Anda di halaman 1dari 34

4.

LARUTAN
HARA
LARUTAN HARA
 Dalam hidroponik, semua elemen penting disuplai ke tanaman dengan melarutkan
garam pupuk dalam air untuk membuat larutan nutrisi. Pilihan garam yang akan
digunakan tergantung pada sejumlah faktor. Proporsi relatif ion yang akan disuplai oleh
suatu senyawa haruslah dibandingkan dengan yang dibutuhkan dalam formulasi nutrisi.
Misalnya :
1. Satu molekul kalium nitrat (KNO 3) akan menghasilkan satu ion kalium (K +) dan satu
ion nitrat (NO3-)
2. Satu molekul kalsium nitrat (Ca (NO 3) 2) akan menghasilkan satu ion kalsium (Ca 2 +)
dan dua ion nitrat 2 (NO3-). Oleh karena itu, jika diperlukan jumlah kation minimum
saat memasok nitrat (anion) yang cukup maka kalsium nitrat harus digunakan; itu
adalah setengah dari kalsium nitrat yang dibutuhkan kalium nitrat untuk memenuhi
kebutuhan dari anion nitrat
 Jumlah nitrogen, fosfor, dan kalium yang tersedia
diberikan pada kantong pupuk sebagai
persentase nitrogen (N), fosfat anhidrida (P2O5),
dan kalium oksida (K2O).
 Ini secara tradisional diekspresikan dalam istilah
ini, bukan dalam persentase N, P, atau K saja.
 M isalnya, kalium nitrat diberikan sebagai 13-0-
44, menunjukkan 13% N, 0% P2O5, dan 44% K2O.
TDS METER, EC
METER DAN PH
METER
1. Alat TDS Meter

◦ Total Disolved Solids atau yang biasa ◦ Apabila tidak mengukur larutan, memungkinkan
disingkat menjadi TDS, memiliki arti tanaman kekurangan atau kelebihan nutrisi,
dalam bahasa Indonesia yaitu Total sehingga merusak pertumbuhan tanaman. TDS
meter menggunakan satuan ppm atau part per
Padatan Terlarut. Sehingga dapat
million.
disimpulkan, bahwa TDS merupakan alat
◦ Kebutuhan nutrisi setiap tanaman berbeda-
yang berfungsi untuk mengukur total
beda, hal tersebut dapat dilihat dari nilai ppm itu
padatan ataupun partikel yang terlalut
sendiri. Misalnya seperti tanaman anggrek yang
dalam air. membutuhkan nutrisi rendah dengan nilai
sekitar 300-400 ppm. Adapun untuk sayuran
buah (tomat dan cabai) bernilai sekitar 1.500-
2000 ppm, Dan untuk jenis tanaman sayuran
daun sekitar 900-1200 ppm.
2. Alat EC Meter

◦ Electrical Conductivity atau yang biasa ◦ Dimana TDS meter berfungsi untuk mengukur
disingkat EC merupakan alat untuk jumlah partikel atau konsentrasi terlarut,
sedangkan alat EC meter berfungsi guna
mengukur kepekatan pada larutan nutrisi mengukur nilai konduktivitas. Dapat dikatakan
tanam hidroponik. Pada dasarnya EC bahwa EC meter adalah alat alternatif dari
meter dan TDS meter merupakan alat penggunaan TDS meter. Namun Anda cukup
yang mempunyai fungsi sama yaitu memilih salah satu dari keduanya.
mengukur kepekatan pada larutan nutrisi ◦ Alat EC meter menggunakan satuan yaitu
hidroponik. Yang membedakan yaitu mmho/cm atau mS/cm. Namun ada beberapa
penggunaan unit pengukurannya. yang mengatakan satuan EC menggunakan kata
EC saja, contohnya 1 EC, 2 EC, dan seterusnya.
Semakin tinggi nilai EC maka semakin pekat total
larutan nutrisi atau daya hantar listrik tinggi,
begitupun sebaliknya.
3. Alat pH meter
◦ Alat yang satu ini berfungsi untuk ◦ Nilai pH berada diantara angka 1 sampai
mengukur derajat kebasaan atau 14. Nilai 7 menunjukkan keadaan pH
keasamaan pada benda cair maupun netral. Adapun nilai yang berada dibawah 7
benda padat. Di mana pH meter menunjukkan keadaan pH asam,
digunakan guna mengukur pH pada media sedangkan nilai di atas angka 7
tanam, bisa berupa tanah maupun non menunjukkan keadaan pH basa.
tanah serta pH pada larutan nutrisi ◦ Penggunaan alat pH meter sangat penting
hidroponik. Alat ini diaplikasikan setelah untuk bercocok tanam baik secara
atau sebelum air ditambah nutrisi konvensional maupun hidroponik. Setiap
hidroponik. akar tanaman dapat menyerap unsur
mineral dalam air dengan pH tertentu,
biasanya di antara angka 5,5-7,0.
PEMBERIAN
OKSIGEN
Pemberian oksigen

◦ Di dalam hidroponik aerasi juga bisa dikenal


sebagai pemberian oksigen ke dalam larutan nutrisi.
◦ Teknik pemberian oksigen ini bisa dengan
menggunakan aerator atau dengan mengalirkan air
sirkulasi.
◦ Sirkulasi air memungkinkan air bersentuhan banyak
dengan oksigen di udara.
◦ Tanaman yang kekurangan oksigen pada
media tumbuhnya maka akar tanaman menjadi
berwarna cokelat. dan warna cokelat pada
akar ini merupakan indikator bahwa disekitar
perakaran tanaman kekurangan unsur oksigen,
dan oksigen ini sangat esensial untuk proses
metabolisme, termasuk transport dan
penyerapan aktif
◦ Semakin meningkatnya kemiringan talang ◦ Dari pengujian yang telah lakukan dengan menggunakan
talang dengan kemiringan 6, 9 dan 12% pada kedua
maka kecepatan aliran nutrisi akan meningkat
varietas pakcoy green dan white. Didapatkan hasil
dan akan menimbulkan riakan air disekitar pengukuran oksigen terlarut pada pakcoy varietas green
area perakaran. Riakan air akan meningkatkan dengan kemiringan 6% (7,52 mg/L), 9% (7,78 mg/L) dan
oksigen terlarut didalam aliran nutrisi. 12% (8,08 mg/L). Hasil pengukuran oksigen terlarut pada
pakcoy varietas white dengan kemiringan 6% (7,58
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan
mg/L), 9% (7,78 mg/L) dan 12% (8,05 mg/L). Dari
menggunakan Dissolved Oxygen (DO meter). pengukuran ini diketahui kemiringan 12% memberikan
hasil oksigen terlarut paling tinggi diantara dua
kemiringan yang lain. Oksigen terlarut sendiri dalam
pertumbuhan tanaman berfungsi untuk proses respirasi
aerob didaerah sekitar perakaran, proses ini akan
menghasilkan energi yang diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman budidaya.
◦ Pengayaan oksigen di zona perakaran dapat meningkatkan
konsentrasi oksigen , sehingga merangsang respirasi akar
◦ Salah satu usaha untuk memanipulasi aerasi di zona perakaran yaitu
dengan melakukan pemberian udara ke dalam larutan hara tanaman
menggunakan pompa atau kompresor . Selain menggunakan
aerator, memodifikasi styrofoam menggantung (tidak menyentuh
larutan nutrisi secara langsung)juga dapat sebagai sumber aerasi
zona perakaran
Pustaka:
◦ ANONIM. Makanan/Larutan Hara dalam Hidroponik.
file:///C:/Users/USER/Downloads/LARUTAN%20HARA_MAKANAN%20DALAM%20HIDROPONIK.pdf
◦ Howard M, Resh 2013. Hydroponic Food Production. CRC Press. New York. 530p

Anda mungkin juga menyukai