Plasma adalah bagian cair dari darah yang tidak mengandung sel-sel
darah tetapi masih mengandung faktor-faktor pembekuan darah. Plasma
diperoleh dengan cara memisahkan sel-sel darah dari darah (whole blood)
dengan cara sentrifugasi. Plasma yang terbentuk memiliki komposisi faktor
pembekuan yang berbeda sesuai dengan jenis antikoagulan yang ditambahkan
(Nugraha, 2015).
Terdapat perbedaan yang jelas antara serum dan plasma. Plasma
mencegah proses penggumpalan darah sedangkan serum membiarkan
terjadinya proses penggumpalan darah. Plasma mengandung senyawa
fibrinogen yaitu suatu protein darah yang berubah menjadi jaring dari serat-
serat fibrin pada peristiwa penggumpalan, dimana senyawa tersebut sudah tidak
ada lagi dalam serum. Di dalam plasma fibrinogen tidak dapat berubah menjadi
fibrin karena adanya antikoagulan yang ditambahkan. Dalam pembuatan serum,
sel-sel darah menggumpal secara baur dan terjebak dalam suatu anyaman yang
luas dan kontraktif dari jaringan serat-serat fibrin. Sel-sel ini tidak dapat lagi
terlihat secara terpisah-pisah melaui mikroskop. Sebaliknya, dalam pembuatan
plasma, sel-sel darah terendapkan dengan jelas di dasar tabung, seperti
pengendapan suspensi partikel lain. Bahkan dengan jelas sekali pengendapan
sel-sel darah pada pembuatan plasma tersebut menghasilkan pemisahan sel
berdasarkan massa jenis menjadi 2 bagian. Sel-sel darah terpisah menjadi
lapisan sel darah merah yang merupakan lapisan yang tebal yang dapat
mencapai hampir separuh volume darah. Selain itu ada pula lapisan yang tipis
dan putih di atas lapisan sel darah merah yang terdiri atas sel-sel leukosit dan
sejumlah trombosit (Sadikin, 2014).
2. KASKADE KOAGULASI
Hemostatis
Faal hemostatis ialah suatu fungsi tubuh yang bertujuan untuk
mempertahankan keenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam
pembuluh darah dan menutup kerusakan dinding pembuluh darah sehingga
mengurangi kehilangan darah pada saat terjadinya kerusakan pembuluh darah.
Faal hemostatis melibatkan sistem vaskuler, sistem trombosit, sistem koagulasi
dan sistem fibrinolisis (Setiabudy, 2009).
a) Sistem Vaskuler
Sistem vaskuler dimulai saat otot polos sirkuler yang tersusun pada
dinding pembuluh darah akan berkontraksi dengan segera setelah terjadi
kerusakan pada pembuluh darah arteri, yang disebut vascular spasm.
Mekanisme ini akan mengurangi kehilangan darah selama beberapa menit
sampai jam sehingga mekanisme hemostatik lain terjadi. Spasme ini terjadi
mungkin karena kerusakan pada otot polos, disebabkan oleh zat atau
substansi yang dilepaskan dari trombosit teraktivasi (activated platelets)
dan refleks dari reseptor nyeri.
b) Sistem Trombosit
Trombosit diaktifkan pada lokasi cedera vaskular untuk membentuk
sebuah plug trombosit yang memberikan respon hemostatik awal untuk
menghentikan pendarahan.
c) Sistem Koagulasi
Gambar 2.2 Kaskade Koagulasi
Proses koagulasi dapat dimulai melalui dua jalur, yaitu jalur ekstrinsik
(extrinsic pathway) dan jalur intrinsik (intrinsic pathway). Jalur ekstrinsik
dimulai jika terjadi kerusakan vaskuler sehingga faktor jaringan (tissue
factor) mengalami pemaparan terhadap komponen darah dalam sirkulasi.
Faktor jaringan dengan bantuan kalsium menyebabkan aktivasi faktor VII
menjadi FVIIa. Kompleks FVIIa, tissue factor dan kalsium (disebut sebagai
extrinsic tenase complex) mengaktifkan faktor X menjadi FXa dan faktor IX
menjadi FIXa. Jalur ekstrinsik berlangsung pendek karena dihambat oleh
tissue factor pathway inhibitor (TFPI). Jadi jalur ekstrinsik hanya memulai
proses koagulasi, begitu terbentuk sedikit thrombin, maka thrombin akan
mengaktifkan faktor IX menjadi FIXa lebih lanjut, sehingga proses koagulasi
dilanjutkan oleh jalur intrinsik.
3.PENGGUNAAN HEPARIN
Heparin
Klasifikasi Heparin
Faktor pasien :
2) Immobilisasi
3) Obesitas
5) Kehamilan
6) Masa nifas
Faktor Medikal/Surgikal :
3) Infark miokard
4) Stroke
5) Gagal nafas akut
8) Sindroma nefrotik
9) Penggunaan pacemaker
Faktor Hiperkoagulasi :
2) Homocysteinemia
3) Disfibrinogenemia
4) Gangguan Myeloproliferatif
5) Defisiensi Antithrombin
Faktor risiko terjadinya trombosis vena di ICU dari yang paling tinggi angka
kejadiannya adalah sebagai berikut: associated medical condition, post
delivery, operasi mayor, keganasan, umur 50 tahun ke atas, kehamilan, post
trauma, vena varicose dan riwayat trombosis vena sebelumnya.12
LMWH memiliki sedikit kelebihan dibandingkan dengan heparin standar karena
memiliki profil farmakokinetik yang lebih dapat diprediksi, sehingga
memungkinkan penggunaan subkutan dengan dosis berdasarkan berat badan
tanpa memerlukan pemantauan laboratorium yang ketat. Selain itu, frekuensi
pemberiannya juga lebih sedikit bila dibandingkan dengan heparin standar.
Namun, tidak semua keadaan pasien dapat diberi heparin berat molekul
rendah, seperti pada pasien dengan obesitas, berat badan kurang dari 50kg,
dan penyakit ginjal berat
seperti pada pasien dengan obesitas, berat badan kurang dari 50kg, dan penyakit ginjal
berat