SEBAGAI
SISTEM BUFFER
KELOMPOK 3
Dewi Setyaningrum (6511420003)
Fidhia Tanaffasa Shafira (6511420021)
Meline Eka Suciana 6511420018
Anida Salsabila (6511420051)
Salsabila Azzahra (6511420055)
Plasma Darah
Plasma darah adalah komponen darah
berbentuk cairan berwarna kuning yang
menjadi medium sel-sel darah, di mana
sel darah ditutup.
55% dari jumlah/volume darah
merupakan plasma darah.
Sifat fisik Plasma Darah
• Plasma darah tidak mengandung sel darah dan berbentuk
cairan
• Warna Plasma Darah
Tergantung dengan species, jumlah, dan jenis makanan
Pada umumnya plasma darah berwarna : Kuning atau
Kuning ringan
• Plasma pada hewan : Kucing, Anjing, Domba, dan
Kambing berwarna kuning transparant
• Dalam jumlah banyak Kuning Gelap : Kuda, Sapi
• Warna kuning ini tergantung dari pigmen bilirubin,
karotin, dll.
Fungsi Plasma Darah bagi Tubuh :
Koagulasi (pembekuan darah).
Sebagai Pertahanan tubuh.
Pemeliharaan tekanan osmotik.
Pengangkutan nutrisi.
Pengaturan keseimbangan asam-basa.
Pengaturan suhu tubuh. .
Peran dalam tingkat sedimentasi eritrosit atau erythrocyte sedimentation
rate (ESR).
Komponen Plasma Darah
Di dalam tubuh, ada sekitar 50% - 60% plasma darah. Plasma darah terdiri atas berbagai jenis protein, bahan pembeku
darah, hormon, dan berbagai jenis garam. Plasma darah tersusun atas sekitar 90% air dan 10% larutan lain. Komponen di
plasma darah terdiri atas komponen anorganik, metabolit organik dan hasil-hasil buangan, serta protein-protein plasma.
3. Garam-garam (ion-ion), seperti natrium, kalium, kalsium, Menyeimbangkan tekanan osmosis, mempertahankan pH
magnesium, klorida, dan bikarbonat (buffer), fungsi saraf dan otot, serta mengatur permeabilitas
membran sel.
4. Nutrien, seperti glukosa, asam amino, dan asam lemah Digunakan oleh sel, makanan cadangan, atau diuraikan.
Buffer dalam darah termasuk buffer asam. Keseimbangan asam-basa dalam darah harus
dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecilpun dapat
memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
Mekanisme tubuh untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah :
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia. Ginjal
memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya
berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga pH bekerja
secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan, Penyangga pH yang
paling penting dalam darah menggunakan bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa)
berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih
banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah , maka akan dihasilkan lebih banyak
bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam
aliran darah , maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit
bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida.
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus
yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru
karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan). Pusat pernafasan di otak mengatur
jumlah karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman
pernafasan. Jika pernafasan meningkat, kadar karbondioksida darah menurun dan darah
menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan
darah menjadi lebih asam. Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat
pernafasan dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.Adanya kelainan pada
satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2
kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
Cara Kerja Sistem Buffer
Bikarbonat dalam Darah
Saat kita mengonsumsi makanan asam, secara kimiawi
akan banyak ion H+ yang masuk dalam tubuh.
Masuknya H+ membuat pH darah turun (asam).
Peningkatan konsentrasi H2CO3 dan konsentrasi CO2
terlarut dalam darah >> Peningkatan tekanan CO 2
fase gas di dalam paru-paru dan kelebihan CO 2 ini
dapat dikeluarkan dari tubuh.
Saat kita mengonsumsi makanan basa, akan
meningkatkan pH darah.
Jika terjadi penambahan OH- ke dalam plasma darah,
terjadi reaksi kebalikan : konsentrasi H+ menurun >>
Lebih banyak H2CO3 yang terpecah menjadi H+ dan
HCO3- >> Lebih banyak CO2 dari paru yang melarut
ke dalam plasma darah.
Pada saat darah harus menyerap kelebihan OH -, H2CO3 di
dalam darah akan terubah menjadi HCO 3- oleh reaksi
dengan OH-, secara cepat dikembalikan dari
tempatnya yang berlimpah di dalam fase gas CO 2
pada paru-paru. Gas ini melarut ke dalam darah
menjadi CO2 terlarut, yang seterusnya bergabung
dengan air membentuk H2CO3.
Sebaliknya, jika pH darah mengalami penurunan,
sebagian HCO3- dari buffer bereaksi dengan
kelebihan H+ membentuk H2CO3. Senyawa ini
berurai, menghasilkan CO2 terlarut, yang selanjutnya
dilepaskan sebagai CO2 (fase gas) di dalam paru-paru
dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh.
Ketika darah mengalir melalui sejumlah kapiler halus di
dalam paru-paru, sistem buffer bikarbonat segera
berada dalam keadaan hampir setimbang dengan CO 2
di dalam rongga udara pada paru-paru. Kerjasama di
antara sistem buffer bikarbonat dan aktivitas paru-
paru menghasilkan mekanisme yang sangat responsif
untuk mempertahankan pH darah supaya dalam
keadaan tetap.
ASIDOSIS
• Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu
sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah. Darah seseorang dinilai
terlalu asam bila pH kurang dari 7,35.
• Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan
karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau
pernafasan yang lambat. Kadar PaCO2 > 45 mm Hg
• Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Kadar HCO3 < 24mE g/L
ALKALOSIS
• Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu
sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah. Darah dengan nilai
pH lebih besar dari 7,45, dikategorikan terlalu basa.
• Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam
darah menjadi rendah. Kadar PaCO2 < 35 mm Hg
• Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat. Kadar HCO3 > 28 mE g/L
Cara Membaca
Hasil Lab Darah
Komponen Darah yang Diukur
1 2 3
Sel Darah Sel Darah Jumlah Variasi Ukuran
Putih Merah Sel Darah Merah
White Blood Cell Red Blood Cell Red blood cell
(WBC) (RBC) distribution width
(RDW)
Komponen Darah yang Diukur
4 5 6
7 8 9
1. Hemoglobin (Hgb) dalam batas normal, hemoglabin adalah sel darah yang berfungsi mengikat oksigen
ke seluruh tubuh
2. Hematocrite (Hct) atau persentasi hemoglobin dalam darah, termasuk normal
3. Sel darah merah (red blood cell/ RBC) termasuk normal
4. Mean corpuscular volume (MCV) atau ukuran rata-rata sel darah merah, termasuk normal
5. Mean corpuscular hemoglobin (MCH) atau jumlah rata-rata hemoglobin per sel darah merah, termasuk
normal
6. Mean cospuscular hemoglobin concentration (MCHC) ataujumlah rata-rata hemoglobin per volume sel
darah merah, termasuk normal
7. Sel darah putih (white blood cell/WBC), termasuk lebih dari normal
8. Platelet atau trombosit, termasuk normal
Conclusions
Dari pemeriksaan darah hanya dapat disimpulkan bahwa terdapat jumlah sel darah putih yang
lebih tinggi (leukositosis), yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri dalam tubuh, polisitemia
vera, leukemia, reaksi alergi berat, efek samping konsumsi obat-obatan.
Daftar Pustaka
Lehninger, A. L., 1982, Dasar-dasar Biokimia, Jlilid 3, Alih bahasa, Maggy Thenawijaya,
Erlangga, Jakarta.
Terima Kasih