Anda di halaman 1dari 36

Corak Kehidupan dan Hasil-hasil

Budaya Zaman Praaksara Indonesia


KD:
3.3 Menganalisis berdasarkan tipologi
hasil budaya Praaksara Indonesia
termasuk yang berada di lingkungan
terdekat
Periodesasi Pra Aksara
1. ZAMAN BATU
a. Zaman Palaeolitikum (Zaman Batu
Lama atau Zaman Batu Tua)
b. Zaman Mesolitikum (Zaman Batu
Pertengahan dan Batu Madya)
c. Zaman Neolitikum (Zaman Batu Baru
atau Batu Muda)
d. Zaman Megalitikum
2. Zaman Logam
1.Zaman Palaeolitikum
Ciri-ciri:
1. Hidupnya nomaden
2. Hidup dalam kelompok-kelompok kecil
3. Hidupnya sangat tergantung pada alam sekitar
mereka
4. Alat-alat yang sangat sederhana
1.Zaman Palaeolitikum:

a. Kebudayaan Pacitan
- Di Pleistosen Tengah

b. Kebudayaan Ngandong
- Di Pleistosen Atas
KEBUDAYAAN PACITAN
KEBUDAYAAN NGANDONG
2. Zaman Mesolitikum (kala Holocen)
CIRI-CIRI
1. Food gathering
2. Semi tetap (Semi sedenter)
3. Kebanyakan bertempat tinggal di tepi pantai dan
di goa-goa

a. Abris Sous Roche


a.1. Kebudayaan Tulang Sampung
a.2. Kebudayaan Toala
b. Pebble dan Pipisan
c. Kjokkenmoddinger
Abris Sous Roche

~ van Stein Callenfels pada tahun 1928-1931


meneliti di Goa Lawa dekat Sampung, Ponorogo
(Madiun)
Kebudayaan Tulang Sampung

~ Fritz Sarasin dan Paul Sarasin 1893-1896 melakukan


penelitian di gua-gua di Lumancong, Sulsel
Kebudayaan Toala
Kjokkenmoddinger:

Dari bahasa Denmark yaitu kjokken artinya dapur


dan modding artinya sampah
Kjokkenmoddinger : sampah dapur
Pebble dan Pipisan
3. Zaman Neolitikum (Zaman Batu Baru
atau Batu Muda)
CIRI-CIRI:
1. masyarakat sudah mulai mengenal
bercocok tanam
2. masyarakat sudah mulai beternak
3. masyarakat mulai hidup menetap
(sedenter)
4. masyarakat mulai membuat peraturan
hidup bersama dalam kelompok
- Kapak persegi
- Kapak lonjong
- Gerabah
Kapak Persegi:
A. beliung/Cangkul
B. Tatah/tarah
Kapak Lonjong:
A. Ukuran kecil: kleinbeil
B. Ukuran besar: walzenbeil
Gerabah
-Pithecantropus Erectus
-Homo wajakensis
-Homo soloensis

Papua Melanosoid

Proto Melayu (Nias,


Toraja, Dayak dan Sasak)
d. ZAMAN MEGALITIKUM

A. Menhir
Tugu batu sebagai tanda peringatan
untuk memuja nenek moyang dan
lambang kesuburan
b. Punden Berundak
Bangunan pemujaan yang tersusun
bertingkat-tingkat
C. Dolmen
Meja Batu sebagai tempat sesaji dan
pemujaan terhadap nenek moyang
D. Kubur batu
Tidak jauh beda dengan sarkofagus
E. Sarkofagus atau Keranda
Bentuknya seperti lesung dan mempunyai
tutup
F. Waruga
Peti jenazah kecil yang berbentuk kubus
dan mempunyai tutup dari batu lain
G. Arca-arca
Menggambarkan nenek moyang dan
menjadi pemujaan
e. Masa Perundagian atau Zaman Logam
Ciri-ciri:
1. masyarakat sudah mengenal pembagian kerja
2. Kehidupan ekonomi yang mengandalkan lahan
berpindah sudah berganti dengan lahan tetap
3. Pengelolaan pertanian sudah dilakukan dengan lebih
maju dibandingkan zaman batu
4. Masyarakat pada zaman logam sudah hidup teratur
yang diikat dengan norma-norma dan nilai yang
berlaku
5. Sudah terdapat pemimpin masyarakat dengan
menggunakan sistem primus interpares
6. Pada zaman logam inilah sudah terdapat kontak
dengan kebudayaan asing
Teknik Pembuatan:
Teknik a cire perdue
Teknik a cire perdue
1. membuat bentuk benda yang dikehendaki dengan
lilin
2. Setelah model dari lilin terbentuk maka ditutup
dengan menggunakan tanah, dan dibuat lubang dari
atas dan bawah
3. Kemudian dibakar, sehingga lilin yang terbungkus
dengan tanah akan mencair, dan keluar melalui
lubang bagian bawah
4. Untuk selanjutnya melalui lubang bagian atas
dimasukkan cairan perunggu, dan apabila sudah
dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga keluarlah
benda yang dikehendaki
Teknik Pembuatan:
Teknik bivalve
Teknik Pembuatan:
Teknik bivalve
Caranya yaitu menggunakan cetakan yang
ditangkupkan dan dapat dibuka, sehingga setelah
dingin cetakan tersebut dapat dibuka, maka
keluarlah benda yang dikehendaki. Cetakan
tersebut terbuat dari batu ataupun kayu.
e. Masa Perundagian atau Zaman Logam
a. Kapak Corong
Candrasa
Candrasa tidak berfungsi sebagai alat
pertanian/pertukangan tetapi fungsinya diduga
sebagai tAnda kebesaran kepala suku dan alat
upacara keagamaan
b. Nekara Perunggu
  Dipergunakan waktu upacara-upacara saja antara lain
ditabuh untuk memanggil arwah/roh nenek moyang,
dipakai sebagai genderang perang dan dipakai
sebagai alat memanggil hujan
c. Arca Perunggu
Berbentuk patung kadang binatang, alat
penyembahan roh upacara keagamaan 
d. Bejana Perunggu
Sebagai tempat minum, alat upacara keagamaan 
e. Perhiasan dan Manik-manik

Anda mungkin juga menyukai