Disusun oleh :
UNIVERSITAS NASIONAL
2023
1|universitas nasional
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya dari
matakuliah Keperawatan Agregat Komunitas. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini akan menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,kami berharap pembaca dapat
memberikan kritik dan saran demi terwujudnya kesempurnaan dalam penyusunan makalah.
Kelompok IV
2|universitas nasional
DAFTAR ISI
KATAR PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Rumus masalah…………………………………………………………………..5
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Populasi Rentan…………………………………………………………6
2.2 Macam-macam Populasi Rentan...........................................................................6
2.3 Populasi Rentan Pada Area Bencana…………………………………………… 8
2.4 Peran Perawat Dalam Bencana ............................................................................9
2.5 populasi rentan pada area kerja ...........................................................................11
BAB III PENUTUP
2.6 Kesimpulan..........................................................................................................14
2.7 Saran...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................15
3|universitas nasional
BAB I
PENDAHULUAN
Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous (rakyat, berarti penduduk). Didalam
pelajaran ekologi, populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila kita
membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan dengan
menentukan batas – batas waktunya serta tempatnya. Jadi, populasi adalah Kumpulan
individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Populasi rentan merupakan populasi yang memiliki karakteristik tertentu sebagai
akibatdari hasil interaksi keterbatasan fisik dan sumber lingkungan, personal dan
biopsikososialsehingga memiliki kemungkinan lebih mudah mengalami masalah
kesehatan,penghasilan menurun, dan memiliki masa hidup yang lebih singkat.(Mary,A
&McEwen,M.,2019). Pandera mengkategorikan faktor resiko kesehatan antara lain
genetik, usia, karakteristik biologi, kesehatan individu, gaya hidup dan lingkungan. Jika
seseorang dikatakan rawan apabila mereka berhadapan dengan penyakit, bahaya, atau
outcome negatif. Faktor pencetusnya berupa genetik, biologi atau psikososial. Populasi
rawan atau rentan merupakan kelompok-kelompok sosial yang memiliki peningkatan
risiko yang relatif atau rawan untuk menerima pelayanan kesehatan.
Kenyataan menunjukan bahwa Indonesia memiliki banyak peraturan perundangundangan
yang mengatur tentang Kelompok Rentan, tetapi tingkat implementasinya sangat
beragam. Sebagian undang-undang sangat lemah pelaksanaannya, sehingga
keberadaannya tidak memberi manfaat bagi masyarakat. Disamping itu, terdapat peraturan
perundang-undangan yang belum sepenuhnya mengakomodasi berbagai hal yang
berhubungan dengan kebutuhan bagi perlindungan kelompok rentan. Keberadaan
masyarakat kelompok rentan yang merupakan mayoritas di negeri ini memerlukan
tindakan aktif untuk melindungi hak-hak dan kepentingan-kepentingan mereka melalui
penegakan hukum dan tindakan legislasi lainnya. Hak asasi orang-orang yang diposisikan
sebagai masyarakat kelompok rentan belum terpenuhi secara maksimal, sehingga
membawa konsekuensi bagi kehidupan diri dan keluarganya, serta secara tidak langsung
juga mempunyai dampak bagi masyarakat.
4|universitas nasional
1.2 Rumus Masalah
5|universitas nasional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Populasi Rentan
6|universitas nasional
Di berbagai pelosok Indonesia masih ditemui cara penanganan yang tidak tepat bagi
para penderita gangguan kesehatan mental. Penderita dianggap sebagai makhluk
aneh yang dapat mengancam keselamatan seseorang untuk itu penderita layak
diasingkan oleh masyarakat. Hal ini sangat mengecawakan karena dapat mengurangi
kemungkinan untuk seorang penderita pulih. Untuk itu pemberian informasi,
mengedukasi masyarakat sangatlah penting terkait kesehatan mental agar stigma
yang ada di masyarakat dapat dihilangkan dan penderita mendapatkan penanganan
yang tepat. Menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan
yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk
mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan
menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.
7|universitas nasional
3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta
a. Menetapkan tujuan hidup yang realistis
b. Mampu mengambil keputusan
c. Mampu menerima tanggungjawab
d. Mampu merancang masa depan
e. Dapat menerima ide dan pengalaman baru
1. Definisi Bencana
Bencana adalah suatu fenomena alam yang terjadi yang menyebabkan kerugian baik
materiil dan spiritual pada pemerintah dan masyarakat (Urata, 2008). Fenomena atau
kondisi yang menjadi penyebab bencana disebut Hazard ( Urata, 2008).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia bencana adalah peristiwa pada
suatu wilayah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian ekologi, kerugian
hidup bagi manusia serta menurunnya derajat kesehatan sehingga memerlukan
bantuan dari pihak luar (Effendy & Mahfudli, 2009). Disaster menurut WHO adalah
setiap kejadian, situasi, kondisi yang terjadi dalam kehidupan ( Effendy & Mahfudli,
2009).
8|universitas nasional
3. Jenis Bencana Alam
Jenis-jenis bencana alam terdiri 3 bagian (Urata, 2008)
9|universitas nasional
B. Perawat ikut terlibat dalam berbagai kegiatan pemerintahan, organisasi
lingkungan, Palang Merah Nasinal, maupun lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi memberikan
tanggap bencana.
C. Perawat terlibat dalam promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan
tanggap bencana, meliputi usaha pertolongan diri sendiri, pelatihan
pertolongan pertama dalam keluarga dan menolong anggota keluarga yang
lain, pembekalan informs cara menyimpan makanan dan minuman untuk
persediaan, perawat memberikan nomer telepon penting seperti nomer telepon
pemadam kebakaran, ambulans, rumah sakit, memberikan informasi peralatan
yang perlu dibawa (pakaian, senter).
2. Fase impact
a. Bertindak cepat.
b. Perawat tidak memberikan janji apapun atau memberikan harapan palsu pada
korban bencana.
c. Konsentrasi penuh pada hal yang dilakukan.
d. Berkoordinasi dengan baik dengan tim lain.
e. Bersama pihak yang terkait mendiskusikan dan merancang master plan
revitalizing untuk jangka panjang.
10 | u n i v e r s i t a s n a s i o n a l
b. Hijau — prioritas ketiga. Yang termasuk kategori ini adalah fraktur tertutup, luka
bakar minor, minor laserasi, kontusio, abrasio, dan dislokasi.
c. Hitam meninggal. Ini adalah korban bencana yang tidak dapat selamat dari
bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal.
3. Fase post-impact
a. Memberikan terapi bagi korban bencana untuk mengurangi trauma.
b. Selama masa perbaikan perawat membantu korban bencana alam untuk kembali
ke kehidupan normal.
c. Beberapa penyakit dan kondisi fisik yang memerlukan pemulihan dalam jangka
waktu lama memerlukan bekal informasi dan pendampingan.
11 | u n i v e r s i t a s n a s i o n a l
Hambatan hambatan yang dihadapi meliputi rendahnya sumber daya dan jumlah
petugas yang kurang memadai, jarang mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan,
rendahnya semangat dan motivasi, kurangnya kerjasama, rendahnya sikap dan
disiplin,kurang melakukan pendekatan melalui komunikasi, terbatasanya anggaran.
1. Host (pejamu): Pada populasi pekerja yang dikaji umur, jenis kelamin, ras, jenis
pekerjaan, riwayat penyakit, dan kebiasaan/pola sehari-hari, faktor
keturunan,imunitas, dan psikis.
2. Lingkungan Kondisi eksternal yang mempengaruhi interaksi antara host dengan
agent, seperti manajemen, hubungan interpersonal, lingkungan fisik, lingkungan
biologis dan social budaya,norma sekitar tempat bekerja.
3. Agent:
a. Fisik: kebisingan, suhu, radiasi, tekanan udara, vibrasi.
b. Biologi: virus, bakteri, mikroorganisme lain.
c. Kimiawi: jumlah dan jenis zat yang sering digunakan.
d. Ergonomi sikap tubuh saat bekerja.
e. Psikososial: hubungan antar pekerja dan manajemen.
g. Nutrien: jika mengalami kekurangan atau kelebihan akan mengakibatkan
penyakit.
g. Mekanis: gesekan,pukulan, dan tumbukan.
Bila tidak ada keseimbangan interaksi antara host, lingkungan, dan agent maka
akan dapat menyebabkan masalah kesehatan, berikut masalah kesehatan pada
pekerja yang dapat menyebabkan menurunnya produktivitas kerja yaitu :
1. Penyakit umum yang biasa dialami pekerja TBC, asma, flu / ISPA, diabetes
mellitus, dan lain-lain.
2. Penyakit yang timbul akibat kerja misalnya : Pneumocosisis, dermatosis, bronkitis,
aspiksia, kerusakan indra pendengaran, konjungtivitis, keracunan.
12 | u n i v e r s i t a s n a s i o n a l
3. Nutrisi : Gastritis, gangguan pencernaan, kekurangan/kelebihan nutrisi, dan lain-
lain.
4. Lingkungan kerja yang kurang menunjang peningkatan produktivitas, misalnya :
Suhu yang terlalu panas (heat rash/bintik-bintik pada kulit akibat panas yang
tinggi, heat exhaution/kelelahan akibat panas, heat cram/kejang panas), suhu yang
terlalu dingin (frosbite); kelembaban, ventilasi; penerangan (gangguan
penglihatan/kerusakan mata); lingkungan yang bising (>85 dB) menyebabkan
gangguan pendengaran/ketulian; terpapar radiasi yang lama berisiko terjadi kanker;
posisi saat kerja yang tidak ergonomis.
5. Keselamatan Cidera jatuh, fraktur, luka bakar.
6. Psikologis Stres, kecemasan, kesejahteraan tenaga kerja yang kurang memadai,
sosialisasi antar pekerja yang kurang baik, konflik managemen.
13 | u n i v e r s i t a s n a s i o n a l
BAB III
PENUTUP
2.6 KESIMPULAN
Keperawatan komunitas merupakan salah satu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan dari keperawatan dan kesehatan masyarakat yang
membutuhkan peran aktif masyarakat. nti dari keperawatan komunitas adalah
pelayanan promotif dan preventif secara yang berkesinambungan yang ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan yang
utuh. Sehigga memiliki kemungkinan lebih mudah mengalami masalah Kesehatan
populasi pada area kerja dalam rentan bencana maka peran perawat dalam bidang
kerja di anjurkan aktif dalam bidang Kesehatan dalam ligkungan agar bisa
mendalami pristiwa pristiwa area kerja dalam rentannya bencana .
2.7 Saran
1. Peran perawat komunitas di harapkan dapat mengaplikasikan
pendekatan community as patner dalam pengkajian komunitas
dengan masalah pada agregat populasi rentan bencana dalam
rentan kerja.
2. Perawat komunitas di harapkan mampu mengembangkan
aplikasi model atau teori lain dalam mengembangkan
instrument pengkajian komunitas dengan masalah pada agregat
popuasi rentan .
14 | u n i v e r s i t a s n a s i o n a l
DAFTAR PUSTAKA
Suma’mur P.K 2019. Hygine perusahaan dan Kesehatan kerja . Cetakan kesebelas , Haji
masagung, Jakarta .
15 | u n i v e r s i t a s n a s i o n a l