2. Inkontinensia total
Aliran konstan terjadi pada saat tidak diperkirakan.
Tidak ada distensi kandung kemih.
Nokturia dan Pengobatan Inkontinensia tidak berhasil.
3. Terapi farmakologi
Obat-obat yang dapat diberikan pada inkontinensia urgen adalah antikolinergik
seperti Oxybutinin, Propantteine, Dicylomine, flavoxate, Imipramine. Pada
inkontinensia stress diberikan alfa adrenergic agonis, yaitu pseudoephedrine untuk
meningkatkan retensi urethra.
4. Terapi pembedahan
Inkontinensia tipe overflow umumnya memerlukan tindakan pembedahan untuk
menghilangkan retensi urin. Terapi ini dilakukan terhadap tumor, batu,
divertikulum, hiperplasia prostat, dan prolaps pelvic (pada wanita).
5. Modalitas lain
Dapat pula digunakan beberapa alat bantu bagi lansia yang mengalami
inkontinensia urin, diantaranya adalah pampers, kateter.
Ny M berusia (60) thn beragama islam. Ny.M memiliki 4 anak dan semua sudah
berkeluarga. Ny.M tinggal satu rumah dengan anak bungsunya didaerah Surakarta.
Pada tanggal 10 November 2018 Ny.M dibawa ke RS. B daerah Surakarta diantar
keluarga. Keluarga mengatakan Ny. M sering kencing tanpa disadari (ngompol). Klien
sendiri mengatakan tidak bisa menahan jika sudah terasa ingin BAK. Frekuensi
berkemih tiap hari 15-18x/hari. Klien juga mengatakan saat dia bersin, membungkuk,
batuk tiba-tiba keluar sedikit air kencing sehingga membuat klien merasa terganggu
saat beribadah. Klien mengatakan merasa tidak nyaman karena setiap hari harus
memakai popok dan menggantinya 2x sehari sehingga terasa lembab. Kira-kira Ny.M
minumnya tiap hari sekitar 200 ml. Klien mengaku mengurangi minum dan sering
menahan haus. Klien mengatakan makannya sehari sebanyak 3x mampu menghabiskan
1 porsi namun terkadang hanya menghabiskan ½ porsi. Sebelumnya Ny. M ada riwayat
hipertensi 2 tahun lalu dan mengonsumsi obat diuretik. Klien mengatakan disekitar
area genitalia/perineal terasa nyeri, panas dan gatal. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan data TB&BB Ny M adalah 150cm, 45kg, TD 180/140mmHg, Nadi 80 x/menit,
respirasi 18 x/menit dan suhu 36,50C, output 2300cc. Terdapat luka dan ruam
kemerahan pada sekitar area genitalia, kelembaban bibir kering. Terdapat distensi
kandung kemih. Saat ini klien terpasang infuse RL 2000cc/24 jam, kateter indwelling.
Kegiatan sehari-hari Ny. M adalah menjadi guru mengaji, akan tetapi semenjak ia sering
mengompol kegiatan menjadi terganggu.
Pengkajian
1. BIODATA
Nama : Ny. M
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Alamat asal : Surakarta
Tanggal datang : 12 Nov 2019
Penganggungjawab: Tn. P (Anak)
Alamat : Surakarta
Analisa Data
Rencana Keperawatan
Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan Urinary retention care
1. Gangguan 1. Lakukan penilaian kemih
keperawatan selama 2x24 jam
eliminasi urin b.d yang komprehensif berfokus
yang bertujuan untuk (NOC) : pada inkontinensia (misalnya
Kehilangan Urinary elimination output urin, pola berkemih,
fungsi kognitif, dan masalah
kemampuan untuk Urinary continue
kencing praeksisten)
menghambat 2. Memantau penggunaan obat
Dengan kriteria hasil : dengan sifat antikolinergik
kontraksi kandung • Kandung kemih kosong atau property alphaagonis
Hypovolemia management
1. Monitor status cairan termasuk
intake dan output
2. Pelihara IV line
3. Monitor tingkat Hb dan
hematocrit
4. Monitor tanda vital
5. Monitor respon pasien
terhadap penambahan cairan
6. Monitor berat badan
Tanggal Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
Keperawatan
7.Dorong pasien untuk menambah
intake oral
3.Resiko kekurangan S:
volume cairan b.d • Memonitor vital sign
pasien mengatakan tidak
intake yang adekuat • Memonitor status hidrasi mengurangi minum dan
menahan haus lagi
(kelembaban membrane mukosa, O:
nadi adekuat, tekanan darah pasien mampu
menghabiskan kira-kira 8
ortostatik) jika diperlukan
gelas per hari
• Memberikan cairan iv pada suhu mukosa bibir pasien lembab
Tanda-tanda vital :
ruangan TD = 150/80 mmHg
N = 85/menit
• Menimbang popok atau pembalut
RR = 18/menit
jika diperlukan S = 36,50C
A:
• Kolaborasi dalam pemberian Masalah teratasi
cairan iv P:
Masalah teratasi pasien pulang
Thank You