DEWASA yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah nyata atau terprediksi mengalami gangguan. As-kep perlakuan thdp individu utk : - memperoleh kenyamanan; - membantu individu dlm meningkatkan & m’pertahankan kondisi sehatnya; - melakukan prevensi, deteksi & m’atasi kondisi berkaitan dengan penyakit ; - m’upayakan pemulihan sp klien dpt mencapai kapasitas produktif tertingginya - serta membantu klien menghadapi kematian secara bermartabat. Praktek keperawatan m’gunakan : pengkajian, perencanaan, implementasi & evaluasi; dgn m’perhitungkan keterkaitan komponen2 bio-psiko-sosial klien dlm merespon gangg. fisiologis akibat penyakit, trauma atau kecacatan. Lingkup Klien Klien adlh orang dewasa Tugas perkembangan yg dijalani sesuai tahapan. Perubahan peran dan respon psikososial selama klien mengalami masalah kesehatan perlu menjadi pertimbangan perawat dlm melakukan kajian dan intervensi keperawatan. Pendekatan kepwt m’perhitungkan“level kedewasaan” klien yg ditangani keterlibatan dan pemberdayaan klien dlm proses asuhan merupakan hal penting; ini berkenaan dengan “Self-caring capacities” Lingkup Garapan Keperawatan Fokus kepwtn respon manusia dlm m’hadapi mslh kesehatan (actual & potensial ) gangguan fisiologis nyata atau potensial Basis telaahan respon klien bersumber dari gangg Fisiologis ( akibat adanya penyakit, trauma, kecacatan ) perlu pemahaman patofisiologis at mekanisme terjadinya gangguan dan (potensi) manifestasi klinis dr ggn. tsb lingkup garapan dan intervensi keperawatan Penyakit, trauma atau kecacatan sebagai masalah kesehatan , dapat bersumber atau terjadi pd seluruh system tubuh ( persyrafan; endokrin;dst) serta permasalahan2 yg dapat secara umum menyertai seluruh gangguan system yaitu issue-isue yang berkaitan dengan keganasan dan kondisi terminal. Hukum dikeluarkan o/ badan pemerintah dan harus dipatuhi. Bila tidak mematuhi hukum menanggung denda / hukuman penjara. Bbrp situasi yg perlu dihindari seorang perawat : a. Kelalaian Perawat dpt bersalah krn kelalaian jika mencederai pasien dgn cara tidak melakukan pekerjaan sesuai dgn yg diharapkan / tidak melakukan tugas dgn hati-hati. Mis : pasien jatuh dan cedera. b. Pencurian Mengambil sesuatu yg bukan miliknya mencuri. Jika tertangkap dihukum. Mengambil barang yg tidak berharga sekalipun, dpt dianggap sebagai pencurian. c. Fitnah Membuat pernyataan palsu tentang seseorang & merugikan orang tersebut bersalah . Hal ini benar jika anda menyatakan secara verbal atau tertulis. d. False imprisonment Menahan /tindakan seseorg tanpa otorisasi yg tepatpelanggaran hukum( false imprisonment) Menggunakan ‘restrein fisik ‘ atau bahkan mengancam akan melakukannya agar pasien mau bekerja sama ,bisa juga termask dlm false imprisonment. Penyokong dan restrein hrs digunakan sesuai dgn program dokter. e. Penyerangan dan pemukulan f. Pelanggaran privasi Pasien m’punyai hak atas kerahasiaan dirinya & urusan pribadinya. Pelanggaran terhadap kerahasiaan adlh pelanggaran privasi tindakan melawan hukum. g. Penganiayaan Menganiaya pasien melanggar prinsip2 etik & membuat terikat scr hukum /tuntutan hukum. Standar etik perawat tidak melakukan hal yg membahayakan pasien. Setiap orang dpt dianiaya orang tua dan anak- anak paling rentan. Biasanya, oleh pemberi layanan atau keluarga. Hampir semua penganiayaan berawal dari perasaan frustasi & kelelahan Sebagai seorang perawat perlu menjaga keamanan dan keselamatan pasiennya. Pendahuluan Trend atau current issue dalam keperawatan adlh masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yg akan berdampak besar pada keperawatan baik dalam tatanan regional maupun global. ERA GLOBALISASI tidak ada lagi pembatas antara negara-negara khususnya di bidang informasi, ekonomi, dan politik. Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan bebas berdampak pada semua sector termasuk sektor kesehatan KEPERAWATAN sebagai PROFESI dituntut mengembangkan keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia ( preklinik maupun klinik ). Keperawatan dituntut untuk peka setiap saat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya Pelayanan kesehatan berkembang sangat pesat dgn sistem yg kompleks, khususnya pd keperawatan medikal bedah, salah satu yg berpengaruh perubahan kehidupan sosial masykt. Trend dan isu dalam keperawatan medikal bedah merupakan salah satu komponen yang membentuk filosofi keperawatan dan penyedia layanan keperawatan pada abad 21. Tujuan belajar : Mengidentifikasi trend dalam keperawatan di Indonesia Mengidentifikasi isu dalam keperawatan di Indonesia Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan terhadap perawat di Indonesia 1. Perubahan populasi yang membutuhkan perawatan Data statistik 50 % pasien di ruang akut adlh usia >75 tahun & 45 % yg dirawat di ruang critical care adalah > usia 65 tahun. ∑ pnddk lansia meningkat tajam sejak thn 1900. Saat ini berjumlah 12 % dari penddkk dunia. Lansia identik dg penyakit kronik dan butuhkan perawatan jangka lama, perawatan di rumah dan layanan komunitas. Data dr Kantor KESRA thn 1980 usia harapan hidup (UHH) 52,2 thn dan juml lansia 7.998.543 org (5,45%) ; thn 2006 19 juta orang (8,90%) dan UHH meningkat (66,2 tahun). Pada thn 2010 perkiraan penddk lansia di Indonesia akan mencapai 23,9 juta (9,77 %) dan UHH sekitar 67,4 tahun. Pd thn 2020 perkiraan ,lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 % dgn UHH sekitar 71,1 tahun. 2. Pasien dengan HIV Di Indonesia, kasus AIDS sejak 1987 sp dg 2004 mencapai jumlah 2683 orang dan pada tahun 2020 jumlah penderita HIV/AIDS diperkirakan telah tembus angka 500.000 (data Juni’20) dan lebih banyak terjadi pada kaum millenial (20-40 th). Data dari Kemenkes RI Agst’19 : HIV di Jkt =62.108 jiwa, Jatim 51.990 jiwa. perlu pelayanan keshtn yg serius. 3. Penduduk miskin Maret ‘07, jumlah penddk miskin di Indonesia sebesar 37,17 jt (16,58 % dr total pnddk Indo 224,177 juta ).Sempat turun angka ini. Saat ini (Sept’20) berkisar 9,78 – 10,34 %.....Hal ini dikaitkan dgn ketidakmampuan warga miskin dlm m’bayar fasilitas layanan kesehatan shg pemerintah ikut bertanggung jawab dalam menyediakan layanan kesehatan & b.l.t bagi penduduk miskin. 4. Tunawisma Data dr Askes Indonesia sedikitnya ada 2,6 jt gelandangan, anak jalanan, dan orang sakit jiwa perlu dimasukkan ke skema kepesertaan program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) tahun 2008. Hal ini merupakan tantangan bagi perawat dalam menyediakan layanan asuhan keperawatan yg meliputi layanan keperawatan emergency, layanan kesehatan masyarakat, rawat jalan dan rawat inap (Burke and Lemone, 1996) 5. Pemakaian Teknologi Komputer dlm Keprwtn Saat ini di Indonesia sedang dikembangkan telenursing, dimana asuhan keperawatan dilakukan dr jarak jauh (www.ppni.go.id).
Pengembangan komputer dalam kesehatan
meliputi sistem administrasi keperawatan, sistem diagnosa cepat, sistem jadwal dinas, pendidikan berkelanjutan, rekam medik, asuhan keperawatan (Burke – Lemone ‘96) 6. Sistem Layanan Kesehatan Trend dan isu dalam sistem layanan kesehatan meliputi sistem upah, sistem rawat jalan, perawatan intensif dan rehabilitasi, pendidikan keperawatan berkelanjutan untuk tingkat spesialisasi, penentuan kebijakan dalam hal kualitas mutu rumah sakit dan berbasis komunitas 7. Peran perawat dlm sistem kebijakan kesehatn Trend dan isu dalam kebijakan kesehatan meliputi : restrukturisasi sistem pelayanan keperawatan, meminimalkan biaya kesehatan, manajemen kasus, long term care IMPLIKASI dalam menghadapi TREN & ISSUE ) masa kini Aspek legal perlu diperhatikan. 1. TELENURSING (PELAYANAN AS-KEP JARAK JAUH) adl : upaya penggunaan tehnologie informasi dalam m’berikan pelayanan keperawatan (bag dr pelayanan kesehatan) dimana secara fisik ada jarak yg jauh antr perawat (bbrp perawat ) dgn pasien adlh p’gunaan tehnologi komunikasi dlm keperwtn utk memenuhi asuhan kepwt kpd klien. Yg m’gunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dlm menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer 4) • Telenursing mell telepon Vicall / 4 G dan home care merupakan bentuk aplikasi yg berkembang pesat saat ini. Dlm perawatan pasien dirumah, mk perawat dapat memonitor tanda2 vital pasien seperti TD, gula drh, BB, RR pasien melalui internet / secara online . Dgn melakukn video conference, pasien dpt b’konsultasi dlm perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas. Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien& keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penykt kronik. Dpt m’berikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yg berkelanjutan dan kontak antara perawat dan pasien yg tdk terbatas. KEUNTUNGAN Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS, peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care). • Britton,dkk ‘99 ada beberapa keuntungan telenursing yaitu : 1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dpt mengurangi kunjungan ke pelayanan keshtn (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing home) 2. Dgn sumber daya minimal dpt meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis 3. Telenursing dpt mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS 4. Dpt meningkatkan pelayanan utk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya & meningkatkn pemanfaatan tehnologi 5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperwtn (model distance learning) dan perkembangan riset keperwtn berbasis informatika kesehatan. 5. Telenursing dpt pula digunakan dlm pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara interaktif. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhn keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yg menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah : • Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga • Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya • Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email • Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek. 2. Klinik HIV Saat ini mulai berkembang klinik HIV di bbrp RS pemerintah maupun swasta usaha mendeteksi dini akan HIV dan mencegah penyebaran HIV di masyarakat. Penderita –target adlh kelompok masyarakat dgn resiko tinggi, mis: pekerja sex, penderita HIV- AIDS, remaja, kelompok IDU (injection drug use). Klinik ini masih terbatas dibeberapa RS saja. Sebab , kurangnya persiapan tenaga yg kompeten dlm bid tsb serta sarana & prasarana yang masih minimal. Masy masih belum siap utk memanfaatkan klinik ini, ada stigma dimasyarakat masih menganggap bhw penyakit ini adalah kutukan dan harus dikucilkan . Namun demikian, dalam praktik nyata, telah ada wadah khusus dari Depkes RI untuk menjaring pengidap HIV/AIDS oleh VCT (Voluntary Counselling and Testing). Usaha ini telah berhasil menjaring sejumlah pengidap AIDS dimana hingga bulan Juni 2008 telah terdeteksi 12.686 (Depkes, 2008). Dari sejumlah pasien ini, apabila diibaratkan dengan fenomena gunung es, maka sebenarnya disekeliling kita sudah terdapat banyak pasien dengan HIV/AIDS. Pencegahan HIV-AIDS pd Remaja dgn Peer Group Remaja masa dimana fungsi reproduksinya mulai berkembang, berdampak pd perilaku seksualnya. rentan akan terjadinya HIV-AIDS yaitu pd seks bebas. Saat ini , dikembangkan model ”peer group” , dlm meningkatkan pemahaman dan pengetahuan remaja akan kesehatan reproduksinya dgn harapan : suatu klpk remaja akan dpt m’pengaruhi klpk remaja yg lain. Diharapkan dengan metode Peer Group dapat menurunkan angka kejadian, karena diyakini bahwa kelompok remaja ini lbh mudah saling mempengaruhi. 3. Prinsip Moisture Balance dlm Perawatan Luka Perwtn luka yg digunakan saat ini adlh menjaga kelembaban area luka. Luka yg lembab dpt mengaktivasi “growt factor” yang berperan dlm proses penutupan luka. Perlu diperhatikan adalah durasi waktu dlm memberikan kelembapan pada luka sehingga resiko terjadinya infeksi dapat diminimalkan. Selain itu prinsip ini juga tidak menghambat aliran oksigen, nitrogen dan unsur2 penting lainnya serta merupakan wadah terbaik untuk sel-sel tubuh tetap hidup dan melakukan replikasi secara optimal, sehingga dianggap prinsip ini sangat efektif untuk penyembuhan luka. 4. Program sertifikasi perawat keahlian khusus Bermacam-macam program sertifikasi saat ini mulai berkembang dalam tatanan layanan keperawatan, khususnya pada bidang keperawatan medikal bedah misalnya sertifikasi perawat luka oleh INETNA, sertifikasi perawat anastesi, perawat emergency, perawat hemodialisa, perawat ICU, perawat ICCU, perawat instrument OK. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah standarisasi setiap sertifikasi sudah sesuai dengan kompetensi perawat profesional karena menurut analisa pakar program tersebut berjalan sendiri-sendiri tanpa arahan yang jelas dari organisasi profesi dan terkesan hanya proyek dari lembaga- lembaga tertentu saja. 5. Hospice Home Care Hospice home care adalah perawatan pasien terminal yang dilakukan di rumah setelah dilakukan perawatan di rumah sakit, dimana pengobatan sudah tidak perlu dilakukan lagi. Bidang garapnya meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual yang bertujuan dalam memberikan dukungan fisik dan psikis, dukungan moral bagi pasien dan keluarganya, dan juga memberikan pelatihan perawatan praktis. Di Indonesia, metode perawatan ini di bawah pengelolaan Yayasan Kanker Indonesia. Sedangkan di beberapa rumah sakit yang lain program ini sudah dikembangkan, namun belum dilakukan secara legal. 6. One Day Care Merupakan sistem pelayanan kesehatan dimana pasien tidak memerlukan perawatan lebih dari satu hari. Setelah menjalani operasi pembedahan dan perawatan, pasien boleh pulang. Biasanya dilakukan pada kasus minimal. Berdasarkan hasil analisis beberapa rumah sakit, di Indonesia didapatkan bahwa metode one day care ini dapat mengurangi lama hari perawatan sehingga tidak menimbulkan penumpukkan pasien pada rumah sakit tersebut dan dapat mengurangi beban kerja perawat. Hal ini juga dapat berdampak pada pasien dimana biaya perawatan dapat ditekan seminimal mungkin. 7. Berdirinya organisasi profesi kepwt kekhususan Sejak diakuinya perawat sbg profesi yg profesional, saat ini mulai bermunculan organisasi profesi perawat kekhususan dlm kep Med Bdh, misalnya HIPKABI (Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia), InETNA (Indonesia Enterostomal Therapy Nursing Association), IOA (Indonesia Ostomy Association), dsb. Hal ini akan menjadi sarana bagi perawat untuk mengembangkan dirinya menjadi lebih profesional dlm bid garapan tertentu, namun akan timbul permasalahan krn jenis keprwtn akan menjadi lebih bervariasi dan berdampak lebih luas pd organisasi keperawatan, akan terkesan terpetak-petak. Selain itu standar dari masing2 kekhususnan belum jelas. 8. Pengembangan Evidence Based Nursing Practice di Lingkungan Rumah Sakit dalam Lingkup Keperawatan Medikal Bedah 9. Kegiatan2 penelitian diklinik akan mendukung sistem pelayanan kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi membentuk komite riset, menciptakan lingkungan kerja yg ilmiah, kebijakan kegiatan riset dan pemanfaatan hasilnya dan pendidikan berkelanjutan. Isue Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia a. Pemakaian tap water (air keran) dan betadine yang diencerkan pada luka. Beberapa klinisi menganjurkan pemakaian tap water untuk mencuci awal tepi luka sebelum diberikan NaCl 0,9 %. Hal ini dilakukan agar kotoran-kotoran yang menempel pada luka dapat terbawa oleh aliran air. Kemudian dibilas dengan larutan povidoneiodine yang telah diencerkan dan dilanjutkan irigasi dengan NaCl 0,9%. Akan tetapi pemakaian prosedur ini masih menimbulkan beberapa kontroversi karena kualitas tap water yang berbeda di beberapa tempat dan keefektifan dalam pengenceran betadine. b. Belum ada dokumentasi keperawatan yang baku sehingga setiap institusi rumah sakit mengunakan versi atau modelnya sendiri-sendiri. c. Prosedur rawat luka adalah kewenangan dokter Ada beberapa pendapat bahwa perawatan luka adalah kewenangan medis, akan tetapi dalam kenyataannya yang melakukan adalah perawat sehingga dianggap sebagai area abu- abu. Apabila ditinjau dari bebarapa literatur, perawat mempunyai kewenangan mandiri sesuai dengan seni dan keilmuannya dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kerusakan integritas kulit. d. Euthanasia: suatu issue kontemporer dalam keperawatan. Saat ini mulai terdengar istilah euthanasia, baik aktif maupun pasif. Euthanasia aktif merupakan tindakan yang sengaja dilakukan untuk membuat seseorang meninggal. Sedangkan euthanasia pasif adalah tindakan mengurangi ketepatan dosis pengobatan, penghilangan pengobatan sama sekali atau tindakan pendukung lainnya yang dapat mempercepat kematian seseorang. Batas keduanya kabur, bahkan merupakan sesuatu yang tidak relevan. Di Nederland euthanasia sudah dalam proses untuk dilegalisasi. Dikatakan bahwa 72% dari populasi lebih cenderung untuk menjadi relawan euthanasia aktif. Dalam praktik nyata, masyarakat telah melegal- kan euthanasia pasif terutama dalam proses aborsi. Diyakini bahwa 30 tahun yang akan datang, euthanasia akan bergeser dari sesuatu yang ”samar-samar” menjadi sesuatu yang legal. Dalam hal ini, perawat berada dalam posisi yang sangat baik untuk mengkajinya secara lebih obyektif, sehingga akan menjadi kesempatan terbaik bagi perawat untuk mengambil bagian terlibat aktif dalam mengembangkan kebijakan- kebijakan terkait, khususnya pada kasus keperawatan medikal bedah. e. Pengaturan sistem tenaga kesehatan Sistem tenaga kesehatan di Indonesia saat ini belum tertata dengan baik, pemerintah belum berfokus dalam memberikan keseimbangan hak dan kewajibaan antar profesi kesehatan. Rasio penduduk dengan tenaga kesehatan pada tahun 2003 menunjukkan perawat 108,53, bidan 28,40 dan dokter 17,47 per 100.000 penduduk. Berdasarkan hasil penelitian dari DEPKES menyebutkan bahwa puskesmas belum mempunyai sistm penghargaan bagi perawat. f. Lulusan D3 Keperawatan lebih banyak terserap di RS pemerintah & swasta dibandingkan S1 Dengan alasan tidak kuat menggaji lulusan S1 Keperawatan Dilihat dari jumlah formasi seleksi CPNS, jumlah S1 sedikit dibutuhkan dibandingkan D3 keperawatan. Hal ini akan berdampak pada kualitas layanan asuhan keperawatan pada lingkup medikal bedah yang hanya berorientasi vokasional tidak profesional. g. Peran dan tanggung jawab yang belum ditetapkan sesuai dengan jenjang pendidikan sehingga implikasi di RS, antara D3 , S1 dan Spesialis belum jelas terlihat. Issue Keperawatan saat pandemi Dilema Peran perawat saat pandemi : caregiver, edocator/penyuluh, advocate, kolaborator, konselor, peneliti,change agent,dll yang dalam keadaan keterbatasan harus tetap dijalankan dgn baik. Meski kadang keberadaan-nya ditolak masyarakat at utk pulang kerumahnya sendiri. Apresiasi thd peran perawat berupa pujian & diharapkan kehadirannya..tetapi bila ada kelalaian dalam melakukan tindakan atau kurang empati pada klien…bisa menjadi hujatan. Kurangnya tenaga perawat saat pandemi Corona, banyak tenaga medis/ kepwtn yang meninggal … hrs pandai mengatur jadual spy tetap sehat/ imun cukup. Tenaga kesehatan / keperawatan di garis depan wabah Covod-19 tetap harus profesional dalam peran2nya ..tetap “Care” memberi dukungan fisik & psikologis pada pasien.(yg umumnya mendpt berbagai tekanan sosial) Menjadi Perawat di masa Pandemi Covid-19 komunikasi yg baik (edukator) & ajarkan tehnik nafas dalam spy pasien lbh relaks Hari kesehatan sedunia ’ 20 : WHO soroti Peran penting Perawat di tengah pandemi Covid-19 Beberapa RS dan Puskesmas yg tutup pelayanan krn petugasnya bbrp terkena Covid Tidak mudah jadi perawat di tengah pandemi Corona Bertugas menjadi perawat tentunya tidak mudah, tidak semua perawat mau ditempatkan di ruang isolasi karena resiko tinggi; perawat dgn mengenakan pakaian APD lengkap berupa baju Hazmat dalam melayani pasien suspect Covid-19 cukup tidak nyaman / pengap,dll Di satu fihak : klien sering tidak jujur dg gejala2 yg dikeluhkan, shg perawat tertular. Tren “Gejala Depressif “/”gangguan mental “ dalam Masa Pandemi Covid-19 paranoid.