Anda di halaman 1dari 36

CHRONIC LAPORAN

KASUS
WOUND REGIO
PEDIS DEKSTRA
NINIS ILMI OCTASARI (K1A115095)

PEMBIMBING
dr.SAKTRIO DARMONO SUBARNO,
Sp.BP-RE
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 57 tahun
Tanggal Lahir : 20 Januari 1963
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jalan Sao-Sao BTN 1 Blok G No. 1
Tanggal Masuk : 16 Februari 2021
No. Rekam Medik : 580149
DPJP : dr. Saktrio Darmono Subarno, Sp.BP-RE
Dokter Muda : Ninis Ilmi Octasari
Anamnesis
Keluhan Utama : Luka pada kaki kanan
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien masuk poli bedah plastik RS. Bahteramas
dengan keluhan luka pada kaki kanan yang tak kunjung sembuh sejak 3 bulan yang
lalu. Awalnya pasien menjalani terapi lintah di Bandung kemudian sehari setelah
terapi kakinya bengkak dan bernanah. 4 hari kemudian pasien menjalani debridement
disalah satu RS di Bandung. 1 bulan kemudian luka tak kunjung sembuh, gatal (+),
nyeri (+). Keluhan lain demam (-), batuk (-), flu (-).
Riwayat Penyakit Dahulu : Penyakit dengan keluhan yang sama (-), luka yang lama
sembuh (-)
Riwayat Penyakit Keluarga : DM (+), hipertensi (-)
Riwayat Pengobatan sebelumnya : post debridement pada tanggal 18/12/2020
Riwayat sosial ekonomi : merokok (-), minum alkohol (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum: Sakit sedang
Kesadaran: Composmentis (E4M6V5)
Gizi : Gizi baik
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi: 93x/menit, reguler,kuat angkat
Pernapasan: 20x/menit,
reguler,simetris kiri=kanan
Suhu: 36,7oC/aksila
Status Lokalis
Regio Pedis Dekstra
Inspeksi : Deformitas
(-), pembengkakan (-),
hematoma (-), slough (+),
bulla (-), granulasi (+),
eksudat (+)
Palpasi : Nyeri tekan (+)
1. Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin (11/02/2021) Hitung Jenis (11/02/2021)
Nilai Hasil Nilai Rujukan
Hasil
Rujukan
Neutrofil 69,0% 52,0 – 75,0
RBC 3,99 x 10 /uL
6
4,00–6,00
Limfosit 19,3% 20,0 – 40,
WBC 10,1 x 10 /uL
3
4,0 – 10,0
Monosit 7,8% 2,0 – 8,0
HB 12,0 g/dl 12,0 – 16,0
37,0-48,0- Eosinofil 3,3% 1,0 – 3,0
HCT 35,2%
54 Kimia Darah (11/02/2021)
MCV 88,2 fL 80,0-97,00 Hasil Nilai Rujukan
MCH 30,1 pg 26,5-33,5
GDS 86 mg/dL < 140 mg/dL
MCHC 34,1 g/L 31,5-35,5
Koagulasi (11/02/2021)
PLT 224 x 103/uL 150-400
Imunologi (11/02/2021) Hasil Nilai Rujukan
Nilai Masa
Hasil 2’59’’ 1,0 – 3,0
Rujukan Perdarahan

Antigen SARS-CoV-2 Negatif Negatif Masa


6’20’’ 1,0 – 9,0
Pembekuan
2. Radiologi (Foto Toraks (11/02/2021))

Kesan: Tidak tampak kelainan


radiologic pada foto thorax
saat ini
Resume
Pasien Tn. A usia 57 tahun datang dengan keluhan luka pada kaki kanan
yang tak kunjung sembuh sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya pasien menjalani
terapi lintah di Bandung kemudian sehari setelah terapi kakinya bengkak dan
bernanah. 4 hari kemudian pasien menjalani debridement disalah satu RS di
Bandung. 1 bulan kemudian luka tak kunjung sembuh, gatal (+), nyeri (+), pus
(+). Keluhan lain demam (-), batuk (-), flu (-), BAB dan BAK dalam batas normal.
Riwayat Penyakit Dahulu dengan keluhan yang sama (-), luka yang lama sembuh
(-). Riwayat Penyakit Keluarga DM (+), hipertensi (-)
Riwayat Pengobatan sebelumnya yaitu post debridement pada tanggal
18/12/2020. Pemeriksaan fisik Regio pedis dekstra didapatkan : Inspeksi
slough (+), granulasi (+), eksudat (+). Palpasi : Nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan
penunjang darah rutin, terdapat peningkatan pada leukosit
Penatalaksanaa
n
1. Non Farmakologi
a. Perawatan Luka
b. Edukasi Diagnosa
c. Konsul Bedah Plastik
Chronic Wound Regio
2. Farmakologi
Pedis Dekstra
a. Analgetik
Injeksi ketorolac 1 ampul 30 mg/8 jam/IV
b. Antibiotik
Injeksi ceftriaxon vial 1 gram /12
jam/IV
c. H2RA
Injeksi ranitidine 1 ampul 50 mg/12
Operatif Prognosis
1. Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Debridement Quo ad functionam: Dubia ad bonam
2. Skin Graft Quo ad sanactionam: Dubia ad
bonam
Dokumentasi Pasien
Pre Operasi Intra Operasi

Tampak chronic wound pada Tindakan Debridement dan Skin graft pada luka pasien
regio pedis dekstra sebelum
dilakukan debridement dan
skin graft
Post Operasi

Setelah dilakukan skin graft

Post Operasi Hari Ke-21


Hari/ Follow Up
Perjalanan Penyakit Planning
Tanggal
Selasa, S: Tidak ada keluhan
P:
16/02/2021 O:
Pro debridement dan skin graft
TD : 110/70 mmHg
Lapor ruang OK
N : 68 x/m
Lapor dokter Anesthesia
P : 20 x/m
Informed Consent
S : 36,00C
Puasakan Pasien
A: PH1 + Chronic wound regio pedis dekstra
Rabu, S: Nyeri pada luka post operasi P:
17/02/2021 O: IVFD RL 20 tpm
TD : 120/80 mmHg Injeksi Ceftriaxone vial 1 gr /12 jam/IV
N : 88 x/m Injeksi Ketorolac 30 mg /8 jam/IV
P : 20 x/m Injeksi Ranitidin 50 mg /12 jam IV
S : 36,50C Diet tinggi serat, tinggi protein
A: POHO + Post debridement dan skin graft e.c chronic
wound regio pedis dekstra
Follow Up
Hari/ Tanggal Perjalanan Penyakit Planning
Kamis, 18/02/2021 S: Nyeri pada luka post operasi P:
O: IVFD RL 20 tpm
TD : 120/80 mmHg Injeksi Ceftriaxone vial 1 gr /12 jam/IV
N : 92 x/m Injeksi Ketorolac 30 mg /8 jam/IV
P : 20 x/m Injeksi Ranitidin 50 mg /12 jam/ IV
S : 36,00C
A: POH1 + Post debridement dan skin graft e.c
chronic wound regio pedis dekstra
Jumat, 19/02/2021 S: gatal pada sekitaram luka P:
O: IVFD RL 20 tpm
TD : 110/70 mmHg Injeksi Ceftriaxone vial 1 gr /12 jam/IV
N : 84 x/m Injeksi Ketorolac 30 mg /8 jam/IV
P : 20 x/m Injeksi Ranitidin 50 mg /12 jam /IV
S : 36,4 C
0

A: POH2 + Post debridement dan skin graft e.c


chronic wound regio pedis dekstra
Hari/ Tanggal Perjalanan Penyakit Planning
Sabtu, 20/02/2021 S: tidak ada keluhan P:
O: AFF Infus
TD : 110/70 mmHg AFF Kateter
N : 84 x/m Rawat luka
P : 20 x/m Ketoprofen tab 2 x 1
S : 36,40C Cefixime tab 2 x 1
A: POH3 + Post debridement Boleh Pulang
dan skin graft e.c chronic wound
regio pedis dekstra
Pembahasan
Kasus Teori
Tn. A usia 57 tahun datang dengan keluhan luka pada Luka kronis adalah luka yang gagal sembuh melalui tahapan
kaki kanan yang tak kunjung sembuh sejak 3 bulan yang lalu. penyembuhan luka yang normal, teratur, dan tepat waktu, atau di mana proses
penyembuhan gagal memulihkan integritas anatomi dan fungsional setelah tiga
bulan.
Riwayat Penyakit Dahulu dengan keluhan yang Faktor risiko untuk terjadinya luka kronik pada pasien ini adalah usia
sama (-), luka yang lama sembuh (-). Riwayat lanjut dan penyakit sistemik yaitu Diabetes Melitus. Sejumlah perubahan terjadi
Penyakit Keluarga DM (+), hipertensi (-) pada usia lanjut yang dapat menghambat proses penyembuhan. Misalnya, ada
penurunan fibroblas yang secara langsung bertanggung jawab atas pengendapan
kolagen atau pertumbuhan jaringan baru dan dapat juga terjadi penurunan
asupan nutrisi dan cairan. Sejumlah gangguan metabolisme dapat mengganggu
kemampuan penyembuhan luka. Misalnya, diabetes mellitus secara langsung
mempengaruhi suplai glukosa pada tubuh, keadaan pembuluh darah perifer, dan
kurangnya sensasi yang dapat mempengaruhi kesadaran akan cedera atau
komplikasi. Kadar glukosa tinggi mengurangi sintesis kolagen dan proses
bundling
Pembahasan
Kasus Teori
Inspeksi: Deformitas (-), pembengkakan Semua luka berpotensi menjadi luka kronis. Luka kronis diklasifikasikan berdasarkan etiologi
(-), hematoma (-), slough (+), bulla (-), menjadi empat kategori, masing-masing dengan lokasi, kedalaman, dan gambaran khasnya sendiri.
granulasi (+), eksudat (+). Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah inspeksi pada bagian tubuh yang terkena
Palpasi : Nyeri tekan (-).
Diagnosis: Chronic Wound regio pedis Diagnosis luka kronis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik
dekstra pada pasien. Anamnesis yang didapatkan yaitu luka yang tidak kunjung sembuh sejak 3 bulan yang
lalu. Berdasarkan kepustakaan luka kronis adalah luka yang gagal sembuh melalui tahapan
penyembuhan luka yang normal, teratur, dan tepat waktu, atau di mana proses penyembuhan gagal
memulihkan integritas anatomi dan fungsional setelah tiga bulan.
Tindakan: Pada pasien ini dilakukan tindakan surgical debridement yaitu menggunakan alat (gunting, pisau
1. Debridement bedah atau forcep) atau laser untuk menghilangkan jaringan nekrotik dari luka. Selanjutnya dilakukan
2. Skin graft skin graft yaitu adalah tindakan memindahkan sebagian (split thickness) atau keseluruhan tebal kulit
(full thickness) dari satu tempat ke tempat lain secara bebas; dan untuk menjamin kehidupannya
jaringan tersebut bergantung pada pertumbuhan pembuluh darah kapiler baru dijaringan penerima
(resipien). Pada pasien ini skin graft yang dilakukan adalah Split Thickness Skin Graft (SSTG) yaitu
transplantasi kulit bebas yang terdiri atas epidermis dan sebagian tebal dermis.
Tinjauan Pustaka
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau
tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau
gigitan hewan

Luka kronis didefinisikan sebagai luka yang gagal sembuh atau


yang gagal mencapai integritas anatomis dan fungsional. Luka
kronis adalah luka yang gagal sembuh melalui tahapan
penyembuhan luka yang normal, teratur, dan tepat waktu, atau
di mana proses penyembuhan gagal memulihkan integritas
anatomi dan fungsional setelah tiga bulan
Epidemiologi

Prevalensi luka kronis pada


populasi umum adalah 1% hingga
2%. Angka mortalitas ulkus
diabetik meningkat kira-kira 40%
pada lima tahun terakhir.
Etiologi
Empat kategori luka kronis, masing-masing
dengan etiologi yang berbeda:
1. arterial ulcers (AUs),
2. diabetic foot ulcers (DFUs),
3. venous leg ulcers (VLUs), and
4. pressure injuries (PIs)
Arterial
Ulcer

Ulkus arteri biasanya


disebut sebagai ulkus
iskemik adalah luka yang
disebabkan oleh karena
aliran darah arteri yang
tidak memadai atau
tekanan perfusi yang
rendah ke jaringan
ekstremitas inferior.

Ulkus Arteri Ulkus Arteri


Diabetic Foot
Ulcers
(DFUs)
Ulkus diabetik disebabkan
oleh komplikasi neuropati
diabetik pada ekstremitas
inferior atau dari komplikasi
oklusi arteriopati perifer.

Kulit kering Ulkus Diabetik


Venous leg
ulcers (VLUs)
Ulkus vena adalah jenis
luka kronis yang paling
umum. Ulkus vena
biasanya terletak di
superfisial dan pada
aspek supramalleolar
medial dari ekstremitas
inferior. Ulkus vena
disebabkan oleh
peningkatan tekanan
vena di ekstremitas
bawah dan dapat muncul
bersamaan dengan
penyakit arteri
Pressure
Injuries (PIs
Pressure ulcer atau ulkus karena
tekanan atau ulkus dekubitus
adalah injury yang terlokalisasi
pada kulit atau jaringan di
bawahnya biasanya mengenai
tulang yang menonjol seperti
sakrum, coccygeus, panggul atau
tumit yang diakibatkan oleh
tekanan dan juga gaya geser

Sacral pressure ulcer


Proses Penyembuhan Luka
1. Hemostasis 2. Inflamasi
3. Proliferasi
Granulasi Epitelialisasi
4. Remodelling

Fase remodelling juga dikenal sebagai


rekonstruksi atau maturasi, bisa berlangsung
hingga dua tahun. Jaringan parut yang baru
terbentuk membuat kembali struktur internal
untuk meningkatkan daya tahannya.
Simpanan kolagen untuk meningkatkan
kekuatan tarikan luka
Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan
Luka
1. Merokok
2. Stres
3. Hipertensi
4. Kadar Kolesterol
5. Gangguan Metabolik
6. Pengobatan
7. Nutrisi
8. Nutrisi Pembedahan
9. Usia Lanjut
10. Alkoholisme
DIAGNO
SA
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan 1. Pembersihan Luka
Luka sering kali dibersihkan saat balutan
1. Pembersihan Luka diganti biasanya menggunakan larutan garam.
2. Pilihan Modern Dressing
3. Debridement 2. Pilihan Modern Dressing
4. NPWT a.
Foam atau busa b.
5. Skin Graft
6. Skin Flap Hydrocolloid
c. Hydrogel d. Hydrofiber e. Alginates
g. Transparent
f. Gauze Film Dressing
Negative
Pressure Wound
Therapy (NPWT)
eksperimental efek NPWT yang
mempercepat penyembuhan luka
melalui proses peningkatan aliran
darah lokal, pembentukan jaringan
granulasi, dan penurunan kolonisasi
bakteri. Dengan peningkatan
kecepatan penyembuhan luka, maka
akan menurunkan keseluruhan lama
rawat inap dan menghindari
morbiditas tambahan luka kronis
Debridemen
t Skin Graft
1. Surgical debridement Skin graft adalah tindakan memindahkan
2. Mechanical Debridement sebagian (split thickness) atau keseluruhan
3. Enzymatic Debridement tebal kulit (full thickness) dari satu tempat
4. Autolytic Debridement ke tempat lain secara bebas; dan untuk
5. Biological Debridement menjamin kehidupannya jaringan tersebut
bergantung pada pertumbuhan pembuluh
darah kapiler baru dijaringan penerima
(resipien)
Skin graft

Non-meshed split-thickness skin graft 18


bulan setelah debridement deep dermal burn
injury pada kedua tangan. Perhatikan hasil
estetika dan fungsional yang sangat baik
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai