Anda di halaman 1dari 48

PENYAKIT – PENYAKIT JAMUR

(FUNGAL DISEASES)

CIRI PENYAKIT
• Pembentukan granulasi jaringan
epitheloid
• Infectious granulomas
INCLUDING
 Actinomycosis  Epizooticlymphangitis
 Nocardiosis  Phycomycosis
 Aspergillosis  Sporotricosis
 Blastomycosis  Candidiasis
 Coccidioidomycosis  Geotrichosis
 Adiaspiromycosis  Lobomycosis
 Nasalgranuloma  Paecilomycosis
(sapi)  Phaeohyphomycosis
 Maduramycosis  Dermatomycosis
 Cryptococcosis  Protothecosis
 Histoplasmosis  Micotoxicosis
BENTUK MYCOSIS
o Mycosis Superficialis
 Mempunyai Pola
Reaksi yang Berbeda o Systemic Mycoses
(Dermatophytoses,
Tinea, Ring Worm)  Bisa terlokalisasi
 Menyerang sistem organ
o Mycotema  Menyebar luas
 Terjadi pada manusia
dan hewan  (Blastomycosis,
 Infeksi mycotik Cryptococcosis,
terlokalisasi Histoplasmosis)
subcutis/berdekatan
dengan tulang)
(Maduramycosis,
Rhinosporodiasis)
ACTINOMYCOSIS
 Infeksi genus Actinomyces  LESI (Makroskopis)
(infeksi sapi dan hewan lain
Granuloma tebal berisi pusat
secara alami) purulen tipis yang mengandung
 Penyakit lain yang organisme
menimbulkan infeksi sama, Bila terjadi penetrasi tulang→
etiologik berbeda pembesaran dan persisikan
(Actinobacillosis, Nocardiosis) (destruktive dan proleferasi
degeneratif)
Potongan permukaan lesi putih ,
 Manifestasi
berkilau (jaringan konektif padat
Sapi (pembesaran irregular, dengan abses kecil-kecil)
pengerasan mandibula, (lumpi
Abses (nanah kuning, massa
jaw)
keras → granul belerang
Anjing (menyerang daerah lunak
dan dapat menyebar)
Lesi (Mikroskopis)

Massa seperti bunga mawar (sinar


fungus atau jamur)
Sayatan {Hematoksilin & Eosin (HE)}
Koloni eosinofilik
Massa irregular
Diameter ≥ 20 mikron
Massa dikelilingi zona radial,
menonjol, dengan ujung bundar
NOCARDIOSIS
(Organisme berfilamen, Gram +, aerobik)
Sinonim • Mikroskopis
• Actinomyces asteroides, Jamur terlihat kusut
Cladothrix asteroides, Koloni organisme kabur dikelilingi
Actinomyces gypsoides reruntuhan sel nekrotik, eksudat
• Secara umum dikelompokkan ke purulen, jaringan granuloma
dalam genus Nocardia
Spesies lain
Mastitis (sapi)
Lesi Pneumonia (monyet)
(Anjing) (Makroskopis) Lesi sama dengan yang terjadi
Infeksi paru, pleura, kulit sangat pada anjing
sering (anjing) Etiologi pada anjing dan primat
• Infeksi sistemik → organisme non manusia (Nocardia caviae)
dijumpai (peritonial, pleural caviti, Nocardia farcinia penyebab pada
otak, organ visceral) sapi → Bovine Farci
ASPERGILLOSIS
ETIOLOGI
• Aspergillus fumigatus (sangat prevalen pada burung), dapat menyerang spesies lain.
Organisme dijumpai di alam (bahan makanan/bijian dan tanaman) sebagai bentuk
benang-benang halus
LESI
• Pneumonic Diffuse
o Paru memperlihatkan area penggabungan, penyebaran nodular
o Daerah infeksi terdapat benang-benang jamur
o Spherical nodul menyerupai tuberculosis

• Nodular Pulmonary
o Nodular terdiri dari pusat caseasi nekrosis (organisme)
o Daerah tersebut dikelilingi zona yang luas (jaringan granuloma epiteloid), Giant Cell
(limfosit dan fibroblast)
o Organisme dalam granuloma berbentuk pendek, ramping, filamen bercabang,
bersepta, panjang 8 mikron dan lebar 3-4 mikron
o Organisme kurang terwarnai dengan HE, micelia yang berbentuk spheric/bola dapat
dilihat dengan pewarnaan (PAS, Bauer’s, Gridley fungus)
ASPERGILLOSIS
• Infeksi Kantung Udara
• Organisme menghasilkan micelia aerial (conidiosphores) → Kantung udara,
orificium external dan trachea
• Micelia ini menonjol/memproyeksi ke dalam lumen

 Infeksi pada species lain


• Kuda
• (infeksi kantung suara/tekak → syndroma klinik (epitaxis berulang, gangguan
visual dan anggota gerak)
• Infeksi tekak → nasal cavity → optic chiasma dan cerebrum (melalui nervus optic)
• Manusia (menyerang daerah terbuka ex. Telinga bagian luar)
• Anak ayam dan kalkun (terinfeksi dari kontaminan alas → “Brooder pneumonia”)
BLASTOMYCOSIS (North American
Blastomycosis/Gilchrist’s Disease)

 Etiologi
Blastomyces dermatitidis (Zymonema dermatitidis, Gilchristia dermatitidis)
 Pada manusia terjadi sebagai micosis cutaneous atau pulmonari (fatal),
pada anjing (pulmonar → fatal), kuda (mammari gland), kucing (cutaneous,
pulmonari)

 LESI
 Makroskopis
 Pada kulit manusia terjadi abses intraepitelial dengan reaksi epiteloid di dalam
dermis/subcutis
 Paru anjing terbentuk nodul-nodul yang berbatas tegas, penggabungan difusa
paru, bidang permukaan potongan mengeluarkan nanah
BLASTOMYCOSIS
 Mikroskopis
– Lesi pulmoner dicirikan – Pada pewarnaan HE
dengan infiltrasi sel-sel organisme terlihat
epiteloid (meluas) sebagai massa granular
– Distribusi difusa limfosit central dikelilingi zona
dan foci neutrofil (ganda/tidak terwarna)
– Nekrosis caseasi dengan – Lesi bisa terbatas pada
beberapa fibroblas paru, tetapi
– Multi nukleasi Giant sel penyebaran
tipe benda asing pembentukan abses
dapat terlihat di daerah
– Agen penyebab dijumpai subcutis, limpa, ginjal,
dalam lesi dalam bentuk limfonodus, hati, otak,
bebas atau dalam tulang, glandula
makrofag, berbentuk adrenal, mata dan
spheric, berdiameter 8-20 intestin
mikron, berdinding ganda
COCCIDIOIDOMYCOSIS
Sudah dikenal menimbulkan penyakit LESI
pada manusia pada tahun 1892 (Posada,  Makroskopis
Argentina). Pada hewan (sapi) dilaporkan
oleh Giltner Lesi mirip tuberculosis
Pada manusia bersifat akut, frebil, infeksi Granuloma dengan atau tanpa
respiratori atas, progresive (sangat fatal) supurasi/kalsifikasi
Pada hewan bersifat progresive kronik Pada sapi terbentuk nodul kecil
pada paru, pembesaran difusa
limfonodus bronchial dan
 Etiologi mediastinal
 Coccidioides immitis/Oidium Foci purulent (besar dan kecil)
coccidioides dikelilingi jaringan
 Organisme menghasilkan mycelia granulasi/kapsula fibrous
aerial (benang halus), koloni Limfonudus yang terserang
(spherical) terdapat nanah kekuningan,
kental
 Fungus berbentuk Spherule, Pada penyakit yang menyebar
dinding berlapis ganda, (anjing) nodul keabu-abuan
berdiameter 5-50 mikron terdapat dalam paru,
limfonodus, hati, limpa,
meninges, mata, sum-sum
tulang
COCCIDIOIDOMYCOSIS
 Mikroskopis
 Terlihat spherul (besar) berisi endospora,
dikelilingi sel epiteloid dan sedikit
netrofil
 Pada sapi spherul ini diselaputi oleh
struktur yang menyerupai tongkat
(rosette) disekitar koloni Actinomyces
bovis
 Dinding spherul ruptur → endospora,
terjadi reaksi jaringan yang kaya netrofil,
limfosit dan sedikit sel.
 Pada endospora matur ― leukosit dan
sel-sel epiteloid menonjol di dalam
eksudat peradangan
 Organisme di dalam sitoplasma sel Giant
Laghans sangat jelas terlihat pada
pewarnaan HE, dinding sel sel yang
berlapis ganda hanya terlihat pada
pewarnaan (PAS, Bauer’s, Gridley
fungus)
NASAL GRANULOMA (SAPI)
– Nasal granuloma ← massa – Permukaan nodul mengkilat
polipoid/sessile di dalam nasal dan kuning keabu-abuan
caviti sampai merah
– Etiologi belum begitu jelas, tetapi
terdapat bukti keterlibatan fungi
Mikroskopis sel Epitelium
– Rhinosporodiosis ↔ cattle
granuloma di Amerika serikat nasal terdiri dari jaringan
– Seksi histologik nasal granuloma granuloma
(lesi) → kultur helminthosporum Jaringan granuloma terdiri
dari sel epiteloid, Giant sel
benda asing dan limfosit
Lesi Limfosit dan eosinofil bisa
Makroskopis memenuhi sejumlah besar
o Lesi terbatas pada nasal nares
daerah lesi
sebagai nodul-nodul yang Badan-badan spheric
menonjol dari bagian mukosa dengan dinding tebal dan
nasal ke dalam nasal caviti kabur (fungus) terlihat di
o Obstruksi parsial (akumulasi
dalam sel-sel epiteloid dan
Giant sel
nodul-nodul mukous dan
eksudat purulen) di eksternal
nostril
NASAL GRANULOMA (SAPI)
• Bridges (1960)
– Berdasarkan material dan kasus
– Hiphae yang berpigmen dan tidak berpigmen
– Gambaran morfologi
 (Helmithosporum)

– Organisme ini diisolasi dari kasus Maduramycosis


– Dari kasus tersebut dinyatakan bahwa NASAL GRANULOMA SAPI
adalah bentuk dari

Maduramycosis
MADURAMYCOSIS
(Maduramycotic Mycetoma, Madura Foot)
 Pada jaringan :
 Etiologi
Organisme causative dijumpai
 Klinis : dalam bentuk koloni definitif/butiran
– Eumycetomas Organisme (filamen micelial),
bersegmen dengan dinding
(Eumycetoma/Fungi sejati/True berbatas tegas
fungi)
Spora berbentuk chlamidospora
– Actinomycetomas (Organisme yang berpigmen
dari genus Actinomyces: Fungi yang tidak berpigmen
Nocardia, Actinomadura, berbentuk butiran putih
Streptomyces) (Allescheria boydii, Curvularia
– Botryomyces (Staphylococci: geniculata, Brachtcladium
Actinobacillus lignieresi, spiciferum)
Eschiricia coli, Proteus sp,
Pseudomonas aerogenosa, non
hemolytic streptococci
MADURAMYCOSIS
 Lesi
Makroskopis
 Koloni fungi coklat/hitam berbentuk butiran coklat/hitam (Ø 1-3 mm) (di dalam
massa jaringan granulasi)
 Ekstremitas, nasal mukosa, peritonium, kulit (predileksi)
 Glandula telapak kaki anjing (predileksi)
 Resisten terhadap treatment jangka pendek/eksisi surgical

o Mikroskopis
 Koloni fungi coklat (spherical irregular) dijumpai di dalam kantung netrofil
 Pusat purulen tersebar (infiltrasi makrofag, plasma sel, limfosit)
 Organisme dalam koloni berikatan kuat satu dengan lainnya → coronal zona
external ← hiphae (kasar, irregular, seperti gelombang)
 Pusat koloni tebal, bercabang, hipha bersepta (lebar 10 mikron)
 Chlamydospora berdinding tebal, spherical (Ø ≥ 25 mikron)
 (Periodic-Acid Schiff (PAS), Bauer’s, Gridley fungus) ↔ MORFOLOGI FUNGI
HISTOPLASMOSIS
 Bersifat infectious, tidak contagious
 Mycotic (manusia dan hewan)
 Etiologi: Histoplasma capsulatum
 Tumbuh baik pada kultur dan tanah; putih/coklat, Ø 3-4 mikron,
spheric
 Macroconidia; Ø 8-12 mikron; fase parasitic pada mammalia
(conidia berbentuk ragi)

 Lesi
 Proleferasi sel retikuloendothelial (makrofag, endothelial,
epiteloid) (meluas)
 Lesi banyak mengandung ragi

 Pergantian jaringan normal ← proleferasi sel


retikuloendothelial → fungsi dan pembesaran organ
HISTOPLASMOSIS
 PARU  LIMFONODUS (bentuk
Bentuk penyakit tenang menular)
Terdapat nodul berkapsul Membesar ← proleferasi
(sempurna) (sel epiteloid sel retikuloendothelial
dan pulau sel) Nodus terlihat kasar dan
Lesi berbentuk menyatu
fibrocalcareous nodul Proleferasi
(bertahan lama) retikuloendothelial
 Bentuk menular (alveoli dapat melenyapkan
dan stroma intertisial ⇒ arsitektur nodus
limfosit, sel plasma, sel  Giant sel dan limfosit↡
epiteloid ← organisme⇈  Mononuclear sel dengan
 Jamur (sitoplasma) ⇒ telur sitoplasma meluas
irregular (2-3 mikron predominan
sampai 3-4 mikron)
HISTOPLASMOSIS
• ORGAN LAIN
• Limpa
– membesar, abu-abu terang, kenyal (proleferasi retikuloendothelial sel)
• Hati
– membesar, abu-abu terang, kenyal (difuse proleferasi
interlobular dan intralobular sel retikuloendothelial)
– Sel tersebut menggantikan parenchyma hati dan berpengaruh
pada fungsi hati
– Pada bentuk menyebar terjadi pengkapsulan hati
– Limfosit dan plasma sel dijumpai dalam jumlah bervariasi
• Intestine
– Penebalan rugosa
– Nodulus limfe membesar, arsitektur berubah
– Terdapat makrofag laden (karateristik)
EPIZOOTIC LYMPHANGITIS
 Penyakit kulit dan limfatik (kuda)

• Etiologi
– Histoplasma farciminosus (Cryptocoocus farciminossus, Blastomyces
farciminosus, Endomyces farciminosa, Saccharomyces equi, Zimonema
farciminosum)
– Organisme berbentuk ragi (jaringan), micelia (kultur)

• Klinis
– Ulserasi induratif (kulit dan khusus pada tungkai)
– Penebalan limfatik superfisial
– Pembesaran nodus limfe regional
– Pembentukan abses ➺ material purulen ↔ ulser baru (lembab)
– Infeksi konjunctiva, nasilacrimal, visceral internal (tidak umum)
EPIZOOTIC LYMPHANGITIS

 LESI

 Sayatan lesi cutaneus


 Reaksi granulomatous;
 Makrofag besar (predominan)
 Sitoplasma mengandung organisme oval (2-
3 mikron), berlapis kapsul tipis
 Massa kapsul dapat diperlihatkan pada
pewarnaan HE
 Kapsul (spesifik untuk pewarnaan jamur)
PHYCOMYCOSES
 Mucormycosis
 Bovine Mycotic Placentitis/Mycotic Abortion
 Equine Mycotic Placentitis/Mycotic Abortion
 Entomophthoramycosis
 Oomycosis
 Rhinosporidiosis
Mucormycosis

 Termasuk katagori infeksi berbagai fungi


 Klasifikasi dalam ordo Mucorales
 Organisme tumbuh dalam jaringan;
 Berbentuk kasar
 Tidak bersepta dan filamen bercabang dan
menyebabkan granuloma infectious
 Lesi terdapat pada permukaan tubuh
dan nodus limfe
 Dapat menyebabkan placentitis pada
sapi
Mucormycosis

 LESI
 Makroskopis
 Lesi makros bersifat non spesifik
 Ulserasi dan penebalan tepi lambung
 Pembesaran nodus limfe yang terserang
 Granuloma kekuningan (caseasi dan
calcareous foci)
Mucormycosis

 Mikroskopis
 Granuloma epiteloid (menggantikan jaringan normal)
 Infiltrasi limfositik (meluas) ↔ Giant sel
 Nodus limfatikus mesenterikal (sapi) → eosinofil⇈
 Organisme (Giant sel/zona nekrotik);
 Irregular
 Hifa bercabang, jarang bersepta
 Dapat diperlihatkan pada pewarnaan HE
 Organisme tumbuh di dalam jaringan dan reaksi host
spesifik ????????????????????????????????????
Bovine Mycotic Placentitis
 Etiologi  Mikroskopis
 Aspergillus fumigatus (60%)  Pada daerah hemoragi
 Absidia ramosa, Absidia dijumpai leukosit eosinophilik
corymbifera, Rhizopus sp, Mucor dan netrophilik
spp  Nekrosis menyebar pada
plasenta materna dan lapisan
 Lesi plasenta fetal (terdapat
 Makroskopis organisme)
 Organisme (Aspergillus
 Terdapat pada plasenta fetus yang
diborsikan fumigatus, A. ramosa) dijumpai
 Plasenta membesar, kotiledon pada daerah nekrotik (plasenta
menebal dan endometrium)
 Masih terdapat plasenta materna  Daerah tersebut terdapat
(bagian pinggir menebal dan udem, nekrosis, infiltrasi
nekrotik) netrofil pada dinding arteri
 Zona intracarancula menebal chorioallantois
 Hemoragi dan hiperemi sangat
dominan pada sayatan histologis
Equine Mycotic Placentitis

Lesi dijumpai pada plasenta ➺ fungi


(aborsi) → kuda
Organisme ➺ Aspergillus fumigatus dan
Mucor spp → (plasenta)
Entomophthoramycosis
 granuloma infectious pada kulit dan
membran mukosa (nasal dan oral) → fungal
(Entomophthoraceae) ← famili

Kasus:
Lesi pada kuda → Entomophthora coronata
Simpanse → Rhinophycomycosis

Infeksi kulit → Basidiobolus ranarum


Oomycosis

 Etiologi
 Oomycetes Class), Oomyces (kelompok)
 Saprolegnia ferax (ikan)
 Coelomyces spp. Mycotic patogen (larva nyamuk)
 Kuda (fungi → class Oomycetes, ordo Peronosporales)
 Hyphomycosis destruens → Leeches/Bursatti
 Mycosis dermal
 Granuloma infectious massive pada subcutis (kaki)
 Subcutis mengandung foci nekrotik
 Menjalar ke traktus fistulous → ulcer kulit
Rhinosporidiosis
 Menginfeksi manusia (umum di India),
kuda, sapi, anjing, burung air → mukosa
nasal (Rhinosporidium seeberi)

 Organisme menginvasi stroma subepitelial


mukosa nasal → induksi inflamasi kronis →
polip (single/multipel)
Rhinosporidiosis
 Mikroskopis
 Polip ➺ stroma terisi organisme spheric (dinding ganda tebal)
 Spherula (tergantung tahap perkembangan)
 Sporangium ➺ 300 mikron
 Spore ➺ 2 mikron
 Sel anak bundar (endospora) → sporangium (dinding sel runtuh) ⇉
endospora
 Organisme masuk kedalam jaringan (spore) → sporangia (endospora)
 Organisme mature merangsang reaksi jaringan → enkapsulasi organisme
 Organisme hidup merangsang infiltrasi inflamatori → sel-sel limfosit dan
epiteloid
SPOROTRICHOSIS
 Etiologi
 Sporotrichum schenkii
 Lesi
 Makroskopis
 Kulit dan limfatic kutaneus (dibawah kaki, abdomen, thorak)
 Nodul spheric (dermis dan subcutis) sepanjang lintasan
cutaneus
 Nodul ulserasi → nanah
 Mikroskopis
 Nodul → pusat purulen dikelilingi jaringan granulasi epiteloid (Giant
sel, limfosit)
 Organisme → spheric (pewarnaan jamur)
CANDIDIASIS/MONILIASIS/
THRUSH
 Etiologi  Mikroskopis
 Candida albicans  Infiltrasi leukositik
 Lesi (dominan⇈)
 Makroskopis
 Netrofil dan akumulasi
 Bentuk superfisial → lapisan
putih pseudomembran limfosit dibawah
(kulit/membran mukosa) epidermis
 Membran → pseudohifa kusut,  Bentuk sistemic →
seperti ragi (Ø 3-4 mikron) nekrosis dan supurasi
 Invasi hanya epithelium ⍆ (ginjal)
daerah basal
 Jarang terjadi reaksi
 Organisme hanya dapat dilihat
dengan pewarnaan jamur granulomatous
(tehnik Gomorr methenamine  Bentuk ragi (pathogen) →
silver) eksprimental daripada
bentuk mycelial
GEOTRICHOSIS
 Etiologi: Geotrichum candidum
• Jarang terjadi pada manusia dan hewan
• Fungus umum (Buah, sayuran, produk susu)
• Mastitis dan aborsi pada sapi
• Limfadenitis pada babi
• Infeksi sistemik pada anjing
• Brochitis kronis, stomatitis, enteritis,
konjungtivitis, dermatitis, mycosis yang
menyebar (manusia)
GEOTRICHOSIS

 Lesi
 Pneumonia necrotizing (anjing)
 Lymphadenitis
 Adrenalitis
 Myocarditis
 Granuloma hati, limpa, sum-sum tulang,
otak
 Choroiditis mononuclear mata
GEOTRICHOSIS

 Organisme:
 Bersifat intra dan ekstraselular
 Bentuk bundar/ovoidal
  3-7 
 Hyphae bercabang dan bersepta
Lobomycosis
Keloidal blastomycosis
Granulomatous kronis pada kulit
(manusia) Loboa loboi/Brazil,
Suriname, Kostarica

Pada hewan
Tursiops truncatus
Lobomycosis

Lesi
Kulit
Histiosit tebal, Giant cell multinuclear,
proleferasi jaringan konektif fibrous,
netrofil
Jamur terdapat di dalam histiosit dan
Giant cell
• Oval
• Bundar (5-10 )
PAECILOMYCOSIS

• Kontaminan laboratorium • Lesi


• Paecilomyces variota • Granulomatous
• Menginfeksi daerah
kutaneus
• Hewan peka – Paru
– Anjing Infeksi kutan) – Hati
– Kuda (anemia infectyous – Tulang
equine – Sum-sum tulang
– Endocarditis (manusia) – otak
PHAEOHYPHOMYCOSIS

Infeksi mycotik
Subcutaneous
Sistemik
Dematiacious
Hewan peka
Kuda
Drechslera spicifera
Kucing
DERMATOMYCOSIS
 Trichophytosis  Klasifikasi fungi
 Ringworms (Emmons, 1934)
 Favus
 TineaSuperficial 1. Trichophyton
mycosis 2. Microsporum
 Dermatophytosis 3. Epidermophyton

Dermatophytic Fungi
DERMATOMYCOSIS
 Tinea pedis  Tinea cruris
 Athlete foots/ringworm  Ringworm paha
kaki (Epidermophyton (Epidermophyton
floccosum, Trichophyton floccosum,Trichophyton
sp.) sp)
 Tinea unguium  Tinea corporis/T.
 Ringworm Circinata
kuku/onichomycosi  Ringworm pada tubuh
(Trichophyton rubrum, T. Persisikan (Trichophyton
Mentagrophytes) sp., Microsporum)
DERMATOMYCOSIS
 Tinea imbricata  Tinea capitis
 Ringworm bersisik  Ringworm kulit
(Trichophyton kepala, rambut)
concentricum)  Trichophyton sp., T.
Tonsurans (infeksi
 Tinea barbae yang meluas)
 Ringworm jenggot Microsporum audini
(Trichophiton sp.,  M. Canis, M.
Microsporum) gypseum lesi lebih
dalam dan banyak

SAPI
DERMATOMYCOSIS

 Tinea favosa
 Ringworm rambut kronis
 Trichophyton schoenleini, T. Violaceum,
Microsporum gypseum
DERMATOMYCOSIS
 Mikroskopik
 Lesi  Stratum korneum
menebal
 Rambut  Hipertropi epidermis
 Kulit  Kongesti
 Infiltrasi limfositik
 Epidermis pada permukaan
 Dermis dermis
 Destruksi folikel
PROTHOTHECOSIS
Prothoteca spp. Chlorellosis
Algae saprophitic Lesi nekrotik di
tidak berwarna hati, nodus
Granuloma limfaticus
kutaneous Perlemakan hati
(mannusia, anjing,
rusa)
Limfadenitis
granulomaous Anak Domba
(manusia , rusa,
sapi)
MYCOTOXICOSES/Moldy Feeds

 Saprofit
 Mycotoxin

Hepatotoxic

Neoplasia Disfungsi
Neurologic
MYCOTOXICOSES/Moldy Feeds
A. Ergot E. Facial Eczema
B. Dallis Grass Poisoning F. Ochratoxicosis (Mold
C. Aflatoxin (Mycotoxin, Nephropathy of Swine)
Aflatroxicosis, Groundnut G. Estrogenic mycotoxicosis
Poisoning, Toxin of H. Moldy Corn Poisoninbg
Aspergillosis spp.)
D. Lupinosis

Anda mungkin juga menyukai