askep keluarga,KK yang mendapat askep terbanyak adalah desa curug
yaitu 65 askep,cimahi 21 askep dan karang anyar 39 askep.Penyakit terbanyak yang mendapat askep
adalah DM,Hipertensi, dyspepsia/gastritis sebanyak 47 askep, askep TB dan kusta ada 37
askep,penyakit pada lansia 16 askep,dan askep penyakit-penyakit lain ada 25 askep.Hasil terlampir
(hal.blk).
Hasil kegiatan perkesmas tahun 2018 lebih di fokuskan kepada asuhan keperawatan terhadap
keluarga rawan kesehatan dengan penyakit menular dan penyakit kronis terutama pada lansia.
Penyakit kusta banyak muncul karena setelah dilakukan kegiatan icf di 3 desa pada bulan juli-
agustus 2018,sehingga kasus baru kusta terjaring.