ANGGOTA :
PUTU RINA WIDHIASIH
P07134014002
P07134014004
P07134014006
P07134014010
P07134014012
P07134014014
P07134014016
I.
TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
1. Mahasiswa dapat memahami cara pemisahan serum/plasma dari sel
darah merah.
2. Mahasiswa dapat memahami cara pencucian sel darah merah pekat.
3. Mahasiswa dapat memahami cara pembuatan suspensi sel darah
merah 5%, 10%, 40%.
b. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pemisahan serum/plasma dari sel darah
merah.
2. Mahasiswa dapat melakukan pencucian sel darah merah pekat, untuk
mendapatkan sel darah merah yang bebas dari protein/globulin.
3. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan suspensi sel darah merah 5%,
10%, 40%.
II.
METODE
Metode yang digunakan dalam pemisahan serum/plasma, pencucian,
dan pembuatan suspensi sel darah merah adalah Tube test.
III.
PRINSIP
a. Pemisahan serum/plasma dari sel darah merah.
Memisahkan serum/ plasma dari sel darah merah untuk mendapatkan
plasma/serum yang bebas dari sel darah merah.
b. Pencucian darah sel darah merah pekat.
Mendapatkan sel darah merah pekat yang dicuci, dan yang bebas dari
protein/globulin.
c. Pembuatan suspensi sel darah merah.
Membuat kepekatan sel darah menjadi enceran tertentu guna
mengoptimalkan reaksi antigen pada sel darah merah terhadap antibody.
IV.
DASAR TEORI
4.1 Tinjauan tentang Darah
Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain,
berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang
darah putih yang bekerja sama untuk membangun mekanisme utama tubuh
dalam melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibodi. Dibedakan
berdasarkan ukuran, bentuk nukleus, dan ada tidaknya granula sitoplasma.
Sel yang memiliki granula sitoplasma disebut granulosit sedangkan sel
tanpa granula disebut agranulosit.
c. Platelet (trombosit)
Merupakan paritikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil
daripada sel darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian dari
mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan, trombosit
berkumpul dapa daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami
pengaktivan. Setelah mengalami pengaktivan, trombosit akan melekat satu
sama lain dan menggumpal untuk membentuk sumbatan yang membantu
menutup pembuluh darah dan menghentikan perdarahan. Pada saat yang
sama, trombosit melepaskan bahan yang membantu mempermudah
pembekuan (Junquiera,1997)).
d. Plasma
Bila darah diambil dari vena dengan menggunakan semperit dan
jarum suntik yang steril dan kering, kemudian darah tersebut ditampung
dalam suatu tabung yang bersih dan kering pula, setelah beberapa waktu,
misalnya 1 jam, dibiarkan dalam suhu ruang, darah tersebut akan terpisah
menjadi 2 bagian utama. Kedua bagian tersebut dapat langsung dilihat
dengan mata. Untuk lebih jelas lagi, tabung tersebut dipusing dengan
bantuan alat pemusing (centrifuge) setelah selama pengeraman 1 jam tadi.
Akan tampak gumpalan darah yang bentuknya tidak beraturan dan bila
penggumpalan berlangsung sempurna, gumpalan darah tersebut akan
terlepas atau dengan mudah dapat dilepaskan dari dinding tabung. Selain
itu, akan tampak pula bagian cair dalam darah. Bagian ini, karena sudah
terpisah dari gumpalan darah, tidak lagi berwarna merah keruh, akan tetapi
berwarna kuning jernih. Gumpalan darah terdiri atas seluruh unsur
figuratif darah yang telah mengalami proses penggumpalan atau koagulasi
spontan, sehingga terpisah dari unsur larutan yang berwarna kuning jernih.
Unsur larutan yang diperoleh dengan membiarkan penggumplan spontan
dari unsur figuratif dinamai serum.
Penggumpalan unsur figuratif dalam tabung dapat dicegah dengan
senyawa tertentu, yang secara umum dinamai antikoagulan. Dalam hal ini,
reaksi pengumpalan jika yang bisa didonorkan hanya sel darah merah
saja. Selain itu juga digunakan untuk menghilangkan globulin bebas yang
terdapat dalam suspensi eritrosit. Karena globulin yang bebas akan
menetralisir AHG yang dapat menyebabkan negatif falsu.
Suspensi eritrosit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat
mempengaruhi
drajat
Ab
yang
menyelimuti
eritrosit.
Dengan
V.
Saline 0,9%
dan sel darah
dicampur hingga homogen.
Dikocok-dikocok dengan pipet
Pasteur
hingga
tercampur
merata
pengenceran
Diteteskan
NaCl
kedalam
taung
sebanyak 9 tetes
0,9%
reaksi
Dikocok
dihomogenkan
pipet Pasteur
atau
dengan
Diteteskan NaCl
kedalam
taung
sebanyak 3 tetes
0,9%
reaksi
IX.
HASIL PENGAMATAN :
2
Sampel darah sebelum
disentrifugasi
b. Pencucian Sel Darah Merah untuk mendapatkan sel darah merah yang
bebas dari globulin
hingga tabung
(sebelum sentrifugasi)
setelah disentrifugasi
PEMBAHASAN
Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam
pembuluh darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaannya tidak
tetap tergantung pada banyaknya O2 dan CO2 di dalamnya. Darah yang
banyak mengandung CO2 warnanya merah tua. Darah selamanya beredar
dalam pembuluh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung dan selama
darah beredar dalam pembuluh maka akan tetap encer, tetapi kalau keluar dari
pembuluh maka menjadi beku.
sel darah merah dan persiapan penentuan golongan darah. Setelah didapatkan
plasma yang berwarna kuning jernih, dipidahkan ke dalam tabung lain yang
sudah disiapkan dan diberikan tanda sesuai dengan sampel.
Dalam pemisahan serum atau plasama dari sel darah merah sebenarnya
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara membiarkan sel darah
mengendap dengan sendirinya dan dengan cara sentrifugasi seperti yang kita
lakukan pada praktikum kali ini. Cara pertama ialah dengan membiarkan
terjadinya pengendapan berbagai macam sel yang membentuk unsur figuratif
semata-mata dengan bentukan gaya berat. Cara ini memerlukan waktu yang
lama dan pemisahan yang diperoleh tidak sempurna. Namun apabila
menggunakan cara sentrifugasi pemisahan akan diperoleh jauh lebih cepat dan
mendapatkan plasma atau serum dengam pemisahan yang sempurna.
Dalam praktikum ini, serum tidak digunakan, sehingga, tidak dilakukan
pemisahan serum dan hanya dilakukan pemisahan plasma. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam pemisahan plasma dengan sel darah merah adalah:
1. Digunakan antikoagulan yang tepat agar darah tidak membeku
saat didiamkan, apabila tidak menggunakan antikoagulan, bukan
plasma yang akan diperoleh, melainkan serum. Antikoagulan
yang sering digunakan untuk memisahkan plasma dengan sel
darah merah adalah EDTA.
2. Setelah dilakukan sentrifugasi, jangan mengocok lagi tabung
wadah darah karena dapat membuat plasma bercampur kembali
dengan darah.
3. Pipet yang digunakan untuk mengambil plasma yang telah
memisah harus dalam keadaan steril dan bersih agar tidak
menjadi kontaminan
2. Pencucian Sel Darah Merah Pekat
Sel darah dapat dicuci untuk membuat sel uji ataupun untuk pemeriksaan
antigen golongan darah. Tujuan pencucian ini ialah untuk menghilangkan
substan yang ada disekitar sel darah dan memisahkan sel darah dari plasmanya.
Pencucian sel darah merah pekat, gunanya untuk melarutkan protein yang
masih terkandung di dalam sel darah merah. Dengan mencucinya
menggunakan larutan NaCl (buffer saline) 0,9% diharapkan protein yang masih
terkandung dapat larut bersama larutan NaCl 0,9 % dan dapat dengan mudah
dibuang sehingga didapatkan sel darah merah pekat yang bebas dari
protein/globulin atau washed packed cells. Saline digunakan dalam pencucian
sel darah merah karena, larutan saline bersifat isotonic terhadap cairan tubuh
dimana larutan ini tidak akan memberikan pengaruh terhadap sel darah yang
akan kita pisahkan karena larutan Saline memiliki tekanan osmotic yang sama
dengan tubuh sehingga tidak akan menyebabkan sel darh merah lisis.
Tabung yang telah sel darah merah diisi dengan larutan saline hingga
mencapai bagian tabung. Sel darah yang telah dicampurkan dengan larutan
saline 0,9% dicampurkan merata dengan pipet pasteur, dengan cara kocok
dengan pipet beberapa kali hingga menjadi homogeny, usahakan agar tidak
terjadi gelembung udara. Kemudian disentrifuge seperti memisahkan plasma
dari sel darah merah dengan kecepatan 3000 rpm selama 2 menit. Tujuan dri
dilakukannya pemusingan kembali yaitu agar sel darah merah yang didapat
benar-benar pekat tanpa ada cairan atau larutan lain yang ikut tercampur atau
100% sel darah merah. Cairan supernatan salin dibuang dengan cara dipipet
dengan pipet pasteur secara hati-hati agar tidak tercampur lagi dengan sel darah
merah pencucian diulangi sampai 3 kali. Hal ini dilakukan untuk memastikan
agar sel darah merah yang diperoleh terbebas dari plasma dan protein lainnya.
Pada pencucian terakhir, supernatan salin pencuci dibuang sebanyakbanyaknya hingga tidak terdapat supernatant pada tabung agar didapatkan sel
darah merah pekat.
3. Pembuatan Suspensi Sel Darh Merah 5%, 10%, dan 40%
Pembuatan suspensi sel darah bertujuan untuk membuat kepekatan sel
darah menjadi enceran tertentu guna mengoptimalkan reaksi antigen pada sel
darah merah terhadap antibodi. Suspensi suspensi sel darah merah biasanya
digunakan untuk uji penentuan golongan darah.
Pada praktikum ini, dibuat suspensi sel darah merah 5%, 10%, dan 40%
dengan perbandingan antara sel darah merah 100% dengan larutan NaCl 0,9%.
Perbandingan tersebut yaitu :
Perbandingan
Suspensi
5%
10%
40%
Eritrosit 100%
NaCl 0,9 %
1 tetes
1 tetes
2 tetes
19 tetes
9 tetes
3 tetes
Jika sel darah merah 100% sudah dicampur dengan NaCl 0,9%,
dihomogenkan dengan menggunakan bantuan pipet tetes, yaitu dengan cara
menyedot dan mengeluarkannya kembali hingga homogen. Namun apabila
suspense yang dibuat sedikit penghomogenan cukup dilakukan hanya dengan
menggoyangkan tabung, agar mempermudah dalam praktikan dalam bekerja.
Pembuatan suspense sel darah merah ini tentunya memiliki tujuan
tersendiri sesuai dengan persentase suspense yang diabuat. Untuk suspense 5%
baiasanya digunakan untuk penentuan golongan darah menggunakan metode
tabung, suspense 10%biasanya digunakan untuk penentuan golongan darah
metode plate, sedangkan suspense 40% biasanya digunakan untuk penentuan
Rhesus menggunakan metode tabung dan bioplate. (Nasution,2013)
Pada praktikum ini mengenai pemisahanserum/plasma, pencucian sel
darah merah, dan pembuatan suspense ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain :
1. Selalu gunakan alat pelindung diri yang lengkap agar praktikan
terhindar dari kontaminasi sampel dan selalu mengganggap bahwa
suspense atau sampel yang ada bersifat infeksius
2. Penggunaan pipet pasteur dan tabung serologis agar digunakn sekali
pakai atau disposable. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kontaminasi terhadap sampel yang dikerjakan
3. Penggunaan pipet pasteur harus tepat, jangan sampai menutupi skala
yang ada pada pipet pasteur dan pastikan praktikan nyaman dalam
memegang pipet. Hal ini dilakukan agar hasil yang diperoleh
diharapkan memiliki keakuratan yang tinggi
4. Penggunaan larutan saine atau NaCl 0,9 % tidak bleh diganti dengan
aquadest, karena apabila larutan ini diganti dengan akuadest tentunya
akan sangan memberikan pengaruh terhadap sampel yang akan
dikerjakan, mengingat sampel tersebut berupa darah pasien
5. Peletakkan sampel pada sentifuge harus seimbang, seimbang dalam hal
posisi dan volume sampel. Karena apabila tidak seimbang dapat
mempengaruhi hasil dari sampe yang di sentrifugasi.
XI.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2011.
Mencuci
dan
membuat
Suspensi
Sel.
[online].tersedia:
Novie
Werr.2013.Pembuatan
Suspensi.[online].tersedia
2012.
Pengertian
Darah
dan
Bagiannya.[online].Tersedia
pada
http://ridwananalis.wordpress.com/2012/08/13/pengertian-darah-dan-bagiannya/
(diakses 7 mei 2016).
Wirasuta, Made Agus Gelgel. 2008. Analisis Toksikologi Forensik Dan Interpretasi
Temuan Analisis.
Wisnu.
2011.
Sel
Darah
Merah.[online].
Diakses
pada:
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing
Praktikan
Mahasiswa Kelompok I