Anda di halaman 1dari 28

KONSEP DASAR KESEHATAN

LINGKUNGAN
Oleh :
Dwi Faqihatus Sy Has, SKM. M.Epid
Tujuan
• Mempelajari konsep kesehatan lingkungan dan aplikasinya, agar
• Dapat mendiskusikan upaya pencegahan penyakit yang berkembang di
masyarakat
• Bisa bekerja secara lintas sektor untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam sebuah wilayah
Mengapa?
Lingkungan adalah determinan utama kesehatan, sehat sakit populasi
/penduduk tergantung kondisi lingkungan mikro (mis. perindukan
nyamuk) dan makro (seperti global warming)

Kesehatan Lingkungan adalah inti permasalahan kesehatan


masyarakat
Pengertian kesehatan lingkungan
• Ilmu yang mempelajari berbagai masalah kesehatan sebagai hubungan
interaksi antara berbagai bahan, kekuatan, kehidupan, zat yang
memiliki potensi penyebab sakit yang timbul akibat adanya perubahan
lingkungan dengan masyarakt serta menerapkan upaya pencegahan
gangguan kesehatan yang ditimbulkan.
Hygiene dan sanitasi
Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk
melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk kebersihan piring, membuang
bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan
(Depkes RI, 2004).

Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan
mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar tidak
dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004).
Tujuan Kesehatan Lingkungan
1. Melakukan korelasi, memperkecil terjadinya bahaya dari lingkungan
terhadapa kesehatan serta kesejahteraan hidup manusia.
2. Untuk pencegahan, dengan cara mengefisienkan pengaturan
berbagai sumber lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan hidup manusia serta untuk mencegah dari bahaya
penyakit
Masalah kesehatan lingkungan di
Indonesia dan upaya penaggulangannya
1. Penyediaan Air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Syarat-syarat Kualitas Air Bersih
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l,
Kesadahan (maks 500 mg/l)
c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100
ml air)
2. Pembuangan kotoran dan hewan
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat berikut ini :

a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi


b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air
atau sumur
c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
Rumah sehat
Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang
cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar
anggota keluarga dan penghuni rumah
c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan
penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit
dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup
d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat
penghuninya jatuh tergelincir.
Pembuangan sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor /unsur,
berikut :
a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah
penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak
geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
b. Penyimpanan sampah
c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
d. Pengangkutan
e. Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan
urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini
secara efisien.
Sanitasi makanan dan minuman
Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan
jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap
santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi :
a. Persyaratan lokasi dan bangunan
b. Persyaratan fasilitas sanitasi
c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan
d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi
e. Persyaratan pengolahan makanan
f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
g. Persyaratan peralatan yang digunakan
h. Pencemaran Lingkungan
Polusi udara
Polusi udara adalah Ketidakseimbangan kondisi udara yang disebabkan
oleh partikel kimia, biologis, maupun fisik merupakan tanda dari
pencemaran udara
Penggulangan
1. gunakan angkutan umum
2. hemat energi
3. pahami dan praktek reduce , reuse, recycle
4. gunakan sumber energi ramah lingkungan
5. gunakan perangkat listrik/teknologi hemat energi
Sanitasi tempat umum
Sanitasi tempat umum adalah : suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat dari
1. Water supply
2. Solid waste disposal
3. Sawage & excreta disposal
4. Food hygiene & Sanitation
5. Housing/Konstruksi bangunan
6. Vector control
7. Physical Pollution
8. Industrial Hygiene & sanitation
Untuk mencegah penularan penyakit di
tempat-tempat umum perlu dilakukan
pengawasan terhadap :

• Pengawasan dan pemeriksaan faktor lingkungandari tempat-tempat umum dan


faktor manusianya sendiri yang melakukan kegiatan
• Penyuluhan terhadap masyarakat (edukasi), terutama yang menyangkut
pengertian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul
dari tempat-tempat umum.
Pembasmian pengendalian vektor
• Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut
sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp
untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD),
Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari
penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan
dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah
gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat
penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di
rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha
sanitasi.
• Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan
penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit
penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan
Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab
Paradigma (model) Kesehatan Lingkungan
• Lingkungan manusia (external manusia sebagai individu, atau sebuah
komunitas dalam sebuah wilayah perkotaan, pedesaan, tempat
rekreasi, tempat bekerja, perjalanan dlsbnya) memiliki potensi bahaya
kesehatan atau cedera (injuries)
• Komponen lingkungan yang memiliki potensi dan cara ber
interaksinya, dampaknya, serta cara cara pencegahan nya, dipelajari
dalam Ilmu Kesehatan Lingkungan
• Merupakan inti kejadian timbulnya penyakit dalam sebuah komunitas.
7 Masalah Kesehatan Lingkungan
1. Urbanisasi penduduk
2. Tempat pembuangan sampah
3. Penyediaan sarana air bersih
4. Pencemaran udara
5. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga
6. Bencana alam/pengungsian
7. Perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah
Limbah farmasi
• Dari beberapa jenis limbah yang ada,  limbah farmasi adalah salah satu
limbah dengan tingkat bahaya yang tinggi. Pencemaran lingkungan
yang diakibatkannya dipastikan membawa kerusakan yang cukup luas.
Korbannya pun tidak hanya tanaman dan hewan. Manusia yang
menjadi bagian dari lingkungan itu sendiri juga turut merasakan
dampak buruknya.
Bagaimana Mengelola Limbah Farmasi
• Pengelolaan limbah memang tidak menghilangkan 100% potensi
bahaya serta kerugian yang dapat ditimbulkan oleh limbah farmasi.
Akan tetapi, langkah tersebut dipastikan mampu menekan risiko dan
kerugian hingga titik terendahnya.
• Pengelolaan limbah farmasi dapat dibagi berdasarkan jumlah limbah
yang harus dikelola. Jika jumlahnya kecil, limbah farmasi dapat
dikelola dengan cara pembuangan landfill, encapsulation,
pemendaman yang aman, pembuangan ke selokan dan insenerasi.
Namun jika jumlah limbah farmasinya besar, limbah tersebut harus
dikelola dengan cara encapsulation dan inserenasi.
Bagaimana Mengelola Limbah Farmasi
• Di sinilah letak permasalahannya. Jumlah limbah yang dihasilkan rumah
sakit dan industri farmasi tentu tidak sedikit. Encapsulation dan inserenasi
pun menjadi satu-satunya cara untuk mengelola limbah tersebut.
Sayangnya, pengelolaan limbah dengan 2 cara tersebut terbilang mahal.
• Sebenarnya pengelolaan limbah farmasi tidak harus dilakukan sendiri
oleh pihak rumah sakit atau industri farmasi.
• Jasa pengelolaan limbah farmasi seperti Wastec International bisa
menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan seperti ini. Tidak perlu
berinvestasi pada peralatan mahal atau sumber daya manusia, solusi
profesional sudah bisa didapatkan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai