Anda di halaman 1dari 34

Penanganan Fluor

Albus di FKTP
Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG(K), MPH
Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM
Outline

Pendahuluan
Latar belakang, 01 02 Diagnosis Fluor Albus
Manifestasi klinis,
definisi, fisiologi pemeriksaan
cairan vagina penunjang

Etiologi Fluor Albus


Etiologi fluor albus 03 04 Tatalaksana Fluor Albus
Medikamentosa,
berdasarkan etiologi konseling, pencegahan
Pendahuluan
Latar Belakang

Keputihan yang tidak


Merupakan salah satu keluhan Masih tingginya angka
ditatalaksana dengan tepat
tersering pada wanita usia morbiditas keluhan keputihan
memiliki berbagai risiko
reproduktif di seluruh dunia pada wanita di Indonesia
komplikasi

75% wanita Indonesia pernah Keluhan keputihan sering terabaikan Pelvic inflammatory disease,
mengalami keputihan minimal 1x dan tidak terdiagnosis dengan baik gangguan kehamilan, dan infertilitas
dalam hidupnya

BKKBN. (2011). Kajian profil penduduk remaja (10-24 tahun). Jakarta.


Fluor Albus
[Keputihan/Leukorea]
Lendir, duh tubuh atau cairan selain darah
dari vagina yang dirasakan lebih sering
atau lebih banyak dari biasanya atau dapat
disertai bau, rasa gatal atau nyeri
Fisiologi Cairan Vagina

• pH 4-4,5

• Dipengaruhi oleh perubahan


hormon estrogen (pubertas,
kehamilan, kontrasepsi), siklus
menstruasi, dan hubungan
seksual

• Perubahan keseimbangan yang


terjadi di vagina akan mengubah
komposisi flora
Etiologi Fluor
Albus
Tatalaksana
Fluor Albus
Etiologi Keputihan

● Infeksi
○ Jamur : Candida Albicans (vulvovaginal candidiasis)
○ Parasit : protozoa-Trichomonas vaginalis (trichomoniasis)
○ Bakteri : bacterial vaginosis, chlamydia, gonorrhea.
● Non-infeksi
○ Bahan kimia atau iritan : seperti penggunaan cairan obat pada vagina misalnya pada penggunaan spermisida
○ Allergi, hipersensitif dan dermatitis kontak
○ Iritasi akibat alat kontrasepsi dalam rahim
○ Trauma: luka pada vagina atau serviks pasca persalinan, abortus, atau pasca kontak seksual
○ Vaginitis atrofi (masa nifas, menopause)
Patofisiologi Keputihan

• Akibat perubahan flora normal


vagina & saluran reproduksi
wanita

• Non-sexually transmitted
(bacterial vaginosis,
candidiasis)

• Sexually transmitted
(trichomoniasis,
chlamydia, gonorrhea)
Prevalensi Patogen Penyebab Keputihan di Indonesia

Temuan mikroorganisme (%)

Temuan mikroorganisme negatif

Klebsiella pneumonia

Neisseria gonorrhea

Streptococcus grup A

Staphylococcus epidermidis

Bacterial vaginosis

Trochomonas vaginalis

Candida Sp
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Temuan mikroorganisme (%)

HOGSI. Panduan Nasional Praktik Klinik Tatalaksana Keputihan (Vaginal Discharge). 2017
Infeksi Jamur

● Penyebab keputihan utama pada wanita usia reproduksi


● Utamanya disebabkan oleh Candida albicans
● Gejala:
○ Cairan kental seperti keju, bewarna putih susu, tidak berbau
○ Rasa gatal
○ Bukan penyakit menular seksual dan dapat timbul pada wanita yang belum menikah
● Faktor risiko:
○ Diabetes mellitus
○ Penggunaan kontrasepsi oral
○ Pemakai antibiotik dan kortikosteroid jangka lama
○ Wanita hamil
○ Penyakit kronis: HIV, gizi buruk
○ Pakaian dalam yang ketat dan terbuat dari bahan yang tidak menyerap keringat
Infeksi Bakteri

● Bakterial Vaginosis
○ Terjadi pada sekitar 47% wanita usia reproduksi
○ Akibat adanya perubahan flora normal vagina seperti Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma hominis
disertai bakteri anaerob
○ Gejala: duh tubuh putih keabuan, berbau amis, pH >4,5
○ Komplikasi akibat adanya bakterial vaginosis terutama pada wanita hamil, yaitu persalinan preterm, PROM,
dan bayi berat lahir rendah
● Gonorrhoea
○ Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoe
○ Menimbulkan gejala keputihan bewarna kekuningan disertai rasa nyeri saat berkemih
● Chlamydia
○ Menginfeksi 5-10% wanita yang aktif secara seksual
○ Infeksi ini disebabkan oleh bakteri intraseluler obligat Chlamydia trachomatis
○ Sekret berupa mukopurulen
○ 75% infeksi Chlamydia tidak menimbulkan gejala

Spence D and Melville C. Vaginal Discharge. BMJ, 2007; 335(7630): 1147–1151.


Chaudhary V, et al. Prevalence and Determinants of Vaginal Discharge Among Women of Reproductive Age Group in Tertiary Care Hospital of Northern India. NJCM India, 2012;
3(4): 661-665
Infeksi Parasit (Trichomonas vaginalis)

● Parasit berflagel menginfeksi epitel skuamosa vagina dan ektoserviks


● Manifestasi klinis:
○ Sekret purulen kekuningan, berbau tidak enak, dan berbusa
○ dengan dinding vagina tampak kemerahan dan bengkak
○ Perdarahan subepitel (ptechiae) ataupun abses kecil pada dinding vagina dan serviks yang menyebabkan
granulasi berwarna merah yakni “strawberry appearance” atau “strawberry spots”
Diagnosis
Fluor Albus
Diagnosis Bakterial Vaginosis

Kriteria Amsel: adanya 3 atau 4 dari tanda berikut


1. Cairan homogen berwarna putih keabu-abuan
yang melekat pada dinding vagina
2. pH vagina > 4,5
3. Sekret vagina berbau amis sebelum atau
sesudah penambahan KOH 10% (Whiff test)
4. Ditemukan clue cells pada pemeriksaan
mikoskopik

Ocviyanti D, Hasan MFD, Gejala dan Tanda Ginekologi Sebagai Upaya Diagnosis Penyebab Keputihan pada Pelayanan Kesehatan dengan Fasilitas Terbatas. MJI.
Diagnosis Bakterial Vaginosis

● Pemeriksaan baku emas: pemeriksaan mikroskop dengan pewarnaan gram (sistem skoring dari Nugent)
○ Skor Nugent berdasarkan perkiraan proporsi relatif morfotipe bakteri, dengan memberi skor antara 0 dan 10
○ Pewarnaan Gram dengan menggunakan skor Nugent memiliki sensitivitas dan spesifisitas sebesar 89% dan
83% dalam mendiagnosis bacterial vaginosis
■ Skor <4 : normal
■ 4-6 : intermediate
■ >6 : bakterial vaginosis

Ocviyanti D, Hasan MFD, Gejala dan Tanda Ginekologi Sebagai Upaya Diagnosis Penyebab Keputihan pada Pelayanan Kesehatan dengan Fasilitas Terbatas. MJI.
Diagnosis Candidiasis Vulvovaginalis

● Tanda dan gejala kandidiasis


○ Duh tubuh vagina putih kental dan
bergumpal, tidak berbau
○ Rasa gatal
○ Disuria/nyeri berkemih
● Pemeriksaan penunjang:
○ Pemeriksaan KOH 10%: melihat pseudohifa
dan miselium
○ Pemeriksaan gram: melihat yeast, hifa, atau
pseudohifa
○ Pemeriksaan baku emas: kultur jamur
menggunakan agar Sabouraud

Ocviyanti D, Hasan MFD, Gejala dan Tanda Ginekologi Sebagai Upaya Diagnosis Penyebab Keputihan pada Pelayanan Kesehatan dengan Fasilitas Terbatas. MJI.
Diagnosis Trichomonas Vaginalis

● Tanda dan gejala:


○ Duh tubuh vagina kuning kehijauan dan
berbusa
○ Vagina bau dan gatal
○ Edema atau eritema vagina
○ Strawberry cervix appearance
● Diagnosis laboratorium dapat dilakukan dengan
melihat trikomonas hidup pada sediaan langsung
duh tubuh dalam larutan NaCl fisiologis

Ocviyanti D, Hasan MFD, Gejala dan Tanda Ginekologi Sebagai Upaya Diagnosis Penyebab Keputihan pada Pelayanan Kesehatan dengan Fasilitas Terbatas. MJI.
Diagnosis Gonorrhea & Chlamydia

● Biasanya asimptomatik hingga terjadi komplikasi


seperti PID yang dapat berujung jaringan parut pada
tuba yang menyebabkan infertilitas atau kehamilan
ektopik
● Manifestasi:
○ Duh tubuh yang mukopurulen dan gambaran
servisitis
○ Dispareuni dan disuria
● Diagnosis:
○ Gonorrhea: gambaran diplokokus gram
negatif pada pewarnaan gram swab
vagina/uretra

Ocviyanti D, Hasan MFD, Gejala dan Tanda Ginekologi Sebagai Upaya Diagnosis Penyebab Keputihan pada Pelayanan Kesehatan dengan Fasilitas Terbatas. MJI.
Keputihan
(Vaginal Discharge)

Algoritma Diagnosis
Pasangan memiliki gejala
ATAU
Keputihan di FKTP
Memiliki Faktor Resiko Lain

ada tidak ada

Konsultasi dan tatalaksana pasangan Pemeriksaan spekulum dan bimanual KOH 10 %


Pewarnaan Gram

ada
Ketersediaan fasilitas mikrobiologi
Swab vagina

tidak ada

Mukopus dari serviks Keputihan yang banyak dan berbau Keputihan menggumpal, gatal, vulvovaginal Keputihan kuning berbuih, Nyeri senggama, serviks ektropion
Serviks kemerahan amis kemerahan strawberry Cervix
 

Lihat tatalaksana Gonnorhea Lihat tatalaksana Bacterial vaginosis Lihat tatalaksana Chlamydia
Lihat tatalaksana Candida Sp Lihat tatalaksana Trichomonas vaginalis trachomatis

Ocviyanti D, Hasan MFD, Gejala dan Tanda Ginekologi Sebagai Upaya Diagnosis Penyebab Keputihan pada Pelayanan Kesehatan dengan Fasilitas Terbatas. MJI.
Tatalaksana
Fluor Albus
Terapi Bakterial Vaginosis
Regimen Rekomendasi
Obat Sediaan Pemberian Dosis Lama Pemberian
Metronidazole Tablet 500 mg Per Oral x 500mg 7 Hari
● Drug of choice: Metronidazol 2x500 mg per oral
Topikal dengan
Clindamycin 2% Cream 2% 1 x 1 suc h.v 7 hari
selama 7 hari ATAU 2 g per oral dosis tunggal aplikator
○ Sediaan: per oral dan intravagina Regimen Alternatif
Obat Sediaan Pemberian Dosis Lama Pemberian
○ Metronidazole intravagina memiliki
1 x 2gr 2hari 2 g p.o selama 2
efektifitas yang sama dengan oral dengan Tinidazole Tablet 500mr Per Oral pertama1 x 1gr hari dilanjutkan 1 g
5hari berikutnya selama 5 hari
lebih sedikit efek samping Clindamycin Tablet 300mg Per Oral 2 x 300mg 7 hari
○ Selain preparat tunggal berisi metronidazole Metronidazole 500
mg Kombinasi
Ovula Intravagina 2 x 1 pervaginam 7 hari
500 mg intravagina, 1-2 kali sehari selama 7 dengan Nystatin
100.000 iu
hari Regimen Untuk Wanita Hamil
○ Sediaan metronidazol intravagina yang Obat Sediaan Pemberian Dosis Lama Pemberian
sering digunakan dalam bentuk kombinasi Metronidazole Tablet 500mg Per Oral x 500mg 7 Hari
Metronidazole Tablet 250m Per Oral x 250mg 7 hari
metronidazole 500 mg dan nistatin 100.000 Clindamycin Tablet 300mg Per Oral 2 x 300mg 7 hari
Metronidazole 500
unit mg Kombinasi
Ovula Intravagina 2 x 1 pervaginam 7 hari
● Klindamisin 2x300 mg per oral selama 7 hari dengan Nystatin
100.000 iu

Sherrard, Jackie, Gilbert Donders et all. Guideline on the Management of Vaginal Discharge. 2011 European (IUSTI/WHO).
Terapi Candidiasis Vulvovaginalis

● Drug of choice: Fluconazole 150 mg dosis tunggal peroral, ATAU


● Mikonazol atau klotrimazol 200 mg intra vagina setiap hari selama 3 hari, ATAU
● Klotrimazol 500 mg intra vagina dosis tunggal, ATAU
● Nistatin 100.000 IU intra vagina setiap hari selama 14 hari, ATAU

Sherrard, Jackie, Gilbert Donders et all. Guideline on the Management of Vaginal Discharge. 2011 European (IUSTI/WHO).
Dengan Komplikasi7
Rekuren: Terapi inisial
Obat Sediaan Pemberian Dosis Lama Pemberian
Butoconazole krim 2%: 5g Topikal Intravaginal 1 x 1 suc intravaginal 7 – 14 hari
krim 2% (sustained
Butoconazole Topikal intravaginal 1 x 1 suc intravaginal 7 – 14 hari
Tanpa Komplikasi release) : 5 g
Obat Sediaan Pemberian Dosis Lama Pemberian Clotrimazole krim 2% : 5 g Topikal intravaginal 1 x 1 suc intrvaginal 7 – 14 hari
Topikal 1 x 1 suc Miconazole Krim 2 % : 5 g Topikal intravaginal 1 x 1 suc intravaginal 7 – 14 hari
Butoconazole krim 2%: 5g 3 hari Miconazole Krim 4 % : 5 g Topikal intravaginal 1 x 1 suc intravaginal 7 – 14 hari
Intravaginal intravaginal
krim 2% satu kali sehari setiap 3 hari
Topikal 1 x 1 suc Fluconazole 100mg tablet 100mg per oral 1 x 100mg
Butoconazole (sustained dosis tunggal untuk 3 dosis.
intravaginal intravaginal satu kali sehari setiap 3 hari
release) : 5 g Fluconazole 150mg tablet 150mg per oral 1 x 150mg
Topikal 1 x 1 suc untuk 3 dosis.
Clotrimazole krim 2% : 5 g 3 hari satu kali sehari setiap 3 hari
intravaginal intrvaginal Fluconazole 200mg tablet 200mg per oral 1 x 200mg
Topikal 1 x 1 suc untuk 3 dosis.
Miconazole Krim 2 % : 5 g 7 hari Rekuren: Terapi lanjutan 6
intravaginal intravaginal
Topikal 1 x 1 suc Obat Sediaan Pemberian Dosis Lama Pemberian
Miconazole Krim 4 % : 5 g 3 hari
intravaginal intravaginal Fluconazole 100,150,
100 mg vaginal vaginal 1 x 1 vaginal atau 200 mg p.o satu satu kali seminggu selama 6
Miconazole 7 hari tablet 100mg per oral 1 x 100mg
supp suppository supp kali seminggu selama bulan
200 mg vaginal vaginal 1 x 1 vaginal 6 bulan
Miconazole 3 hari
sup suppository supp satu kali seminggu selama 6
1200 mg vaginal 1 x 1 vaginal Fluconazole 150mg tablet 150mg per oral 1 x 150mg
bulan
Miconazole dosis tunggal
vaginal sup suppositori supp satu kali seminggu selama 6
Fluconazole 200mg tablet 200mg per oral 1 x 200mg
vaginal tablet 1 x 1 vaginal bulan
Nystatin Vaginal tablet 14 hari
100.000 unit tablet Infeksi berat 7

Fluconazole Tablet 150 mg Per Oral 1 x 150 mg dosis tunggal Obat Sediaan Pemberian Dosis Lama Pemberian
Metronidazole Butoconazole krim 2%: 5g Topikal Intravaginal 1 x 1 suc intravaginal 7 – 14 hari
500 mg krim 2% (sustained
1x1 Butoconazole Topikal intravaginal 1 x 1 suc intravaginal 7 – 14 hari
Kombinasi Ovula Intravagina 14 hari release) : 5 g
pervaginam
dengan Nystatin Clotrimazole krim 2% : 5 g Topikal intravaginal 1 x 1 suc intrvaginal 7 – 14 hari
100.000 iu Miconazole Krim 2 % : 5 g Topikal intravaginal 1 x 1 suc intravaginal 7 – 14 hari
Miconazole Krim 4 % : 5 g Topikal intravaginal 1 x 1 suc intravaginal – 14 hari
satu kali sehari sebanyak 2 dosis
Fluconazole Tablet 150mg Per oral 1 x 150mg per oral
(interval 72 jam)

Sherrard, Jackie, Gilbert Donders et all. Guideline on the Management of Vaginal Discharge. 2011 European (IUSTI/WHO).
Terapi Trichomonas Vaginalis

● Metronidazol 2 g per oral dosis tunggal, ATAU 2x500 mg per oral selama 7 hari
○ Selama pengobatan diberikan, anjurkan pasien dan pasangan untuk abstinens sementara

Sherrard, Jackie, Gilbert Donders et all. Guideline on the Management of Vaginal Discharge. 2011 European (IUSTI/WHO).
Terapi Infeksi Chlamydia dan Gonorrhea

Terapi Infeksi Gonorrhea


● DOC: Ceftriaxone 250 mg (IM) dosis tunggal PLUS Azithromycin 1g (oral) dosis tunggal
● Alternatif: Cefixime 400 mg oral dosis tunggal PLUS Azithromycin 1g (oral) dosis tunggal
Terapi Infeksi Chlamydia
● DOC: Azithromycin 1 g (oral) dosis tunggal ATAU Doxycycline 100 mg (oral) 2x/hari selama 7 hari
● Alternatif:
○ Erythromycin 500 mg (oral) 4x/hari selama 7 hari ATAU
○ Erythromycin ethylsuccinate 800 mg (oral) 4x/hari selama 7 hari ATAU
○ Levofloxacin 500 mg (oral) 1x/hari selama 7 hari ATAU
○ Ofloxacin 300 mg (oral) 2x/hari selama 7 hari

Tatalaksana infeksi gonorrhea dan chlamydia membutuhkan pemeriksaan dan tatalaksana terhadap pasangan seksual
pasien

Sherrard, Jackie, Gilbert Donders et all. Guideline on the Management of Vaginal Discharge. 2011 European (IUSTI/WHO).
Teknik Konseling dan
Pencegahan Infeksi
Menular Seksual
5 Strategi Penanganan Infeksi Menular Seksual

1. Konseling dan pendidikan pada individu yang berisiko dalam hal perubahan tingkah laku seksual dan penggunaan
metode atau alat preventif yang direkomendasikan
2. Identifikasi penderita dengan infeksi asimptomatik ataupun simptomatik yang sulit mendapatkan diagnosis yang
tepat ataupun pengobatan
3. Pengakkan diagnosis, pemberian pengobatan dan konseling pada individu yang terinfeksi
4. Melakukan evaluasi, pengobatan dan konseling pada pasangan seks dari individu yang terinfeksi IMS
5. Memberikan vaksinasi HPV
Teknik Konseling & Edukasi IMS

● Contoh pertanyaan terhadap pasangan


○ Apakah and pernah berhubungan intim dengan laki-laki, wanita atau keduanya?
○ Dalam 2 bulan terakhir, berapa banyak pasangan yang telah disetubuhi?
○ Dalam 12 bulan terakhir, berapa banyak pasangan yang telah disetubuhi?
○ Apakah mungkin ada diantara pasangan seks anda dalam 12 bulan yang lalu, melakukan hubungan seksual
dengan orang lain juga?
● Latihan
○ Apakah anda melakukan hubungan seksual melalui vagina, yang berarti kemaluan atau penis anda berada
didalam vagina saat berhubungan seksual? Jika Ya, Apakah anda menggunakan kondom: tidak pernah,
kadang-kadang atau selalu?
○ Apakah anda hubungan seksual lewat anus, yang berarti penis berada di dalam rectum saat berhubungan
seksual? Jika Ya, Apakah anda menggunakan kondom: tidak pernah, kadang-kadang atau selalu?
○ Apakah anda hubungan seksual lewat mulut, yang berarti penis berada di dalam mulut atau mulut menjilati
vagina saat berhubungan seksual?
○ Untuk jawabaan kondom
Jika “tidak pernah”, “Mengapa anda tidak menggunakan kondom saja?
Jika “kadang-kadang”, Pada kondisi apa (atau dengan siapa) anda menggunakan kondom?
Perawatan Organ Reproduksi: Hygiene

● Cara membersihkan
○ Membersihkan / mencuci organ genitalia eksterna (mons pubis, kulit vulva, inguinal, area perineal and
perianal) dan organ genitalia tengah (labia mayor inferior, dan labia minor sampai ke hymen)
○ Hindari membersihkan bagian dalam liang vagina
○ Direkomendasikan membersihkan area kelamin 1 – 2 kali/hari
○ Harus menggunakan gerakan lembut dan tidak boleh melebihi 2 sampai 3 menit
○ Sebelum membersihkan daerah genital, cuci tangan terlebih dahulu dengan air mengalir gunakan produk
pembersih area kewanitaan yang tepat untuk membersihkan vulva, kemaluan dan wilayah perineum dan
pangkal paha
○ Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan gerakan melingkar dan harus dilakukan dari depan ke
belakang
○ Pembersihan harus mencakup daerah interlabial
○ Cuci tangan setelah pembersihan, dan keringkan daerah intim dengan menggunakan handuk bersih dan
kering
Perawatan Organ Reproduksi: Hygiene

● Cairan pembersih kewanitaan


○ Gunaan cairan khusus area genital
○ Cairan pembersih harus ringan, disesuaikan dengan daerah vulva, dan idealnya hypoallergenic dengan pH
asam (4,2-5,6)
○ Sabun cair dengan kandungan asam laktat direkomendasikan untuk pemakaian luar dan sebagai terapi
adjuvant untuk infeksi genital atau peradangan
○ Hindari penggunaan tisue basah
○ Bedak tidak dianjurkan untuk kebersihan organ genetalia
○ Douching vagina tidak dianjurkan karena mempunyai efek samping dan dapat menjadi faktor penyebab
infeksi
● Menstruasi
○ Penggunaan cairan pembersih dengan pH asam membantu untuk mempertahankan pH optimal
○ Tampon atau pembalut wanita harus diganti minimal setiap 6 jam
● Menopause
○ Mandi dengan air suhu ruangan, mandi air hangat (antara suhu 35 oC dan 37oС)
○ Latihan fisik yang ringan dapat mengurangi gejala menopause
○ Mencuci daerah intim satu atau dua kali sehari dengan air
Perawatan Organ Reproduksi: Perawatan Khusus

● Pre-post coital
○ Vulva, labia dan klitoris harus dibersihkan dari depan ke belakang sebelum hubungan seksual, keringkan
dengan handuk
○ Hindari pembersihan yang berlebihan
○ Parfum atau deodorant tidak boleh digunakan langsung pada kulit sebelum hubungan seksual karena dapat
menyebabkan reaksi alergi
○ Setelah hubungan seksual, pembersihan harus diulangi untuk menghilangkan sekret
○ Berkemih setelah hubungan seksual mengurangi insiden infeksi saluran kemih
● Kehamilan
○ Harus membersihkan organ genital eksternal 2-3 kali sehari menggunakan air hangat dan pembersih yang
mengandung asam laktat
● Postpartum
○ Air bersih harus digunakan untuk membersihkan perineum
○ Keringkan dengan kertas/tisu toilet, dari depan ke belakang
○ Sering mengganti pembalut untuk menurunkan resiko infeksi
○ Jaga area perineum tetap kering
Terima Kasih

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik.
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai