Anda di halaman 1dari 3

Wilya Rahma Tresna (1910631050171)

Masalah 1

Teori Masalah
Sumarmo (Suhaedi, 2012:193) menyatakan bahwa kegiatan Siswa jarang sekali menggunakan kemampuan komunikasi
yang tergolong pada komunikasi matematis di antaranya matematisnya dalam pembelajaran matematika, seperti masih
adalah: (1) menyatakan suatu situasi, gambar, diagram, atau terdapat siswa yang merasa kesulitan untuk menyatakan gambar,
benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide, atau model diagram, yang diubah ke dalam pemodelan matematika. Hal ini sejalan
matematik; (2) menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematis dengan hasil penelitian Osterholm (2006:292-294) menyatakan bahwa
secara lisan atau tulisan; (3) mendengarkan, berdiskusi, dan siswa tampaknya kesulitan mengartikulasikan alasan dalam
menulis tentang matematika; (4) membaca dengan memahami suatu bacaan.
pemahaman suatu representasi matematis tertulis; (5) Ketika diminta mengemukakan alasan logis tentang pemahamannya,
membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan
siswa kadang-kadang hanya tertuju pada bagian kecil dari teks dan
definisi, dan generalisasi; (6) mengungkapkan kembali suatu
menyatakan bahwa bagian ini (permasalahan yang memuat simbol-
uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri.
simbol) tidak mengerti, tetapi tidak memberikan alasan atas
pernyataannya tersebut.

Contoh
Dalam materi statistika siswa masih belum dapat menyelesaikan soal berbentuk cerita yang disajikan dalam
diagram lingkaran, siswa tidak tahu bagaimana menyatakan data dalam diagram untuk diubah kedalam
pemodelan matematika ataupun sebaliknya serta terkadang siswa masih sulit untuk merelasikannya kedalam
operasi perkalian dan pecahan. 1
Wilya Rahma Tresna (1910631050171)

Masalah 2

Teori Contoh
Handoko dalam Marliani (2015) mengatakan fungsi dari
belajar matematika salah satunya adalah Penelitian yang dilakukan oleh Mubarok & Fitriani (2020)
mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. menyimpulkan bahwa kemampuan menganalisis pada
materi SPLDV masih tergolong rendah.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang
Masalah mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita
berkaitan dengan SPLDV dengan bentuk masalah yang
Menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan sedikit berbeda dari contoh, dari hal tersebut seharusnya
memberikan satu soal berisi empat indikator berpikir kreatif, siswa dapat mencoba berpikir kreatif dalam
materi yang digunakan yaitu sistem persamaan linear dua menyelesaikan soal dengan menggunakan metode lain
variabel disalah satu kelas VIII SMP Negeri 6 lubuklinggau. selain yang sudah dicontohkan yaitu metode substistusi
Hasil dari tes tersebut terlihat kemampuan berpikir kreatif eliminasi. Seharusnya siswa dapat menggunakan metode
siswa masih tergolong rendah, dari hal tersebut siswa masih gabungan, grafik untuk penyelesaian bentuk masalah
belum menggunakan kemampuan berpikir kreatif yang ada yang berbeda.
pada dirinya secara optimal.
.
2
Wilya Rahma Tresna (1910631050171)

Masalah 3

Masalah
Teori
Dalam proses pembelajaran matematika kebanyakan siswa tidak
Menurut Anderson (2003) bila berpikir kritis dikembangkan,
membiasakan diri untuk mengembangkan kemampuan berpikir
seseorang akan cenderung untuk mencari kebenaran, berpikir
kritisnya, sehingga siswa tidak mampu melakukan pembuktian dari
divergen (terbuka dan toleran terhadap ide-ide baru), dapat
mana asal suatu rumus dapat terbentuk, siswa tidak dapat
menganalisis masalah dengan baik, berpikir secara
menganalisis masalah dengan baik, tidak dapat berpikir secara
sistematis, penuh rasa ingin tahu, dewasa dalam berpikir, dan
sistematis, tidak dapat berpikir secara mandiri yang terjadi hanya
dapat berpikir secara mandiri).
selalu meniru penyelesaian dari guru
.

 Contoh
Pada materi ilmu bilangan, contoh dalam soal diketahui – 1 selalu habis dibagi 7 untuk semua n bilangan asli. Kemudian dalam soal siswa
diminta untuk membuktikan pernyataan tersebut. Dalam menyelesaikannya banyak siswa yang sudah memahami maksud dari soal tetapi
siswa juga bingung untuk memulai pembuktiannya. siswa tidak terbiasa dengan soal pembuktian melainkan terbiasa mengikuti prosedur atau
langkah-langkah yang telah dicontohkan oleh guru sehingga sulit mengkonstruksi bukti, serta kurangnya pemahaman siswa untuk
mengaplikasikan teorema, definisi, ataupun dalil di suatu soal

Anda mungkin juga menyukai