Oleh:
Ns. Zuhriya Meilita, M.Kep
MENGAPA KITA PERLU MENERAPKAN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK ???
b. Evaluasi Objektif
“bagaimana nyeri yang ibu rasakan setelah melakukan
tarik nafas dalam?”
c. RTL (Rencana Tindak Lanjut)
1. Terminasi sementara : secara lisan
2. Terminasi akhir : tertulis dan terkonsep dlm
Discharge planning (perencanaan pulang)
Isi Discharge planning
1. Tindakan keperawatan lanjutan
2. Obat2an
3. Jadwal kontrol
4. Kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan
dirumah
5. Kegiatan rehabilitasi yang dilanjutkan
Teknik Komunikasi Terapeutik
Mendengarkan dengan penuh
perhatian
Dengarkan klien
Tingkatkan komunikasi nonverbal (kontak mata,
menganggukkan kepala, senyum saat yang benar,
merespon dengan kode verbal yang minimal “oooo,....
Mmmmm,... Ya....”
Menunjukkan Penerimaan
Semua yang disampaikan pasien diterima
Jangan menunjukkan penolakan
Verifikasi dan divalidasi data
Pernyataan Terbuka
a. “apa yang terjadi di rumah sehingga ibu membawa
anak ibu ke IGD?”
b. “apakah anak ibu kejang sehingga ibu datang ke
IGD?”
c. “kenapa/mengapa bapak datang kerumah sakit ini?”
Mengulang ucapan klien dengan
menggunkan kata-kata sendiri
Klien merasa pesannya dimengerti dan diperhatikan
oleh perawat.
Komunikasi bisa berlanjut
Menawarkan Informasi
• Jangan memberikan nasehat
• Hanya memberikan informasi
Reinforcement Positif
“ Selamat pagi ibu Sri......” / “Assalamu’alaikum ibu
sri....”
Refleksi
• “ Bagaimana Menurut ibu??”
• “ Bagaimana perasaan ibu?”
Hambatan dalam
Komunikasi Terapeutik
Terburu- buru, Emosi berlebihan, Shock / terkejut
berlebihan, Prasangka