Anda di halaman 1dari 53

MATA KULIAH INTERMEDIATE 2

LIABILITAS JANGKA PENDEK


DAN
KONTINJENSI

KELOMPOK 1 :
 AULIA RAHMA AISMA
 DONAL KUSUMA SAKTI P
 M. JUMADIL SAPRI
A. PENGERTIAN LIABILITAS

Liabilitas (bahasa Inggris: liability) adalah hutang yang harus


dilunasi berupa uang atau pelayanan yang harus dibayarkan atau
dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Liabilitas adalah
kebalikan dari aset yang merupakan sesuatu yang dimiliki.
Contoh liabilitas adalah uang yang dipinjam dari pihak lain, giro
atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang
belum dibayarkan ke negara.
Istilah liabilitas diadopsi dari bahasa Inggris liability untuk
menggantikan istilah sebelumnya, kewajiban. Kini kata kewajiban
digunakan untuk merujuk pada istilah bahasa Inggris obligation.
B. LIABILITAS JANGKA PENDEK
liabilitas yang dapat diharapkan untuk dilunasi
dalam jangka pendek (satu tahun atau kurang).
Biasanya terdiri dari utang pembayaran (hutang
dagang, gaji, pajak, dan sebagainya),
pendapatan ditangguhkan, bagian dari utang
jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun
berjalan, obligasi jangka pendek (misalnya dari
pembelian
PSAK 1 (Revisi 2009) menjelaskan klasifikasi liabiltas jangka
pendek jika memenuhi kriteria :
1.     Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas
tersebut dalam siklus operasi normalnya;
2.     Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan
diperdagangkan;
3.     Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam
jangka waktu 12 bulan setelah pelaporan; atau
4.     Entitas tidak memiki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan
setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasi liabiltas yang tidak termasuk kategori
tersebut sebagai liabilitas jangka panjang tersebut di atas.
C. JENIS DAN KLASIFIKASI
PSAK 1 (Revisi 2009) tidak membahas secara khusus klasifikasi dan jenis liabilitas jangka
pendek. Bentuk usaha entitas akan menentukan jenis dan klasifikasi liabiltas yang dimilki
sebuah entitas. PSAK 1 (Revisi 2009) hanya memberikan aturan umum dalam penyajian item
dalam laporan keuangan didasarkan pada relevansi informasi tersebut bagi pengguna
laporan keuangan.
Berdasarkan nilainya, liabiltas dapat dikategorikan menjadi liabilitas yang nilainya pasti dan
liabilitas yang nilainya tidak dapat ditentukan sehingga harus diestimasi. Liabilitas yang
nilainya pasti, merupakan bentuk liabilitas yang telah jelas berapa jumlah dibayarkan
kepada pihak lain. Libalitas yang nilainya tidak pasti, jumlahnya diestimasi oleh entitas
berdasarkan informasi yang tersedia. Menurut PSAK 57 (Revisi 2009) disebut sebagai provisi.
Liabilitas juga dapat diklasifikasikan berdasarkan asal terjadinya. Liabilitas yang tejadi
sebagai konsekuensi operasi misalnya utang dagang, utang pajak, beban yang masih harus
dibayar, pendapatan diterima dimuka. Liabilitas berdasarkan kontrak formal misalnya wesel
bayar, utang bank, atau liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan.
Jenis Liabilitas Penjelasan
Utang dagang (account Utang yang timbul ketika entitas melakukan
receivable/ trade receivable) pembelian secra tunai.
Utang yang diperoleh dari bank dengan jangka
Utang bank jangka pendek
waktu 1 tahun atau kurang.
Kontrak yang menyatakan bahwa satu pihak
Wesel bayar akan melakukan pembayaran sejumlah tertentu
kepada pihak lain di masa mendatang.
Utang pajak Pajak yang belum dibayarkan ke kas negara
Dividen yang telah diumumkan namun belum
Utang dividen
dibayarkan
Beban yang masih harus Beban yang telah terjadi namun sampai tanggal
dibayar pelaporan belum dibayarkan.
Pendapatan diterima di Pendapatan yang telah diterima secara tunai
muka namun pendapatannya belum diperoleh.
Utang gaji adalah beban gaji yang telah terjadi
namun belum dibayarkan.
Utang terkait gaji karyawan Iuran pensiun dan ansuransi karyawan serta
`pajak atas gaji yang telah dipotong dari gaji
namun belum dibayarkan.
Uang muka Uang yang dibayarkan pelanggan sebagai
pelanggan(deposit) deposit dan akan diberikan kembali kepada
pelanggan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.
D.  Utang Berbunga Dalam Jangka Pendek
1.     Utang Bank
Utang berbunga jangka pendek yang umum dijumpai adalah utang
bank dan wesel bayar (promissory note). Utang bank lebih sering
dijumpai dalam laporan keuangan entitas dibandingkan dengan
wesel bayar. Utang bank jangka pendek adalah utang suatu entitas
kepada bank dengan jangka waktu satu atau kurang. Utang bank
jangka pendek biasanya berbunga. Utang bank jangka pendek
ditarik oleh entitas pada saat membutuhkan jangka waktu tertentu
dan akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian kredit.
Utang bank jangka pendek ada bunganya. Bunga dapat dibayar
pada saat jatuh tempo, selama periode tertentu, bunga dipotong di
depan dari jumlah utang yang ditarik atau kombinasi.
Contoh Utang Bank Jangka Pendek
PT Merapi pada tanggal 1 November 2015 menarik dari Bank Buana
utang sebesar Rp.200.000.000 dngan bunga 15% untuk jangka
waktu 150 hari. Tidak ada provisi yang dikenakan oleh bank atas
utang ini. Pokok dari bunga akan dibayarkan pada saat jatuh tempo.
Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 1 November 2015

Kas Rp200.000.000
Utang Bank Rp200.000.000 

Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2015 atas bunga yang


terutang dan belum dibayarkan

Beban Bunga Rp5.000.000


Utang Bunga Rp5.000.000
Hari selama tahun 2015 = 30 – 1 =29 hari di bulan November
31 hari di bulan Desember
Total 60 hari = 2 bulan
Perhitungan bunga = Rp200.000.000 x 15% x 60/360 = Rp5.000.000
Jurnal saat utang jatuh tempo, jatuh tempo pada tanggal 60 + 31 +29 + 30
=150. Jatuh tempo pada tanggal 30 Maret 2016 (asumsi 2016 tahun
kabisat)

Beban Bunga Rp7.500.000


Utang Bunga Rp5.000.000
Utang Bank Rp200.000.000
Kas Rp212.500.000

Perhitungan bunga dibayarkan = Rp200.000.000 x 15% x 150/360 =


Rp12.500.000
Perhitungan beban bunga 1 Jan – 30 Maret = Rp200.000.000 x 15%
x90/360 = Rp7.500.000
Utang bank ada juga mensyaratkan pembayaran bunga
pada saat kredit ditarik. Untuk bunga yang dibayarkan
di muka, jumlah uang yang diterima entitas akan
dikurangi dengan bunga. Pembayaran di muka atas
bunga akan mengurangi jumlah utang yang diterima.
Pokok utang entitas adalah jumlah utang dalam kontraj
dikurangi dengan bunga yang dipotong / dibayarkan di
depan mengurangi utang. Entitas harus mengukur
tingkat bunga efektif atas utang ini. Tingkat bunga
efektif diukur dengan menghitung tingkat bunga
(diskonto) yang akan menyamakan utang dalam kontrak
dikurangi bunga dengan present value dari nilai pada
tanggal jatuh tempo.
 
Contoh Utang Bank Jangka Pendek: Bunga Dibayar di Depan
(Zero Coupon)
PT Lawu pada tanggal 2 Oktober 2015 menarik utang jangka waktu 6 bulan dari
Bank Mega sebesar Rp400.000.000 dengan bunga 15% per tahun dari pokok yang
dipotong pada awal. Pada saat jatuh tempo. PT Lawu membayar sebesar
Rp400.000.000. Jumlah kas yang diterima sebesar Rp400.000.000 – (400 x 15% x
6/12) = Rp370.000.000
Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 2 Oktober 2015
Kas Rp370.000.000
Diskon Utang Bank Rp30.000.000
Utang Bank Rp400.000.000

Bunga dibayarkan sekali di akhir sehingga perhitungan bunga efektif dengan


membagi bunga dengan pokok utang. Bunga = Rp30.000.000 / Rp370.000.000 =
8.11% untuk 6 bulan atau 16.22% setahun.
Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2015 untuk pengakuan bunga yang
dihitung dengan bunga efektif
Beban Bunga Rp15.000.000
Diskon Utang Bank Rp15.000.000
Beban Bunga Rp15.000.000
Utang Bank Rp400.000.000
Diskon Utang Bank Rp15.000.000
Bunga dihitung dengan bunga efektif 16.22% x 3/12 x Rp370.000.000 = Rp15.000.000 (pembulatan)
Kas
Jurnal saat jatuh tempo 30 Maret 2016 Rp400.000.000

Kapitalisasi provisi dan biaya administrasi yang ditanggung oleh bank juga berlaku pada SAK ETAP. Penerapan kapitalisasi provisi dan biaya administrasi dengan
  dalam Pedoman Akuntansi BPR (PA BPR). Perbedaannya, dalam
SAK ETAP dapat dilihat dalam praktik pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang diatur detail
SAK ETAP, entitas tidak perlu melakukan perhitungan ulang tingkat suku bunga. Provisi dan biaya transaksi tersebut akan diamortisasi dengan metode garis
lurus selama jangka waktu kredit dan akan diakui menambah beban bunga. Sehingga total beban bunga adalah bunga berdasarkan perjanjian kredit ditambah
amortisasi provisi dan dikurangi amortisasi biaya transaksi yang ditanggung bank.
 
Contoh Utang Bank Jangka Pendek dengan Provisi

PT Semeru pada tanggak 1 November 2015 menarik dari Bank Mulia utang
yang Rp100.000.000 dengan bunga 12% per tahun dari pokok yang akan
dibayarkan bersamaan dengan pelunasan tanggal 30 Januari 2016. Bank
Mulia mengenakan biaya administrasi sebesar 1.5% dari jumlah utang yang
ditarik, sehingga kas yang diterima oleh PT Semeru sebesar Rp100.000.000 –
Rp1.500.000 = Rp98.500.000
Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang   1 November 2015

Kas Rp98.500.000
Diskon Utang Bank Rp1.500.000
Utang Bank Rp100.000.000
Utang bank yang sebenarnya diterima adalah Rp98.500.000. Namun PT
Semeru harus melunasi pada saat jatuh tempo bunga Rp3.000.000 dan
pokoknya Rp100.000.000. Untuk itu bunga efektif atas utang tersebut
sebenarnya bukan 12% tetapi Rp4.500.000 / Rp98.500.000 * 12/3 = 18.274%.
Bunga dihitung dari bunga yang dibayar dan provisi. Tingkat bunga efektif
menjadi lebih tinggi karena Entitas menerima utang yang lebih sedikit.
Beban bunga dihitung dari bunga efektif 18.2741% x 2/12 x Rp98.500.000 =
Rp3.000.000. Armotisasi diskon beban bunga dikurangi utang bunga
Rp3.000.000 – Rp2.000.000 = Rp 1.000.000
Beban Bunga Rp3.000.000
Utang Bunga Rp2.000.000
Diskon Utang Bank Rp1.000.000
Jurnal saat utang jatuh tempo 30 Januari 2016
  Bunga
Beban Rp1.500.000
Utang Bunga Rp2.000.000
Utang Bank Rp100.000.000
Diskon Utang Bank Rp500.000
Kas Rp103.000.000
 
Contoh Line of Credit atau Standby Loan

PT Kelud pada tanggal 1 Desember 2015 mendapatkan fasilitas line


of credit dari Bank Arta sebesar 1 miliar selama jangka waktu 5
tahun. Kredit tersebut dapat ditarik sesuai kebutuhan entitas.
Bunga sebesar 12% per tahun dikenakan atas kredit yang ditarik.
Untuk setiap penarikan bank mengenakan biaya transaksi sebesar
2% dari dana yang ditarik. Bank hanya mengenakan atas tarikan
utang yang belum dilunasi sampai dengan akhir bulan pelaporan.
Jika penarikan telah dilunasi pada bulan yang sama, maka tidak
akan dikenakan bunga. Bunga akan dihitung dari tanggal penarikan
atau saldi utang terakhir sampai dengan tanggal jatuh tempo
pelaporan. Setiap bulan akan disampaikan laporan penggunaan line
of credit, yang memperlihatkan saldo akhir utang, mutasi kredit,
termasuk jumlah bunga, dan biaya (charge) yang dikenakan.
Informasi ringkas untuk pemakaian line of credit bulan Desember adalah:

02 Penarikan 300.000.000 300.000.000


Des
02 Biaya 6.000.000 306.000.000
Des penarikan
16 Penarikan 400.000.000 706.000.000
Des
16 Biaya 8.000.000 714.000.000
Des penarikan
30 Pembayaran 300.000.000 414.000.000
Des
31 Bunga 2.069.260 416.069.260
Des
 
Jurnal yang akan dibuat adalah :

2 Desember
Kas Rp300.000.000
Beban Bunga Rp6.000.000  
Utang Bank Rp306.000.000
16 Desember
Kas Rp400.000.000
Beban Bunga Rp8.000.000
Utang Bank Rp408.000.000
30 Desember
Utang Bank Rp300.000.000
Kas Rp300.000.000
31 Desember
Beban Bunga Rp2.069.260
Utang Bank Rp2.069.260
2.     Wesel Bayar
Wesel bayar atau sering disebut sebagai notes payable atau
promissory notes. Wesel bayar merupakan janji dari pihak
penarik wesel untuk membayarkan sejumlah nilai tertentu di
masa mendatang. Wesel bayar ditarik untuk pelunasan utang
dagang, pembayaran suatu transaksi atau ditarik untuk
mendapatkan uang tunai. Wesel bayar biasanya berbunga, jika
tidak berbunga wesel akan dijual dengan diskon. Nilai diskon
mencerminkan bunga yang dibayar di muka.
Akuntansi untuk wesel bayar tidak berbeda dengan akuntansi
untuk utang bank, perbedaan yang mendasarinya hanyalah
dokumen transaksinya. Dokumen transaksi wesel adalah surat
wesel atau promissory notes, sedangkan bukti transaksi utang
bank adalah dokumen kredit bank. Bunga atas wesel bayar
biasanya dihitung berdasarkan nilai nominal yang tertera dalam
wesel.
E. Liabilitas Jangka Pendek Terkait Kegiatan Operasi

Liabilitas jangka pendek terkait dengan operasi timbul karena


konsekuensi kegiatan operasi entitas. Utang ini biasanya tidak
berbunga, utang ini muncul karena entitas menangguhkan
pembayaran kepada pihak lain. Kesempatan penangguhan
pembayaran ini harus dimanfaatkan secara optimal dalam rangka
menghemat arus kas (cash flow) entitas.
Penggunaan utang operasi menguntungkan bagi entitas, karena
entitas dapat menggunakan dana pembayaran tersebut untuk
aktivitas yang lain sebelum digunakan. Semakin efisien entitas
memanfaatkan utang operasi dan mengatur kas, kebutuhan modal
kerja untuk kegiatan operasinya semakin kecil atau bahkan tidak
memerlukan dana untuk modal kerja karena modal kerja didanai oleh
pemasok atau pihak lain.
1.   Utang Dagang / Usaha ( Account Payble )
Utang usaha adalah kewajiban yang timbul akibat terjadinya pembelian barang (barang
dagangan, bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai dll) atau jasa untuk kegiatan
normal perusahaan yang dilakukan secara kredit dan tidak disertai dengan promes. Utang
usaha biasanya berkaitan langsung dengan usaha pokok perusahaan, misal pembelian bahan
baku pada perusahaan manufaktur, pembelian barang dagangan pada perusahaan dagang.
Pengakuan (pencatatan) utang usaha secara teoritis adalah ketika hak atas barang yang dibeli
secara kredit telah berpindah tangan pada perusahaan. Saat berpindahnya hak tersebut
tergantung pada type syarat free on board ( FOB ) shipping point atau destination
Timbulnya utang usaha dicatat pada sisi kredit pada akun utang usaha dan debet pada
rekening yang bersangkutan. Timbulnya utang ini biasanya terjadi karena adanya perbedaan
waktu/tenggang waktu antara diterimanya barang/jasa dengan waktu pembayarannya.
Jangka waktu tersebut biasanya tampak pada termin pembayarannya (term of payment).
Misal pembelian dilakukan dengan syarat 2/10, n/30. Hal ini mengandung arti bahwa
pembelian dilakukan dengan kredit dengan jangka waktu 30 hari. Apabila pembayaran
dilakukan dalam jangka waktu 10 hari sejak tanggal transaksi maka akan mendapat potongan
2%, apabila lebih dari sepuluh hari sejak transaksi maka tidak mendapat potongan, dan
apabila dibayar lebih dari 30 hari maka akan dikenakan beban bunga atau denda.
CONTOH
Perusahaan membeli barang dagangan dari CV Kartika Jaya seharga Rp 4.650.000,-
dengan syarat pembayaran 4/10, n/30. Biaya angkut barang Rp 350.000,- ditanggung
oleh pembeli

Pembelian 4.650.000 -
Beban Angkut 350.000 -
UtangUsaha - 4.650.000
       Utang beban - 350.000
2.   Utang Wesel (Notes Payble)

Utang Wesel/Wesel Bayar (Notes Payble) adalah kewajiban kepada pihak lain yang
dibuktikan dengan janji tertulis tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada tanggal yang telah ditentukan. Promes (wesel/aksep) merupakan janji tertulis
bahwa pihak yang berutang akan melunasi kewajibanya di masa mendatang tanpa
syarat apapun. Utang wesel tejadi karena adanya transaksi sebagai berikut :
a.     Pembelian Barang.
b.    Penerimaan Utang sebagai pinjaman.
c.     Sebagai pengganti Utang usaha yang sudah jatuh tempo atau belum jatuh tempo.
d.    Janji akan membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu dengan cara
mengaksep wesel.
Utang Wesel digolongkan menjadi dua yaitu :
a.  Utang Wesel yang tidak berbunga (noninterest bearing note), yakni Utang wesel
yang pada tanggal jatuh tempo pelunasannya hanya sebesar nilai nominalnya.
b. Utang Wesel Berbunga (interest bearing note), Utang wesel yang pada tanggal jatuh
tempo pelunasannya sebesar nilai nominal wesel ditambah bunga yang sudah
berjalan.
Contoh soal :
Utang wesel tidak berbunga

15 Agust UD Lestari Makmur membeli barang dagangan dari CV


2016 Abadi seharga Rp 7.500.000,- dengan syarat
pembayaran 2/10, n/30.

25 Agust UD Lestari Makmur menyerahkan promes 30 hari


2016 kepada CV Abadi sebagai pengganti atas Utang
usahanya.

25 Sept. UD Lesatari Makmur meluansi promes yang telah


2016 diserahkan kepada CV Abadi.
Jurnal yang harus dibuat oleh UD
Lesatri Makmur adalah :
Re
TGL Keterangan Debet ( Rp ) Kredit ( Rp )
f
15/8/201 Pembelian 7.500.000  
6 Utang Usaha 7.500.000
25/8/201 Utang Usaha 7.500.000  
6 Wesel Bayar 7.500.000
25/9/201 Wesel Bayar 7.500.000  
6 Kas 7.500.000
Utang wesel berbunga

Berikut ini sebagian data yang diperoleh pada


Toko Maju jaya :
10 Sept Toko Maju Jaya membeli barang dagangan kepada UD
2016 Murah seharga Rp 6.000.000 dengan syarat 2/10,
n/30

10 Okt. Toko Maju Jaya menyerahkan sebuah promes per 30


2016 hari kepada UD Murah sebagai ganti pembayaran
Utang sebesar Rp 6.000.000,- dengan bunga 12 % per
tahun.

10 Nov Toko Maju Jaya melunasi Promes.


2016
Jurnal yang harus dibuat Oleh Toko
Maju Jaya adalah :
Re Kredit ( Rp
TGL Keterangan Debet ( Rp )
f )
10/09/201 Pembelian 6.000.000 -
6 Utang Usaha - 6.000.000
10/10/201 Utang Usaha 6.000.000 -
6 Wesel Bayar - 6.000.000

10/11/201 Wesel Bayar 6.000.000 -


6 Beban bunga 60.000 -
Kas - 6.060.000

Keterangan :
Perhitungan bunga :
(Rp 6.000.000,- x 30 x 12 ) / 3600 = Rp 60.000,-
3.     Utang Deviden

Deviden merupakan distribusi laba perusahaan yang dialokasikan untuk pemegang


saham. Deviden yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk uang
atau aktiva dicatat dengan mendebit rekening Deviden dan mengkredit Utang deviden.
Utang deviden adalah jumlah kewajiban perusahaan kepada pemegang saham sebagai
akibat diumumkannya keputusan rapat pemegang saham tentang pembayaran deviden.
Deviden ini terutang sampai dengan tanggal pembayarannya. Deviden saham prioritas
walaupun jumlahnya sudah pasti belum merupakan utang apabila belum diumumkan
oleh Dewan Komisaris perusahaan. Perhatikan contoh berikut ini :
Saldo laba ditahan PT Lestari Jaya per 1 Desember 2016 menunjukkan jumlah Rp
82.750.000,. Tanggal 10 Desember 2016, perusahaan (dewan komisaris) mengumumkan
akan membagi deviden tunai para pemegang saham sejumlah Rp 35.400.000,-.
Informasi per 31 Desember 2016 :
Deviden yang telah dibagi pada bulan desember Rp 5.000.000,-.
Laba usaha yang diperoleh sejumlah Rp 56.850.000,-
Dari data tersebut buatlah jurnalnya!
TGL Keterangan Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
10/12/2 Deviden Tunai 35.400.000 -
016 Utang Deviden - 35.400.000
(pengumuman akan membagi
deviden)
31/12/2 Utang Deviden 5.000.000 -
016 Kas - 5.000.000
(pembayaran deviden)
31/12/2 Ikhtisar Laba Rugi 56.850.000 -
016 Laba Ditahan - 56.850.000
(mencatat perolehan laba)
31/12/2 Laba Ditahan 35.400.000 -
016 Deviden Tunai - 35.400.000
( penutupan deviden)
4.     Beban Yang Masih Harus Dibayar

Beban yang masih harus dibayar / Utang beban ( accruals payble ) adalah
beban yang sudah terjadi dan sudah menjadi beban, tetapi belum dibayar
karena belum jatuh tempo pada akhir periode yang bersangkutan. Yang
termasuk Utang beban misalnya Gaji dan Upah, beban Telepon dan Listrik,
beban Bunga dan lain sebagainya. Perhatikan contoh berikut :
Dari bukti memorial pada Toko Murah pada bulan Mei 2016, diperoleh data
bahwa gaji dan upah yang belum dibayar sejumlah Rp 1.250.000,-. Buat
jurnalnya!

PERKIRAAN REF DEBET KREDIT


2016
Mei 3 Beban Gaji dan Upah R 1.250.000,- -
1 p
Utang Gaji dan Upah - Rp 1.250.000,
-
(pencatatan gaji yang belum
dibayar bln Mei 2016)
5.     Pendapatan Diterima Di Muka

Yaitu pendapatan yang diterima di muka, sebelum barang atau


jasa diserahkan pada pihak konsumen. Contoh pendapatan
diterima dimuka adalah :Sewa diterima dimuka, Komisi, Uang
Langganan Majalah dan lain-lain. Perhatikan contoh berikut ini :
Pada tanggal 1 Agustus 2016, perusahaan menerima sewa
gedung sejumlah Rp 3.600.000,- untuk masa 1 tahun. Dari data
tersebut diminta menghitung besarnya pendapatan sewa
diterima dimuka pada akhir periode 31 desember 2016 serta
jurnalnya!
TGL PERKIRAAN REF DEBET KREDIT
2016
Agust 0 Kas R 3.600.000, -
1 p -
Pendaptn Diterima Dimuka - Rp 3.600.000
,-
(penerimaan pendptan di muka)
Des 3 Pendapatan Diterima di muka R 1.500.000, -
1 p -
Pendapatan Sewa - Rp 1.500.000
,-
(penerimaan pendptan di muka)

Kesimpulan :
Besarnya pendapatan diterima di muka per 31 Desember 2016
adalah Rp 3.600.000 – Rp 1.500.000,- = Rp 2.100.000,-
6.     Utang Pajak.

Ada dua Jenis Utang Pajak yakni :


a.     Utang Pajak Penghasilan Karyawan
b.    Utang Pajak Penghasilan Perusahaan
Utang Pajak Penghasilan Karyawan
Yaitu pajak-pajak yang dipotong oleh perusahaan atas gaji dan upah
karyawan serta harus disetorkan ke kas Negara. Bila sampai pada akhir
periode ternyata PPh Karyawan ini belum disetorkan maka dalam neraca
dilaporkan tergolong sebagai Utang perusahaan. Contoh :
Dari daftar Gaji dan Upah diperoleh data sebagai berikut :
Jumlah Gaji dan Upah Rp 7.500.000,-
Pajak Penghasilan Karyawan Rp 1.125.000,-
Gaji dan Upah yang harus dibayar Rp 6.375.000,-
Jurnal yang harus dibuat :

TGL PERKIRAAN REF DEBET KREDIT


2016
Sept 0 Gaji dan Upah R 7.500.000,- -
1 p
Utang PPh - Rp 1.125.000,-

Utang gaji 6.375.000,-

(menctt timblnya gaji & upah)

0 Utang Gaji dan Upah R 6.375.000,- -


1 p
Kas - Rp 6.375.000,-

(pembyran gaji pd karyawan)


1 Utang PPh R 1.125.000,- -
2 p
Kas - Rp 1.125.000,-

(pembyran Utang PPh pd neg.)


Utang Pajak Penghasilan Perusahaan

Pajak Penghasilan (PPh) perusahaan dihitung dan dikenakan dari


penghasilan bersih perusahaan pada akhir tahun. Dalam praktik cara
pembayaran PPh perusahaan dapat diangsur selama periode
akuntansi sehingga pada akhir periode angsuran pajak dapat lebih
besar atau lebih kecil dari pajak penghasilan yang seharusnya
dibayar oleh perusahaan. Jika selama periode jumlah angsuran pajak
lebih kecil dari jumlah pajak yang sesungguhnya harus dibayar, maka
pada akhir periode masih ada Utang pajak.
Contoh :
Selama tahun 2016 UD Karya Mandiri membayar angsuran PPh
secara rutin setip bulan, sebesar Rp 125.000,-. Dari laporan keuangan
perusahaan tanggal 31 Desember 2016 diketahui bahwa besarnya
PPh. yang masih harus dibayar sebesar Rp 1.750.000,-. Dengan
demikiian sampai tanggal 31 Desember 2016 PPh yang belum
dibayar sebesar Rp 1.750.000,- - (12 x Rp 125.000 ) = Rp 250.000,-
Dari data tersebut di atas maka catatan yang dibuat oleh perusahaan adalah :

TGL PERKIRAAN REF DEBET KREDIT


2016
Nov 01 PPh dibayar dimuka R 125.000,- -
p

Kas - Rp 125.000,-
(mencatat angs. PPh badan)
01 PPh Badan R 1.750.000,- -
p

Utang PPh - Rp 1.750.000,-


(mencatat perhit. PPh Badan)
12 Utang PPh R 1.750.000,- -
p

PPh dibayar dimuka - Rp 1.500.000,-


Kas 250.000,-

(pembyran Utang PPh pd negara.)


F. KONTINJENSI
Kontinjensi (contingencies) didefinisikan FASB sebagai kondisi,
situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan
ketidakpastian mengenai keuntungan (keuntungan
kontinjensi) atau kerugian (kerugian kontinjensi) untuk
perusahaan yang pada akhirnya akan diselesaikan apabila satu
atau lebih kejadian di masa depan terjadi atau tidak terjadi.
Selain itu kontinjensi juga lebih dikenal dengan peristiwa yang
mengandung syarat merupakan transaksi yang paling banyak
ditemukan dalam kegiatan bank sehari-hari. Kontinjensi yang
dimiliki oleh suatu bank dapat berakibat tagihan atau
kewajiban bagi bank yang bersangkutan.
Kontinjensi Kewajiban terdiri dari:
a.       Garansi yang diberikan
Bank garansi yang diberikan adalah semua bentuk garansi yang
diberikan oleh bakn yang mengakibatkan pembayaran kepada
pihak penerima jaminan apabila pihak yang dijamin oleh bank
yang bersangkutan wanprestasi atau cidra janji.
b.      Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang
dapat dibatalkan (revocable L/C) dalm rangka perdagangan
dalam negeri.
c.       Penjualan Opsi Valuta Asing
Opsi jual (put option) adalah opsi yang memberikan hak kepada
pemegang opsi untuk menjual valuta asing pada harga tertentu
selama atau pada akhir masa opsi.
G. KEUNTUNGAN KONTINJENSI
Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk
menerima aktiva (atau memiliki kewajiban yang menurun) yang
keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya mungkin akan menjadi sah.
Jenis keuntungan Kontinjensi yang khas adalah :
1.Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan
lain sebagainya.
2.Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak.
3.Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan.
4.Kerugian pajak yang mungkin dikompensasi ke depan.
 
H. KERUGIAN KONTINJENSI
Kerugian kontijensi (loss contingencies) adalah situasi yang melibatkan
ketidakpastian atas kemungkinan terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi
sebagai akibat dari kerugian kontinjensi menurut definisinya disebut sebagai
kewajiban yang bergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau
lebih  kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah hutang, pihak
yang dibayar, tanggal pembayaran atau tanggal keberadaannya. Yaitu, satu
atau lebih faktor-faktor tersebut bergantung pada kontinjensi.
Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan bahwa kejadian di
masa depan akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar dari
(istilah dari FASB) :
1.Kemungkinan besar (probable). Kejadian masa depan sangat mungkin
terjadi.
2.Cukup mungkin (reasonably possible). Peluang kejadian masa depan terjadi
lebih besar daripada kemungkinan kecil tetapi lebih kecil dari mungkin.
3.Kemungkinan kecil (remote). Peluang kejadian di masa depan terjadi sangat
kecil.
Suatu estimasi kerugian dari kerugian kontinjensi harus diakrualkan dengan
membebankannya ke beban dan kewajiban dicatat hanya jika kedua kondisi
berikut dipenuhi:
1.    Informasi yang tersedia sebelum penerbitan laporan keuangan
menunjukkan bahwa kemungkinan besar suatu kewajiban telah terjadi pada
tanggal laporan keuangan.
2.    Jumlah kerugian dapat diestimasi secara layak.
 
Beberapa kerugian kontinjensi :
1. Perkara pengadilan, klaim, dan pengenaan.
Faktor2 berikut harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah suatu
kewajiban harus dicatat berkenaan dengan perkara pengadilan (litigation)
yang ditunda dan yang mengancam serta klaim dan pengenaan (assessments)
actual atau yang mungkin:
1).Periode waktu dimana penyebab tindakan yang mendasari terjadi.
2).Probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
3).Kemampuan untuk membuat estimasi yang layak mengenai jumlah
kerugian.
 
2. Biaya jaminan dan garansi.
Jaminan (garansi produk) adalah janji yang dibuat oleh penjual kepada
pembeli untuk memperbaiki defisiensi kuantitas, kualitas, atau kinerja suatu
produk.
Terdapat dua metode dasar akuntansi untuk biaya jaminan:
1).Menurut metode dasar kas (cash basis method), biaya jaminan dibebankan
ke periode dimana penjual/produsen menepati jaminan itu.
2). Menurut metode akrual (accrual method), biaya jaminan dibebankan ke
beban operasi pada tahun penjualan.
3. Premi dan kupon.
Perusahaan menawarkan premi (premium) kepada pelanggan sebagai pengganti tutup
kotak, sertifikat, kupon, label, atau pembungkus dengan perlalatan rumah tangga dan
sebagainya. Sedangkan kupon tercetak (printed coupons) dapat ditebus oleh
pelanggan untuk potongan tunai atas barang yang dibeli.
Premi dan kupon, biayanya harus dicatat sebagai beban pada periode penjualan.
Jumlah penawaran premi yang masih berlaku yang akan ditawarkan untuk ditebus
harus diestimasi untuk merefleksikan kewajiban lancar yang ada dan untuk
menandingkan biaya dengan pendapatan.
Penawaran premi yang mengakibatkan kemungkinan adanya kewajiban pada tanggal
laporna keuangan, yang jumlahnya dapat diestimasi secara layak, adalah kontinjen
terhadap terjadinya kejadian masa depan (penebusan), dan karena itu, merupakan
kerugian kontinjensi.
4. Kewajiban lingkungan.
Termasuk dalam kategori ini adalah biaya pembersihan limbah beracun yang
merupakan hasil dari aktivitas produksi perusahaan, pencegahan kerusakan
lingkungan, dan pembersihan udara yang tercemar.
5. Risiko asuransi sendiri.
Merupakan penanggungan risiko, dan bukan merupakan asuransi, dan setiap
perusahaan yang menanggung risikonya sendiri menempatkan dirinya dalam posisi
menanggung beban atau kerugian ketika hal itu terjadi.
I. Penyajian Dalam Laporan Keuangan
Transaksi kontijensi belum mepengaruhi posisi dalam neraca dan laba-rugi
perusahaan. PSAK No.31 mengatur masalah Kontijensi ini. Kontijensi harus
disajikan sedemikian rupa sehingga bila dikaitkan dengan pos-pos aktiva dan
pasiva dapat menggambarkan posisi keuangan bank secara wajar. Kontijensi
merupakan transaksi yang belum mengubah posisi aktiva dan pasiva bank
pada tanggal laporan, tetapi has\rus dilaksanakan oleh bank apabila
persyaratan yang disepakati dengan nasabah terpenuhi. Kontijensi tersebut
dapat bersifat tagihan atau kewajiban baik dalam Rupiah maupun Valas.

Sistematika penyajian laporan komitmen dan kontijen disusun berdasarkan


urutan tingkat kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi keuangan dan hasil
usaha bank. Selanjutnya, komitmen dan kontijen, baik yang bersifat sebagai
tagihan maupun kewajiban, masing-masing disajikan secara tersendiri tanpa
pos lawan, sehingga pengungkapan dalam laporan dilakukan single entry
melalui rekening administratif yang merupakan pos filuar neraca (off balance-
sheet).
J. Azas Konservatif Dalam Kontijensi
Penyisihan suatu rugi kontijensi dapat dilakukan pada perhitungan rugi-laba bila kedua
kondisi berikut dipenuhi :
Terdapat petunjuk kuat bahwa telah terjadi penurunan nilai suatu aktiva atau telah
timbul kewajiban pada tanggal neraca
Jumlah kerugian yang dapat ditaksir secara wajar.

K. Jenis Transaksi Kontijensi


Jenis transaksi kontijensi adalah : garansi bank, letter of credit yang dapat dibatalkan
(revocable) yang masih berjalan, transaksi opsi valuta asing, pendapatan bunga dalam
penyelesaian. Transaksi tersebut wajib dilaporkan dalam laporan keuangan melalui
rekening administratif, yabng dapat berupa tagihan maupun kewajiban.

Garansi Bank
Adalah semua bentuk garansi atau jaminan yang diterima atau diberikan oleh bank
yang mengakibatkan pembayaran kepada pihak yang menerima jaminan apabila pihak
yang dijamin bank wanprestasi atau cedera janji. Diterbitkan dengan maksud
memberikan bantuan fasilitas kepada nasabah yang bersangkutan agar dapat
memperlancar transaksi ayng sedang dijalankannya.
Jenis Garansi bank: dapat berupa; penerimaan atau penerbitan jaminan dalam bentuk
bank garansi baik dalam rangka pemberian kredit, risk sharing, standby L/C maupun
dalam rangka pelakasaan proyek seperti big bonds, performance bonds dan advanced
payment bonds, bisa juga berupa akseptasi atau endosemen surat berharga.
Kegunaan Garansi bank
Garansi bank dapat dipergunakan untuk transaksi-transaksi :
Tender Dalam Negeri.
Perdagangan
Tender Luar Negeri
Uang Muka Kerja
Penanggungan Bea Masuk
Cukai Rokok
Pelaksanaan Pembelian Aktiva Tetap.

Akuntasi Untuk Garansi Bank


Meliputi saat penerbitan dan jatuh waktu. Dalam jatuh waktu bank dihadapkan
pada dua situasi :
1. Apabila nasabah mampu melunasi sisa kewajibannya
Contoh :
Apabila bank Omega cabang Jakarta menerbitkan Garansi Bank atas permintaan
PT. XYZ yang ditujukan kepada PT. CVS di Surabaya senilai RP 500.000.000,-. Setoran
jaminan dibayarkan oleh PT. XYZ sebesar 60 persen atas beban rekening gironya, maka
ayat jurnalnya :
D : Giro – PT.XYZ Rp. 300.000.000,-
K : Setoran Jaminan Garansi Bank Rp. 300.000.000,-
Ayat jurnal untuk mencatat kontijensi Garansi Bank adalah sebesar kewajiban
penuh atau 100 % yaitu :
K : Rekening Administratif Rupiah – Garansi Bank Yang Belum Jatuh
Waktu Rp. 500.000.000,-

Pada saat jatuh waktu, apabila PT XYZ melunasi seluruh sisa


kewajibannya atas beban rekening giro, pada saat itu pula bank Omega
cabang Jakarta akan mengkredit rekening antar kantor cabang Surabaya
dengan memerintahkan untuk membayar kepada PT.CVS, ayat jurnalnya
adalah sebabagi berikut :
D : Giro – PT.XYZ Rp. 200.000.000,-
D : Setoran Jaminan Garansi Bank Rp. 300.000.000,-
K : RAK-Cabang Surabaya Rp. 500.000.000,-

Cabang Surabaya akan mencatat :


D : RAK – cabang Jakarta Rp. 500.000.000,-
K : Giro – PT. CVS Rp. 500.000.000,-
untuk menghapus pos kontijensi Garansi bank dan mencatat penerimaan kekurangan
setoran jaminan adalah :
D : Rekening Administratif Rupiah – Garansi bank Yang Belum Jatuh Waktu
Rp. 500.000.000,-
2. Apabila terjadi Wanprestasi
Wanprestasi akan mengakibatkan bank penerbit garansi bank harus
mengkonversi menjadi debitur umum dengan membebankan nasabah
sejumlah biaya tertentu.
Contoh :
PT. DSK membuka garansi bank pada bank Omega cabang Jakarta senilai
Rp. 350.000.000,- dengan setoran jaminan sebesar 60 persen yang dibayar
atas beban rekening gironya. Garansi bank ditujukan kepada nasabah cabang
Bandung PT. DCK, maka jurnalnya :
D : Giro – PT DSK Rp. 210.000.000,-
K : Setoran Jaminan Garansi Bank Rp. 210.000.000,-

Ayat jurnal administratifnya :


K : Rekening Administratif Rupiah – Garansi Bank Yang Belum Jatuh
Waktu Rp. 350.000.000,-
Garansi Bank (Lanj.)
Pada saat jatuh waktu nasabah PT.Dsk belum datang untuk melunasi sisa
kewajibannya, bank Omega cabang Jakarta terlebih dahulu membukukan rekening
administratif atas garansi bank yang belum jatuh tempo dan menggantinya dengan
garansi bank yang telah jatuh tempo, dengan ayat jurnalnya :
D : RAR – Garansi Bank Yang Belum Jatuh Waktu Rp. 350.000.000,-
K : RAR – Garansi Bank Yang Sudah Jatuh Waktu Rp. 350.000.000,-

Apabila paling lambat dalam waktu 2 minggu nasabah tidak sanggup melunasi
sisa kewajibannya, maka akan dibebankan kepada nasabah tesebut biaya provisi kredit
sebesar Rp. 350.000,- dengan ayat jurnalnya :
D : Debitur Rp. 140.350.000,-
D : Setoran Jaminan Garansi BankRp. 210.000.000,-
K : RAK – cabang Bandung Rp. 350.000.000,-
K : Pendapatan Provisi Kredit Rp. 350.000,-

Pada saat rekening administratif atas garansi bank jatuh waktu maka jurnalnya :
D : Rekening Administratif Rupiah –
Garansi Bank Yang Sudah Jatuh Waktu Rp. 350.000.000,-
Letter Of Credit
Letter of Credit Yang Dapat Dibatalkan (Revocable) Yang Masih Berjalan : adalah jaminan dalam
bentuk L/C yang dapat dibatalkan dalam rangka impor dan ekspor atau lalu lintas perdagangan
dan disajikan sebeasr sisa jumlah L/C yang belum direalisasi
Contoh :
Apabila bank Omega cabang Jakarta menerbitkan L/C Dalam Negeri revocable atas
permintaan PT.DKS sebesar Rp.300.000.000,- dan ditujukan kepada seorang nasabah di cabang
Surabaya. Setoran jaminan dilakukan sebesar 40 % dan dibayarkan oleh PT.DKS atas ebban
rekening gironya, maka jurnal pada saat penerbitan :
D : Giro – PT.DKS Rp. 120.000.000,-
K : Setoran Jaminan L/C Dalam Negeri Revocable Rp.120.000.000,-

Jurnal administratif untuk mencatat transaksi kontijensi ini adalah :


K : RAR - L/C Dalam Negeri Revocable Yang Diterbitkan .Rp. 120.000.000,-
Apabila terjadi pembatalan L/C atas permintaan nasabah PT.DKS, maka bank Omega akan
mencatat jurnal :
D : Setoran Jaminan L/C Dalam Negeri Revocable Rp. 120.000.000,-
K : Giro – PT.DKS Rp. 120.000.000,-

K : RAR - L/C Dalam Negeri Revocable Yang Diterbitkan …Rp. 300.000.000,-


Valuta Asing dan Pendapatan Bunga
Transaksi Opsi Valuta Asing adalah transaksi yang melibatkan pembelian (call option) dan
penjualan (put option) atas opsi yang telah diterbitkan oleh bank. Opsi (option) adalah
perjananjian memberikan hak opsi (pilihan) kepada pembeli opsi untuk merealisasikan kontrak
jual beli valas, yang tidak diikuti pergerakan dana dan dilakukan pada atau sebelum waktu yang
ditentukan dalam kontrak, dengan kurs opsi yang dijanjikan. Pembeli opsi tidak berkewajiban
untuk melaksanakan haknya apabila yang bersangkutan merasa pengunaan hak tersebut tidak
bermanfaat.

Pendapatan Bunga Dalam Penyelesaian


adalah perhitungan bunga dari aktiva produktif non-performing (kurang lancar) yang belum
dapat diakui sebagai pendapatan bunga dalam periode berjalan. Jumlah pendapatan bunga
dalam penyelesaian ini akan dikelompokkan sebagai tunggakann bunga sejak perhitungan bunga
atas kredit atau aktiva produktif non-performing dilakukan sampai dengan tanggal laporan.
Contoh :
Apabila semenjak tanggal 1 Juli 20XX nasabah deitur bank Omega cabang Jakarta, PT. CKN,
yuang bersaldo Rp. 400.000.000,- dan suku bunga 18%, tidak sanggup membayar bunga semenjk
bulan Mei 20XX, dan oleh bank Omega digolongkan sebagai debitur yang kurang lancar. Pada
pembuatan laporan keuangan tanggal 31 Juli 20XX diadakan perhitungan tunggakan bunga
sebagai berikut :
Tunggakan bunga = 3 bulan (Mei-Juli)
Besarnya BUnga = 3/12 * 18% * Rp.400.000.000,- = Rp. 18.000.000,-
D : Rekening Administratif Rupiah – Tunggakan Bunga Rp 18.000.000,-
Laporan Kontinjen
Dibuat setiap tanggal laporan yang akan mejabarkan posisi kontinjen bank,
apakah terjadi short atau long position. Berikut contoh Laporan Kontinnjen
dari beberapa transaksi

TAGIHAN TUNGGAKAN
 
1)Tunggakan Bunga ...... Rp. 18 jt 1.Bank Garansi Yang-
  Belum Jatuh Waktu …… Rp 500 jt
  2.Bank Garansi Yang-
Sudah Jatuh Waktu …... Rp. 350 jt
3. L?C DN Revocable …... Rp. 300 jt
 
 
 

Jumlah tagihan……………. Rp. 18 jt Jumlah Kewajiban ..…. Rp 1.150 jt


   

Saldo kewajiban Bersih Kontijensi ………………….. Rp. 1. 132 Juta


REFERENSI
• Team, Muamala (2018-06-10).
"Apa itu Liabilitas? Kenali Liabilitas dalam Istil
ah Akuntansi"
. Muamala Net. Diakses tanggal 2020-10-22.
• https://www.pojok
ilmu.net/2019/01/akuntansi-utang.html
• https://www.scribd.com/document/39981814
3/kasus-kewajiban-kontinjensi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai