Anda di halaman 1dari 39

Komunikasi Terapeutik

Oleh:
Ns. Zuhriya Meilita, M.Kep
MENGAPA KITA PERLU MENERAPKAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK ???

 Komunikasi dalam bidang keperawatan adalah


merupakan suatu dasar dan kunci dari seorang
perawat dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Tanpa komunikasi seseorang akan merasa terasing


dan tanpa komunikasi pula suatu tindakan
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien akan
mengalami kesulitan yang sangat berarti (Riyaldi,
2016).
HASIL PENELITIAN
Pengertian Komunikasi Terapeutik
• Komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan, dan kegiatannya di pusatkan untuk
kesembuhan pasien

• Kemampuan atau ketrampilan perawat untuk


membantu klien beradaptasi terhadap stres,
mengatasi ganguan psikologi dan belajar bagaimana
berhubungan dengan orang lain .

• Merupakan hubungan interpersonal antara perawat


dan klien dalam hubungan ini perawat dan klien
memperoleh pengalaman belajar bersama dalam
rangka memperbaiki pengalaman emosional klien.
Prinsip Komunikasi Terapeutik
1. Berorientasi pada percepatan
kesembuhan pasien
2. Komunikasi terstruktur dan
direncanakan
3. Terjadi dalam konteks topik,
ruang, dan waktu
4. Memperhatikan pengalaman
pasien
5. Memerlukan keterlibatan
maksimal dari klien dan keluarga
6. Keluhan utama pijakan
pertama dalam komunikasi
Helping Relationship
Hubungan perawat-pasien disebut juga sebagai
hubungan interpersonal, hubungan terapeutik
ataupun hubungan saling membantu
(helping relationship): Membantu merupakan proses
yang memfasilitasi pertumbuhan untuk mencapai dua
tujuan dasar.
Tujuan pertama yaitu membantu pasien mengatasi
berbagai masalah yang dihadapi dalam hidup dengan
lebih efektif dan mengembangkan peluang yang tidak
atau kurang digunakan secara lebih utuh.

Tujuan kedua yaitu membantu pasien menjadi lebih


baik dalam menolong diri sendiri pada kehidupan
mereka sehari-hari.
Helping relationship dapat terjalin setelah merawat
pasien selama beberapa minggu atau beberapa menit.

Kunci untuk mencapai hubungan tersebut adalah


tumbuhnya rasa percaya dan penerimaan antara
perawat dan pasien serta keyakinan yang mendasari
bahwa perawat peduli dan ingin membantu pasien.
Tujuan Komunikasi Terapeutik
1. Membantu pasien memperjelas sekaligus
mengurangi beban perasaan dan pikiran yang
sedang dirasakan
2. Membantu mengambil tindakan yang efektif agar
tercipta keadaan yang lebih positif
3. Membantu mengambil tindakan efektif yang dapat
mempengaruhi dirinya dan orang lain
Sikap dalam
Komunikasi Terapeutik
1. Hadir secara fisik
2. Hadir secara psikologis
Tahapan Komunikasi Terapeutik
Pra-Interaksi
Tahap sebelum kontak dengan pasien
Perawat terlebih dahulu menggali pengetahuannya
Mempersiapkan diri / analisis kekuatan diri
Orientasi
Perkenalan
Menggali keluhan
Validasi tanda dan gejala
Buat kontrak dengan pasien
Jelaskan tujuan tindakan
Kerja
Implementasi
Jalin kejasama antara perawat dengan klien
Tetap jalankan komunikasi
Reinforcement positif
Terminasi
• Ada dua
1. Terminasi sementara : saat operan
2. Terminasi akhir : saat klien meninggalkan rumah
sakit
Proses selama terminasi
berlangsung
a. Evaluasi Subjektif
“bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-
bincang?”

b. Evaluasi Objektif
“bagaimana nyeri yang ibu rasakan setelah melakukan
tarik nafas dalam?”
c. RTL (Rencana Tindak Lanjut)
1. Terminasi sementara : secara lisan
2. Terminasi akhir : tertulis dan terkonsep dlm
Discharge planning (perencanaan pulang)
Isi Discharge planning
1. Tindakan keperawatan lanjutan
2. Obat2an
3. Jadwal kontrol
4. Kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan
dirumah
5. Kegiatan rehabilitasi yang dilanjutkan
Teknik Komunikasi Terapeutik
Mendengarkan dengan penuh
perhatian

Dengarkan klien
Tingkatkan komunikasi nonverbal (kontak mata,
menganggukkan kepala, senyum saat yang benar,
merespon dengan kode verbal yang minimal “oooo,....
Mmmmm,... Ya....”
Menunjukkan Penerimaan
Semua yang disampaikan pasien diterima
Jangan menunjukkan penolakan
Verifikasi dan divalidasi data
Pernyataan Terbuka
a. “apa yang terjadi di rumah sehingga ibu membawa
anak ibu ke IGD?”
b. “apakah anak ibu kejang sehingga ibu datang ke
IGD?”
c. “kenapa/mengapa bapak datang kerumah sakit ini?”
Mengulang ucapan klien dengan
menggunkan kata-kata sendiri
Klien merasa pesannya dimengerti dan diperhatikan
oleh perawat.
Komunikasi bisa berlanjut

K: “Saya tidak dapat tidur, sepanjang malam saya


terjaga”
P: “ibu mengalami kesulitan untuk tidur,.......apa yang
menyebabkan ibu sulit tidur....”
Menyampaikan Hasil Observasi
“anda tampak cemas..........”
“apa yang menyebabkan anda merasa
cemas??............”

Menawarkan Informasi
• Jangan memberikan nasehat
• Hanya memberikan informasi
Reinforcement Positif
“ Selamat pagi ibu Sri......” / “Assalamu’alaikum ibu
sri....”

“saya perhatikan ibu sudah menyisir rambut...”

“Saya hari ini senaaaang sekali melihat ibu sudah


mulai latihan gerak.......”
Memberi kesempatan kepada klien
untuk memulai pembicaraan

“Adakah sesuatu yang ingin ibu bicarakna?”


“apakah yang sedang ibu pikirkan?”
Menganjurkan untuk meneruskan
pembicaraan
“ ...............teruskan.............”
“..............dan kemudian,..... Apa lagi bu,.....”
“naaaaaaaaaah... Cb ceritakan lagi bu....”
Menempatkan kejadian secara
teratus

• “apa yang terjadi sebelum...................”


• “apa yang terjadi sesudah.................”
• “kapan terjadinya.................................”
Menganjurkan klien menguraikan
persepsinya
“ Ceritakan kepada saya bagaimana perasaan saudara
ketika akan dioperasi”

Refleksi
• “ Bagaimana Menurut ibu??”
• “ Bagaimana perasaan ibu?”
Hambatan dalam
Komunikasi Terapeutik
Terburu- buru, Emosi berlebihan, Shock / terkejut
berlebihan, Prasangka

Anda mungkin juga menyukai