0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
66 tayangan17 halaman
Hidrosefalus adalah kelainan otak dimana cairan serebrospinal menumpuk di ventrikel otak akibat penyumbatan aliran cairan. ASUHAN KEPERAWATAN meliputi pengkajian gejala klinis seperti pembesaran kepala, penunjang seperti CT-scan dan MRI, serta diagnosis keperawatan seperti kecemasan pre-op dan resiko infeksi pasca-op.
Hidrosefalus adalah kelainan otak dimana cairan serebrospinal menumpuk di ventrikel otak akibat penyumbatan aliran cairan. ASUHAN KEPERAWATAN meliputi pengkajian gejala klinis seperti pembesaran kepala, penunjang seperti CT-scan dan MRI, serta diagnosis keperawatan seperti kecemasan pre-op dan resiko infeksi pasca-op.
Hidrosefalus adalah kelainan otak dimana cairan serebrospinal menumpuk di ventrikel otak akibat penyumbatan aliran cairan. ASUHAN KEPERAWATAN meliputi pengkajian gejala klinis seperti pembesaran kepala, penunjang seperti CT-scan dan MRI, serta diagnosis keperawatan seperti kecemasan pre-op dan resiko infeksi pasca-op.
M.Kep Definisi Definisi Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Darsono, 2005:209). Pelebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. Etiologi • Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal (CSS) pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya (Allan H. Ropper, 2005). Klasifikasi • 1. Gambaran klinis, dikenal hidrosefalus manifes (overt hydrocephalus) dan hidrosefalus tersembunyi (occult hydrocephalus). • 2. Waktu pembentukan, dikenal hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus akuisita. • 3. Proses terbentuknya, dikenal hidrosefalus akut dan hidrosefalus kronik. • 4. Sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan hidrosefalus non komunikans. Manifestasi Klinis 1) Perubahan tanda-tanda vital (penurunan frekuensi pernafasan, peningkatan TD) 2) Muntah 3) Peningkatan lingkar kepala 4) Letargi 5) Aktivitas kejang 6) Pada bayi (1) Pembesaran kepala secara progresif (2) Bagian frontal tengkorak menonjol (3) Fontaneta tegang dan menonjol (khususnya yang tidak berdenyut) (4) Distensi vena superfisial kulit kepala (5) Transilominasi melalui tengkorak meningkat secara simetris (6) Mata turun ke bawah (sun set eyes) 7) Pada anak yang lebih besar (1) Sakit kepala di dahi, mual, dan muntah (2) Anoreksia (3) Atareksia (4) Kekakuan ekstremitas bawah (5) Kemrosotan prestasi sekolah atau kemampuan kognitif anak Pemeriksaan diagnostik – Lingkar kepala – CT-scan : identifikasi tempat obstruksi – MRI (Magnetik Resonanse Imaging) Pembesaran ventrikel – Lumbal pungsi Terapi Pada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu : a) Mengurangi produksi CSS. b) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi. c) Pengeluaran likuor (CSS) kedalam organ ekstrakranial. (Darsono, 2005) Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi : 1. Penanganan Sementara 2. Penanganan Alternatif (Selain Shunting) 3. Operasi Pemasangan ‘Pintas’ (Shunting) o ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN I. DATA SUBYEKTIF A. Identitas Catatan : Menyerang pada neonatus atau anak berusia kurang dari 6 tahun A. Keluhan utama Kepala yang membesar A. Riwayat penyakit sekarang B. Riwayat Penyakit Dahulu C. Riwayat Penyakit Keluarga D. Pola Pemeliharaan Kesehatan Lanjutan... E. Aktivitas atau istirahat – Eliminasi – Neurosensori – Pencernaan – Kenyamana – Kaji gaya hidup monoton atau hiperaktif – Pola Kebiasaan II. DATA OBYEKTIF – Keadaan Umum – Tingkat kesadaran klien compos mentis, dengan nilai GCS (4,5,6) Keterangan : 4 (respon membuka mata spontan) – 5 (respon verbal dan sesuai) – 6 ( Respon motorik mengikuti perintah) – Tanda-tanda Vital Head to Toe Yang perlu kita garis bawahi atau yang perlu lebih diperhatikan adalah pemeriksaan dibawah ini Kepala – Pembesaran lingkar kepala, ubun-ubun menonjol vena kulit kepala dilatasi, berkilau, sun set eyes, terdapat tanda cracked pot, alis mata tertarik ke atas, sklera di atas iris, sehingga melihat ke bawah. Thorax – Bunyi nafas stridor, kesulitan bernafas,apnea, aspirasi Abdomen – Bising usus menurun Ekstrimitas – Hiperekstensi, kekakuan ekstrimitas bawah. - PEMERIKSAAN LABORATORIUM - PEMERIKSAAN PENUNJANG • Lingkar kepala • CT-scan : identifikasi tempat obstruksi • MRI (Magnetik Resonanse Imaging) : pembesaran ventrikel • Lumpal fungsi DIAGNOSA KEPERAWATAN (1) Pre Operasi Kecemasan b/d ketakutan akan resiko operasi Kurangnya pengetahuan orang tua b/d kurang pengalaman dengan tindakan operasi Kurangnya volume cairan b/d intake inadekuat Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake inadekuat (2) Pasca operasi Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d pembiusan pre op Resiko tinggi kurangnya volume cairan b/d kehilangan cairan pre op Resti perubahan orang tua b/d cemas Resti infeksi b/d invasi bakteri dari tindakan pembedahan Nyeri b/d trauma jaringan sekunder akibat operasi lanj Pre Op (a) Kurangnya pengetahuan orang tua b/d kurang pengalaman dengan tindakan operasi • Tujuan : orang tua akan menunjukkan pemahaman mengenai hidrosefalus dan membuat keputusan persetujuan • Kriteria hasil : orang tua mau berdiskusi tentang perawatan post op, menunjukkan optimisme, tentang hasil operasi • Orang tua mau menimbang bayi • Orang tua mau menerima support yang diberikan (i) Jelaskan tentang prosedur R Dengan pemberian informasi keluarga akan merasa aman dan terlindungi (i) Jelaskan tentang perawatan secara spesifik R Dengan penjelasan yang adekuat keluarga akan lebih kooperatif (i) Jelaskan seberapa sering orangn tua dapat mengunjungi bayi dan menenangkan bayi R Mengurangi resiko infeksi (i) Beri support sesuai indikasi R Keluarga akan merasa aman dan terlindungi Post Op (a) Resiko tinggi infeksi b/d invasi bakteri dari tindakan pembedahan Tujuan : infeksi tidak terjadi Kriteria hasil : tidak menunjukkan tanda gejala inflamasi pada bekas op, suhu dalam batas normal (i) Monitor TTV tiap 2 jam R Peningkatan suhu dapat diidentifikasi dengan adanya infeksi (i) Jaga kebersihan sekitar operasi (bekas operasi) R Keadaan yang lembab merupakan media yang cocok untuk perkembangan dan pertumbuhan kuman (i) Lihat tube insisi dari tanda infeksi R Deteksi dini adanya infeksi berlanjut (i) Gunakan teknik steril dalam pengantian balutan R Mengurangi resiko transimisi kuman