DIAGNOSA TOPIS
panas Ruffini
dingin Krause
rasa raba Golgi Mansoni
Impuls-impuls diterima
oleh reseptor radiks
posterior kornuposterior
nukleus proprius dan
langsung menyilang
melewati linea mediana
traktus spinotalamikus ke
rostral melalui medula
oblongata pons &
mesensefalon nukleus
ventroposterior lateralis
talami berakhir pada girus
post sentralis lobus
parietalis area 312 ( korteks
asosiasi).
Susunan Proprioseptif
Disalurkan melalui : * Funnikulus Dorsalis
~ girus post.sentralis
~ serebellum
* Traktusspinoserebellaris
dorsalis & ventralis
Menghantar impuls : rasa tekan (vater pacini/ogan
Golgi/muscle spindle)
rasa getar
rasa gerak
rasa sikap
rasa diskriminatif
Impuls proprioseptif melalui radiks posterior
kemudian disalurkan melalui funikulus dorsalis
tidak langsung menyilang tapi naik keatas
menuju Goll dan Burdach menyilang pada
nukleus Gracilis & Cuneatus di medula oblongata
lemniskus medialis berakhir pada nukleus
ventropost.lat. talami korteks sensorik (lobus
parietalis) serebellum
Susunan Saraf SOMATOMOTORIK
parese/paralisis
spastis
Hipertoni
hiperrefleksi
klonus
refleks patologis positif
tak ada atrofi
Kelainan Traktus Piramidalis setinggi :
Fungsi :
Gerakan otot-otot kepala (wajah, pengunyah, lidah dll)
2. Traktus kortiko spinalis
Saraf Spinalis
Fungsi :
Gerakan otot-otot Tangan dan kaki
LMN
Dari inti-inti motorik di kornu anterior medula spinalis, menuju radiks
anterior, saraf-saraf spinal, mengikuti perjalanan saraf-saraf tepi,
menuju ke otot-otot tubuh dan anggota gerak.
1. Cornu ant
2. The peripheral nerve, (ventral and dorsal nerve roots i.e.,
radiculopathy or nerve i.e., neuropathy) saraf.
3. Neuromuscular junction
4. The muscle
Gangguan pada LMN ditandai :
Lumpuh / Parese
Arefleksi
Tak ada refleks patologis
Atrofi
Myoneural Junction
UNILATERAL BILATERAL
Sesak
Scapoid abdomen tidak menonjol
Sedikit/tanpa gejala saat ekspirasi
Hiperaktiv otot respirasi tambahan
Fenomena litten (-)
Kesulitan batuk dan bersin
Hepar-Lien teraba lebih tinggi Neuralgia phrenicus/
neuralgia diafragmatika
Nyeri di perbatasan tulang iga paling
bawah klavicula
Dan dalam leher, menyebar setinggi
Fluoroskopi: dagu dan Lengan
-imobilitas diafragma Nafas pendek dan cepat
Penyebab:
Tumor leher
Aneurysma aorta
Gangguan perikardial dan Foto polos:
mediastinal lainnya.
diafragma terdorong
keatas
CABANG N. OPTHALMICUS
Neuralgia Cervico-occipitalis
Distribusi cabang-cabang sensorik
Penyebab:
•Tumor
•Aneurysma
•Infeksi
•Psikogenik
LESI PLEXUS BRACHIALIS
C 5 – 8 DAN T 1 - 2
Radix ventralis
(foramen intervertebra) Saraf spinal
Radix dorsalis
Saraf spinal :
* Tingkat thoracal saraf perifer
* Tingkat lumbar atas saraf perifer
* Tingkat cervical ( +thoracal I ) Plexus brachialis
* Tingkat lumbar bawah
Plexus lumbosacralis
* Tingkat sacral
PLEKSUS BRACHIALIS
LESI PLEKSUS BRACHIALIS
Umum/menyeluruh :
* Fibrilasi
* Nyeri spontan
* Hiperalgesia
* Parastesia
Setempat :
* Sindrom Erb-Duchenne
Peregangan leher & bahu
secara berlebihan
* Sindrom Klumke
Ekstrmitas superior ditarik ke
atas secara paksa
ERB – DUCHENNE SYNDROME
Penyebab:
- Kompresi atau robekan
(biasanya trauma lahir)
Abduksi dan
rotasi eksterna lengan (-)
Fleksi dan supinasi
engan bawah (-)
“waiter‘s tip position”
Sensoris :
Hipestesia permukaan
deltoideus radialis lengan
bawah dan tangan
KLUMPE’S SYNDROME
Sensoris :
Hipestesia tipe ulnar
Sindrom horner
Edema, cianosis, perubahan trofik
pada kuku
Plexus brakialis, arteri subklavia dan vena subklavia.
Pancoast‘s tumor
Nyeri sekitar bahu dan sisi medial lengan
Hipestesia sesuai T8 T1
Sindroma horner
Penyebab: Tumor apex paru
N. Suprascapularis ( C5-6 )
WINGING PHENOMENA
Penyebab :
Jarang timbul sendiri
Lesi medulla spinalis
Fraktur dislokasi caput humeri
Neuritis axillaris
N. Muskulokutaneus ( C5-6 )
Motoris :
Kelemahan flexi lengan bawah
Supinasi (-)
Reflek bisep (-)
Sensoris :
Hipesthesia antero lateral
lengan bawah
Penyebab :
Jarang terkena sendiri
Fraktur humeri
Aneurysma
Trauma
N. Radialis ( C6-8 dan T1)
APE hand
Motoris:
Pronasi dan fleksi lengan bawah (-)
Pergelangan tangan abduksi
dan fleksi melemah
Ibu jari sebidang dgn tangan,
atrofi tenar, fleksi ibu jari (-),
abduksi di bidangnya sendiri (-),
genggaman tangan melemah,
jari cenderung ekstensi dan adduksi,
fleksi phalang distal
ibu jari dan telunjuk (-)
Sensoris :
Sesuai distribusi cutaneus N. Medianus,
konstan pada phalang distal jari I dan II.
Paralisis otot-otot
fleksor-pronator dan tenar
Setinggi Ligamentum carpal transversum
Penyebab:
Penebalan jaringan ikat ok:
RA,Akromegali,Hipothiroidism,Amyloid desease,
Retensi cairan: kehamilan, kegemukan.
N. Ulnaris ( C8, T1 )
Motoris:
Claw hand
Fleksi phalank proksimal
atau distal jari IV dan V (-)
Jari tangan V abduksi
Ektensi phalang II dan distal
setiap jari tangan (-)
Adduksi dan abduksi
seluruh jari tangan (-)
Akibat kontraksi tanpa lawan dari M. extensor digitorum komunis jari IV dan V
Sebagai kompensasi paralisis
m. adduktor pollicis
N. Ulnaris ( C8, T1 )
Motoris:
Claw hand
Fleksi phalank proksimal
atau distal jari IV dan V (-)
Jari tangan V abduksi
Ektensi phalang II dan distal
setiap jari tangan (-)
Adduksi dan abduksi
seluruh jari tangan (-)
Akibat kontraksi tanpa lawan dari M. extensor digitorum komunis jari IV dan V
Sebagai kompensasi paralisis
m. adduktor pollicis
Sensorik:
Hipesthesia sisi ulnar
tangan baik sisi dorsal
atau palmar, jari manis, dan yang
paling menonjol jari kelingking.
Plexus Lumbalis( T12 dan L1-5 )
N. Cutaneus Femoralis Lateralis
Sering terjadi
Penyebab:
Neuritis
Angulasi
Tekanan fasia, kegemukan, flat feet, spondilitis, tekanan pakaian ketat.
Tanda pertama dari tumor medula spinalis lumbalis
N. Femoralis dan N.Obturatorius
N. Femoralis ( L2-4 )
Motorik:
Fleksi paha ke badan (-) (m. iliopsoas)
Ekstensi tungkai, reflek patela (-)
m. Quadrisep femoris
Sensoris:
Sesuai dengan distribusi,
paling nyata pada lutut
Penyebab:
Lesi pada medula spinalis, cauda equina.Tumor pelvis.Abses m. psoas
Fx. Pelvis dan femur atas.Trauma forcep,Aneurysma a. femoralis,Neuritis DM
N. Obturatorius ( L2-4 )
Motorik:
Rotasi eksterna dan adduksi paha (-)
Kesulitan menyilangkan tungkainya
diatas yang lain
Adduktor reflek (-)
Sindrom Howship-Rhomberg
Sensoris :
Nyeri menjalar sepanjang permukaan
dalam paha paling nyata pada lutut
Penyebab:
Kehamian
Persalinan dengan cunam/forcep
Hernia Obturatoria
Plexus Sakralis
N. Gluteus Superior ( L4-5, S1
Kesulitan bangkit dari posisi duduk, berlari, melompat atau memanjat tangga.
Otot-otot pantat kontraktur IPS.
Motoris:
Hamstring paralysis
(fleksi tungkai (-))
Steppage gait : paralysis seluruh
otot tungkai dan kaki,
berdiri diatas tumit dan jari (-)
Reflek aschilles dan plantar (-)
Sensoris:
Hipestesia tungkai
sebelah luar dan seluruh
kaki kecuali lengkung sisi medial
dan malleolus medialis
Nyeri casualgia ( terutama N. tibialis)
Penyebab:
HNP,Dislokasi sendi panggul,Trauma persalinan
Tumor,Injeksi obat-obatan,Osteoarthritis,Polineuritis
N. Peroneus Communis( L4-5, S1-2 )
Motoris:
Drop foot
(Dorsofleksi kaki dan
phalang proksimal jari kaki (-))
Steppage gait
(Lutut terangkat tingi dengan
kaki tergantung fleksi dan adduksi)
Abduksi dan eversi kaki (-)
Berdiri dengan tumit (-),
Sensorik:
Hipestesia dorsum
kaki dan sisi luar tungkai
Penyebab:
Neuritis primer
(tersering)
N. Tibialis( L4-5, S1-3 )
Motorik:
Fleksi plantaris, adduksi, inversi kaki (-)
Fleksi, abduksi, adduksi, jari kaki (-)
Berdiri denagn ujung jari kaki (-)
Berjalan sukar, melahkan, dan sering nyeri
Reflek aschilles (-)
Claw foot
Sensoris:
Hipestesia telapak kaki, permukaan lateral tumit,
permukaan plantar jari kaki serta phalang unguium
•Nyeri sifatnya causalgia hebat.
(15.2)
ANS divisions
Sympathetic division
Parasympathetic
division
Dual innervation –
many organs receive
opposing inputs from
both divisions
Only sympathetic
innervation to blood
vessels, arrector pili,
and sweat glands
Sympathetic activation
“flight, fight, or fright” response
heart rate
blood pressure
increased respiration
Dilated pupil
Clammy skin
digestion
urinary motility
Parasympathetic activation
“resting and digesting,” conserves energy
heart rate
respiration
digestive activity
Constricted pupil
Sympathetic location
Thoracolum-
bar division
Preganglionic
cell bodies at
T1-L2
(15.3)
Parasympath.
location
Craniosacral
division
Preganglionic
cell bodies
Brainstem
Sacral spinal
cord
(15.3)
Sympathetic pathways
Short preganglionic axon
Myelinated
Many branches
Postganglionic nerve cell body
in prevertebral and sympathetic
chain ganglia
Long postganglionic axon
Unmyelinated
(15.3,15.4a)
Sympathetic
pathways
15.7
Parasympathetic pathway
Long preganglionic axon
Myelinated
Few branches
Postganglionic nerve cell
body close to target organ
Short postganglionic axon
Unmyelinated
(15.3,15.4b)
Parasympathetic
pathways
15.5
Sympathetic neurotransmitters
ACh at pre-postganglionic synapse
Cholinergic fiber
NE at postganglionic axon terminal on
effector organ
Adrenergic fiber
(15.4a)
Parasympathetic neurotransmitters
ACh at pre-postganglionic synapse
Cholinergic fiber
ACh at postganglionic axon terminal on
effector organ
Cholinergic fiber
(15.4b)
CNS input to ANS
Inputs to
preganglionic
neurons from:
Reticular formation
of brainstem
Cardiac center
Respiratory center
Vasomotor center
(13.24)
CNS input to ANS
Inputs to
preganglionic
neurons
Hypothalamus
Controls heart
rate, blood
pressure, body
temperature,
digestion
(13.15)
CNS control of the ANS
15.17
CNS control of the ANS
15.17
RESUME
somatosensorik
a. Rangsangan raba disalurkan melalui traktus spinotalamikus
anterior
b. rangsangan nyeri dan suhu melalui traktus spinotalamikus
lateralis
c. Rangsangan proprioseptif disalurkan melalui kolumna dorsalis
medula spinalis dan lemniskus medialis
Somatomotorik (piramidalis)
Traktus kortikobulber
Traktus kortiko spinalis
UMN
LMN
AUTONOMIC NERVOUS SYSTEM
Parasimpatetik Simpatetik
1) Preganglioner N III, N VII, N IX 1) Preganglioner radiks ventralis T1
dan N X. Radiks ventralis S2, S3 dan sampai T12 dan L1 sampai L3
S4 lintasan “Kranio Sakral” lintasan “Torakolumbal”