Anda di halaman 1dari 3

3. Bagaimana prinsip metode analisis dalam Serum darah (Kelompok 1)?

a) Pengambilan sampel
Cara mendapatkan serum adalah sejumlah volume darah dimasukkan ke dalam
sebuah wadah (tabung) lalu biarkan atau disentrifuge, maka selang waktu beberapa
menit kemudian darah tersebut membeku dan selanjutnya mengalami retraksi akibat
terperasnya cairan dari dalam bekuan. Darah biasanya sudah membeku dalam jangka
waktu 10 menit dan retraksi terjadi setengah jam sampi 2 jam, retraksi sempurna
terjadi dalam waktu 24 jam. Cairan yang terperas dari bekuan berwarna kuning muda.
Oleh karena itu proses bekuan darah, fibrinogen diubah menjadi fibrin, maka serum
tidak mengandung fibrinogen lagi tetapi zat lain masih tetap terdapat didalamnya
(Rahayu, 2015 dalam Khasanah )
b) Penyimpanan sampel
Penyimpanan suatu spesimen terutama sampel serum haruslah dismpan dengan
baik agar tidak merusak kandungan yang ada didalam serum. Berikut ini cara
penyimpanan spesimen serum :
1) Sampel darah yang menghasilkan serum harus dipisahkan antara serum dan
darah
2) Serum dimasukkan dalam tabung yang sudah diberi identitas pasien
3) Tabung yang sudah terisi sisa serum ditutup dengan parafilm untuk
kemudian disimpan dalam freezer.
4) Masa simpan serum adalah 1 bulan setelah serum selesai analisa
5) Serum yang sudah lebih dari 1 bulan dan tidak ada complain atau
pengulangan akan dibuang ditempat infeksius (Diliana, 2016).
c) Preparasi sampel
Jika darah diambil dari vena dengan menggunakan jarum suntik yang steril,
kemudian darah tersebut ditampung dalam suatu tabung yang bersih dan kering,
setelah beberapa waktu dibiarkan dalam suhu ruang, maka darah tersebut akan
terpisah menjadi 2 bagian utama. Kedua bagian tersebut dapat dilihat langsung
dengan mata. Untuk lebih jelas, tabung tersebut diputar dengan bantuan alat
pemutar ( sentrifus ). Setelah didiamkan selama kurang lebih 30 menit akan terlihat
gumpalan darah yang bentuknya tidak beraturan dan jika penggumpalan
berlangsung sempurna, gumpalan darah tersebut akan terlepas atau dengan
mudah dapat dilepaskan dari dinding tabung. Selain itu, akan terlihat juga bagian cair
dari darah. Bagian ini, karena sudah terpisah dari gumpalan darah, tidak lagi berwarna
merah keruh, akan tetapi berwarna kuning jernih. Gumpalan darah terdiri atas seluruh
unsur padat darah yang telah mengalami proses penggumpalanatau koagulasi
spontan, sehingga terpisah dari unsur larutan yang berwarna kuning jernih.
Unsur larutan yang diperoleh dengan membiarkan penggumpalan spontan dari
unsur padat dinamai serum (Sadikin, 2002)
d) Kuantitasi analit

e) Kelebihan dan kekurangan dibandingkan sampel plasma


Terdapat perbedaan yang jelas antara serum dan plasma. Plasma mencegah
proses penggumpalan darah sedangkan serum membiarkan terjadinya proses
penggumpalan darah. Plasma mengandung senyawa fibrinogen yaitu suatu protein
darah yang berubah menjadi jaring dari serat-serat fibrin pada peristiwa
penggumpalan, dimana senyawa tersebut sudah tidak ada lagi dalam serum. Di dalam
plasma fibrinogen tidak dapat berubah menjadi fibrin karena adanya antikoagulan
yang ditambahkan. Dalam pembuatan serum, sel-sel darah menggumpal secara baur
dan terjebak dalam suatu anyaman yang luas dan kontraktif dari jaringan serat-serat
fibrin. Sel-sel ini tidak dapat lagi terlihat secara terpisah-pisah melaui mikroskop.
Sebaliknya, dalam pembuatan plasma, sel-sel darah terendapkan dengan jelas di dasar
tabung, seperti pengendapan suspensi partikel lain. Bahkan dengan jelas sekali
pengendapan sel-sel darah pada pembuatan plasma tersebut menghasilkan pemisahan
sel berdasarkan massa jenis menjadi 2 bagian. Sel-sel darah terpisah menjadi lapisan
sel darah merah yang merupakan lapisan yang tebal yang dapat mencapai hampir
separuh volume darah. Selain itu ada pula lapisan yang tipis dan putih di atas lapisan
sel darah merah yang terdiri atas sel-sel leukosit dan sejumlah trombosit (Sadikin,
2014).

Serum Darah
Serum adalah bagian cair darah yang tidak mengandung sel-sel darah dan
faktor-faktor pembekuan darah. Protein-protein koagulasi lainnya dan protein yang
tidak terkait dengan hemostasis, tetap berada dalam serum dengan kadar serupa dalam
plasma. Apabila proses koagulasi berlangsung secara abnormal, serum mungkin
mengandung sisa fibrinogen dan produk pemecahan fibrinogen atau protrombin yang
belum di konevensi (Sacher dan McPerson, 2012).
Serum diperoleh dari spesimen darah yang tidak ditambahkan antikoagulan
dengan cara memisahkan darah menjadi 2 bagian dengan menggunakan sentrifuge,
setelah darah didiamkan hingga membeku kurang lebih 15 menit (Nugraha, 2015).
Setelah disentrifugasi akan tampak gumpalan darah yang bentuknya tidak beraturan
dan bila penggumpalan berlangsung sempurna, gumpalan darah tersebut akan terlepas
atau dengan mudah dapat dilepaskan dari dinding tabung. Selain itu akan tampak pula
bagian cair dari darah. Bagian ini, karena sudah terpisah dari gumpalan darah maka
tidak lagi berwarna merah keruh akan tetapi berwarna kuning jernih. Gumpalan darah
tersebut terdiri atas seluruh unsur figuratif darah yang telah mengalami proses
penggumpalan atau koagulasi spontan, sehingga terpisah dari unsur larutan yang
berwarna kuning jernih (Sadikin, 2014).
Cara mendapatkan serum yaitu yang pertama memasukkan darah yang sudah
beku ke dalam centrifuge untuk dilakukan pemusingan. Mengatur posisi tabung dalam
centrifuge dengan posisi yang seimbang. Melakukan pemusingan dengan kecepatan
3.000 rpm dalam waktu 10 menit. Mengambil serum yang keluar untuk dilakukan
pemeriksaan ( Pertiwi, 2016)

Anda mungkin juga menyukai