Anda di halaman 1dari 42

DEFINISI DAN KLASIFIKASI OBAT

Definisi Obat
• Menurut Undang- Undang Kesehatan No.
36 tahun 2009, obat adalah bahan atau
paduan bahan, termasuk produk biologi
yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi,
untuk manusia.
Definisi Obat
• Menurut Katzung (1997), obat dalam
pengertian umum adalah suatu substansi
yang melalui efek kimianya membawa
perubahan dalam fungsi biologik.

• Pada umumnya, molekul obat berinteraksi dengan


molekul khusus dalam sistem biologik, yang
berperan sebagai pengatur, disebut molekul
reseptor.

• Untuk berinteraksi secara kimia dengan


reseptornya, molekul obat harus mempunyai
Definisi Obat
• Selanjutnya, obat sering diberikan pada
suatu tempat yang jauh dari tempatnya
bekerja misalnya, sebuah pil ditelan peroral
untuk menyembuhkan sakit kepala.
• Karena itu obat yang diperlukan harus
mempunyai sifat- sifat khusus agar dapat
dibawa dari tempat pemberian ke tempat
bekerja.
• Akhirnya, obat yang baik perlu
dinonaktifkan atau dikeluarkan dari tubuh
dengan masa waktu tertentu sehingga
Definisi Obat

Arti dari
simbol
tersebut?
Definisi Obat
obat dapat bersifat sebagai obat dan juga dapat
bersifat sebagai racun.
Obat akan bersifat
sebagai obat apabila Bila digunakan salah
tepat digunakan dalam pengobatan atau
dalam pengobatan dengan kelebihan dosis
suatu penyakit akan menimbulkan
dengan dosis dan keracunan. Bila
waktu yang tepat. dosisnya lebih kecil
kita tidak memperoleh
penyembuhan.
Penggolongan Obat
• Berdasarkan Keamanan
• Berdasarkan Cara Atau Jalur Pemakaian
• Berdasarkan Sumber Atau Asalnya
• Berdasarkan Efek Yang Ditimbulkan
• Berdasarkan Bentuk Sediaan
• Berdasarkan Penamaan
• Berdasarkan Keamanan Jika Diberikan
Selama Kehamilan
• Berdasarkan Kelas Terapi
Penggolongan Obat Berdasarkan
Keamanan (Permenkes No. 725a/1989)
• Obat golongan ini termasuk obat yang paling
relatif aman, dapat diperoleh tanpa resep dokter,
selain di apotek juga dapat diperoleh di warung-
warung.
• Obat Bebas dalam kemasannya ditandai dengan
lingkaran berwarna hijau.
• Contohnya adalah Parasetamol, Vitamin- C,
Asetosal (aspirin), Antasida Daftar Obat Esensial
(DOEN), dan Obat Batuk Hitam (OBH).
CONTOH OBAT BEBAS
Penggolongan Obat Berdasarkan
Keamanan (Permenkes No. 725a/1989)
• Obat golongan ini juga relatif aman selama
pemakaiannya mengikuti aturan pakai yang ada.
• Penandaan obat golongan ini adalah adanya
lingkaran berwarna biru dan 6 peringatan khusus.
• Sebagaimana Obat Bebas, obat ini juga dapat
diperoleh tanpa resep dokter di apotek, toko obat
atau di warung-warung. Contohnya obat flu
kombinasi (tablet), Klotrimaleat (CTM), dan
Mebendazol.
Penggolongan Obat Berdasarkan
Keamanan (Permenkes No. 725a/1989)
CONTOH OBAT BEBAS
TERBATAS
Cara Pemilihan Obat
• Untuk menetapkan jenis obat yang dibutuhkan
perlu diperhatikan:
• a) Gejala atau keluhan penyakit
• b) Kondisi khusus misalnya hamil, menyusui,
bayi, lanjut usia, dan lain-lain.
• c) Pengalaman alergi atau reaksi yang tidak
diinginkan terhadap obat tertentu.
• d) Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara
pemakaian, efek samping dan interaksi obat yang
dapat dibaca pada etiket atau brosur obat.
• e) Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala
penyakit dan tidak ada interaksi obat dengan obat
Penggolongan Obat Berdasarkan
Keamanan (Permenkes No. 725a/1989)
• Golongan ini pada masa penjajahan
Belanda disebut golongan G ( gevaarlijk)
yang artinya berbahaya.
• Disebut obat keras karena jika pemakai
tidak memperhatikan dosis, aturan pakai,
dan peringatan yang diberikan, dapat
menimbulkan efek berbahaya.
Obat Keras
• Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep
dokter di apotek.
• Dalam kemasannya ditandai dengan
lingkaran merah dengan huruf K
ditengahnya. Contoh obat ini adalah
Amoksisilin, Asam Mefenamat, semua obat
dalam bentuk injeksi.
Contoh Obat Keras
Penggolongan Obat Berdasarkan
Keamanan (Permenkes No. 725a/1989)
• Psikotropika adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan syaraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku
(Undang-undang Psikotropika nomor 5
tahun 1997 pasal 1).

• Psikotropika atau dulu lebih dikenal dengan nama


obat keras tertentu, sebenarnya termasuk golongan
obat keras, tetapi bedanya dapat mempengaruhi
Psikotropika
• Psikotropika dibagi menjadi :
1. Golongan I, sampai sekarang kegunaannya
hanya ditujukan untuk ilmu pengetahuan,
dilarang diproduksi, dan digunakan untuk
pengobatan.
Contohnya : Metilen Dioksi Metamfetamin,
Lisergid Acid Diathylamine (LSD), dan
Metamfetamin.
2. Golongan II, III, dan IV dapat digunakan untuk
pengobatan asalkan sudah didaftarkan.
Namun, kenyataannya saat ini hanya sebagian
Definisi Obat
PSIKOTROPIKA

• Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1997,


narkoba jenis psikotropika dibedakan menjadi 4
golongan, yaitu:
• Golongan I, Contoh: ekstasi (MDMA = 3,4-
Methylene-Dioxy Methil Amphetamine), LSD
(Lysergic Acid Diethylamid), dan DOM.
• Golongan II, Contoh: amfetamin, metamfetamin
(sabu), dan fenetilin.
• Golongan III, Contoh: amorbarbital, brupronorfina,
dan mogadon (sering disalahgunakan).
• Golongan IV, Contoh: diazepam, nitrazepam, lexotan
Penggolongan Obat Berdasarkan
Keamanan (Permenkes No. 725a/1989)
• Narkotika merupakan kelompok obat yang
paling berbahaya karena dapat menimbulkan
adiksi (ketergantungan) dan toleransi.
• Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep
dokter.
• Karena berbahaya, dalam peredaran,
produksi, dan pemakaiannya narkotika
diawasi secara ketat.
Narkotika
• Kemasan obat golongan ini ditandai dengan
lingkaran yang di dalamnya terdapat palang
(+) berwarna merah.
• Contoh dari obat narkotika antara lain:
Opium, coca, ganja/marijuana, morfin,
heroin, dan lain sebagainya.
• Dalam bidang kedokteran, obat-obat
narkotika biasa digunakan sebagai anestesi /
obat bius dan analgetika / obat penghilang
rasa sakit.
Definisi Obat
Berdasarkan Cara Atau Jalur Pemakaian
• a. Obat Luar • b. Obat Dalam
Obat Luar ialah obat yang Ialah semua obat yang
pemakaiannya tidak melalui penggunaannya melalui mulut,
saluran pencernaan (mulut). masuk pada saluran pencernaan,
Termasuk obat luar adalah salep, bermuara pada lambung, dan
injeksi, lotion, tetes hidung, tetes usus halus. Contohnya obat-obat
telinga, dan krim.. yang berbentuk tablet, kapsul,
dan sirup.
Berdasarkan Sumber Atau Asalnya
a. Tanaman b. Hewan c. Mineral d. Sintesis
Obat dapat Dapat berupa Kebanyakan
bersumber Dapat elemen-
berupa obat yang
dari akar, elemen
batang, daun, organik atau digunakan
hormon sekarang
dan biji bentuk
tanaman atau garamnya, bersumber
tertentu atau enzim, misalnya dari
dari misalnya alumunium semisintesis
kandungan hidroksida,
insulin. atau
tanaman magnesium
seperti trisilat, sintesis.
alkaloid, natrium
glikosida, karbonat, dan
resin, garam inggris.
Berdasarkan Efek Yang Ditimbulkan

Misalnya :
a.Antiinfeksi
b.Antijamur
c.Antihistamin
d.Antihipertensi
e.Vaksin
f.Antikanker
Berdasarkan Bentuk Sediaan

a. Padat, meliputi ekstrak, serbuk, pil,


tablet, suppositoria, kapsul, dan
ovula.
b.Cair, meliputi sirup, larutan,
suspensi, emulsi, dan infus.
c. Semi padat, meliputi salep, krim,
gel, dan pasta.
d.Gas, yaitu aerosol, oksigen, dan
inhaler.
Berdasarkan Penamaan
a. Obat Generik
b. Obat dengan nama dagang, obat diberi nama sesuai
keinginan dari produsennya, seperti panadol, ponstan,
amoksan, dan adalat.
c. Obat dengan nama kimia. Penamaan ini jarang
digunakan dalam praktek sehari-hari karena sulit
dihafalkan dan disebutkan, nama itu hanya untuk di
buku-buku untuk menjamin tidak keliru dengan zat
lain. Contoh penamaan obat seperti asetosal
(generik), asam asetil salisilat (nama kimia), dan
aspirin (nama dagang).
Obat Generik
• Berdasarkan peraturan Menteri kesehatan
Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/068/I/2010 obat generik
adalah obat dengan nama resmi International
Non Propietary Names (INN) yang
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau
buku standar lainnya untuk zat khasiat yang
dikandungnya.

• Dalam pustaka lain , obat generik (generic


name) adalah obat dengan nama umum tanpa
Obat Generik
• Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang
Kewajiban Obat Generik di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Pemerintah
Menimbang:
• bahwa ketersediaan obat generik dalam
jumlah dan jenis yang cukup, terjangkau oleh
masyarakat serta terjamin mutu
keamanannya, perlu digerakkan dan didorong
penggunaannya di fasilitas pelayanan
Obat Generik
• bahwa agar dapat berjalan efektif perlu
mengatur kembali ketentuan Kewajiban
Menuliskan resep dan/atau Menggunakan
Obat Generik di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pemerintah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.03.01/Menkes/146/I/2010 tentang Harga Obat Generik
• Menimbang:
• • bahwa dalam rangka menjamin
ketersediaan dan pemerataan obat untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan,
perlu dilakukan penilaian kembali harga obat
generik yang telah ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
302/Menkes/SK/III/2008
• • bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaiman dimaksud dalam huruf a, perlu
menetapkan kembali harga obat generik
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.03.01/Menkes/159/I/2010 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan
Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerinta
Menimbang:
a. bahwa dalam rangka penggunaan obat
generik di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah, telah ditetapkan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang
Kewajiban Obat Generik di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Pemerintah
b. bahwa agar penggunaan obat generik di
fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
dapat berjalan dengan efektif, perlu
• bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana yang dimaksud pada huruf a
dan huruf b, perlu disusun Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penggunaan
Obat Generik di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pemerintah yang ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
Obat Paten
• Obat paten atau specialité adalah obat milik
perusahaan tertentu dengan nama khas
yang diberikan produsennya dan dilindungi
hukum, yaitu merek terdaftar (proprietary
name).

• Dalam pustaka lain, obat paten adalah obat


yang memiliki hak paten (Jas, 2007;
Depkes, 2010).
Obat Paten
• Menurut UU No. 14 Tahun 2001 paten
adalah hak eksklusif yang diberikan Negara
kepada investor kepada hasil invesinya
dibidang teknologi, yang untuk selama
waktu tertentu melaksanakan invesinya
tersebut atau memberikan persetujuan
kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan Jika Diberikan
Selama Kehamilan
a. Kategori A
Obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai
kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya. Misalnya
Parasetamol, Penisilin, Eritromisin, Digoksin, Isoniazid, dan Asam Folat.
b. Kategori B
Obat-obat yang pengalaman pemakaiannya pada wanita hamil masih terbatas,
tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh buruk
lainnya pada janin. Kategori B dibagi lagi berdasarkan temuan-temuan pada
studi toksikologi pada hewan, yaitu:
- B1: Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian
kerusakan janin. Contoh simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin.
- B2: Data dari penelitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk
tidak meningkatnya kejadian kerusakan janin. Contoh tikarsilin, amfoterisin,
dopamin, asetilkistein, dan alkaloid belladonna.
- B3: Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan
janin, tetapi belum tentu bermakna pada manusia. Misalnya karbamazepin,
pirimetamin, griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol.
Penggolongan Obat Berdasarkan Keamanan Jika Diberikan
Selama Kehamilan

c. Kategori C
Obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa
disertai malformasi anatomic semata-mata karena efek
farmakologiknya. Efeknya bersifat reversibel. Contoh narkotik,
fenotiazin, rifampisin, aspirin, AINS, dan diuretika.
d. Kategori D
Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian
malformasi janin pada manusia atau menyebabkan kerusakan
janin yang bersifat ireversibel. Obat-obat dalam kategori ini juga
mempunyai efek farmakologik yang merugikan terhadap janin.
Misalnya: androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton, kinin,
klonazepam, asam valproat, dan steroid anabolik.
e. Kategori X
Kategori obat yang telah terbukti mempunyai resiko tinggi
terjadinya pegaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada janin
History of Thalidomide
• Thalidomide was first developed by a German
pharmaceutical company called Grünenthal in
Stolberg near Aachen. The company secured
its patent for the drug in 1954, which lasted
twenty years.
• Clinical trials started by the company led to
the promotion of thalidomide for treating
respiratory infections as early as 1956. The
drug was marketed under the name Grippex,
which contained a combination of
thalidomide, vitamin C, acetylsalicylic acid,
History of Thalidomide
• Researchers at Grünenthal also discovered that
thalidomide could relieve morning sickness in
pregnant women, which the drug was then
marketed for in 1957 under the name Contergan.
• In the United Kingdom, the drug was licensed in
1958. However, thalidomide was found to cause
deformity in children born to mothers who took the
drug and it was withdrawn in the UK during the
early 1960s.
• Thalidomide caused birth defects across more than
46 nations and affected over 10,000 babies. These
babies were born with missing or abnormal limbs,
feet or hands. Other defects included abnormal or
Penggolongan Obat Berdasarkan
Kelas Terapi
• Penggolongan berdasarkan kelas terapi
umumnya digunakan dalam buku –buku
seperti DOEN, formularium (daftar obat
yang digunakan Rumah Sakit), dan panduan
terapi.
• Contoh kelas terapi :
• a. Analgetik, antipiretik, antiinflamasi non
steroid
• b. Anestetik
• c. Antialergi

Anda mungkin juga menyukai