Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS SEDIAAN OBAT

DRA. BINA LOHITA SARI, M.PD., M.FARM., APT.


ASO

Kf kuantitatif kimor
farmakologi

Mempelajari analisis obat dalam matriks biologis


(ADMB)

Jumlahnya sedikit

Perlu metode analisis yang spesifik dan sensitif


METODE ADMB
(ANALISIS OBAT DALAM MATRIKS BIOLOGI)
Bioavailability
(Ketersediaan Hayati Obat)
Pengembangan Obat Baru
Farmakokinetika
Berperan penting
Dalam Bidang:
TDM (Therapeutic Drug
Monitoring)
Toksikologi
Forensik
Penyalahgunaan Obat
PENDAHULUAN
Matriks
Biologis
Padatan:
Jaringan hati, ginjal, otak, tulang, rambut,
paru-paru, empedu dan jantung
Campuran/Suspensi (paling banyak
digunakan untuk analisis):
Cairan dan padatan -> plasma, serum,
darah total, feses.
Cairan:
Urin, cerebrospinal, keringat, air mata,
empedu, air susu, saliva.

Cairan biologis umumnya bukan merupakan campuran sederhana,


tapi sangat kompleks dan mengandung banyak komponen endogen.
Darah
Total
Terdiri dari
cairan
jernih yang
mengandu
ng:
Serum adalah plasma darah tanpa faktor2 pembekuan
darah dan tanpa fibrinogen.

Serum didapat dgn cara membiarkan darah dalam tabung


reaksi (tanpa antikoagulan) membeku dan kemudian
disetrifus dgn kecepatan tinggi untuk mengendapkan
semua sel-selnya. Cairan diatasnya disebut serum)
􀂄

PLASMA DARAH
􀂾90% -air
􀂾10% -albumin, globulin, fibrinogen, enzim, hormon,
glukosa, asam amino, lipid, vitamin, o 2, co 2, elektrolit,
urea dll
Plasma adalah suatu cairan kompleks yang berfungsi
sebagai medium transportasi untuk zat-zat yang
diangkut dalam darah. Konstituen plasma antara lain air,
elektrolit, nutrien, zat sisa, gas, hormon, dan protein
plasma
Protein plasma
􀂄kadar protein total dalam plasma 7—7,5 g/dl
􀂄mengandung protein sederhana dan protein terkonjugasi
seperti glikoprotein, lipoprotein
Macam-macam protein plasma:
albumin:
􀂾larut dlm air , larutan garam encer dan sedang
􀂾tidak larut (mengendap) dalam ammonium sulfat jenuh
atau larutan garam yg sangat pekat lainnya
􀂄
globulin :
􀂾tidak larut dalam air
􀂾larut dlm lar. garam encer 2-10 g/100 ml ~ 0,6m
􀂾tak larut dalam larutan garam pekat 12-60 g/100ml ~ 0,9 –
4,5 m
􀂾
Fibrinogen
􀂾mengendap dgn ammonium sulfat ½jenuh
􀂾dan mengendap dgn Na2SO4 0,75 m (globulin larut)
ANTIKOAGULAN:
Bahan yang dapat mencegah pembekuan darah
Contoh:
Garam EDTA (tripotassium EDTA/K3EDTA), heparin, asam
sitrat, NaF dan asam oksalat.
Bekerja dgn cara membentuk kompleks dengan ion ca2+
mengikat calcium darah. Asam sitrat dipakai utk keperluan
transfusi darah.
Darah harus diperlakukan hati-hati karena dapat terjadi
hemolisis. Sel darah dapat lisis oleh:
Pemanasan, pembekuan dan perlakuan mekanik
(pengadukan dan pengocokan).
Yang paling utama adalah kekuatan ion dari cairan
disekitarnya. Misalnya:
Diencerkan dgn air  osmosis  sel darah
menggelembung dan pecah. Maka digunakanlah NaCl
fisiologis (saline).
Contoh:
Tetrasiklin  berikatan dengan protein (membentuk
konjugat) dan ion logam (membentuk khelat)  sulit
diekstraksi dari matriks biologi.

Maka untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi


dilakukan:

1. Mendenaturasi protein  pereaksi pengendap


protein (EDTA), asam sitrat, suksinat, oksalat, atau
asam trikloroasetat.

2. Ekstraksi fase padat C18 sebagai proses


ekstraksi lanjutan.
PENGAMBILAN
SAMPEL DARAH
Diambil dari venipuncture (vena)
Alat : syringe / vacutainer apparatus /
kateter vena
Volume sesuai kebutuhan biasanya 5 –
15 mL
Mula-mula bagian atas lengan diikat 
diolekan antiseptik pengambilan
sampel darah dengan hati-hati
PENANGANAN
SAMPEL DARAH
Sampel darah jangan dikocok karena bisa
terjadi hemolisis
darah yang dianalisis dapat berupa : darah
total, serum, plasma, fraksi bebas protein
jika obat yang akan dianalisis peka
terhadap degradasi enzim, maka segera
didinginkan.
SAMPEL SERUM DARAH
Darah utuh didiamkan ± 30 menit , karena
akan menggumpal
disentrifuge
diambil cairan bening
Sampel plasma
Darah utuh + antikoagulan
disentrifuge, untuk menghindari

penggumpalan
diambil cairan bening
Penggunaan plasma untuk analisis lebih
sering dipakai karena jumlah obat lebih
banyak (bebas & terikat protein plasma).
PENGAMBILAN SAMPEL URIN
Untuk studi obat atau
metabolitnya melalui
ginjal Mudah dilakukan
Umumnya tidak
mengandung lipid dan
protein, mudah
diekstraksi menggunakan
pelarut organik.
Pengawet untuk penyimpanan sampel biologis:
Natrium azida atau natrium fluorida
PROSES EKSTRAKSI DALAM MATRIKS
BIOLOGIS
Ekstraksi cair-cair
Ekstraksi Padat Cair (Solid phase extraction/
SPE):
fase diam atau penjerap dikemas dalam
cartridge

Proses ekstraksi yang dilakukan dengan melewatkan larutan


sampel melalui suatu lapisan partikel penjerap, analit yang
diinginkan akan berpindah dari larutan sampel dan
terkonsentrasi pada lapisan penjerap. Analit kemudian
dipindahkan dari penjerap dengan penambahan pelarut
pengelusi. Metode ekstraksi ini biasanya dipakai untuk
mengekstraksi analit dalam matriks yang kompleks seperti
urin, darah, dan jaringan otot .
PELARUT UNTUK
EKSTRAKSI
PELARUT MANFAAT KEKURANGAN
Akuadest Melartkan relatif baik, tidak merusak Derajat ionisasinya tinggi, tidak
jaringan, pH mendekati 7.0 merusak enzim pengganggu
Asam Melarutkan relatif baik, mampu Tidak baik untuk senyawa yang
lemah (< mendenaturasi enzyme, pH akhir < sensitif terhadap asam
0.5 N) 7.0, meminimalkan terjadinya busa
Asam kuat Melarutkan dengan baik, denaturasi Bisa terjadi agregasi, tidak sesuai
(> 0.5 N) semua enzyme dan protein, pHakhir untuk senyawa yang sensitif asam,
< 4.0 dapat merusak jaringan
Basa lemah Melarutkan relatif baik, Tidak sesuai untuk senyawa yang
(< 0.5 N) mendenaturasi beberapa enzyme, sensitif terhadap basa, dapat
pH akhir > 7.0 mengakibatkan berbusa (foaming)
Basa kuat Melarutkan relatif baik, Bisa terjadi agregasi, tidak sesuai
(> 0.5 N) mendenaturasi semua enzyme dan untuk yang sensitif basa, dapat
protein, pH akhir > 10.0 merusak jaringan, mengakibatkan
busa yang lebih kuat
matriks
mengandung Pembilasan Pengelusian
analit

penyerap

analit

silica : Florisil, polyamida dan aluminium


oxida
Upaya untuk meminimalkan kesalahan yang
disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan
(matriks) sampel dan standar maka dilakukan:
1. Metode Adisi Standar (Spiking methode)
2. Metode Internal Standar
Pemanfaatan teknik adisi standar sangat
membantu terutama untuk analisa senyawa yang
kadarnya kecil.
Sejumlah volume dari sampel dipindahkan ke dalam
beberapa labu ukur. Satu larutan sampel tidak ditambah
dengan larutan standar, kemudian larutan yang lain
ditambahkan sejumlah larutan standar sehingga diperoleh
serangkaian konsentrasi larutan standar. Kemudian larutan
tersebut diukur, dan hasilnya dibuat grafik absorbansi vs
konsentrasi standar yang ditambahkan.
3. Metod Eksternal Standar
Grafik Penentuan Kadar dalam Metode Adisi Standar
Sumbu X merupakan konsentrasi standar yang ditambahkan.
Sumbu Y nilai absorbansi.

Titik potong pada sumbu X (Ekstrapolasi garis pada sumbu X)


 mensubstitusikan nilai Y = 0 pada persamaan regresi) ~
dengan konsentrasi analit (concentration of unknown) yang
terkandung dalam larutan sampel yang diukur .

Berdasarkan hukum Beer akan berlaku hal – hal berikut:

Anda mungkin juga menyukai