Anda di halaman 1dari 33

Farma k o t er a p i

Kardi o v a sk u la r
& E n d o k ri n Dr.Apt. Husnawati, M.S
i
Kelompok 3

Garnis Viola A. 1901051


Helvy Rahmi 1901052
Indri Widyantika 1901063
Intan Ayu Deswinda 1901054
Lydia Tri Wulandari 1901055

Kelas : S1-VB
ISKEMIA - ANGINA
01 02
ETIOLOGI (FAKTOR
03
DEFINISI PATOFISIOLOGI
ISKEMIA-ANGINA PENYEBAB & ISKEMIA-ANGINA
RESIKO)

04 05 06
TIPE – TIPE GEJALA & PENATALAKSANAA
ISKEMIA-ANGINA DIAGNOSIS N & PENGOBATAN
ISKEMIA-ANGINA ISKEMIA-ANGINA
01
DEFINISI
“Iskemia berasal dari bahasa Yunani,
ischaimía (isch-akar yang menunjukkan
pembatasan atau penipisan atau untuk
membuat atau tumbuh
tipis/ramping,haema-darah), sehingga
iskemia dapat diartikan sebagai
pembatasan dalam suplai darah ke
jaringan, menyebabkan kekurangan
oksigen dan glukosa yang diperlukan
untuk metabolisme sel.” —Whittemore, 2004
“Angina adalah suatu sindroma kronis
dimana seseorang mendapat serangan
sakit dada di dearah sternum atau di
bawah sternum (substernal) atau dada
sebelah kiri yang khas, kadang-kadang
dapat menjalar ke punggung, rahang,
leher atau ke lengan kanan. ”

—Smaltzer, 2006
02
ETIOLOGI (FAKTOR
PENYEBAB &
RESIKO)
ETIOLOGI PENYAKIT JANTUNG ISKEMIA

Penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler pada


perinsipnya disebabkan oleh dua faktor utama yaitu:
1) Aterosklerosis  pembuluh koroner merupakan
penyebab penyakit arteri koroneria yang paling sering
ditemukan.
2) Trombosis  Endapan lemak dan pengerasan
pembuluh darah terganggu dan lamakelamaan berakibat
robek dinding pembuluh darah. —Whittemore, 2004
ETIOLOGI ANGINA
Penyebab dari angina pectoris antara lain : ateroskelerosis,
spasme pembuluh koroner, latihan fisik, pajanan terhadap dingin,
makan makanan berat dan stress. Karena hal ini kelanjutan dari
stenosis aorta berat, insufiensi atau hipertropi kardiomiopati tanpa
disertai obstruksi, peningkatan kebutuhan tubuh metabolic, dan
takikardi paroksimal (Barbara C Long, 2006).
Penyebab lainnya adalah spasme arteri koroner. Penyempitan
dari lumen pembuluh darah terjadi bila serat otot halus dalam dinding
pembuluh darah koroner dapat mengiringi terjadinya iskemik actual/
perluasan dari infark miokard. Sedangkan penyebab lain dari
asteroskterosis yang dapat mempengaruhi diameter lumen pembuluh
darah koroner dapat berhubungan dengan obnormalitas sirkulasi
FAKTOR PENYEBAB

Ketika beraktivitas Penurunan aliran Spasme arteri


Riwayat merokok
(terutama yg berat) darah menuju jantung koroner

Anemia berat Artritis Aorta Insufisiensi Suplai oksigen yang


tidak mencukupi ke
sel-sel otot-otot
(Udjianti, 2010 ). jantung
FAKTOR RESIKO
Dapat Diubah (dimodifikasi)
1. Rokok
2. Hipertensi
3. Stress
4. Obesitas
5. Kurang aktifitas
6. Diabetes Mellitus
7. Pemakaian kontrasepsi oral Tidak Dapat Diubah
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Ras
4. Herediter
(Kumar,2007)
03
PATOFISIOLOGI
ISKEMIA -
ANGINA
PATOFISIOLOGI ISKEMIA

1. bermula akibat dari


Patofisiologi dasar dari penyakit arteriosklerosis
jantung iskemik adalah
ketidakseimbangan antara 2. mulai menyerap tetes - tetes
penyediaan dan kebutuhan oksigen lemak, terutama kolesterol
miokardium. Penyediaan oksigen 3. lapisan di bawah garis
miokardium bisa menurun atau pelindung arteri berangsur -
kebutuhan oksigen miokardium bisa angsur mulai menebal
meningkat melebihi batas cadangan 4. gumpalan darah dengan cepat
perfungsi koronaria, yang terbentuk pada permukaan
menyebabkan iskemia lapisan arteri yang robek 
penyumbatan arteri
(Alaeddini, 2016).
PATOFISIOLOGI ANGINA
Menurun suplay oksigen ke sel-sel miokardium aktivitas
meningkat kebutuhan O2 meningkatApabila
kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri
koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan
oksigen ke otot jantung Namun apabila arteri koroner
menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi
sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan
oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah)
miokardium.

(Udjianti, 2010 ).
04
TIPE – TIPE
ANGINA
Angina Pektoris Stabil

Angina Prinzmental

Angina Pektoris Tidak Stabil

Tipe Angina
Angina Nokturnal

Angina Refrakter atau Intraktabel

Angina Dekubitus

Iskemia tersamar
(Kumar,2007)
1. Angina Pektoris Stabil 2. Angina Prinzmental

Disebut juga angina klasik, terjadi Angina yang terjadi karena spasme
jika arteri koroner yang arterosklerotik arteri koronaria. Berhubungan dengan
tidak dapat berdilatasi untuk meningkatkan risiko tinggi terjadinya infark.
alirannya sewaktu kebutuhan oksigen
meningkat. Peningkatan kerja jantung  Sakit dada atau nyeri timbul pada
dapat menyertai aktivitas misalnya berolah waktu istirahat, seringkali pagi hari.
raga atau naik tangga.  Nyeri disebabkan karena spasmus
pembuluh koroneraterosklerotik.
 Awitan secara klasik berkaitan dengan  EKG menunjukkan elevasi segmen ST.
latihan atau aktifitas yang  Cenderung berkembang menjadi
meningkatkan kebutuhan oksigen infaark miokard akut.
niokard.  Dapat terjadi aritmia.
 Nyeri segera hilang dengan istirahat
atau penghentian aktifitas.
 Durasi nyeri 3 – 15 menit.

(Kumar,2007)
3. Angina Pektoris Tidak Stabil (Angina pra infark; Angina
kresendo)

Adalah kombinasi angina stabil dengan angina prinzmetal,


dijumpai pada individu dengan perburukan penyakit arteri koroner.
Angina ini biasanya menyertai peningkatan beban kerja jantung. Hal
ini tampaknya terjadi akibat arterosklerosis koroner, yang ditandai
oleh trombus yang tumbuh dan mudah mengalami spasme.

4. Angina Nokturnal
Nyeri terjadi saat malam hari,biasanya saat tidur dan dapat
dikurangi dengan duduk tegak. Biasanya akibat gagal ventrikel kiri.

(Kumar,2007)
5. Angina Refrakter atau Intraktabel
Angina yang sangat berat sampai tedak tertahankan.

 
6. Angina Dekubitus
Angina saat berbaring.

 
7. Iskemia tersamar
Terdapat bukti obyektif iskemia (seperti tes pada stress) tetapi
pasien tidak menunjukkan gejala.

(Kumar,2007)
05
GEJALA &
DIAGNOSIS
TANDA GEJALA ANGINA
Faktor pencetus yang paling banyak menyebabkan angina adalah kegiatan
fisik, emosi yang berlebihan dan kadang-kadang sesudah makan. Semua
keadaan ini meningkatkan kebutuhan oksigen miokard dengan
mengingkatkan baik denyut nadi maupun tekanan darah sistemik.

Penderita dengan angina pektoris


stabil, pola sakit dadanya dapat
dicetuskan kembali oleh kegiatan Pada angina pektoris tidak stabil,
dan oleh factor-faktor pencetus umumnya terjadi perubahan-perubahan
tertentu, dalam 30 hari terakhir tidak pola : meningkatnya frekuensi,
ada perubahan dalam hal frekueensi, parahnya dan atau lama sakitnya dan
lama dan factor-faktor pencetusnya faktor pencetusnya
(sakit dada tidak lebih lama dari 15
(Syaufuddin, 2006)
menit).
DIAGNOSIS ANGINA
Anamnesis Kelainan
Muskuloskeleta
Pemeriksaan l
Fisik Kolik Bilier
Diagnosis
Banding Heartburn
Disekri Aorta Perikarditis
Akut Pneumothorax
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Elektrokardiogram
Uji Latih
Pemeriksaan
Jantung (ULJ)
Enzim Jantung

Ekokardiografi
Pemeriksaan
Darah Lengkap Profil Lipid
Rontgen Dada
Berdasarkan
buku panduan
evaluasi dan
Tatalaksana APS
06
PENATALAKSAN
AAN &
PENGOBATAN
PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan angina pectoris Menurut Sudoyo, Aru W (2009),
adalah: peningkatan pemberian oksigen penatalaksanaan yang sering di lakukan
(dengan meningkatnya aliran darah adalah :
koroner) dengan menurunkan kebutuhan 1.     Istirahat
oksigen (dengan mengurangi kerja jantung) 2.    Terapi oksigen
(Ely, 1998). 3.    Tindakan revaskularisasi pembulh
koroner
4.    Startifikasi resiko
5.    Medikamentosa
6.    Obat anti iskemia
7.    Nitrat (nitrigliserin atau isosorbid
dinitrat)
8.    Penyekat beta
9.    Antagonis kalsium
10.   Obat antiagregasi trombosit
11.   Aspirin
12.   Triklopidin
13.   Klopidogrel (Syaufuddin, 2006)
(Dipiro et al,2011)
Berdasarkan buku panduan evaluasi dan tata laksana APS
PENGOBATAN
FARMAKOLOGIS
Pengobatan medical. Bertujuan untuk mencegah dan menghilangkan serangan Iskemia-angina. Ada 3
jenis obat yaitu :
Nitrogliserin (gliseril trinitrat)
1. Golongan nitrat Nitrogliserin
Obat pilihan utama pada serangan I profilaksis dan pengobatan angina. Nitrogliserin juga dapat meningkatkan
angina akut. kemampuan exercise (bekerja) pada penderita angina sebelum terjadi
hipoktesia miokard. Bila di berikan sebelum exercise dapat mencegah
Cara kerjanya : Sebagai dilatasi serangan angina.
(melebarkan) vena perifer dan
pembuluh darah koroner. Efeknya KI hipersensitivitas pada nitrat : hipotensi, stenosis aorta, kardiomiopati, trauna
kepala, glaucoma sudut sempit
langsung terhadap relaksasi otot polos
vaskuler. ES sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural, takikardi,
kedutan otot, nyeri perut, palpitasi.
Nitrat yang tersedian ada 3 macam D Sediaan sublingual :memiliki lama kerja 10-30 menit. Serangan angina : 1 tablet
yaitu : SL (nitral 0,5 mg ) diletakkan di bawah lidah dan di biarkan hingga larut secara
 nitrogliserin (gliseril trinitrat) perlahan
Sediaan oral : memiliki lama kerja 6-8 jam. Pencegahan dan terapi jangka
 isosorbid Dinitrat (ISDN) panjang angina: kapsul lepas (nitrokaf retard): dosis 2,5 mg/kali diberikan 2-3 x
 Isosorbit MonoNitrat (ISMN) sehari. Pada kasus verat 5 mg/kali diberikan 2-3 kali sehari

S Sublingual : nitral 0,5 mg tablet


(Fihn et al.,2012). Oral : nitrokaf retard 2,5 mg tablet
PENGOBATAN
Isosorbid Dinitrat (ISDN)
I
FARMAKOLOGIS
2. Anti Platelet
profilaksis dan pengobatan angina. Nitrogliserin juga
dapat meningkatkan kemampuan exercise (bekerja) Cara kerjanya : mengurangi agregasi
pada penderita angina sebelum terjadi hipoktesia
miokard. Bila di berikan sebelum exercise dapat
platelet, shingga dapat menghambat
mencegah serangan angina. pembentukan thrombus pada sirkulasi
arteri.
KI hipersensitivitas pada nitrat : hipotensi, stenosis aorta,
kardiomiopati, trauna kepala, glaucoma sudut sempit
Beberapa jenis antiplatelet yang biasanya
ES sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi digunakan antara lain :
postural, takikardi, kedutan otot, nyeri perut, palpitasi.  Aspirin
D Sediaan sublingual :memiliki lama kerja 10-30 menit.  Clopidogrel
Serangan angina : 1 tablet SL (nitral 0,5 mg ) diletakkan di  Cilostazol
bawah lidah dan di biarkan hingga larut secara perlahan
 Dipidamol.
Sediaan oral : memiliki lama kerja 6-8 jam. Pencegahan dan
terapi jangka panjang angina: kapsul lepas (nitrokaf retard):
dosis 2,5 mg/kali diberikan 2-3 x sehari. Pada kasus verat 5
mg/kali diberikan 2-3 kali sehari

S Sublingual : nitral 0,5 mg tablet


Oral : nitrokaf retard 2,5 mg tablet
PENGOBATAN
3. Ca- Antagonis

bentuk angina.
FARMAKOLOGIS
Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi frekwensi serangan pada beberapa

Cara kerjanya :
 Memperbaiki spasme (ketegangan) koroner dengan menghambat tonus (tekanan) vasometer
pembuluh darah arteri koroner (terutama pada angina Prinzmetal).
 Dilatasi arteri koroner sehingga meningkatkan suplai darah ke miokard
 Dilatasi arteri perifer sehingga mengurangi resistensi perifer dan menurunkan afterload.
 Efek langsung terhadap jantung yaitu dengan mengurangi denyut, jantung dan kontraktilitis
sehingga mengurangi kebutuhan oksigen

Contoh : Nicorandil
PENGOBATAN
Berdasarkan buku panduanFARMAKOLOGIS
dan tata laksana APS
evaluasi
PENGOBATAN
lain :
NONFARMAKOLOGIS
Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung antara

 Pasien harus berhenti merokok, karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya
tekanan darah, sehingga memaksa jantung bekerja keras.
 Orang obesitas dianjurkan menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung.
 Mengurangi stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan
vasokontriksi pembulu darah.
 Pengontrolan gula darah.
 Penggunaan kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau ambisius.
DAFTAR PUSTAKA
Alaeddini,Jamshid.2016.AnginaPectoris.USA:AmericanCollegeofCardiology
Dipiro, Joseph T., Barbara G. Wells., et al. 2009. Pharmacotherapy Handbook Seventh Edition.
New York: McGraw Hill Medical.
Farmakologi dan Terapeutik. 2009.Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FK UI.
Guyton, Arthur C. Buku ajar fisiologi edisi 5 bagian 1. Jakarta: EGC.1990.
Khan, M.Gabriel. 2005. Heart Disease Diagnosis and Therapy second edition. London. Humawa
Press.
LaRosa JC, Grundy SM, Waters DD. 2005. Intensive lipid lowering with atorvastatin in patients
with stable coronary artery disease.N Engl J Med; 352:1425-35.
Lilly, LeonardS .2016.Patophysiology of Heart Disease Sixth Edition.US: Harvard
M. Thorp, Christine. 2008. Pharmacology for the Health Care Professions. University of Salford
UK: John Wiley and Sons
Rainsford.K.R.D. 2004.Aspirin and Related Coumpound. UK. Taylor and Francis Inc.
TERIMAK
A
SIH

Anda mungkin juga menyukai