Anda di halaman 1dari 51

SEORANG WANITA

39 THN
G5P3A1 UK 5+1
MINGGU DENGAN
MOLA
HIDATIDOSA

CC 20 September 2021
STATUS PASIEN
IDENTITAS

Nama : Ny. S – G5P3A1


No. RM : 000334**
Usia : 39 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Laweyan, Surakarta
Status : Menikah 22 tahun
KELUHAN UTAMA
Merasakan badan meriang
Riwayat Penyakit Sekarang

Seorang wanita G5G3A1, UK 5 minggu datang sendiri dengan keterangan


sebelum kontrol ke klinik kimia farma dengan dr Abkar Radon Sp. OG(K). Pasien
merasa hamil 1 bulan. Hasil testpack (+), Pusing (+), mual (+), muntah (-), nyeri
perut (-), perdarahan dari jalan lahir (-), keputihan (-). Riwayar demam (-), batuk
(-), flu (-), kontak dengan COVID (-).
RIWAYAT OBSTETRI

I : Perempuan, 21 tahun, 3800 gram, spontan, bidan


II : Perempuan, 19 tahun, 3700 gram, spontan, bidan
III : Laki-laki, 13 tahun, 3500 gram, spontan, bidan
IV : Abortus, kuret, klinik abu salman, 2016
V : Hamil ini
HPMT : 11 Agustus 2021
HPL : 18 Mei 2022
UK : 5 minggu
RIWAYAT ANC
– ANC ke klinik kimia farma oleh dr Abkar Radon, Sp. OG(K) di USG dan
didapatkan hasil Mola Hidatidosa
RIWAYAT MENSTRUASI
Usia menarche: 13 Tahun
Siklus : teratur, 28 hari
Durasi : 7 hari
Pasien ganti pembalut 3-4x sehari
RIWAYAT PENYAKIT
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi, asma, alergi dan jantung disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat jantung, diabetes mellitus, HT, alergi obat dan makanan
disangkal
RIWAYAT TERKAIT LAINYA
PEKERJAAN
Ibu rumah tangga

KEBIASAAN
Rutin melakukan aktivitas fisik, tidur cukup 7 jam sehari

NUTRISI
Makan 3x sehari (nasi, lauk pauk dan sayur)
PEMERIKSAAN FISIK
KUVS CM, Sedang Suhu: 36.8oC
TD: 120/80 mmHg SpO2: 97%
Nadi: 112x/menit BB: 93 kg, TB: 155 cm
RR: 22x/menit BMI: 38.75 kg/m2 (Obesitas II)
MATA konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
THT dbn
LEHER dbn
COR BJ I-II Reguler, bising (-)
PULMO dbn, sdv +/+, rbk+/+, rbh -/-
ABDOMEN supel, NT(-), BU(+), Ballotement(-), TFU 2 Jari bawah pusat, DJJ (-),
Teraba Janin (-)
PEMERIKSAAN FISIK
GENITAL
Inspeksi :
darah (-), discharge (-), gelembung/jaringan (-)
Inspekulo:
VU tenang, dinding vagina dbn, portio utuh livid, OUE
tertutup, darah (-), discharge (-), gelembung mola (-)
VT :
VU tenang, dinding vagina dbn, portio licin, OUE
tertutup, nyeri goyang portio (-), STLD (-), jaringan (-)
PEMERIKSAAN FISIK
EKSTREMITAS

+ +
Akral hangat + +

- -
Oedema - -

CRT <2 detik


PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG (15/09/21)
USG ABDOMEN
- Tampak VU terisi cukup
- Uterus bentuk dan ukuran membesar
(13.1 x 8.73 x 5.76)
- Tampak gambaran Honey comb
appearance
- Kesan menyokong gambaran Mola
Hidatidosa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG (15/09/21)
USG TRANSVAGINAL
- Uterus: bentuk dan ukuran membesar
- Tampak gambaran honey comb
appearance
- Menyokong gambaran mola
hidatidosa
LABORATORIUM (15/09/21)
PEMERIKSAAN HASIL UNIT NILAI
NORMAL
Hemoglobin 13.5 g/dl 11.5-15.5
Hematokrit 37 % 35-45
Trombosit 172 Ribu/ul 150-450
Leukosit 9.32 Ribu/ul 4.50-14.50
Eritrosit 4.65 Juta/ul 4.10-5.10
MCV 80.2 /UM 80-96
MCH 29.0 Pg 28-33
MCHC 36.2 g/dl 33-36
RDW-CV 11.9 % 11.6-14.6
MPV 10.8 Fl 7.2-11.1
PDW 13 % 9-13
Limfosit 19.6 % 33-48
Monosit 6.5 % 2-8
Neutrofil 73.5 % 55-80
Eosinofil 0.1 % 0-4
Basofil 0.3 % 0-1
Neutrophyl Lymphocyte Ratio 4.29 -
HFLC 2.8 % 0-1.4
Absolute Lymphocyte Count 1570 /uL >1500
Glukosa Darah Sewaktu 282 mg/dL 60-140
DIAGNOSIS AWAL & TATALAKSANA
Diagnosis awal :
G5P3A1. 39 Th. UK 5 Minggu dengan Mola Hidatidosa + Hiperglikemia (GDS: 282 mg/dL) +
Obesitas kelas II
Tatalaksana :
– Evakuasi mola dengan suction kuretase
– Informed consent + KIE, Puasa Jam 02:00
– Dilatasi serviks dengan RL drip oxytocin 10 unit
– Sebelum suction kuretase  cek bHCG, T3,T4,TSH
– Konsul Interna
– Infus RL 300 cc, cek GDS setelah loading ke-1
– Toleransi tindakan GDS <200
– Inj. Novarapid 6 IU bolus IV
Laporan Operasi
Kamis 16-9-2021

– Dx Pre OP : Mola hidatidosa + hiperglikemia (282) + Obesitas Kelas II


– Dx Post OP : Mola hidatidosa + hiperglikemia (282) + Obesitas Kelas II
– Tindakan : Suction kuretase Mola hidatidosa
– Jenis OP : Operasi Elektif
– Mulai : 09:30 – 10:00
Didapatkan jaringan Mola
sebanyak 30 cc  Kirim PA

Perdarahan 20 cc
LABORATORIUM (16/09/21)

PEMERIKSAAN HASIL UNIT NILAI NORMAL

Glukosa Strip Sewaktu 210 mg/dL 60-140


LABORATORIUM (16/09/21)

Foto thorax proyeksi AP


– Tampak corakan vaskular meningkat mengabur
– Tampak kedua sinus costofrenicus lancip
– Tampak kedua diafragma licin dan tak mendatar
– Cor CTR>0.56
– Sistema tulang tervisualisasi intak
Kesan
– Mild Oedem Pulmonum
– Cardiomegali
DIAGNOSIS AKHIR & TATALAKSANA
Diagnosis akhir :
G5P3A1. 39 Th. UK 5 Minggu Post Kuretase Mola Hidatidosa + Hiperglikemia (GDS: 210 mg/dL) +
Obesitas kelas II
Tatalaksana :
– Infus RL 20 tpm
– Cek observasi KUVS dan Perdarahan
– Cek GDS Post Kuretase 210
– Inj Novorapid 4 IU IV
– Metformin 3x500 mg
– Asam mefenamat 3x500 mg
– Amxoicillin 3x500 mg
– Vit.C 2x500 mg
– Ro Thorax post kuretase
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

– Mola hidatidosa merupakan penyakit trofoblas gestational yang


ditandai dengan abnormalitas vili korialis yang mengalami
degenerasi hidropik sehingga terlihat seperti buah anggur yang
bergerombol.
– Pada mola hidatidosa terdapat proliferasi sel trofoblas yang
berlebihan dan adanya edema stroma vilus. Secara makroskopis
mola hidatidosa terlihat seperti gelembung- gelembung,
transparan, dan berisi cairan jernih yang ukurannya bervariasi.
Epidemiologi

– Amerika : 108 per 100.000 kehamilan


– Itali : 62 per 100.000 kehamilan
– Cina : 667 per 100.000 kehamilan
– Indonesia : 993 per 100.000 kehamilan
Etiologi

– Faktor langsung belum diketahui pasti


– Faktor yang diduga sebagai penyebabnya:
– Faktor nutrisi genetik akibat kualitas sperma yang buruk atau gangguan pada sel telur,
sehingga janin akan mati dan tidak berkembang
– Faktor kekurangan vitamin A, darah tinggi, serta faktor gizi buruk
– Faktor usia kehamilan, wanita dengan usia kehamilan dibawah 20 tahun atau diatas 40 tahun
juga rawan terjadi
– Faktor paritas
– Kelainan rahim, akibat banyak mengkonsumsi makanan rendah protein, asam folat, dan
karoten
Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan prevalensi dari mola hidatidosa adalah:
– Usia ibu yang ekstrim
– Usia >35 tahun meningkatkan risiko hingga 5-10 kali lipat
– Usia remaja, yaitu <20 tahun
– Riwayat kehamilan mola sebelumnya dapat meningkatkan risiko sebanyak 1-2% pada
kehamilan berikutnya
– Wanita dengan riwayat keguguran/abortus atau riwayat infertilitas
– Faktor diet seperti kekurangan karoten (prekursor vitamin A) dan lemak hewani
– Merokok
Patofisiologi
Complete mole Partial mole
Ovum kosong difertilisasi sperma Ovum difertilisasi oleh 2 sperma.
sehingga hanya plasenta yang Terdapat perkembangan bagian-
berkembang bagian tubuh janin
Karyotipe: 46,XX Karyotipe: triploid (69XXX, 69XXY,
69XYY)
Candelier, 2016
KLASIFIKASI
Mola Hidatidosa

Mola Hidatidosa Komplit

Mola Hidatidosa Parsial


Mola Hidatidosa Komplit
Perdarahan vagina, anemia, pembesaran uterus, tingkat Beta-hCG yang sangat tinggi,
dan karakteristik USG di mana vili bengkak memberikan tampilan keju Swiss
Mola Hidatidosa Komplit

– “Late" Complete Mola hidatidosa berarti usia kehamilan 14 minggu. Sedangkan


“Early” Complete Mola hidatidosa 8 dan 12 minggu
– Diagnosis tersebut berbeda karena sekarang ini penggunaan ultrasonografi
memungkinkan deteksi lebih awal tentang sebagian besar kehamilan abnormal.
Awal munculnya “Early” Complete Mola hidatidosa sulit dicurigai secara klinis,
karena seringnya terjadi Perdarahan minimal, pembesaran uterus, dan peningkatan
Beta-hCG, dan juga karena fitur ultrasonografi mungkin tidak dapat mendeteksi.
– Sering kali menjadi yang pertama mencurigai diagnosis di banyak kasus saat ini
“Early” Complete Mola hidatidosa
Mola Hidatidosa Komplit
Mola Hidatidosa Komplit
Mola Hidatidosa Parsial

– Merupakan keadaan dimana perubahan mola bersifat lokal serta belum begitu jauh
dan masih terdapat janin atau sedikitnya kantong amnion. Umumnya janin mati pada
bulan pertama
Mola Hidatidosa Parsial
Mola Hidatidosa Parsial
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS

Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
ANAMNESIS

UKURAN UTERUS LEBIH BESAR


PERDARAHAN PERVAGINAM
DARI UK

MUAL MUNTAH HEBAT NYERI PERUT


PEMERIKSAAN FISIK

Nyeri perut Serviks terbuka

Keluar jaringan
PPV
seperti anggur
MANIFESTASI KLINIS
Honey Comb Appearance

Snow Storm Appearance


TATALAKSANA
TATALAKSANA

– Terapi mola hidatidosa terdiri dari 4 tahap yaitu :


a. Koreksi dehidrasi
b. Transfusi darah bila anemia berat
1. Memperbaiki c. Bila ada gejala preeklampsia dan
keadaan umum hiperemesis gravidarum diobati sesuai
dengan protokol.
d. Penatalaksanaan hipertiroidisme.

2. Pengeluaran Teknik evakuasi mola hidatidosa ada 2 cara


jaringan mola yaitu: a. Kuretase
b. Histerektomi
TATALAKSANA

a. Methotrexate (MTX) 20 mg/hari i.m, asam


folat 10 mg 3dd1 dan Cursil 35 mg 2dd1,
3. Terapi profilaksis selama 5 hari berturut-turut.
dengan sitostatika b. Actinomycin D 1 flakon sehari, selama 5
hari berturut-turut. Tidak perlu antidote
maupun hepatoprotektor.

Indikasi pemberian kemoterapi pada penderita pasca MH adalah sebagai


berikut :
a. Kadar hCG yang tinggi > 4 minggu pascaevakuasi (serum >20.000
IU/liter, urine >30.000 IU/24 jam).
b. Kadar hCG yang meningkat progresif pasca evakuasi
c. Kadar hCG berapapun juga yang terdeteksi pada 4 bulan pasca
evakuasi.
d. Kadar hCG berapapun juga yang disertai tanda-tanda metastasis otak,
renal, hepar, traktus gastrointestinal, atau paru-paru.
TATALAKSANA

Tujuan follow up ada dua :


a. Untuk melihat apakah proses involusi
berjalan secara normal, baik anatomis,
4. Penatalaksanaan laboratoris maupun fungsional, seperti
pasca evakuasi involusi uterus, turunnya kadar Β-hCG dan
(follow up) kembalinya fungsi haid.
b. Untuk menentukan adanya transformasi
keganasan, terutama pada tingkat yang
sangat dini.
PROGNOSIS
Sebagian besar penderita MHK
Setelah dilakukan evakuasi akan sehat kembali
mola secara lengkap

15%-4% yang mungkin akan


mengalami keganasan (TTG).

Umumnya yang menjadi a. Usia di atas 35 tahun


ganas adalah mereka yang b. Besar uterus di atas 30 minggu
termasuk golongan resiko c. Kadar Β-hCG di atas 105
tinggi mIU/ml
d. Gambaran PA mencurigakan
DAFTAR PUSTAKA

– Bruce S, Sorosky J. Gestational Trophoblastic Disease. [Updated 2021 Jul 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470267/
– Candelier, J. J. (2016) “The hydatidiform mole,” Cell Adhesion and Migration. Taylor & Francis, 10(1–2), hal. 226–235. doi:
10.1080/19336918.2015.1093275.
– CHM develops after monospermic (A) or dispermic (B) fertilization of an ovum whose maternal chromosomes have been
lost (or destroyed) just after conception. The result is an androgenetic diploid zygote with in case of (A) an endoreplication
of the paternal chromosomes.
– Dewi, Ratna Y. Hubungan Antara Usia Ibu Hamil Dengan Kejadian Mola Hidatidosa Komplit Di Rsud Jombang Periode
Januari 2009 - Desember 2010. [Karya Tulis Akhir]. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang;
2011.
– Ghassemzadeh S, Farci F, Kang M. Hydatidiform Mole. StatPearls [Internet]. 2021. [cited 19 September 2021]. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459155/
– Using the hypothesis of Golubovsky (C) a normal ovum is fertilized by 2 spermatozoa and the triploid zygote is at the origin
of all the types of HM including the PHM, which are generally triploid by dispermy. In rare cases (D) -some patients have
recurrent CHM - the zygote has a bi- parental diploid karyotype. Genetic studies in these patients and their families have
found an association with mutations in 2 genes NLRP7 and more rarely KHDC3L.

Anda mungkin juga menyukai