Anda di halaman 1dari 76

DARAH

Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi


Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor
DARAH
Suatu jaringan yang sangat spesial yang berada dalam
suatu sistem sirkulasi dan berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan jaringan tubuh dan sistem organ

FUNGSI DARAH
1.Transportasi :
• O2 dan CO2,
• bahan nutrien,
• sisa metabolisme,
• air,
• hormon
2.Pertahanan tubuh terhadap infiltrasi benda-benda
asing dan mikroorganisme
3.Hemostasis
Darah
 Volume darah 8% BB
 Komposisi darah :
 55 % Plasma
• Air : 90 %
• Protein Terlarut : 7-8 %
• Elektrolit :1%
• Bahan-bahan lain: 1-2 % (Nutrient : glukosa,
asam amino, lemak ; perantara metabolisme :
laktat, piruvat ; gas terlarut ; hormon)
 45 % Padatan (BDM, BDP dan Platelet)
KOMPOSISI DARAH
Fase Cair
1. Air (91% - 93%%) yang berfungsi
sebagai pelarut, pembawa sel-sel darah
dan komponen didalamnya, serta
sebagai pengatur panas tubuh
2. Elektrolit (Na+, K+, Ca2+,Mg2+, Cl-, HCO3-,
HPO42-, H2PO4-, H+) yang berfungsi
sebagai sistem penyangga (buffering)
3. Gas terlarut : O2 dan CO2
Fase Cair (…lanjutan)
4. Proteins Plasma (5% - 7%)
a. Albumin (yang larut dalam air).
Satu fraksi protein yang lebih kecil
sehingga lebih cepat bergerak, terdiri
dari 60% total plasma protein dan
mempertahankan tekanan osmotik
plasma
b. Globulin (larut dalam air garam)
Terdiri dari 3 fraksi yaitu : 2α,2β,1γ
c. Fibrinogen dan plasminogen
Fase Cair (…lanjutan)
Fungsi Protein Plasma
1. Sebagai protein pembawa (carrier
proteins)  transportasi zat-zat yang
diikat oleh protein seperti : zat-zat
nutrient, hormon, kolesterol, bilirubin
dan heme
2. Pengaturan pergerakan air diantara
intravaskuler dan ekstravaskuler
tekanan osmotik albumin
Hipoproteinemia mengakibatkan
oedema
Fase Cair (…lanjutan)
Fungsi Protein Plasma
3. Membantu dalam mempertahankan
tekanan darah
4. Mempengaruhi stabilitas suspensi
dari BDM
5. Membantu mengatur keseimbangan
asam-basa darah
Fase Cair (…lanjutan)
Fungsi Protein Plasma
6. Koagulasi ”plugging” kerusakan dalam
sistem sirkulasi  fraksi β globulin
(fibrinogen). Ketika plasma protein
melakukan pembekuan, fibrinogen 
polimer fibrin dan sisa cairan disebut :
SERUM
Untuk pencegahan pembentukan
“clotting” secara spontan dalam
pembuluh darah ada protein yang
merupakan faktor fibrinolisis 
Plasminogen (α2 Globulin)
Fase Cair (…lanjutan)
Fungsi Protein Plasma
7. Menyediakan antibodi /
Immunoglobulins  terutama γ
globulin
8. Berperan dalam proses peradangan
 ada bentuk inaktive protein yang
berespon terhadap proses
peradangan
Lain-lain :
kolesterol, glukosa, trigliserida, urea, kreatinin,
hormon dan vitamins
Fase Padat : (45%) fraksi sel : hematokrit atau
packed cell volume (+ antikoagulan), lebih berat
dari plasma
 Sel/Butir darah merah (lebih berat dari pd
sel darah putih) dibuat dalam sumsum
tulang secara mitosis dan differensiasi,
membawa hemoglobin

 Sel /Butir darah putih  dibuat dalam


sumsum tulang secara mitosis dan
differensiasi
– Granulosit (Netrofil, basofil dan
eosinofil)
– Agranulosit (Limfosit dan monosit)

Trombosit
BUTIR DARAH MERAH
(ERITROSIT)
BENTUK :
 Pada mamalia merupakan sel tidak
berinti, berbentuk cakram dan
bikonkaf
 Pada sub-mamalia merupakan sel

berinti
ASAL :
 Embrio mg-1 : bentuknya berinti dan
dihasilkan di kantung kuning telur
 Fetus : hati, limpa dan kelenjar getah
bening
 Setelah lahir : sumsum tulang

 (<5thn semua sumsum tulang; >5 thn


sumsum tulang pipih)
Pembentukan = penghancuran
Darah tidak dapat bergerak  masuk
ke sirkulasi : diapedesis
1-3 % BDM  retikulosit (BDM muda
yang masih mengandung inti)
KOMPOSISI :
BDM dewasa terdiri dari :
 62-72 % air
 35 % benda lain yang terdiri dari :

95 % hemoglobin
5 % terdiri atas : protein distroma
dan membran sel, fosfolipid
(lecithin, cephalin), cholesterol,
lemak, vitamin dan coenzym,
glukosa, enzym dan mineral
JUMLAH :
Faktor yang mempengaruhi:
 Umur,
 Jenis kelamin  (testosteron
meningkatkan eritropoiesis, estrogen
menurunkan)
 Latihan,
 Altitude
 Status gizi,
 Laktasi,
 Kehamilan,
 Dan lain-lain.
Jumlah rata-rata sel darah merah pada
berbagai hewan (x106)

Ayam 2,5 – 3,2


Burung Dara 3,5 – 4,5
Manusia 4 – 5 (F) 5 – 6 (M)
Kelinci 5,5 – 6,5
Kucing, Anjing,Sapi,Babi 6–8
Kuda 7 – 10 , 9 – 12
Domba 10 – 13
Kambing 13 - 14
TONISITAS :
Mempertahankan ukuran  lingkungan
yang mempunyai osmolaritas sama dengan
plasma darah  isotonis
Hipotonis : Hemolisa
Hipertonis : Krenasi

UMUR (Life Span) :


Panjang umur BDM pada manusia berkisar
antara 90 – 140 hari dengan rataan 120
hari
UMUR ERITROSIT PADA
BEBERAPA HEWAN
Manusia 120 hari

Anjing 124 hari

Babi 62 – 71 hari

Kelinci/Tikus 45 – 50 hari

Ayam 28 hari

Mencit 20 – 30 hari
HEMATOPOIESIS/ERITROPOIESIS :
Pembentukan darah atau sel-sel darah merah
Yang perlu ada pada pembentukan BDM :

1. Asam amino
2. Vitamin B-12 (cyanocobalamin) : untuk
pendewasaan BDM dan sintesa asam nukleat
3. Folic acid : pendewasaan BDM
4. Vitamin-vitamin seperti : pyridoxin, riboflavin,
asam pantotenat, thiamin, biotin, asam
askorbat
5. Mineral :
 Besi : pembentuk hemoglobin
 Tembaga : katalisator dalam pembentukan
hemoglobin
HEMATOPOIESIS/ERITROPOIESIS :
Pengaturan produksi BDM :
1. Hemorrhage (perdarahan)  anemik
2. Kerusakan sumsum tulang  hiperplasia
sumsum yang masih tinggal
3. Dataran tinggi = High altitudes (O2) hipoxia
4. Beberapa penyakit yang menurunkan blood
flow
5. Derajat aktivitas  anoxia jaringan 
kehabisan/pengurasan oksigen pada waktu
aktifitas fisik.
Sel-sel Awal Pembentuk Darah
Erythropoiesis
Tahapan Perkembangan BDM
1. Pronormoblast/
Proeritroblast/
Rubriblast.
Bentuk sel
masih besar,
berinti, memiliki
nukleolus dan
kromatin
Tahapan Perkembangan BDM

2. Basofilik
normoblast /
basofilik
eritroblast /
Prorubisit. Sudah
tidak memiliki
nukleolus, jumlah
HB sangat sedikit
Tahapan Perkembangan BDM
3. Polikromatofilik
normoblast /
eritroblast.
Bentuk sudah
menjadi lebih
kecil, Hb mulai
tampak pada
sitoplasma
(34%), RE
direabsorbsi
Tahapan Perkembangan BDM
4. Ortokromik
normoblast /
piknotik eritroblast.
Sudah tidak tampak
adanya pembelahan
sel.
Pada akhir tahap ini,
nukleus sudah mulai
hilang dipagositosis
oleh makrofag
sumsum tulang 
metarubrisit
Tahapan Perkembangan BDM
5. Retikulosit,
eritrosit yang
masih muda (1%
dari total BDM) 
+ 24 jam s/d 48
jam untuk menjadi
eritrosit. Dalam
proses
pematangan ini
ribosom dan
mitokondria
menghilang
Tahapan Perkembangan BDM
6. Eritrosit (sel
darah merah/
benda darah
merah).
BDM matang pada mamalia tidak
mempunyai inti, mitokondria atau
retikulum endoplasma  fungsinya
digantikan oleh enzim-enzim yang
terdapat dalam sitoplasma. Enzim
sitoplasmik akan berkurang
keaktifannya seiring dengan
bertambahnya umur  membran sel
rapuh.
NADPH BDM :
– Mempertahankan kelenturan
membran dan transport ion melalui
membran
– Mempertahankan besi Hb. Agar
tetap dalam bentuk fero (bentuk
feri akan menyebabkan
terbentuknya methemoglobin
(tidak dapat membawa O2)
– Mencegah oksidasi protein dalam
sel
PEMATANGAN SEL DARAH MERAH
 Membutuhkan Vit. B12 dan asam folat (utk
sintesa DNA yang berguna dlm
pematangan dan pembelahan inti)

 Defisiensi Vit.B12 dan asam folat sel-sel


eritroblastik pd sumsum tulang gagal
berproliferasi

 Penurunan absorbsi Vit.B12 karena atrofi


mukosa lambung  tidak ada sekresi
faktor intrinsik (glikoptotein) dari
lambung
Bentuk Sel Darah Merah :
 Mamalia : bikonkaf dan tidak berinti

 Unggas : lonjang dan berinti

 Bentuk sel dapat berubah ketika sel melewati


pembuluh kapiler tetapi eritrosit memiliki membran sel
yang kuat sehingga tidak akan pecah
Poikilosit
Bentuk BDM yang tidak normal

Faktor penyebab : genetik, lingkungan


(toksin dan radioaktiv), patologi
(infeksi organisme), iatrogenik (efek
samping pengobatan)
Poikilosit
 Pointed (teardrop) –myelofibrosis,
thalasemia, hemolitik anemia
 Sickle cell anemia – HbS

 Target – abnormal retikulosit,


thalasemia major
 Schistosit – hemolitik anemia,DIC
(Disseminated Intravascular
Coagulation)
 Acanthosit, Keratosit, Stoamtosit,
Echinosit
Hemoglobin (Hb.)

Pigmen eritrosit yg terdiri dari


protein kompleks terkonjugasi
yang mengandung zat besi 
dan ini memberi warna merah
pada sel darah merah
 Bagian protein hemoglobin
terdiri dari 2 rantai alpha yang
identik dan 2 rantai beta yang
identik
 Tiap rantai berikatan dengan 1
gugus heme. Ditengah-tengah
gugus heme terdapat 1 atom Fe
yang dapat berikatan dengan O2
Diagram Molekul Hemoglobin
STRUKTUR HEME
Pembentukan Hb
1. 2 suksinil-Ko A + 2 glisin  pirol
2. 4 pirol  protoporfirin IX
3. Protoporfirin + Fe2+  Heme (Berwarna
Merah)
4. Heme + polipeptida panjang  rantai Hb
α,β,γ,δ
5. 2 rantai α dan 2 rantai β  Hb.A (utk
dewasa),
Utk fetus terdiri dari :2 rantai α dan 2
rantai γ Hb.S
Deoxyhemoglobin : bila Fe tidak
mengikat O2, tetapi Fe tetap dalam
bentuk tereduksi (Fe2+), mampu
berikatan dengan O2 maupun CO2
tergantung konsentrasi

Methemoglobin : hemoglobindengan
Fe dalam bentuk teroksidasi (Fe3+),
tidak dapat berikatan dengan O2
sehingga tidak berpartisipasi dalam
transportasi O2
Carboxyhemoglobin : suatu bentuk
abnormal lain dari hemoglobin dimana
Fe dalam bentuk tereduksi dan
berikatan dengan CO (Carbon
monoksida)
Oxyhemoglobin

Deoxyhemoglobin Hb Methemoglobin

Carboxyhemoglobin
Oxyhemoglobin (normal)
Hb.dgn Fe tereduksi
Mengikat O2

Deoxyhemoglobin Methemoglobin
Hb. dgn Fe tereduksi Hb. Hb.dgn Fe teroksidasi
Tidak mengikat O2 Tidak mengikat O2

Carboxyhemoglobin
Hb.dgn Fe tereduksi
Mengikat CO
Pembentukan Hb ada
pada sumsum tulang

Bila terjadi penurunan


sintesa  kadar Hb turun
volume sel darah merah
turun
Fungsi Sel Darah Merah
 Sebagai transport oksigen dan
nutrisi jaringan
 98,5% Oksigen dalam darah
berada dalam bentuk terikat
dengan Hb yang berada dalam
eritrosit  Oxygenated
hemoglobin (HbO2).
 1,5% oksigen sisanya berada
dalam bentuk terlarut.
Fungsi Sel Darah Merah
Kemampuan sel darah merah
dalam mentransport O2 tergantung
dari jumlah Hb yang ada dalam
darah dan karakteristrik kimia dari
Hb tersebut. Beberapa zat seperti
toksin (monoksida dan nitrate)
dapat menghambat ikatan antara
Hb dan Oksigen
Transport O2 dan CO2 dalam sirkulasi
1. Secara langsung melibatkan BDM melalui
pembentukan HbO. dan HbCO2  BDM
mendistribusi sebanyak 98% O2 dari tr.respiratori
dan membawa sebanyak 15 – 25% CO2 ke
tr.respiratori
2. Secara tidak langsung BDM terlibat karena
tingginya enzim Carbonic Anhydrase  CO2
diubah menjadi Asam Karbonat  sebanyak 70
% CO2 dibawa ke tr. respiratori
3. Tidak melibatkan BDM  sebanyak 2 % O2 dan 7
% CO2 yang ditukarkan langsung melalui darah
tanpa BDM
Kurva Disosiasi Oksihemoglobin
 Kemampuan Hb (afinitas) mengikat O2 sampai
titik jenuh
 Dapat terganggu  pergeseran kurva disosiasi
• Pergeseran ke kanan: afinitas Hb thd O2
menurun (lebih sulit mengikat O2) 
peningkatan tekanan parsial O2, tapi O2 mdh
lepas. Contoh: selama latihan, shock
hemorrhagi atau peningkatan suhu tubuh, ion
hidrogen, 2,3- diphosphoglycerate
(bisphosphoglycerate) atau konsentrasi karbon
dioksida ( efek Bohr )
• Pergeseran ke kiri: afinitas meningkat, O2
tdk mdh lepas.
Faktor yang mempengaruhi afinitas Hb thd O2

right shift
left shift (high
(low affinity
affinity for O2)
for O2)
Temperature decrease increase
2.3-BPG decrease increase
p(CO2) decrease increase
pH increase decrease
(Bohr effect) (alkalosis) (acidosis)
type of fetal adult
hemoglobin hemoglobin hemoglobin
Faktor yang mempengaruhi afinitas Hb thd O2

 pH plasma dan sitoplasma BDM : 7,4


– Penurunan pH  jumlah O2 terikat Hb 
– Peningkatan pH  jumlah O2 terikat Hb 
 Pada “working muscle” otot memerlukan
jumlah O2 banyak, sehingga O2 terikat Hb 
pada otot yang aktif akan menghasilkan
asam laktat  pH turun  Hb akan banyak
melepaskan O2

 BOHR EFEK :
 Efek perubahan pH pada “oxygen-carrying
capacity” dari Hb
Faktor yang mempengaruhi
afinitas Hb thd O2
 Variasi konsentrasi ion hidrogen
Penurunan pH menggeser kurva ke kanan,
peningkatan pH menggeser ke kiri (ion H+ dan O2
bersaing untuk mengikat molekul hemoglobin) efek
Bohr
 Karbondioksida,

mempengaruhi melalui dua cara: 1) pH intraseluler


( efek Bohr ) dan 2) terbentuknya senyawa
karbamino, yang mengikat hemoglobin membentuk
carbaminohemoglobin. Sebagian besar isi CO2 ( 80-90
% ) diangkut sebagai ion bikarbonat . Pembentukan
ion bikarbonat akan merilis proton ke plasma . Oleh
karena itu , kandungan CO2 tinggi menciptakan
asidosis pernapasan dan menggeser kurva disosiasi
oksigen - hemoglobin ke kanan .
Faktor yang mempengaruhi afinitas
Hb thd O2
2. 2,3 – BPG (Biphosphoglycerate)
Ditemukan sangat banyak dalam BDM sebagai
produk Glikolisis melalui mekanisme Embden-
Meyerhof.
 Peningkatan 2,3 – BPG menurunkan afinitas
O2 + Hb. 2,3- BPG kemungkinan mekanisme
adaptif penting, karena peningkatan produksi
untuk beberapa kondisi dengan adanya jaringan
perifer berkurang ketersediaan O2 , seperti
hipoksemia , penyakit paru-paru kronis ,
anemia , dan gagal jantung kongestif
Konsentrasi 2,3 – BPG
 akan turun pada pH rendah menghambat
Glikolisis
 akan meningkat karena GH, tiroid, androgen
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
IKATAN O2
3. Temperatur
 Peningkatan suhu akan melemahkan dan
denaturasi ikatan oksigen dan hemoglobin yang
pada gilirannya menurunkan konsentrasi
oksihemoglobin tersebut Peningkatan suhu akan
menurunkan afinitas Hb. untuk berikatan dengan
O2
 Pada “working muscle”: Suhu Tubuh akan
meningkat sehingga afinitas Hb. terhadap
oksigen menurun.
NASIB BDM :
BDM yang tua dan lama akan dipecah oleh
RES (Reticulo Endothelial System)

Yang termasuk RES :


 Sel-sel Kupffer pada hati
 Sel tertentu pada limpa
 Sel-sel tertentu pada sumsum tulang
dan kelenjar getah bening
NASIB BDM:
BDM tua  rapuh, dinding pecah, sistim RES
bekerja dan akan memecah HB :
 Pigmen yang mengandung zat besi
(Hemosiderin)
 Pigmen empedu (Bilirubin dan Biliverdin)

Sumsum tulang akan menggunakan


kelebihan zat besi untuk membentuk
BDM baru
Pemecahan Molekul Hb
Polisitemia : keadaan abnormal dari tingginya
nilai hematokrit  banyak sel dalam
darah  viskositas bertambah.
Oksigen yang diangkut oleh penderita polisitemia
dapat > 20 mL O2 per dL darah

Peningkatan Viskositas 
1. Aliran lambat sehingga sejumlah Hb mengalami
deoksigenasi  agak kebiruan (sianotik)
2. kesulitan jantung memompa darah kerja
keras jantung  gagal jantung
ANEMIA
Morfologi  ukuran sel dan konstentrasi Hb
Etiologi  karena penyakit
Kekurangan BDM :
 Hilangnya darah terlalu cepat
 Lambatnya produksi sel

Anemia akibat kehilangan darah


– Jumlah BDM turun  bila kronis akan
terjadi penurunan absorbsi besi dari usus
halus Hb turun : Anemia hipokromik
mikrositik
Anemia Aplastik
– Aplasia sumsum tulang karena radiasi sinar γ
dan sinar X yang berlebihan sehingga
sumsum tulang rusak

Anemia Megaloblastik
– Atrofi mukosa lambung  anemia pernisiosa
– Gastrektomi,Sariawan usus (intestinal sprue)

Anemia Hemolitik
– Sel darah merah rapuh dan mudah pecah.
– Sferositosis : sel-sel kecil  sel sabit
– Hb.nya abnormal yaitu Hb.S
Anemia
Parameter Perhitungan BDM

No. Parameter Satuan


Perhitungan
1. Jumlah BDM Butir/mm3

2. Hematokrit (PCV) %

3. Kadar Hb gr/dl, gr %
Hematokrit = Packed Cell Volume (PCV)
Prosentase sel darah merah di dalam 100 ml darah
1. Mean Corpuscular Volume (MCV)

MCV = PCV X 10
Jumlah BDM (dalam juta/mm3)

2. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)

MCH = Hb dalam gr % X 10
Jumlah BDM (dalam juta/mm3)

3. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration

MCHC = Hb dalam gr % X 10
PCV
Arti MCV dan MCHC
No. MCV MCHC Jenis Anemia Penyebab

1. Tinggi Normal Makrositik Kekurangan-


B12

2. Normal Normal Normositik- Kehilangan


normokhromik darah, hemlisis
darah, aplastik
anemia

3. Rendah Rendah Mikrositik- Kekurangan Fe


hipokhromik
Hewan MCV MCH MCHC
Kucing 51-63 13-17 32-34
Anjing 59-69 20-24 30-35
Babi 53-96 16-31 28-35
Domba 35 10-14 27-36
Kambing 16-19 7-8 32-35
Sapi 46-58 15-20 32-39
Kuda 42-52 13-18 33-34
Ayam 115-125 25-27 21-23

Anda mungkin juga menyukai