Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL STRATEGI

NEGOSIASI BUDAYA PADA BAYI DI BUDAYA MINANGKABAU

OLEH:

Kelompok 6

1. Chykita Putri Amanda (203110126)


2. Monalisa Alya Putri (203110136)
3. Mutiara Jondesya (203110138)
4. Salwa Dwi Sausan (203110151)

Dosen Pembimbing:
Ns. Lola Felnanda Amri. S.Kep. M.Kep
Definisi Transcultural Nursing
Jadi, transkultural dapat
Transkultural berasal dari kata trans dan diartikan sebagai lintas
culture, trans berarti alur perpindahan jalan budaya yang mempunyai efek
lintas atau penghubung. Sedangkan menurut bahwa budaya yang satu
Kamus Besar Bahasa Indonesia, trans berarti mempengaruhi budaya yang
melintang, melintas, menembus , melalui. lain atau pertemuan kedua
Kultur berarti budaya, menurut Kamus Besar nilai – nilai budaya yang
Bahasa Indonesia kultur berarti kebudayaan, berbeda melalui proses
cara pemeliharaan, pembudidayaan. interaksi sosial.

Teori transkultural dari keperawatan berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks
keperawatan. Menurut Leinenger, sangat penting memperhatikan keragaman budaya dan nilai-nilai dalam
penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan
mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana
perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya.
PERAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI RAGAM TRANSKULTURAL PADA BAYI

Tindakan keperawatan yang


diberikan kepada klien harus yaitu prinsip membantu, memfasilitasi atau
tetap memerhatikan tiga memerhatikan fenomena budaya guna membantu
prinsip asuhan keperawatan individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya
yaitu: hidup yang diinginkan.

• Culture care preservation/


yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau
maintenance
memerhatikan fenomena budaya yang ada, yang
• Culture care merefleksikan cara-cara untuk beradaptasi,
accommodation/ bernegosiasi, atau mempertimbangkan kondisi
negotiation kesehatan dan gaya hidup individu atau klien

• Culture care repatterning/


restructuring Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya
yang dimiliki merugikan status kesehatan.
CONTOH KASUS TRANSKULTURAL PADA BAYI DI BUDAYA MINANGKABAU

Seorang ibu datang ke Puskesmas lubuk buaya membawa bayi perempuannya bernama An.
A yang berusaia 3 bulan. Ibu klien mengeluh bahwa anaknya sering sakit-sakitan, seperti flu
dan demam. Setiap anaknya sakit ibu klien hanya pengobatan anaknya dengan ramuan
seadanya atau membawa ke dukun bayi untuk dipijit tanpa segera dibawa ke Puskesmas.
Berdasarkan pengkajian dapatkan bahwa sejak bayi tersebut lahir, bernyanyi ibu tidak
memberikan ASI karena bernyanyi ibu beranggapan bahwa ASI yang pertama kali keluar
(kolostrum) sebagai ASI yang rusak dan tidak baik diberikan kepada bayi karena warnanya
yang kekuning-kuningan. Namun, pada sebenarnya kolostrum ini sangat baik dalam
menambah daya kekebalan tubuh bayi sehingga bayi tidak mudah sakit.
ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KASUS TRANSKULTURAL PADA BAYI DI BUDAYA MINANGKABAU

a. Pengkajian

1. data pasien 2. data penanggung jawab

Nama : An.A Nama : Ny.A

Umur : 3 bulan Umur : 27 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Lubuk Buaya, Padang

Alamat : Lubuk Buaya, Padang


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai