Anda di halaman 1dari 22

EKONOMI INTERNASIONAL

MARYNTA PUTRI PRATAMA, S.E.,


M.Si
Pendahuluan
 Ilmu Ekonomi Internasional : cabang ilmu ekonomi yang
mempelajari tentang pengambilan keputusan dalam dalam
pengunaan sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi
tujuan ekonomi.
 Ilmu ini mempelajari bagaimana transaksi intrenasional
mempengaruhi kesejahteraan sosial, distribusi pendapatan,
kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, kestabilan harga,
dan pengaruh kebijakan publik terhadap outcome.
 Ekonomi internasional merupakan aplikasi dari ilmu ekonomi
yang membicarakan berbagai bentuk hubungan ekonomi
antara negara.
 Hubungan ini meliputi perdagangan barang, faktor produksi
maupun aliran kapital antar negara.
Economy International

 Aspek yang dipelajari dalam ekonomi internasional :


 Melihat pola perdagangan internasional, suatu negara
mengekspor apa maupun mengimpor apa.
 Mempelajari mengenai Neraca Pembayaran Internasional,
misal posisi seimbang atau defisit atau surplus.
 Mempelajari neraca-neraca lain yang lebih kecil dari NPI
seperti neraca perdagangan barang, neraca jasa, neraca
transfer, neraca sedang berjalan, neraca kapital
 Mempelajari pengaruh teknologi maupun alih teknologi itu
sendiri
Teori Klasik
 Merkantilisme (Praklasik)

 David Hume

 Adam Smith (absolute advantage)

 David Ricardo (keunggulan berbanding)


Merkantilisme
 Merkantilisme merupakan sekumpulan pemikiran
ekonomi yang ada di Eropa selama periode 1500-1700.
 Sistem ekonomi Merkantilis
 Pokok pikiran utama merkantilis : kesejahteraan satu
negara ditunjukkan oleh kepemilikan negara tersebut
akan logam mulia.
 Sumberdaya di dunia tetap/static  zero sum game
 Sistem ekonomi terdiri dari 3 komponen : sektor
manufaktur, sektor pedesaan dan daerah
jajahan/koloni.
 Kaum pedagang sebagai kelompok penting dalam
sistem ekonomi, tenaga kerja sebagai faktor produksi
paling penting. (Labor theory value)
 Positive trade balance (ekspor > impor)
Merkantilisme
 Peran pemerintah
 Bullionism : kebijakan mengawasi penggunaan dan
pertukaran logam mulia.
Negara melarang ekspor emas, perak, dan logam mulia
lain oleh individu dan mengatur keluarnya mata uang dari
dalam negeri.
 Memberikan hak istimewa pada perusahaan-perusahaan
tertentu untuk rute-rute perdagangan sebagai monopoli.
 Kebijakan ekonomi domestik
 Kebijakan upah yang rendah agar produk lebih kompetitif
 Mendorong keluarga besar karena tenaga kerja
merupakan faktor ptoduksi penting
David Hume :
The Price - Speci – Flow Mechanism
 David Hume adalah orang pertama yang menentang
paham Merkantilis dengan bukunya Political
Discourses, tahun 1752

 The Price - Speci – Flow Mechanism :


 Akumulasi emas akan surplus perdagangan jumlah
uang beredar naik  harga dan upah akan naik  daya
saing akan turun.

 Asumsi :
 Permintaan untuk komoditi perdagangan adalah elastik
 Persaingan sempurna baik dalam pasar output maupun input.
 Berlaku dalam sistem standar emas.
Adam Smith
 Serangan kedua bagi merkantilis datang dari Adam
Smith.
Adam Smith memandang kesejahteraan suatu
negara ditunjukkan oleh kapasitas produksi yaitu :
 Intervensi pemerintah terhadap perekonomian kecil.
 Laissez faire  lingkungan yang mendorong
kesejahteraan negara.
 Kemampuan menghasilkan barang dan jasa bukan
pada penguasaan logam mulia
Absolute Advantage Theory
 Asumsi
 Hanya ada dua negara yang akan saling berdagang,
misal negara X dan Y
 Hanya ada dua barang yang dapat dihasilkan, misal
barang A dan B
 Dalam menghasilkan barang-barang tersebut hanya
ada 1 input yang dipergunakan yaitu tenaga kerja
dengan asumsi TK ini dalam suatu negara bersifat
homogen atau mempunyai mobilitas yang sempurna
(TK immobile).
Absolute Advantage Theory
 Syarat terjadinya perdagangan
 Masing –masing negara mempunyai keunggulan
absolute yang berbeda
 Harga internasional harus saling menguntungkan
(dasar tukar internasional harus berada di antara 2
dasar tukar domestik)
 Contoh
Tabel 1. Biaya Produksi per unit Barang
Negara

Barang X Y

A 5 6

B 9 7
Absolute Advantage Theory
 Keunggulan absolut
 Negara X mempunyai keunggulan absolute pada
barang A
 Negara Y mempunyai keunggulan absolute pada
barang B
 Spesialisasi
 Negara X spesialisai pada barang A
 Negara Y spesialisai pada barang B
 Perdagangan
 Negara X mengekspor barang A
 Negara Y mengekspor barang B
Absolute Advantage Theory
 Teori : suatu negara akan mengkhususkan diri untuk
spesialisasi dalam menghasilkan barang yang
mempunyai keunggulan absoluy. Barang ini kan di
ekspor, sebalknya negara tersebut akan mengimpor
barang yang apabila dihasilkan sendiri tidak mempunyai
keunggulan absolut. (absolute disadvantage)
 Barang yang memiliki keunggulan aboslut bila barang
tersebut dihasilkan secara lebih murah dibanding
dihasilkan negara lain atau lebih efisien.
Efisien disini ditunjukkan oleh lebih sedikitnya input yang
digunakan atau lebih banyaknya output yang dihasilkan
dari sejumlah input tertentu. dapat saling
Comparative Advantage Theory
David Ricardo
 Teori ini menyempurnakan teori Adam Smith. Untuk
kasus negara yang tidak mempunyai keunggulan
absolut menurut Adam Smith tidak bisa melakukan
perdagangan. Menurut David Ricardo ada kemungkinan
untuk saling berdagang.
 Kritil terhadap Adam Smith : suatu negara
berspesialisasi karena teknologi maju, yang memiliki
teknologi maju adalah negara maju yang lebih efisien,
maka negara sedang berekembang tidak bisa
berdagang,
 Kasus 2 negara tidak bisa berdagang menurut Adam
Smith, menurut David Ricardo bisa berdagang asalkan
masig-masing negara memiliki keunggulan komparatif
Comparative Advantage Theory
 Contoh
Tabel 2. Biaya Produksi per unit Barang
Negara

Barang X Y

A 5 6

B 9 10

 Menurut tabel diatas berdasar teori Adam Smith kedua


negara tidak bisa berdagang.
 Menurut teori David Ricardo bisa
Negara X
 Keunggulan komparatif
 Usaha Negara X menghasilkan 1 unit barang A = 5/6
usaha negara Y
 Usaha Negara X menghasilkan 1 unit barang B = 9/10
usaha negara Y Negara Y
 Negara X lebih efisien dibanding negara Y
 Efisien
 Barang A = 5/6 x 100% = 83,3%
 Barang B = 9/10 x 100% = 90 %

 Lebih efisien barang A  negara X mempunyai


keunggulan komparatif pada barang A.
Negara Y
 Keunggulan komparatif
 Usaha Negara Y menghasilkan 1 unit barang A = 6/5
usaha negara X
 Usaha Negara Y menghasilkan 1 unit barang B = 10/9
usaha negara X
 Negara Y kurang efisien dibanding negara X
 Efisiensi
 Barang A = 6/5 x 100% = 120%
 Barang B = 10/9 x 100% = 110 %

 Negara Y kurang efisien, mana yang inefisiennya paling


kecil. Negara Y mempunyai comparative disadvantage
paling kecil pada barang B.
Berdagang atau Tidak ?
 Jika rasio X dan Y sama  tidak bisa berdagang
 Jika rasio X dan Y berbeda  bisa berdagang
Devaluasi
 Devaluasi adalah kebijaksanaan pemerintah berupa
menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap nilai
mata uang negara lain.
 Tujuan devaluasi memperluas ragam barang yang
diekspor dan menurunkan impor.
 Dampak devaluasi “
 Ekspor naik (jika produksi dalam negeri telah siap sebelum
devaluasi diumumkan)
 Impor turun
 Menarik investasi asing
 Meningkatkan kesempatan kerja
 Harga impor naik (imported inflation)
SOAL
 1. Analisis berdasarkan teori dari Adam Smith dan
David Ricardo, apakah negara X dan Y bisa
melakukan perdagangan.
NEGARA X Y
BARANG

A 5 10

B 6 18
Negara X
 Keunggulan komparatif
 Usaha Negara X menghasilkan 1 unit barang A = 5/10
usaha negara Y
 Usaha Negara X menghasilkan 1 unit barang B =
6/108usaha negara Y
 Negara X lebih efisien dibanding negara Y
 Efisien
 Barang A = 5/10 x 100% = 50 %
 Barang B = 6/18 x 100% = 30 %

 Lebih efisien barang B  negara X mempunyai


keunggulan komparatif pada barang B.
Negara Y
 Keunggulan komparatif
 Usaha Negara Y menghasilkan 1 unit barang A = 10/5
usaha negara X
 Usaha Negara Y menghasilkan 1 unit barang B = 18/3
usaha negara X
 Negara Y kurang efisien dibanding negara X
 Efisiensi
 Barang A = 10/5 x 100% = 200%
 Barang B = 18/3 x 100% = 300 %

 Negara Y kurang efisien, mana yang inefisiennya paling


kecil. Negara Y mempunyai comparative disadvantage
paling kecil pada barang A.
Berdagang atau Tidak ?
 Karena rasio X dan Y berbeda ½ tidak sam degan
1/3 bisa berdagang, dimana negara X
mengekspor barang B dan negara Y mengekspor
barang A

Anda mungkin juga menyukai