FUNGSI DARAH
1.Transportasi :
• O2 dan CO2,
• bahan nutrien,
• sisa metabolisme,
• air,
• hormon
2.Pertahanan tubuh terhadap infiltrasi benda-benda
asing dan mikroorganisme
3.Hemostasis
Darah
Volume darah 8% BB
Komposisi darah :
55 % Plasma
• Air : 90 %
• Protein Terlarut : 7-8 %
• Elektrolit :1%
• Bahan-bahan lain: 1-2 % (Nutrient : glukosa,
asam amino, lemak ; perantara metabolisme :
laktat, piruvat ; gas terlarut ; hormon)
45 % Padatan (BDM, BDP dan Platelet)
KOMPOSISI DARAH
Fase Cair
1. Air (91% - 93%%) yang berfungsi
sebagai pelarut, pembawa sel-sel darah
dan komponen didalamnya, serta
sebagai pengatur panas tubuh
2. Elektrolit (Na+, K+, Ca2+,Mg2+, Cl-, HCO3-,
HPO42-, H2PO4-, H+) yang berfungsi
sebagai sistem penyangga (buffering)
3. Gas terlarut : O2 dan CO2
Fase Cair (…lanjutan)
4. Proteins Plasma (5% - 7%)
a. Albumin (yang larut dalam air).
Satu fraksi protein yang lebih kecil
sehingga lebih cepat bergerak, terdiri
dari 60% total plasma protein dan
mempertahankan tekanan osmotik
plasma
b. Globulin (larut dalam air garam)
Terdiri dari 3 fraksi yaitu : 2α,2β,1γ
c. Fibrinogen dan plasminogen
Fase Cair (…lanjutan)
Fungsi Protein Plasma
1. Sebagai protein pembawa (carrier
proteins) transportasi zat-zat yang
diikat oleh protein seperti : zat-zat
nutrient, hormon, kolesterol, bilirubin
dan heme
2. Pengaturan pergerakan air diantara
intravaskuler dan ekstravaskuler
tekanan osmotik albumin
Hipoproteinemia mengakibatkan
oedema
Fase Cair (…lanjutan)
Fungsi Protein Plasma
3. Membantu dalam mempertahankan
tekanan darah
4. Mempengaruhi stabilitas suspensi
dari BDM
5. Membantu mengatur keseimbangan
asam-basa darah
Fase Cair (…lanjutan)
Fungsi Protein Plasma
6. Koagulasi ”plugging” kerusakan dalam
sistem sirkulasi fraksi β globulin
(fibrinogen). Ketika plasma protein
melakukan pembekuan, fibrinogen
polimer fibrin dan sisa cairan disebut :
SERUM
Untuk pencegahan pembentukan
“clotting” secara spontan dalam
pembuluh darah ada protein yang
merupakan faktor fibrinolisis
Plasminogen (α2 Globulin)
Fase Cair (…lanjutan)
Fungsi Protein Plasma
7. Menyediakan antibodi /
Immunoglobulins terutama γ
globulin
8. Berperan dalam proses peradangan
ada bentuk inaktive protein yang
berespon terhadap proses
peradangan
Lain-lain :
kolesterol, glukosa, trigliserida, urea, kreatinin,
hormon dan vitamins
Fase Padat : (45%) fraksi sel : hematokrit atau
packed cell volume (+ antikoagulan), lebih berat
dari plasma
Sel/Butir darah merah (lebih berat dari pd
sel darah putih) dibuat dalam sumsum
tulang secara mitosis dan differensiasi,
membawa hemoglobin
Trombosit
BUTIR DARAH MERAH
(ERITROSIT)
BENTUK :
Pada mamalia merupakan sel tidak
berinti, berbentuk cakram dan
bikonkaf
Pada sub-mamalia merupakan sel
berinti
ASAL :
Embrio mg-1 : bentuknya berinti dan
dihasilkan di kantung kuning telur
Fetus : hati, limpa dan kelenjar getah
bening
Setelah lahir : sumsum tulang
95 % hemoglobin
5 % terdiri atas : protein distroma
dan membran sel, fosfolipid
(lecithin, cephalin), cholesterol,
lemak, vitamin dan coenzym,
glukosa, enzym dan mineral
JUMLAH :
Faktor yang mempengaruhi:
Umur,
Jenis kelamin (testosteron
meningkatkan eritropoiesis, estrogen
menurunkan)
Latihan,
Altitude
Status gizi,
Laktasi,
Kehamilan,
Dan lain-lain.
Jumlah rata-rata sel darah merah pada
berbagai hewan (x106)
Babi 62 – 71 hari
Kelinci/Tikus 45 – 50 hari
Ayam 28 hari
Mencit 20 – 30 hari
HEMATOPOIESIS/ERITROPOIESIS :
Pembentukan darah atau sel-sel darah merah
Yang perlu ada pada pembentukan BDM :
1. Asam amino
2. Vitamin B-12 (cyanocobalamin) : untuk
pendewasaan BDM dan sintesa asam nukleat
3. Folic acid : pendewasaan BDM
4. Vitamin-vitamin seperti : pyridoxin, riboflavin,
asam pantotenat, thiamin, biotin, asam
askorbat
5. Mineral :
Besi : pembentuk hemoglobin
Tembaga : katalisator dalam pembentukan
hemoglobin
HEMATOPOIESIS/ERITROPOIESIS :
Pengaturan produksi BDM :
1. Hemorrhage (perdarahan) anemik
2. Kerusakan sumsum tulang hiperplasia
sumsum yang masih tinggal
3. Dataran tinggi = High altitudes (O2) hipoxia
4. Beberapa penyakit yang menurunkan blood
flow
5. Derajat aktivitas anoxia jaringan
kehabisan/pengurasan oksigen pada waktu
aktifitas fisik.
Sel-sel Awal Pembentuk Darah
Erythropoiesis
Tahapan Perkembangan BDM
1. Pronormoblast/
Proeritroblast/
Rubriblast.
Bentuk sel
masih besar,
berinti, memiliki
nukleolus dan
kromatin
Tahapan Perkembangan BDM
2. Basofilik
normoblast /
basofilik
eritroblast /
Prorubisit. Sudah
tidak memiliki
nukleolus, jumlah
HB sangat sedikit
Tahapan Perkembangan BDM
3. Polikromatofilik
normoblast /
eritroblast.
Bentuk sudah
menjadi lebih
kecil, Hb mulai
tampak pada
sitoplasma
(34%), RE
direabsorbsi
Tahapan Perkembangan BDM
4. Ortokromik
normoblast /
piknotik eritroblast.
Sudah tidak tampak
adanya pembelahan
sel.
Pada akhir tahap ini,
nukleus sudah mulai
hilang dipagositosis
oleh makrofag
sumsum tulang
metarubrisit
Tahapan Perkembangan BDM
5. Retikulosit,
eritrosit yang
masih muda (1%
dari total BDM)
+ 24 jam s/d 48
jam untuk menjadi
eritrosit. Dalam
proses
pematangan ini
ribosom dan
mitokondria
menghilang
Tahapan Perkembangan BDM
6. Eritrosit (sel
darah merah/
benda darah
merah).
BDM matang pada mamalia tidak
mempunyai inti, mitokondria atau
retikulum endoplasma fungsinya
digantikan oleh enzim-enzim yang
terdapat dalam sitoplasma. Enzim
sitoplasmik akan berkurang
keaktifannya seiring dengan
bertambahnya umur membran sel
rapuh.
NADPH BDM :
– Mempertahankan kelenturan
membran dan transport ion melalui
membran
– Mempertahankan besi Hb. Agar
tetap dalam bentuk fero (bentuk
feri akan menyebabkan
terbentuknya methemoglobin
(tidak dapat membawa O2)
– Mencegah oksidasi protein dalam
sel
PEMATANGAN SEL DARAH MERAH
Membutuhkan Vit. B12 dan asam folat (utk
sintesa DNA yang berguna dlm
pematangan dan pembelahan inti)
Methemoglobin : hemoglobindengan
Fe dalam bentuk teroksidasi (Fe3+),
tidak dapat berikatan dengan O2
sehingga tidak berpartisipasi dalam
transportasi O2
Carboxyhemoglobin : suatu bentuk
abnormal lain dari hemoglobin dimana
Fe dalam bentuk tereduksi dan
berikatan dengan CO (Carbon
monoksida)
Oxyhemoglobin
Deoxyhemoglobin Hb Methemoglobin
Carboxyhemoglobin
Oxyhemoglobin (normal)
Hb.dgn Fe tereduksi
Mengikat O2
Deoxyhemoglobin Methemoglobin
Hb. dgn Fe tereduksi Hb. Hb.dgn Fe teroksidasi
Tidak mengikat O2 Tidak mengikat O2
Carboxyhemoglobin
Hb.dgn Fe tereduksi
Mengikat CO
Pembentukan Hb ada
pada sumsum tulang
right shift
left shift (high
(low affinity
affinity for O2)
for O2)
Temperature decrease increase
2.3-BPG decrease increase
p(CO2) decrease increase
pH increase decrease
(Bohr effect) (alkalosis) (acidosis)
type of fetal adult
hemoglobin hemoglobin hemoglobin
Faktor yang mempengaruhi afinitas Hb thd O2
BOHR EFEK :
Efek perubahan pH pada “oxygen-carrying
capacity” dari Hb
Faktor yang mempengaruhi
afinitas Hb thd O2
Variasi konsentrasi ion hidrogen
Penurunan pH menggeser kurva ke kanan,
peningkatan pH menggeser ke kiri (ion H+ dan O2
bersaing untuk mengikat molekul hemoglobin) efek
Bohr
Karbondioksida,
Peningkatan Viskositas
1. Aliran lambat sehingga sejumlah Hb mengalami
deoksigenasi agak kebiruan (sianotik)
2. kesulitan jantung memompa darah kerja
keras jantung gagal jantung
ANEMIA
Morfologi ukuran sel dan konstentrasi Hb
Etiologi karena penyakit
Kekurangan BDM :
Hilangnya darah terlalu cepat
Lambatnya produksi sel
Anemia Megaloblastik
– Atrofi mukosa lambung anemia pernisiosa
– Gastrektomi,Sariawan usus (intestinal sprue)
Anemia Hemolitik
– Sel darah merah rapuh dan mudah pecah.
– Sferositosis : sel-sel kecil sel sabit
– Hb.nya abnormal yaitu Hb.S
Anemia
Parameter Perhitungan BDM
2. Hematokrit (PCV) %
3. Kadar Hb gr/dl, gr %
Hematokrit = Packed Cell Volume (PCV)
Prosentase sel darah merah di dalam 100 ml darah
1. Mean Corpuscular Volume (MCV)
MCV = PCV X 10
Jumlah BDM (dalam juta/mm3)
MCH = Hb dalam gr % X 10
Jumlah BDM (dalam juta/mm3)
MCHC = Hb dalam gr % X 10
PCV
Arti MCV dan MCHC
No. MCV MCHC Jenis Anemia Penyebab