PEMBELAJARAN
TERPADU DI SD
KELOMPOK 1:
1.AJENG PRAHASTA PRAMESWARA
2.AHMAD AJI SURYA
3.AHMAD FAIZUL AULIA
4.APRI DAMELIANI
5.CHOIRUL MA’ARIF
6.DWI WAHYU AGUSTINA
7.INAYAH FITRIANI
8.LAELA ERDIANA
MODUL 2
TUJUAN
Membandingkan komponen-komponen yang terdapat
pada ekosistem darat alami dan buatan.
KAJIAN TEORI
Alat-alat tulis.
Loup/kaca pembesar.
Cangkul.
Pisau
kamera
Lingkungan sekitar
CARA KERJA
Menentukan Ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal
Mengamati komponen abiotik meliputi suhu udara, pencahayaan, angin
dan jenis/warna tanah
Menggunakan barometer untuk mengetahui suhu udara, untuk
mengetahui keadaan pencahayaan, angin, atau tanah menggunakan
perkiraan saja
Mencatat data pada tabel dalam lembar kerja
Mengamati komponen biotik, meliputi makhluk hidup yang ada di sekitar
Mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada dengan nama
latinnya
Mencatat jenis hewan sebagai konsumen yang ada di ekosistem, baik
yang tetap maupun yang singgah, termasuk hewan-hewan yang
berukuran kecil
Mengamati lebih teliti hewan-hewan kecil yang mungkin terdapat dalam
tanah/dekat permukaan atau pada sela-sela daun/batang, dengan
menggunakan kaca pembesar jika perlu.
Mencatat data pada lembar kerja
Membuat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua system
tersebut.
C. Landasan Pembelajaran Terpadu
1. Landasan Filosofis
Pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu, bahkan
landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek
lainnya. Secara filosofis, terdapat tiga aliran yang sangat mempengaruhi
pembelajaran terpadu, yaitu:
a. Aliran Progresivisme, beranggapan bahwa proses pembelajaran pada
umumnya perlu sekali ditekankan pada: (a) pembentukan kreativitas, (b)
pemberian sejumlah kegiatan, (c) suasana yang alamiah (natural), dan (d)
memperhatikan pengalaman siswa. Dengan kata lain proses pembelajaran itu
bersifat mekanistis (Ellis,1993).
b. Aliran Kontruktivisme, melihat pengalaman langsung siwa (direct
exsperiences) sebagai kunci dalam pembelajaran.
c. Aliran Humanisme, melihat dari segi: (a) keunikannya/kekhasannya, (b)
potensinya, dan (c) motivasi yang dimilikinya.
2. Landasan Psikologis
Berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan
psikologi/teori belajar. Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi
pembelajaran terpadu, antara lain:
1. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.
2. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk
mencari pola dan hubungan antara gagasan-gagasan yang ada.
3. Pada dasarnya siswa adalah seorang individu dengan berbagai
kemampuan yang dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk
berkembang.
4. Keseluruhan perkembangan anak adalah terpadu dan anak melihat
dirinya dan sekitarnya secara utuh (holistik).
3. Landasan Praktis
Berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam
proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam
pelaksanaan pembelajaran terpadu. Landasan praktis yang melandasi
pembelajaran terpadu diantaranya adalah:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak
informasi yang harus dimuat dalam kurikulum.
b. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama
lain, padahal seharusnya saling terkait.
4. Landasan IPTEK
Diperlukan dalam pengembangan pembelajaran terpadu sebagai upaya
menyelaraskan materi pembelajaran terpadu dengan perkembangan dan
kemajuan yang terjadi dalam dunia IPTEK. Baik secara langsung maupun tidak
langsung.
D. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu
Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas
2. Tema harus bermakna
3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa
4. Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukkan minat siswa
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa yang otentik yang
terjadi dalam rentan waktu belajar
6. Tema yang dipilih sesuai kurikulum yang berlaku
7. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan sumber belajar
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu, prinsip yang harus diperhatikan yaitu:
1. Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi single actor yang mendominasi
aktivitas dalam proses pembelajaran.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok.
3. Guru perlu bersikap okomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
Dalam proses penilaian pembelajaran terpadu, prinsip yang harus diperhatikan antara
lain:
1. Memberi kesempatan siswa untuk melakukan penilaian diri (self evaluation) disamping
bentuk penilaian lainnya.
2. Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi yang telah
disepakati.
E. Manfaat Pembelajaran Terpadu
Beberapa manfaat yang dapat diambiil dari Pembelajaran Terpadu antara lain:
1. Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan karena
tumpang-tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan
2. Meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa.
3. Pengalaman belajar antar mata pelajaran sangat positif untuk membentuk pendekatan
menyeluruh pembelajaran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.
4. Motivasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam pembelajaran antar mata
pelajaran.
5. Membantu menciptakan struktur kognitif atau pengetahuan awal siswa.
6. Terjadi kerja sama yang lebih meningkat antara para guru, para siswa, guru-siswa dan
siswa-orang/narasumber lain; belajar menjadi lebih menyenangkan
KB 2:
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU