TUE
Bab 01
WED
THU
Pendahuluan
FRI
Latar Belakang
● Diabetes melitus atau orang awam biasa menyebutnya kencing manis merupakan suatu kelompok penyakit
MON metabolik dengan karakteristik peningkatan kadar glukosa di dalam tubuh (American Diabetes Association,
2017).
TUE ● Menurut World Health Organization (2016) Diabetes melitus saat ini menjadi salah satu masalah kesehatan
yang perlu mendapat perhatian dunia, meskipun bukan tergolong dalam penyakit menular. Penyakit diabetes
melitus menjadi penyebab utama ketujuh kematian pada tahun 2016.
WED
THU
FRI
Latar Belakang
Indonesia berada pada peringkat ke tujuh
penderita diabetes terbanyak di dunia dengan
jumlah sekitar 10,3 juta orang
THU
FRI
Manfaat Penelitian
Bidang Penelitian
TUE
Bab 02
WED
THU
Tinjauan Pustaka
FRI
Diabetes
Melitus
(DM)
Definisi
● DM merupakan penyakit gangguan metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah
MON (hiperglikemia) disebabkan karena tidak seimbangnya antara suplai dan kebutuhan insulin.
TUE
WED
THU
FRI
Epidemiologi
Jumlah penderita DM di
seluruh dunia mencapai 422
juta penderita pada tahun Satu dari sebelas penduduk adalah penderita DM dan 3,7
2014.
juta kematian disebabkan oleh DM maupun komplikasi dari
DM (WHO, 2016)
Epidemiologi
Indonesia pada tahun 2013 berada diperingkat ke7 penderita DM
terbanyak di dunia dengan jumlah penderita 7,6 juta
(Perkeni, 2015).
Penderita DM di
Indonesia berdasarkan
data dari IDF pada
tahun 2014 berjumlah
9,1 juta atau 5,7 %
dari total penduduk.
INDONESIA
Etiologi
DM Tipe 1 G
en
eti
k
I
mun
ologi
Li
ngkun
U gan
s
i
a
Etiologi
Diabetes tipe II terjadi ketika sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin sebagaimana mestinya sehingga insulin
menjadi resisten. Faktor-faktor yang berperan dalam proses terjadinya resistensi insulin antara lain :
DM Tipe 1 DM Tipe 2
DM Gestasional
Patofisiologi
Gejala Klinis
Penurunan BB
Diagnosis
Pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM digolongkan ke dalam Hasil kelompok
prediabetes yang meliputi toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT),
(Macgilchrist C, 2019).
Golongan Biguanad/Metformin
Insulin
Tatalaksana Non-Farmakologis
● Mengikuti pola makan sehat (diet)
● Meningkatkan kegiatan jasmani dan latihan jasmani yang teratur
● Menggunakan obat DM dan obat lainya pada keadaan khusus secara aman dan teratur.
● Melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) dan memanfaatkan hasil
pemantauan untuk menilai keberhasilan pengobata, (Munali, 2019).
Komplikasi
Hipoglikemia Makrovaskular
Hiperglikemia Mikrovaskular
Self Care
Definisi
Menurut WHO (2009), self care (perawatan diri) adalah kemampuan individu,
keluarga, dan komunitas untuk meningkatkan kesehatan/promosi kesehatan,
mencegah penyakit, dan menjaga kesehatan dan menangani penyakit dan disabilitas
dengan atau tanpa bantuan penyedia layanan kesehatan (Webber et al., 2013)
Ruang lingkup dari self care meliputi promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengontrolan penyakit, pengobatan sendiri, perawatan reaktif dan penyembuhan
(menunjuk spesialis dan institusi untuk perawatan, dan rehabilitasi termasuk
perawatan paliatif) (WHO, 2009)
Definisi
1. Pelatihan self-care dapat meliputi beberapa bidang dari self-care dan perilaku spesifik antara lain (Webber et
al., 2013) :
2. Gerakan kesehatan termasuk kemampuan individu untuk mendapatkan, memproses dan mengerti informasi
kesehatan dasar dan pelayanan dibutuhkan untuk membuat keputusan kesehatan yang sesuai.
3. Kewaspadaan diri terhadap kondisi fisik dan mental meliputi mengetahui indeks massa tubuh sendiri, level
kolesterol, tekanan darah, screening kesehatan.
4. Aktivitas fisik meliputi aktivitas fisik intensitas moderat seperti berjalan, bersepeda, atau berenang.
5. Aktivitas fisik meliputi aktivitas fisik intensitas moderat seperti berjalan, bersepeda, atau berenang.
6. Partisipasi dalam olahraga yang diinginkan secara teratur.
7. Makan makanan sehat meliputi diet yang bernutrisi dan seimbang dengan asupan kalori yang sesuai.
8. Menghindari perilaku beresiko seperti berhenti merokok, membatasi penggunaan alkohol, melakukan
vaksinasi, melakukan hubungan seksual yang aman, menggunakan tabir surya.
9. Higienitas yang baik meliputi mencuci tangan teratur, menggosok gigi dan mencuci makanan sebelum
dikonsumsi.
10. Penggunaan produk, servis, diagnostik, dan obat-obatan yang rasional dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan bahayanya dan digunakan sesuai kebutuhan
Program Self Care pada Pasien Diabetes
American Association of Diabetes Educators (AADE) mengeluarkan AADE7 Self-
Care Behaviors sebagai kerangka edukasi manajemen pasien diabetes secara
terpusat dan juga pelayanannya. Perilaku penting self-care untuk keberhasilan dan
efektivitas manajemen diri diabetes ada tujuh yaitu (AADE, 2014):
• Pembiyaan Kesehatan
Kerangka Konsep Penelitian
Kesehatan Psikologis
Pengetahuan
Fisik Hubungan
Sikap Sosial
Motivasi Kualitas Lingkungan
Total Kolesterol
Keterangan:
Variabel laten Trigliserida
HDL
Variabel Indikator LDL
Pengaruh
Dibentuk
MON
TUE
Bab 03
WED
THU
Metode Penelitian
FRI
Jenis Penelitian
• Survei deskriptif
Waktu Penelitian
Waktu penelitian dan pengambilan data dilakukan pada Juli
2020. Pengelolahan data direncanakan pada bulan September
2021.
Populasi Penelitian
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah penderita DM yang berada
di wilayah Sumatera Utara dengan jumlah 547 orang.
Sampel Penelitian
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria yang layak untuk diteliti. Kriteria ini
menggambarkan karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target
yang akan diteliti. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
1) Penderita DM yang telah terdiagnosa minimal 3 bulan
2) Dapat berkomunikasi dengan baik
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria yang tidak layak untuk diteliti atau kriteria yang
menghilangkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab. Pada
penelitian ini tidak terdapat kriteria eksklusi khusus yang ditetapkan peneliti.
Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dipakai pada penelitian ini adalah berasal dari data
sekunder dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang
dikumpulkan dengan memberikan kuesioner berupa self-care kepada
masyarakat yang menderita diabetes.
Variabel dan Defenisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Indikator / Cara Ukur Skala
Alat Ukur Ukur
Perilaku Tingkah laku seorang Dimensi perilaku self Wawancara Interval
Self Care pasien dalam merawat care yang hasil
dirinya agar dapat dikembangkan pengisian
mengontrol penyakit adalah berasal dari kuesioner
diabetes yang dideritanya faktor
serta mencegah predisposisi(pengeta-
komplikasi yang meliputi huan, sikap,
pengaturan makan, olah motivasi, efikasi
raga dan makan obat. diri), faktor
pemungkin
(komunikasi dan
pembiyaan) dan
faktor penguat
(dukungan sosial)
TUE
Bab 04
WED
THU
Hasil dan Pembahasan
FRI
Deskripsi Lokasi Penelitian
● Penelitian ini dilakukan di Sumatera Utara. Sumatera Utara (disingkat Sumut) adalah
sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian Utara Pulau Sumatera.
● Penduduk Sumatera Utara terdiri dari berbagai etnis antara lain Melayu, Batak Toba, Batak
Mandailing, Batak Karo, Batak Simalungun, Jawa, Banten, Minang, Aceh, China dan India
dengan pemeluk agama mayoritas Islam dan yang mempunyai kesadaran politik dan
keamanan yang cukup tinggi, sehingga mendukung kondisi keamanan yang
sangat kondusif.
Karakteristik Responden Penelitian
● Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien DM Tipe 2 di Sumatera Utara, penentuan
sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sehingga dapat dikumpulkan sampel
sebanyak 547 orang. Untuk data karakteristik yang responden pada penelitian ini meliputi
jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status pernikan dan suku bangsa. untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel
Karakterisktik Responden Penelitian
Karakteristik Frekuensi (orang) Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 86 41,7
Perempuan 120 58,3
Tingkat Pendidikan
SD 19 9,2
SLTP 34 16,5
SLTA 105 51
DIPLOMA 48 23,2
Usia
Dewasa Awal (26-35 tahun) 5 2,4
Dewasa akhir (36-45tahun) 9 4,4
Lansia awal (46-55 tahun) 145 70,4
Lansia akhir (56-65 tahun) 205 99,5
Pekerjaan
Tidak bekerja/IRT 86 41,7
Swasta 20 9,7
Buruh 52 25,2
PNS/TNI/POLRI 26 12,6
Lain-lain 22 10,7
Karakterisktik Responden Penelitian
Status Perkawinan
Menikah 182 88,3
Belum Menikah 3 1,5
Janda/Duda 21 10,2
Suku 51 44,4
Batak 130 63,1
Mandailing 11 5,3
Jawa 47 22,8
Melayu 5 2,4
Aceh 1 0,5
Lain-Lain 12 5,8
Jumlah 206 100
Karakteristik Responden Penelitian
Berdasarkan Tabel diketahui jenis kelamin pasien diabetes mayoritas adalah perempuan dengan proporsi 58,3%.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Amelia Rina, 2020) bahwa jenis kelamin pasien diabetes
mayoritas perempuan dengan proporsi 73,9%. Berdasarkan tingkat pendidikan, paling banyak tingkat pendidikan
pasien diabetes adalah SLTA dengan proporsi 51%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Putri
linda, 2017) bahwa tingkat pendidikan pasien diabetes mayoritas SLTA dengan proporsi 32,6%. Berdasarkan usia
pasien diabetes mayoritas adalah usia akhir (56-65 tahun) dengan proporsi 99,5%. %. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Amelia Rina, 2020) usia pasien diabetes mayoritas usia akhir (56-65 tahun)
dengan proporsi 55,7%. Berdasarkan pekerjaan maka melalui survei diketahui bahwa pasien penyakit DM Tipe 2
didominasi oleh pesien yang tidak bekerja/IRT sebanyak 41,7%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Istiawanti Hari, 2018) bahwa Mayoritas responden pasien DM tidak bekerja dengan proporsi
(43,5%). Mayoritas responden menikah dengan proporsi 88,3%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Sidabutar Sari Artia, 2016) pasien diabetes mayoritas menikah dengan proporsi 86,6%. Kemudian
mayoritas pasien merupakan penduduk bersuku batak dengan proporsi 63,1%. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Sidabutar Sari Artia, 2016) suku pasien diabetes mayoritas suku batak dengan proporsi
86,6%.
Karakteristik Self care dan Dimensi Pembentuk Self care Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 di Sumatera Utara
Hasil Tabel 4.2 menunjukkan dimensi self care yang paling baik adalah dimensi komunikasi
pasien dalam berobat (96,1%), sedangkan dimensi yang kecil adalah sikap (57,3 %). Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Amelia Rina, 2020) bahwa dimensi perilaku self
care pasien diabetes pengetahuan, sikap, komunikasi, pembiayaan, dukungan keluarga, motivasi
mayoritas baik. Namun dimensi motivasi pada penelitian sebelumnya merupakan yang paling
baik sedangkan pada penelitian ini yang paling baik adalah dimensi komunikasi, hal ini
dikarenakan responden pada penelitian ini terdapat perbedaan tempat kontrol di fasilitas
pelayanan kesehatan dan perbedaan lokasi penelitian.
MON
TUE
Bab 05
WED
THU
Kesimpulan dan Saran
FRI
Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, didapati kesimpulan bahwa :
● Karakteristik penderita DM di Sumatera Utara mayoritas berjenis kelamin wanita, tingkat
pendidikan SLTA, usia Lansia akhir (56-65 tahun), pekerjaan tidak bekerja/IRT, menikah,
dan suku batak.
● Gambaran Self care penderita Diabetes Melitus di wilayah Sumatera Utara tahun 2020
berdasarkan indikator pembentuknya yaitu pengetahuan, sikap, komunikasi, dukungan
keluarga, pembiayaan, motivasi dan efikasi diri adalah baik.
Saran
● Hasil penelitian ini menjadi masukan kepada setiap pelayanan primer untuk meningkatkan
aspek-aspek yang dapat meningkatkan perilaku self care.
● Model perilaku self care dapat digunakan di pelayanan primer untuk perbaikan pelayanan
pasien diabetes untuk Sumatera Utara dan mungkin juga bisa digunakan di kota lain di
Indonesia.
TUE
WED
Kasih
THU
FRI