Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN HIDROCHEPALUS

Kelompok 6 Kep 5 A
Fadhila Putri 1914201014
Sesra Med Madurisa 1914201039
Wulan Purnama Sari 1914201045

Stikes Alifah Padang


PENGERTIAN ETIOLOGI

Hidrocefalus adalah keadaan patologis otak yang 1. Penyebab prenatal


mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal Sebagian besar anak dengan hidrosefalus telah mengalami hal
(CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intracranial ini sejak lahir atau segera setelah lahir. Beberapa
yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan penyebabnya terutama adalah stenosis akuaduktus sylvii,
tempat mengalirkan CSS. malfromasi Dandy Walker, Holopresencephaly,
Myelomeningokel, dan Malformasi Arnold Chiari. Selain itu,
terdapat juga jenis malformasi lain yang jarang terjadi.
Penyebab lain dapat berupa infeksi in-utero, lesi destruktif
dan faktor genetik.

2. Penyebab postnatal
Lesi massa menyebabkan sekitar 20% kasus hidrosefalus,
kista arakhnoid dan kista neuroepitelial merupakan kedua
terbanyak yang mengganggu aliran likuor. Perdarahan,
meningitis, dan gangguan aliran vena juga merupakan
penyabab yang cukup sering terjadi.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Anatomi

1. Pleksus choroideus
Pleksus koroideus terletak pada ventrikulus lateralis, tertius dan quartus. Pada saat embrio pleksus ini berkembang dari invaginasi
mesenkim pada daerah sefalon selama minggu ke-6 intra uterin. Pada usia Minggu ke-7 sampai ke-9 pleksus koroideus mulai
kehilangan jaringan mesenkimal dan ditutupi oleh sel-sel Ependimal.

2. Sistem ventrikulus
• Ventrikulus lateralis
• Ventrikulus tertius
• Ventrikulus quartus

3. Spatium atau ruang subaraknoid


Otak dan medulla spinalis dibungkus oleh menings yang terdiri dari tiga lapisan. Dari luar kedalam dimulai dari duramater,
araknoid, danpiamater. Duramater merupakan lapisan paling superficial dan melekat pada calvaria cranii, kemudian dilapisan
kedua adalah araknoid. Dan selaput otak atau meningitis yang langsung melekat pada girus otak adalah piamater. Antara arachnoid
dan piamater terdapat spatium subarachnoid. Spatium subarachnoid diisioleh CSS dan arteri arteri utama yang menperdarahi otak.
Pada bagian tertentu spatium subaraknoid melebar dan membentuk suatu cisterna. Antara medulla dan cerebellum terdapat sisterna
Magna

4. Granulatio dan filiarachnoidea


Granulatio dan Viliarachnoidea sangat berperan penting dalam mengatur aliran CSS kesistem venosus pada tubuh manusia
 
Fisiologi CSS

CSS merupakan cairan jernih yang fungsinya untuk menyediakan nutrien namun mengandung sedikit protein, kadar
glukosa lebih kurang 2/3 kadar glukosa darah dan konsentrasi ion yang berbeda dengan darah. Css diproduksi rata-rata
450 - 750 ml / hari (0,3 – 0,35 ml/menit) terutama oleh plexus choroideus vertikal lateral dan vertikal IV, selanjutnya
keluar system vertical dan masuk ruang subarachnoid mengelilingi medulla spinalis dan otak untuk jadi bantalan dan
member nutrient bagi otak. Selanjutnya CSS akan di absorbsi kesistem Vena melalui granul arachnoid, terutama granul
granul yang menonjol ke sinus sagitalis superior dan lakuna lateral, yang bertindak sebagai suatu katup satu arah. Untuk
terjadinya aliran CSS melalui granul ini memerlukan perbedaan tekanan 1, 5-7 cm H2O. Pada perbedaan tekanan yang
rendah granula akan menutup dan aliran retrograde (balik) dicegah. Total volume JSS pada dewasa lebih kurang 90 - 150
ml.
Aliran cairan CSS terutama diproduksi pada pleksus koroid di ventrikel lateralis. Cairan ini mengalir melalui foramina
interventrikularis masuk ke ventrikel III dan masuk ke ventrikel ke IV melalui aquaductus. CSS kemudian bersikulasi
melalui foramen luschka dan magendie menuju ruang subaraknoid dan Vili arachnoid dari sinus duramater dan masuk
kedalam sinus venosus. Aliran CSS dapat diperlambat atau dihambat pada setiap struktur hal ini menyebabkan bendungan
CSS di belakang (hidrosefalus) dengan tekanan yang meningkat
PATOFISIOLOGI

1. Produksi likuor yang berlebihan. Kondisi ini merupakan penyebab paling jarang dari kasus hidrosefalus, hampir
semua keadaan ini disebabkan oleh adanya tumor pleksus koroid (papiloma atau karsinoma), namun ada pula yang
terjadi akibat dari hipervitaminosis vitamin A.

2. Gangguan aliran likuor yang merupakan awal kebanyakan kasus hidrosefalus. Kondisi ini merupakan akibat dari
obstruksi atau tersumbatnya sirkulasi cairan serebrospinalis yang dapat terjadi di ventrikel maupun vili arakhnoid.
Secara umum terdapat tiga penyebab terjadinya keadaan patologis ini, yaitu:
• Malformasi yang menyebabkan penyempitan saluran likuor, misalnya stenosis akuaduktus sylvii dan malformasi
Arnold Chiari.
• Lesi massa yang menyebabkan kompresi intrnsik maupun ekstrinsik saluran likuor, misalnya tumor intraventrikel,
tumor para ventrikel, kista arakhnoid, dan hematom.
• Proses inflamasi dan gangguan lainnya seperti mukopolisakaridosis, termasuk reaksi ependimal, fibrosis
leptomeningeal, dan obliterasi vili arakhnoid.

3. Gangguan penyerapan cairan serebrospinal. Suatu kondisi seperti sindrom vena cava dan trombosis sinus dapat
mempengaruhi penyerapan cairan serebrospinal. Kondisi jenis ini termasuk hidrosefalus tekanan normal atau
pseudotumor serebri.
MANIFESTASI KLINIS

1. Bayi 2. Anak yang telah menutup suturanya;


a. Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun. Tanda – tanda peningkatan intarakranial
b. Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela menjadi a.Nyeri kepala
tegang, keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak. b.Muntah
c. Tanda – tanda peningkatan tekanan intracranial antara lain : c.Lethargi, lelah, apatis, perubahan
• Muntah personalitas
• Gelisah d.Ketegangan dari sutura cranial dapat
• Menangis dengan suara ringgi terlihat pada anak berumur 10 tahun
d. Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan e.Penglihatan ganda, kontruksi
pernafasan dan tidak teratur, perubahan pupil, lethargi – stupor. penglihatan perifer
e. peningkatan tonus otot ekstrimitas f.Strabismus
f. Dahi menonjol atau mengkilat dan pembuluh – pembuluh darah terlihat jelas g.Perubahan pupil
g. Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera terlihat seolah – olah diatas
iris
h. Bayi tidak dapat melihat ke atas, ‘‘Sunset Eyes”
i. Strabismus, nystagmus, atropi optic
j. Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas
PENATALAKSANAA PEMERIKSAAN PENUJANG
N
1. Terapi sementara 1. Rontgen foto kepala
2. Operasi shunting Dengan prosedur ini dapat diketahui:
3. Endoscopic third ventriculostomy •Hidrosefalus tipe kongenital/infantile, yaitu: ukuran kepala, adanya
4. Prognosis pelebaran sutura, tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
kronik berupa imopressio digitate dan erosi prosessus klionidalis
posterior.
•Hidrosefalus tipe juvenile/adult oleh karena sutura telah menutup
maka dari foto rontgen kepala diharapkan adanya gambaran
KOMPLIKASI kenaikan tekanan intrakranial
• Peningkatan TIK
• Pembesaran Kepala 2. Transimulasi
• Kerusakan Otak 3. Lingkaran kepala
• Meningitis, Ventrikularis, abses abdomen 4. Ventrikulografi
• Ekstremitas mengalami kelemahan, 5. Ultrasonografi
inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun 6. CT Scan Kepala
• Kerusakan jaringan saraf 7. MRI (Magnetic Resonance Image)
• Proses aliran darah terganggu
• Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat
obstruksi mekanik
• Infeksi; septicemia, endokarditi, infeksi
luka, nefritis, meningitis, ventrikulitis,
abses otak
Dianosa keperawatan yang muncul

1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringanserebral


2. Penurunankesadaran
3. Resikoinfeksi
4. Gangguan mobilisasi fisik b.d gangguanneuromuscular
5. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perubahan kemampuan mencerna makanan,
peningkatan kebutuhan metabolisme
6. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d penumpukan sputum, peningkatan sekresi secret dan
penurunan volume batuk sekunder akibat ketidak mampuan batuk/batukproduktif
7. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan pembesarankepala (Diagnosis
Keperaawaatan NANDA)
Rencana AsuhanKeperawatan
No. Dignosa NOC N Aktivitas
I
C

1. Resiko  Circulasistatus Manajemen a. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
ketidakefektifan t sensasi panas/dingin/tajam/tumpul
 Tissue preffusion
perfusi jaringan perifer
: cerebral b. Monitor adanyaparetese
otak (serebral)
Kriteria hasil c. Instruksikan kepada keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi ataulaserasi
b.d • Tidak ada tanda-tanda peningkatan d. Monitor kemampuanBAB
Gangguan aliran tekanan intracranial
e. Monitor adanyatromboplebitis
darah ke otak • Tidak ada sakit kepala
akibatpeningkat • Tidak ada kelesuan f. Kolaborasi pemberiananalgetik
an TIK
• Tidak ada muntah
• Tingkat kesadaran membaik
Manajement a. Monitor tanda - tadavital
udem serebral
b. Monitor adanya kebingungan, perubahan pikiran, pusing, pingsan
c. Monitor status neurologis dengan ketat dan bandingkan dengan
nilainormal
d. Monitor status pernapasan: frekuensi, irama, kedalamanpernapaan, PaO2,
PCO2,pH.
e. Kurangi stimulus dalam lingkunganpasien
f. Posisikan tinggi kepala tempat tidur 300 ataulebih
g. Batasicairan
Lanjutan

h. Pertahankan suhunormal
i. Lakukan tindakan pencegahan terjadinyakejang
j. Berikan anti kejang sesuaiindikasi
2. Ketidakseimbangan • Suatu nutrisi : asupan nutrisi Manajemen a. Kaji adanya alergi makanan
nutrisi kurang dari • Nutrisional status : food and nutrisi b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
kebutuhan tubuh b.d fluid Monitor nutrisi nutrisi yang dibutuhkan olehpasien
kurang asupan makan c. Berikan informasi tentang kebutuhannutrisi
• Intake
• Weight d. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggiserat
Control kriteria hasil
e. Anjurkan makan sedikit tapisering
 Adanya peningkatan berat
badan f. Berat badan pasien dalam batasnormal
 Tidak ada tanda tanda g. Monitor adanya penurunan beratbadan
malnutrisi
h. Monitor kulitkering
 Menunjukan peningkatan
fungsi pengecapan dan i. Monitor turgorkulit
menelan j. Monitor mualmuntah
 Tidak terjadi penurunan berat
k. Monitor Hb dan kadarHt
badan yang berarti
l. Monitor pucat,konjungtiva

3. Reiko infeksi  Statusimun Control infeksi a. Batasipengunjung


mengontrol infeksi
 Pengetahuan b. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat kunjungan
dan setelah kunjungan
Lanjutan

 Infeksiterkontrol c. Gunakan sabun antimikroba untuk mencucitangan


Kriteria hasil d. Cuci tangan setiap sebelum dan
- Pasien bebas dari sesudah tindakan keperawatan
tanda dan gejala e. Monitor hitunganWBC
infeksi f. Ajarkan pada keluarga tanda dan gejalainfeksi
- Menunjukkan
kemampuan untuk g. Ajarkan cara menghindariinfeksi
mencegah h. Kolaborasiterapi
timbulna infeksi
- Jumlah leukosit
dalam batasnormal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai