Anda di halaman 1dari 27

DIARE CAIR

AKUT –
DEHIDRASI
BERAT Disusun oleh
Fajariska Kusuma Jati
20214010013

Pembimbing:
dr. RR Sri Wijayanti, Sp.A
DEFINISI

Diare menurut IDAI adalah buang air besar


yang frekuensinya lebih sering dan konsistensi
feses lebih encer dari biasanya.

Diare cair akut adalah buang air besar pada


bayi atau anak lebih dari 3x sehari disertai
dengan perubahan konsistensi feses menjadi
cair dengan atau tanpa lendir dan darah, yang
berlangsung kurang dari 1 minggu1.

Juffrie M, Soenarto SY, Oswari H, dkk. Buku Ajar Gastroenterologi- Hepatologi. Ikatan Dokter
1 2
Anak Indonesia; 2010 h. 87-120
EPIDEMIOL
OGI

Diare masih menjadi salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak-
anak di bawah usia 5 tahun. Diperkirakan sekitar 800.000 kematian anak-anak di bawah
usia 5 tahun disebabkan karena diare pada tahun 2010, terutama di negara berkembang 2.
Berdasarkan Riskesdas 2007 di Indonesia penyebab kematian bayi terbanyak yaitu
diare sebanyak 42% dibanding pneumonia 24% dan untuk anak 1-4 tahun kematian
akibat diare sebanyak 25,2% dibanding pneumonia 15,5%. Prevalensi klinis diare di
Jawa Tengah menunjukkan angka 9,2%, lebih tinggi dibanding angka rerata nasional.
Dan prevalensi tertinggi diare berdasarkan kelompok umur adalah bayi dan anak usia 1-
4 tahun serta berdasarkan tempat tinggal adalah masyarakat pedesaan 3.

2
Indriyani, Desak Putu Rendang & Putra, I Gusti Ngurah Sanjaya. Penanganan terkini diare pada anak: tinjauan
3
pustaka.2020; 2:928-932
3
Kemenkes. Pengendalian Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan. 2011; 2 (2)
Infeksi Bakteri & parasit lain
Infeksi Virus
e.g: E. coli, Campylobacter
ETIOLOGI e.g: Rotavirus, Norwalk
virus, Viral enteritis NOS
jejuni, Salmonella spp.
Shigella spp., V. cholerae,
Entamoeba histolitica, Giardia
lamblia

80% 20%

Faktor Resiko:
Cara penularan diare pada • tidak memberikan ASI secara penuh
umumnya melalui cara fekal – untuk 4 – 6 bulan pertama kehidupan
oral atau melalui 4F (finger, bayi
flies, fluid, field) • tidak memadainya penyediaan air bersih
• pencemaran air oleh tinja
• kurangnya sarana kebersihan (MCK)
• kebersihan lingkungan dan pribadi yang
buruk
• penyiapan dan penyimpanan makanan
yang tidak higienis dan cara penyapihan 4
yang tidak baik
PENYEBAB PENYAKIT DIARE

02 04
06
MALABSORBS
I KERACUNAN SEBAB LAIN-
01 • Karbohidrat 03 • KERACUNAN 05 LAIN
• Lemak BAHAN KIMIA
• protein • Psikologis
INFEKSI IMUNISASI
ALERGI DEFISIENSI
• BAKTERI
• VIRUS
• PARASIT
PATOGENESIS DIARE
Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambung

Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus

Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)

Diare Akut

Bila diare berlanjut sampai 2 minggu/lebih, kehilangan BB atau tidak
bertambah selama masa tersebut

Diare Kronik

Bila diarenya menetap dalam 2 minggu/lebih dan disertai gangguan
pertumbuhan

Berlanjutnya kerusakan mukosa Diare Persisten Perbaikan mukosa yang terlambat
PATOGENESI
S OLEH
VIRUS

Enteropatogen virus masuk Virus menginfeksi Terjadi kerusakan


ke dalam saluran enterosit vilii usus halus
pencernaan

Enterosit rusak digantikan dg


Vili atropi sehingga sulit menyerap
epitel kuboid baru yg belum
makanan minuman dg maksimal
matang struktur & fungsinya

Terjadi peningkatan tekanan Terjadi diare osmotik dari


osmotik usus dan motilitas usus penyerapan air dan nutrient yg
tidak sempurna

7
PATOGENESI
S OLEH
BAKTERI

Enteropatogen bakteri Bakteri menginfeksi Peningkatan enzim


masuk ke dalam saluran enterosit dan adenyl siklase
pencernaan merangsang epitel
usus

Merangsang sekresi Na, Cl, & H2O


Hiperosmolar Menghambat absorpsi Na, Cl, & H2O
Hiperperistaltik (sangat pekat) dari lumen usus ke dalam sel
usus

Diare

8
PATOGENESI
S OLEH
BAKTERI

Diare akibat infeksi bakteri dibedakan menjadi:


• Bakteri non invasif (V. cholerae dan E.coli - EPEC, ETEC, EIEC)
• Bakteri invasive (Salmonella sp., EHEC, Campylobacter sp.)

Pada infeksi bakteri mekanisme patofisiologi hampir sama dengan infeksi virus.Tetapi pada
infeksi bakteri dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus sehingga dapat menyebabkan
reaksi sistemik. Toksin dari Shigella spp. juga dapat masuk ke serabut saraf otak sehingga
menyebabkan kejang.

9
KLASIFIKASI
TINGKAT
DEHIDRASI ANAK
DENGAN DIARE

ICHRC, 2016
KRITERIA DIAGNOSIS

ANAMNESIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM


 FISIK
Tanda dan gejala tanpa disertai
 BAB cair atau encer  Feses : dapat disertai darah/lendir
dari biasanya dehidrasi (+) atau,
 Leukosit >5/LPB (birumetilen) →
 Tanda dan gejala dehidrasi ringan
 Frekuensi >3x disentri (invasif)
sedang (+) atau,
 Disertai darah/tidak   Biakan dan tes sensitivitas untuk
Tanda dan gejala dehidrasi berat
(disentri/diare akut dengan atau tanpa syok (+) etiologi bakteri atau kepentingan
invasif) terapi.
 Dapat disertai atau tidak tanda gejala
gangguan keseimbangan elektrolit dan  ELISA (bila memungkinkan) untuk
gangguan keseimbangan asam basa test etiologi virus

(Manajemen Terpadu Balita Sakit,/MTBS, 2015


PEMERIKSAAN PENUNJANG

DARAH URIN FESES


 Darah lengkap  Urin lengkap  Pemeriksaan
 serum elektrolit  kultur & tes kepekaan makroskopik dan
terhadap antibiotik mikroskopik
 AGD
 glukosa darah
 kultur & tes
kepekaan terhadap
antibiotik
RENCANA
TERAPI A

ICHRC, 2016
RENCANA
TERAPI B

ICHRC, 2016
RENCANA
TERAPI C

ICHRC, 2016
DOSIS & CARA
PEMBERIAN
ZINC

(Manajemen Terpadu Balita Sakit,/MTBS, 2015


ANTIBIOTIK SELEKTIF
Antibiotik selektif Pemberian antibiotik dilakukan
terhadap kondisi-kondisi seperti:
• Patogen sumber merupakan kelompok bakteria
• Diare berlangsung sangat lama (>10 hari) dengan
kecurigaan Enteropathogenic E coli sebagai
penyebab.
• Apabila patogen dicurigai adalah Enteroinvasive E
coli.
• Agen penyebab adalah Yersinia ditambah penderita
memiliki tambahan diagnosis berupa penyakit sickle
cell.
• Infeksii Salmonella pada anak usia yang sangat
muda, terjadi peningkatan temperatur tubuh (>37,5
C) atau ditemukan kultur darah positif bakteri.
SUPLEMENTA
DUKUNGAN DIET SI ZINC
NUTRISI

• Sesuai dengan
penyebab diare
Makanan dan
• Intoleransi karbohidrat  Anti-oksidan,
ASI → susu rendah sampai Menghambat sintesis
bebas laktosa Nitric Oxide (NO).
• Alergi protein susu sapi  Memperkuat sistem
→ susu kedelai imunitas.
• Malabsorpsi lemak →  Mempersingkat
susu yang mengandung durasi diare pada
Medium Chain anak
Trigliseride (MCT)  Mencegah diare
• Jika dengan terapi
dietetik diatas tidak ada
respons → gunakan
susu protein hidrosilat
IDENTITAS
PASIEN Nama Pasien : An. R
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 3 bulan 20 hari
Berat badan : 4,1 kg
Alamat : Purworejo
Tgl masuk RS : 07 September 2021
Anamnesis:
Keluhan Utama : BAB cair >10x/hari
RPS :
An. R dibawa ke IGD RSUD Tjitrowardoyo dengan keluhan BAB
cair >10x dalam sehari. Konsistensi BAB cair, tidak ada lendir,
darah, busa, atau berlemak. Ibu pasien mengatakan sejak 3 hari yg
lalu frekuensi BAB telah meningkat lebih dari biasanya dengan
konsistensi lebih cair. Pada saat datang ke IGD pasien menangis
merintih dengan air mata sedikit dan belum BAK. Selain itu pasien
juga muntah sebanyak 2x dan sedikit demam sebelum datang ke
IGD. Pasien masih minum ASI dan susu formula serta belum
diberi obat apapun. 1
9
RPD : diare sebelumnya (-), alergi (-)
RPK : keluhan serupa (-)
Riwayat personal sosial : perjalanan keluar kota
(-), kebersihan lingkungan (+), vaksinasi lengkap
sesuai usia (+)
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : tampak lemah, letargi
Kesadaran : Somnolen GCS : E4V4M4

Tanda Vital :
Nadi : 131x/menit, teraba lemah
RR : 41x/menit
Suhu : 37,7° C
SpO2 : 89%

Status Antropometri : 2
BB : 4,1 kg 0
STATUS
GENERALIS

KEPALA LEHER
pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar
normocephal, ubun-ubun cekung (+), tiroid (-),
mukosa bibir kering (+), mata tampak
cekung, menangis merintih air mata
sedikit THORAX

retraksi otot pernapasan (-),


KULIT & sianosis (-), bising jantung (-)
EKSTREMITA
S
Turgor kulit menurun, akral dingin,
CRT <2 detik, gerak bayi lemah

ABDOMEN

Distensi abdomen (-), peristaltik usus


meningkat
21
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
Hemoglobin 11,6 g/dL 9,6-12,8 g/dL
Leukosit 18500 /µL 6000-17500 µL
Hematokrit 37 % 31-43 %
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Eritrosit 5.1jt /µL 3,1-4,7jt /µL


Trombosit 919.000 /µL 150.000-400.000 /µL
MCV 73 fL 77-113 fL
MCH 23 pg 23-36 pg
Darah rutin 07 September 2021

MCHC 31 g/dL 26-34 g/dL


Glukosa Darah Sewaktu 147 mg/dL 50-80
Basofil 62,90 % 50-70 %
Limfosit 31,90 % 25-40 %
Monosit 4,80 % 2-8 %
Eosinofil 0,10 % 2,00-4,00 %
Neutrofil 0,30 % 0-1 %
TLC 5900 /µL 1000-3700 /µL
NLR 2,0 22
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
Warna kuning kuning
Kejernihan keruh jernih
pH / keasaman 6,0
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Berat Jenis 1.030 1.015-1.025


Kimia
Leukosit Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Urine rutin 07 September 2021

Urobilin Normal Negatif


Protein + Negatif
Darah Negatif Negatif
Keton +/- Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Sedimen Negatif Negatif

23
PEMERIKSA
AN FESES
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL

Eritrosit Negatif Negatif

Leuukosit Negatif Negatif

Lilin/wax Negatif

2
4
DIAGNOSIS
KERJA

DIARE CAIR AKUT e.c


bacterial infection
DEHIDRASI BERAT

DIARE CAIR AKUT e.c


DIAGNOSIS viral infection
BANDING DEHIDRASI BERAT

2
5
TREATMENT

PARENTERAL (Rencana
Terapi
RL 30cc/kgBB dalam 1 jamC)
 120cc dlm 1 jam ORAL
(120tpm mikro) Zink drop 1x1 cc
Dilanjutkan Paracetamol 3x0,5cc
70cc/kgBB dalam 5 jam  280cc dlm 5 jam (56tpm Amoksisilin 2x200g
mikro) ASI diteruskan
Penilaian tiap 15-30 menit
Evaluasi setelah 6 jam

Terapi Rumatan
RL 4cc/kgBB  16tpm mikro

RAWAT INAP
RUJUK Sp.A 2
6
DAFTAR
PUSTAKA
● 1
Juffrie M, Soenarto SY, Oswari H, dkk. Buku
Ajar Gastroenterologi- Hepatologi. Ikatan Dokter
Anak Indonesia; 2010 h. 87-120
● 2
Indriyani, Desak Putu Rendang & Putra, I Gusti
Ngurah Sanjaya. Penanganan terkini diare pada
anak: tinjauan pustaka.2020; 2:928-932
● 3
Kemenkes. Pengendalian Diare di Indonesia.
Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan.
2011; 2 (2)
● Manajemen Terpadu Balita Sakit,/MTBS, 2015

2
7

Anda mungkin juga menyukai