Anda di halaman 1dari 57

D A R A H

Asep Iwan Purnawan


disampaikan pada MK Biokimia Gizi
Tingkat II Semester 3 D4 Gizi & Dietetika Jurusan Gizi
Poltekkes Bandung
Tahun Akademik 2020/2021
CAIRAN TUBUH

TUBUH

PADAT (40%) CAIRAN (60%)

CAIRAN CAIRAN

EKSTRASEL(20%) INTRASEL
(40%)

CAIRAN CAIRAN

INTRAVASKULAR (5%) INTERSTITIAL (15%)


FUNGSI DARAH
 Media transportasi
• gas terlarut (O2 & CO2),
• zat gizi dr usus,
• hormon,
• produk metabolik,
• produk lain (obat, racun)
 Hemostasis & Koagulasi
 Regulasi tingkat keasaman (pH) &
komposisi ion cairan interstitial.
FUNGSI DARAH
 Pemenuhan cairan pd lokasi cedera.
 Sistim pertahanan tubuh thd racun &
patogen.
 Mempertahankan suhu tubuh.
KAPILER

ARTERIOLE PREKAPILER POSTKAPILER

BELUM ADA STRUKTUR UMUM

-------------------------------------------------------------------------------------------------
ARTERIOLE VENULE

ARTERI KECIL VENA KECIL

ARTERI SEDANG VENA SEDANG

AORTA VENA BESAR

JANTUNG
KARAKTERISTIK DARAH
(WHOLE BLOOD)
Darah arteri maupun vena
Berat Jenis : 1.054 – 1.060
Berat Jenis Plasma : 1.024 – 1.028
Viskositas (kekentalan): 3-5 kali > AIR
Jumlah volume darah : 5-8 % BB
pH alkali, 7.35 – 7.45
Temperatur rata2 380 C
Volume : 5-6 L (pria) & 4-5 L (wanita)
KOMPOSISI DARAH
Plasma
Formed element
1. Sel Darah Merah (eritrosit)
2. Sel Darah Putih (leukosit)
3. Platelet / keping darah (trombosit)
Plasma + Sel Darah : Whole Blood
FORMED ELEMENTS
KOMPOSISI DARAH
KOMPOSISI DARAH

Perhatikan urutan komposisinya !


GAMBARAN DARAH
KOMPOSISI DARAH
PLASMA
Bagian yang tidak mengandung sel darah.
Warna :
o tergantung dari pigmen bilirubin,
karotin, dll.
o tergantung species, jumlah, jenis
makanan
o pd umumnya kuning muda transparan
(anjing, kucing, domba, kambing)
o kuning gelap; volume besar (kuda, sapi)
PLASMA
memiliki komposisi yang mirip dengan
cairan interstitial, karena adanya fluid
exchanged (pertukaran cairan) melalui
dinding kapiler.
Perbedaan yg mendasar antara keduanya:
1. Konsentrasi protein terlarut dalam
plasma lebih tinggi.
2. Level pertukaran gas respirasi pada
plasma lebih tinggi.
Komposisi Plasma Darah

Air 91-93%

Protein

Bahan organik
Bahan inorganik 7-9%
Enzim, hormon, vitamin, pigmen
Komposisi Plasma Darah
Protein plasma
Protein Utama
1. Albumin (57%)
 menjaga tekanan osmotik koloid
2. Globulin (40%)
 terdiri dari α1; α2; ß; & γ globulin.
 berperan dlm sistim kekebalan tubuh.
3. Fibrinogen (3%)
 mengandung faktor-faktor koagulasi
Semua bag protein plasma disintesis di Hati, kecuali γ
globulin disintesis di limfosit dan plasma sel.

Protein lain
Hormon Peptida (PRL, TSH, FSH, LH)
Komposisi Plasma Darah

Bahan organik
 NPN ( Non Protein Nitrogen ) : urea, asam, urat,
kreatin, kreatinin , asam amino, glutathion,
xanthine, hypoxanthin, glukosa, fosfolipid,
kolesterol, dll.

Bahan inorganik
 Ca, Mg, K, Na, Cl, Co, Fe, I , Cu, Zn, Mn, PO4,
SO4
Serum
cairan berwarna kuning supernatan yg
terdapat pd darah yg mengalami koagulasi

tidak mengandung :
◦ fibrinogen
◦ faktor koagulasi (f. II; f.V; f. VIII)
HEMATOPOEISIS
Tahap perkembangan 8 minggu I :
Embryonic yolk sac
Tahap perkembangan bulan 2-5 :
Hati dan Limpa
Setelah 5 bulan perkembangan :
Bone Marrow (sumsum tulang)
Dewasa : Sumsum tulang
Dalam sumsum tulang terdapat
PHSC = Pluripotent Haemotopoeitic Stem Cell

stem cell yg mampu membuat


keseluruhan sel darah
belum dapat diidentifikasi
merupakan cikal bakal keseluruhan darah.
HEMATOPOEISIS
SEL DARAH MERAH
Mengandung Hemoglobin
Jumlah sel/mL :
4.5-6.3 juta/mL (pria dewasa)
4.2-5.5 juta/mL (wanita dewasa)
Membran sel terdiri dari:
 protein (stromatin) 65%,
 lipid (sefalin, lesitin & kholesterol) 32%
 karbohidrat (glukosa)3%
KOMPOSISI SEL DARAH MERAH
 Air 62-72%

 Bahan padat
- Hemoglobin 95%
- protein, lemak, vitamin,
glukosa, enzim, mineral 5%
SEL DARAH MERAH
Fungsi :
- membawa Hb u/ transport gas pernafasan
transport O2  HbO2
CO2  Hb CO2
- buffer/penyangga
Struktur Sel Darah Merah
SEL DARAH MERAH
Morfologi
bentuk : cakram bikonkaf (bagian tepi lebih
tebal dari bg tengah)
 (diameter) : 7,5 m
tebal : 0,8- 1,9 m
luas : 120 -135 m2
volume : 85 mikron3

pada mamalia : tidak berinti


pada burung, reptil : berinti, bentuk elips
SEL DARAH MERAH

Volume
Pada spesies yang sama tergantung dari
umur, jenis kelamin & hormon
 Kuda : 8 – 11 juta/ mm3
 Anjing & Kucing : 6 - 8 juta/ mm 3
 Kambing & Domba : 10 - 12 juta/ mm 3
 Ayam : 2,5 – 3,2 juta/ mm3
 Manusia : 5 - 6 juta/ mm3
Eritrogenesis
Fase Organ produksi

Embrio Yolk sac


Trimester I

Trimester II Hati dibantu : limpa &


Kelenjar limfe

Trimester III Sumsum tulang:


Lahir- dewasa Vertebra, sternum,
costa,femur, tibia, dll
Eritrogenesis
Diatur oleh :
Eritropoeitin (EPO) = haemopoeitin
Diproduksi oleh : - ginjal 80-90 %
- hepar 10-20%
 Perangsang : -hipoksia, adrenalin,
prostaglandin
SEL DARAH MERAH

Masa Hidup
manusia : 4 bulan (120 hari)
anjing : 100 - 130 hari
kucing : 70 - 80 hari
kuda : 40 - 150 hari
ayam : 20 - 30 hari

Σ eritrosit dalam sirkulasi terbatas


SEL DARAH MERAH

Zat yang diperlukan proses Eritrogenesis


1. Zat Besi (Fe )  sintesa Hb

2. Asam Folat  pembentukan RNA

3. Vitamin B12  pendewasaan & pembelahan inti

4. Faktor intrisik  terdapat di lambung u/


penyerapan vit B12 dan asam folat.
Regulasi Eritrogenesis
Dipengaruhi oleh kemampuan fungsional
eritrosit utk membawa O2 ke jaringan
(bukan oleh konsentrasi eritrosit dlm darah)
Setiap keadaan yg menyebabkan  O2 yg
ditransport ke jaringan berkurang  me
kecepatan pembentukan eritrosit.
PRODUKSI SEL DARAH
Lahir  sampai tua
oleh sumsum tulang (1.5-3.5 Kg) dan
dibantu oleh hepar & limfa
< 21 thn sumsum tulang dr tulang besar
≥ 21 thn sumsum tulang dr tulang kecil
Sumsum tulang merah: produksi sel darah
Sumsum tulang kuning: produksi lemak
& pembuluh darah
REGULASI ERITROSIT
REGULASI ERITROSIT
Proeritroblast (hemasitoblast) (20 j) 
eritroblast basophilik (20 j) Hb mulai
dibentuk  eritroblast polikromatophilik
(25 j) eritroblast ortokromatophilik =
normoblast (30 j)  Hb selesai dibentuk 
retikulosit (sdm muda) (72 j)  sel darah
merah (120 hari) telah menjalankan tugas
sepanjang 700 mil
SEL DARAH PUTIH
Dibagi menjadi :
1. Granulosit
a. Neutrofil
b. Eosinofil
c. Basofil
2. Agranulosit
a. Monosit
b. Limfosit
PRODUKSI LEUKOSIT
SUMSUM TULANG
LIMFA & KEL. LIMFOID (KECUALI
LIMFOSIT)
FUNGSI LEUKOSIT
SISTIM PERTAHANAN TUBUH
(IMUNITAS)
1. Fagositosis
2. Membentuk Antibodi
KOMPOSISI LEUKOSIT
NEUTROFIL 62%
EOSINOFIL 2,3%
BASOFIL 0,4%
MONOSIT 5,3%
LIMFOSIT 30%

Σ LEUKOSIT : 5000 - 7000 /mm3


SEMUA BERINTI dan tidak mengandung
hemoglobin
KEPING DARAH
(PLATELET/TROMBOSIT)
 Berada dalam sirkulasi 9-12 hari
 Kadar Normal : 350.000/µL
 1/3 berada di limfa
 Berasal dari megakariosit
 Berperan dalam proses koagulasi
 Berkoloni setiap keluar dari pembuluh
darah atau ada luka
 Jumlah 150000 – 400000 sel/dL
KEPING DARAH
(PLATELET/TROMBOSIT)
Fungsi :
1. Transport zat-zat kimia penting dalam proses
pembekuan darah.
2. Perlindungan sementara dari kebocoran
pembuluh darah
3. Kontraksi aktif setelah terbentuknya bekuan
darah.
KEPING DARAH

Dlm sitoplasma tdpt pd :


1. Aktin – miosin , thrombosthenin
2. R. E. & Badan Golgi
3. Sintesis prostaglandin
4. Sistem Enzim & Mitokondria
5. Fibrin Stabilizing Factor
6. Growth Factor

Dlm Membran Sel tdpt pd :


- Lapisan Glikoprotein
- Fosfolipid
- Adenilat siklase
KEPING DARAH

Protrombin & Fibrinogen


- di bentuk di hati
- u/ protrombin  perlu vitamin K

Penyakit hati dan defisiensi vit K dapat


mengganggu pembentukan faktor-faktor
pembekuan darah dan menyebabkan
perdarahan.
PROSES PEMBEKUAN DARAH
LUKA Serotonin  vasokonstriksi
(penyempitan pembuluh drh pd daerah luka
Tromboplastin  protrombin  trombin
ion Ca 2+ & enzim trombokinase
Trombin  Fibrinogen  fibrin (benang2
anyaman)  proses pembekuan terjadi
MEKANISME KOAGULASI DARAH
Protrombin ekstrinsik
Ca2+ protrombin aktivator
intrinsik
Trombin

Fibrinogen Fibrin monomer


Ca2+
Fibrin Stabilizing Factor

Benang Fibrin
FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI
PEMBEKUAN (KOAGULASI)
1. SUHU  KAMAR, DINGIN, PANAS
2. PENGOCOKAN / PENGADUKAN
(SENTRIFUGASI)  PERLAHAN, DIDIAMKAN,
CEPAT
3. BENDA ASING  KACA, KACA + LILIN, KACA +
KAIN KASA (PEMBALUT LUKA)
4. KALSIFIKASI
5. HEPARIN (EKSTRAK HEPAR BABI)
6. HIRUDIN (KEL. LUDAH LINTAH) & PACETIN
7. GLUKOSA
8. BISA ULAR  RINGAN, SEDANG, BERAT
Hematokrit (HCt)

PCV (Packed Cell Volume)


 Banyaknya sel darah merah dalam persen (%)
 % sel darah merah dari seluruh jumlah darah (sel darah
putih & keping darah diabaikan krn jumlah sangat
sedikit)

 Pd hewan rata-rata : 45 %
 Laki-laki : 45-54%
 Perempuan : 37-47%
 Bayi baru lahir : 44-62%
 Bayi : 30-40%
 Anak : 31-43%
Hematokrit (HCt)
Pd pria : 47 + 7; berkisar antara 40 –
54,
Pd wanita : 42 + 5; berkisar antara 37 –
47
Contoh :
47 artinya sel darah merah 47%,
plasma darah : 100 % - 47 % = 53 %
Contoh kasus
Bila pada pria nilai hematokrit 54 % :
sel darah merah 54, plasma darah 46
darah menjadi terlalu kental 
mengganggu aliran darah (tidak lancar)
Pengenceran darah  obat aspirin (asam
salisilat) : aspilet & ascardia (generik)
ISTILAH
Isotonis:larutan fisiologis NaCl 0,9%
yang sama dgn cairan tbh atau darah
Hipotonis: larutan fisiologis lbh kecil
dari NaCl 0,9 % (0,8 %; 0,6 %; 0,3 %; 0,1
%)
Hipertonis: larutan fisiologis lbh besar
dari NaCl 0,9 % ( 1 %; 2 %)
Rouleaux : seldarah merah spt tumpukan
uang logam
Darah bila dimasukkan ke dalam larutan
hipotonis  membran akan mengembang
krn lar. hipotonis masuk ke dalam sel
darah merah  pecah di satu tempat 
Hb keluar  hemolisis

Darah bila dimasukkan ke dalam larutan


hipertonis  membran akan ditarik ke
segala arah  pecah di banyak tempat 
sel darah merah mengkerut  Hb keluar
 krenasis
PUSTAKA
1. Vander, A.J., J.H. Sherman, & D.S. Luciano; 1994,
Human Physiology; Edisi ke 6, Edisi Internasional,
McGraw Hill, Inc.
2. Carlson, N.R., 1994, Physiology of Behavior., Edisi ke
5; Allyn & Bacon, a division of Paramount Publishing
3. Ross, J.S. & K.J.W. Wilson; 2003,Foundations of
Anatomy & Physiology., Specially edition; Edinburg.
4. Tortora, G. J. & N. P. Anagnostakos, 1984, Principles
of Anatomy & Physiology, Edisi ke 4. Harper & Row
Publshers, New york.
5. Tharp, G.D. & D.A. Woodman, 2002; Experiments in
Physiology; edisi ke 8, Prentice Hall, Upper Saddle
River, New York.
PUSTAKA
6. Speroff, L & P. Darney, 2005., Pedoman Klinis
Kontrasepsi (a Clinical Guide for
contraception), Terjm. Sadikin, V. Penerbit
Buku Kedokteran.
7. Baziad, A & B. Affandi, 1997., Panduan Meno
pause & Terapi Hormon Pengganti. POGI &
PERMI.
8. E. Nieschlag H.M. Behre. 1990. Testosterone,
Action, Deficiency Substitution., Stada
Arzneimittel AG.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai